Share

POV Gendis

Penulis: Ummi Salmiah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-06 20:49:14

"Pergilah ke tempat terpencil Rani," ucap ayah Gunawan memaksaku agar segera pergi dari tempat ini.

"Berikan Shaka surat keterangan kamu tidak bisa memiliki keturunan," sambungnya lagi. Aku bahkan divonis mandul. Lalu bagaimana jika aku hamil? Mengingat aku pernah berhubungan badan dengan Shaka.

"Bagaimana jika aku hamil?" ayah hanya diam mendengar pertanyaanku.

Apakah boleh aku mengatakan menyesal menjadi bagian dari mereka? Siapa yang ingin dibuang dan ditelantarkan seperti ini. Kurasa aku bukan anak mereka hingga setega ini.

"Jawab jujur, apakah aku anak ayah?" tanyaku menatap wajahnya.

"Iya, kamu anakku. Namun, kakek Atmadja membuat wasiat hanya mengakui satu keturuan saja." Kurasa itu hanya pernyataan ayah saja, sebenarnya aku bukan bagian dari mereka.

"Lalu apa salahku, yah. Kenapa bunda mau hamil jika tidak menginginkanku."

"Ada satu alasan, kamu tidak perlu tahu. Tinggalkan Shaka karena dia sudah menggugatmu di pengadilan. " Bunda hanya diam ketika aku bertanya tentang ini, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Istri Dari Desa   Bukalah Hatimu

    Kami hanya bisa tersenyum dari jauh melihat tingkah Gendis hingga melupakan Nuraini yang masih menatap kami."Selesaikan sama Nuraini," bisikku ke Irwan."Mau kemana?" tanyanya."Aku mau kejar istriku," bisikku lagi. Si Irwan hanya nyengir melihatku. Nuraini terlihat bingung melihat tingkah kami. Irwan juga turut pamit dan ikut mengejarku. Aku tahu dia pasti takut melihatku berjalan sendiri di desa ini.Udara pagi ini benar-benar membuatku merasa nyaman sekali. Pulang dari luar negeri dan tinggal di desa ini membuatku merasa sangat segar sekali."Kayaknya bakal ada yang mau tinggal disini.""Ada istri dan anakku di sini, Wan. Hampir setahun kami dipisahkan.""Untuk itu berjuanglah, nanti kita cari sinyal ke tuan besar. Hanya satu masalah yang harus tuan selesaikan bagaimana agar bisa tahu bayi mungil itu anak tuan juga," sambung Irwan.Dari jauh kami tidak menyangka jika Nuraini masih berjuang agar bisa dekat denganku, kali ini dia membawa ibunya."Aduh, dia belum menyerah, Tuan." "

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-06
  • Pesona Istri Dari Desa   Sakit

    "Lepas, nanti kita bisa digebuk massa," ucap Gendis sambil melepas dirinya. "Apa tidak ada ruang dihatimu untuk kembali? Apa kamu tidak kasihan dengan bayi mungil itu?" tanyaku masih memegang tangannya. "Kamu tidak ada hak untuk hidupku," balasnya. Aku hanya menunduk pasrah dengan jawabannya. "Baiklah, terserah kamu menerimaku atau tidak, yang jelas aku akan perjuangkan bayi itu sebagai ayahnya." Gendis tidak mendengar ucapanku, dia langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa menolehku. Ini sungguh berat menurutku karena Gendis masih belum menerimaku.Aku pulang dengan wajah lesu, harapan bertemu dengan bayi mungil itu sirna. Gendis masih tetap egois dengan pilihannya. Pilihan untuk melupakanku. Hingga aku berbalik ada beberapa warga melihatku dengan heran. Namun, aku tidak peduli karena bagiku Gendis dan putri kecil itu yang harus aku perjuangkan, aku tidak peduli dengan tatapan heran orang lain padaku."Apa hubungan anda sebenarnya hingga ada di depan rumah miss Rara," ucapnya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-07
  • Pesona Istri Dari Desa   Ada sinyal di hatimu

    Gendis langsung membereskan semua peralatan medisnya. Tak ada ucapan apa pun yang keluar dari mulutnya, aku justru yang sungkan berada di sampingnya."Darimana dapat alat ini?" tanyaku menunjuk alat medis yang Gendis punya. Peralatan layaknya seorang dokter."Tuan Shaka seperti tidak tahu saja, jika ayah dan kakakku dokter. Sebelum mereka membuangku mereka juga menyiapkan alat ini," jawabnya.Membuang? Berarti benar dugaan bunda jika Gendis dibuang ke tempat ini. Desa yang terpencil jauh dari semuanya. Benar-benar luar biasa dokter Gunawan."Berhentilah terlihat seperti anak muda," ucapnya judes. Apa dia cemburu melihatku yang disapa wanita-wanita di sini."Bagaimana tidak muda, jika istri hilang entah kemana," balasku kilat. Dia hanya tersenyum kecut. "Kalau cemburu bilang saja!" tukasku."Pede syekali tuan Shaka. Mimpi ketinggian." Spontan aku mencubit hidungnya."Apa dia anakku?" tanyaku lagi. Rasa penasaran ini harus terjawab, mumpung kami berdua di rumah ini.Dia langsung und

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-08
  • Pesona Istri Dari Desa   Berdua Denganmu

    "Miss Rara tidak guyon, kan?" tanya salah satu dari mereka mendekat. Tentunya mereka penasaran dengan ucapan Gendis. "Aku tidak guyon, jika kalian tidak percaya aku punya bukti foto nikah kami berdua," balas Gendis. Dia langsung masuk kamar mengambil foto nikah kami berdua. Irwan menepuk pundakku agar ikut membela diri. Mengapa aku juga mendadak salah tingkah begini. Tak berselang lama Gendis keluar membawa foto nikah kami berdua. Selain itu dia juga membawa salinan fotokopi buku nikah kami. Dia memang luar biasa kurasa. "Jadi kuharap kalian tidak menggangguku lagi, di sini kami sedang berjuang untuk kembali bersama," ucapnya mantap sambil memegang tanganku. Satu per satu pemuda itu mundur teratur melihat Gendis yang memegang tanganku. Jangan ditanya tatapan mata mereka yang sinis melihatku. Ini pasti akan menjadi berita besar bagi mereka di desa ini. Aku sudah siap dengan segala resiko yang terjadi. Irwan pun ikut mundur teratur tanpa kuminta, setelah sepi Gendis langsung bereaks

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-09
  • Pesona Istri Dari Desa   Pergi Jauh

    "Pulanglah, yah. Aku memang bukan bagian Atmadja," balas Gendis."Aku peringatkan kamu sekali lagi," ucap Om Gunawan. "Peringatkan apalagi? Bukannya ayah sudah berhasil memisahkan kami berdua? Padahal putusan pengadilan belum turun." Hebat, Gendis berani membela diri. Ini memang tidak boleh dibiarkan, sekarang mungkin om Gunawan yang datang, bisa saja besok Ana yang datang ke tempat ini."Kamu tahu darimana?" tanya om Gunawan terdengar panik. Aku masih bersembunyi di kamar bersama Cantika yang sedang tertidur."Kebenaran itu selalu terungkap, jika kalian sudah menganggapku mati, kenapa masih terus menggangguku." Gendis berani melawan. Mendengar keributan di luar, Cantika menangis membuatku bingung. Sementara posisiku sedang bersembunyi. "Anakku menangis, yah. Pulanglah ... aku ingin istirahat." Terdengar Gendis mengusir ayahnya. Dengan pelan aku langsung menggendong Cantika, menenangkan dia agar tertidur lagi. Namun, langkah kaki membuat dadaku berdetak lebih cepat. Apa itu om Guna

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-10
  • Pesona Istri Dari Desa   Dikepung

    Om Gunawan langsung mengetuk pintu rumah Gendis, aku mengendap ke depan langsung masuk ke dalam mobil di dekat Gendis. Ini darurat, mau tidak mau kami harus duduk dalam keadaan sempit. Aku bisa ketahuan jika duduk di belakang."Sempit, Bang," ucap Gendis. Aku langsung menutup mulutnya agar tidak mengomel."Ada ayah dan bundamu, di luar. Pak supir cepat berangkat," bisikku.Rasanya seperti tak bernapas ketika aunty Fatia mendekat mobil kami. "Cepat, Kang, jalan." "Iya, Tuan."Terdengar langkah kaki yang mengejar kami sambil berteriak."Tunggu sebentar kami mencari anak kami!" teriaknya. Gendis sampai gemetar karena kami hampir ketahuan."Bagaimana bisa ada bunda dan ayah?" tanya Gendis."Entahlah ... mereka seperti tahu apa yang kita kerjakan. Hampir ketahuan," balasku.Mobil melaju dengan cepat, debaran di dada ini jangan ditanya. Ada sesuatu yang masih mengganjal. Entah apa yang akan terjadi. Berkali-kali aku mengatur napas, hari ini seperti mimpi."Tuan, sepertinya kita diikuti mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-11
  • Pesona Istri Dari Desa   Tak Habis Pikir

    "Cantika ...!"Kami berteriak, kaca di depan kami hancur. Untuknya Gendis menahan pakai selimut yang dipakai. Namun, tangannya Gendis kena pecahan kaca dan berdarah. "Kalau begitu kita terobos saja!" Teriak kang Maman. Kang Maman memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi. Dengan brutal kang Maman menabrak motor di depannya tanpa ampun. Tak cukup itu kang Maman mundur dan menabrak lagi mereka dari belakang. Gendis meringis kesakitan, aku pun tak sadar jika ada setetes darah turun dari keningku."Pegangan, Tuan. Mereka berani, kita lebih berani," ucap kang Maman yang kurasa mengeluarkan sisi premannya. Cantika tak henti menangis, bayi mungil tak berdosa itu ikut menyaksikan pertempuran malam ini. Untungnya kang Maman di sini sangat pro. Dia terlihat sangat cekatan melawan para geng motor itu."Kasih ASI, Cantika," bisikku ke Gendis. Kuambil kain penutup agar Gendis nyaman memberikan Cantika ASI. Para preman di belakang masih berusaha untuk mengejar kami. Dua motor rusak parah, tet

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12
  • Pesona Istri Dari Desa   Begadang

    "Siapa yang mencari kami?" tanyaku kembali."Sebentar, Tuan." Jangan ditanya debaran di dada ini. Tak berselang lama mereka kembali mengabari kami. Aku dan Gendis sudah siap mendengar siapa yang ada di luar mencari kami."Ternyata istri kang Maman," jawab mereka. Alhamdulillah. Kami bisa bernapas lega. Aku dan Gendis keluar menemui istri kang Maman. Gendis bahkan mencium tangannya, kami taksir umurnya mirip bunda Nina meski belum memiliki keturunan."Ini miss Rara?" tanyanya."Iya, ibu. Saya miss Rara.""Alhamdulillah, ibu senang bisa bersama kalian," balasnya. "Ini suamiku, Bu. Shaka Adytama," ucap Gendis. Aku hanya membalas dengan senyuman.Setelah basa basi kang Maman beserta istri meminta kami untuk beristirahat. Kami pun izin pamit untuk langsung ke kamar. Setidaknya kami dalam keadaan aman.Cantika masih tertidur pulas, tetapi menurut Gendis, setiap tengah malam Cantika sering bangun. Jadi harus siap begadang malam ini. "Iya, aku temani. Tenanglah.""Yakin?" tanyanya tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-12

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dari Desa   Aku Ingin Kalian Bersatu

    POV ARVIANKali ini Aku merasa ada harapan melihat reaksi bunda yang mulai melirik ayah. Siapa yang tidak bahagia, setelah sekian lama harapan itu nampak di depan mata. Aku sama halnya dengan anak yang lain ingin orang tua yang utuh. Ingin keluarga bahagia yang tiap bangun tidur melihat mereka di depanku. "Kamu kenapa Arvian?" tanya Bani temanku yang biasa mendengar keluh kesahku."Doakan, ya, bunda dan ayahku bersatu lagi.""Bukannya daddy Aksenmu ada?" tanya Bani penasaran. "Mereka sudah lama pisah, Ban.""Semoga orang tuanmu bersatu lagi, Arvian.""Aamiin.""Kalau pun, tidak ada harapan aku harap kamu tetap jadi Arvian yang baik." Bani jauh lebih di atas tingkat dariku, dia sudah SMP. Namun, dia tidak mau dipanggil kakak. Bani adalah anak dari salah satu rekan dokter ayah.Aku bukan anak yang kuat, kadang Aku depresi melihat bagaimana teman-temanku bisa bahagia di usianya yang begitu indah. Main timezone dengan kedua orang tua lengkap, sementara Aku hanya bisa gigit jari melihat

  • Pesona Istri Dari Desa   Dasar Aneh

    Aku tak henti tersenyum hingga tak terasa kami sampai rumah. Benar-benar tidak bisa diprediksi itu orang. Bisa-bisanya dia berubah dalam sekejap. Dasar aneh!"Kamu kenapa, Nak? Wajahmu bersemu merah," ucap bunda. Wajah herannya tidak bisa disembunyikan."Mungkin dari pesan yang dibaca," balas daddy. Bisa-bisanya mereka ikut usil. Astagfirullaah Aku pun sendiri bingung dengan tingkah anehku."Apa, iya, dari Brayen? Bukannya tadi dia sedang berduka," sambung bunda lagi."Kamu kayak tidak tahu aja anak nakal itu, dia akan mengejar sampai dapat," balas daddy."Hooh, kayak abang, sih." Eh, kok mereka sekarang yang berdebat."Sudah sampai, Bund. Ayo kita masuk, Monica sudah lapar, apalagi lihat bunda dan Daddy berdebat makin buat Monica lapar." Mau bagaimana lagi, Daddy sama abang Brayen itu memiliki kemiripan. Itu tidak bisa dipungkiri jika mereka berdua susah ditebak.Aku hanya bisa menggelengkan kepala mengingat tingkah unik abang Brayen yang kurasa aneh. Entah mengapa jiwa usilku ngin

  • Pesona Istri Dari Desa   Kau Tak Akan Terganti

    "Maksudnya?" tanya daddy memperjelas."Dokter Brayen baru saja menangani operasi besar, kemungkinan tidak mengaktifkan ponselnya," jawab dokter yang jaga di depan IGD."Syukurlah ...." Bunda ikut lega karena prasangka dari Arvian tidak benar.Sekarang aku yang panik karena ponselku terus bergetar karena pesan dari abang Brayen. Ya Allah, habis aku setelah ini."Arvian cari ayah dulu, Opa," kata Arvian."Iya, cucu eyang yang panikan," balas bunda. Dari masalah ini kami jadi paham jika Arvian selama ini menyimpan luka yang tidak kami sadari. Dia begitu menyanyangi ayahnya-Abang Brayen."Mon kamu mau kemana?" tanya bunda yang melihatku berbalik arah, sebenarnya mau kabur karena pesan yang kukirim pada abang Brayen pasti akan ditagih."Pulang, Bund.""Oh ....""Ayo kita pulang, biarkan Arvian bersama ayahnya," balas daddy."Abang tidak menemui anak nakalnya." Bunda ternyata iseng juga sama daddy. Melihat daddy salah tingkah membuat aku ikut tertawa juga. Lucu ekspresi daddy."Bunda iseng

  • Pesona Istri Dari Desa   Bikin Panik!

    "Maksudmu diantar Brayen?" tanya bunda dengan penuh senyuman. Kenapa bunda bahagia? Daddy juga tidak terlihat marah. Apa aku tidak salah lihat, sementara Arvian balik dan tidak berucap. Aneh kulihat oang-orang."Iya, Bund. Dia maksa mau antar pulang," balasku jujur."Tapi kamu mau," balas daddy menatapku."Dipaksa, Dad." "Bilang saja kamu bahagia diantar oleh si anak nakal itu," sambung daddy. Kenapa aku bahagia mendengar omelan daddy. Anak nakal itu seperti ungkapan kerinduan."Abang gak marah?" tanya bunda heran. Jangankan bunda, aku pun sangat heran."Kita sudah cukup tua untuk sakit hati, biarkan mereka yang menentukan apa yang terbaik bagi mereka." Ha? Apa aku gak salah dengar daddy Reza mengatakan hal tersebut."Wow, menyala abang Reza," sahut bunda. Ada yang menghangat di hatiku, ini tidak mimpi 'kan? semua seperti mendukung kami bersama."Jangan senyum-senyum sendiri, Mon," sambung daddy.Tu kan, semua isi pikiranku hanyalah khayalan semata. Aku tetap sadar diri agar tidak te

  • Pesona Istri Dari Desa   Jujurlah

    Ternyata abang Brayen tidak mau menyerah, dia mengikutiku dari belakang. Tanpa ragu dia bahkan menarik tanganku ke mobilnya. Aku yang ingin melepas diri, kalah dengan tangannya yang begitu kekar. "Biar nanti mobilnya diantar pak sopir saja," katanya enteng."Apa semua wanita begini menyusahkan," katanya lagi. Dia nampak sebal melihat Nugroho mendekatiku. Wajah cemburunya tidak bisa di sembunyikan."Mau kemana?" tanyaku spontan."Aku antar pulang, Daddy sudah menunggumu sejak tadi.""Maksudnya?" apa benar daddy menungguku. Darimana dia tahu. Bisa saja ini hanya akal-akalanya saja agar bisa mendekatiku."Kenapa heran begitu, bukannya kami berdua sama-sama tukang intip," balasnya sambil terkekeh.Dengan santainya dia menyetir, aku dibuat bingung sendiri dengan tingkahnya. Walau entah mengapa ada yang terasa hangat di hatiku. "Singkirkan pikiranmu bisa mencari laki-laki yang lain selain aku," katanya lagi. Kali ini nada bicaranya lebih intens. Ada ketegangan di wajahnya seperti sangat s

  • Pesona Istri Dari Desa   Beri Aku Kesempatan

    Dia terus menatapku membuatku salah tingkah. Dengan entengnya dia minum kopi yang aku pesan. Benar-benar meresahkan. Aku hanya bisa menunduk, tidak berani menatap wajahnya."Sejak kapan dokter Monica bisa minum kopi?" tanyanya lagi. Aku hanya bisa menunduk, tak kuat hanya sekedar memandangnya. Apa rasa ini tumbuh kembali? Mengingat dia jauh lebih fresh, serta hidupnya kulihat lebih teratur."Kenapa tidak berani memandangku?" tanyanya dengan santai. Cemilan yang bahkan kupesan ikut serta dia makan. Aku terus menarik napas agar bisa mengendalikan diri."Apa kerjaan dokter yang dikatakan hebat ini suka ngintip?" tanyaku. Aku tak mau kalah."Kalau bisa aku akan mengintipmu setiap saat, Sayang." Duh, kenapa dia menatapku seperti itu.Aku bangkit dan beranjak dari tempat duduk, tapi abang Brayen langsung menahanku. Mata kami beradu, dia bahkan menatapku dengan lekat."Mau kemana?" tanyanya."Mau kembali ke rumah sakit, gara-gara kalian hidupku tidak tenang, tidak daddy, anda pun demikian.

  • Pesona Istri Dari Desa   Suka Ngintip?

    "Apa tidak salah dokter mau bekerja sama dengan hospital group, mengingat Perusahaan Adytama salah satu perusahaan terbesar di kota ini.""Tidak masalah, Bu. Yang punya kan daddy saya, sementara saya baru merintis." "Oh, baiklah."Ini bukan sekali dua kali ketika pertemuan mereka terlihat heran, tapi sebenarnya aku sengaja membuka identitasku di depan dokter Ika karena aku melihat dia membuka identitasnya waktu berkenalan. Sebagai pembisnis daddy selalu mengajarkan untuk tidak boleh terlihat lemah. Apalagi seperti orang yang heran dengan kekayaan atau kesuksesan orang lain, meski kita terlihat sederhana, tetapi harus tetap untuk menjaga pembawaan diri agar disegani oleh rival. Ini yang aku pegang, ketika menemukan sosok seperti dokter Ika, maka aku pun tidak boleh menunjukkan kelemahan di hadapan dia."Mari kita mulai, Dok," sambungnya.Setelah panjang lebar kami berkomunikasi akhirnya kami menemukan kesimpulan. Kami juga sepakat membangun kerja sama kedepannya. Fokus dengan tujuan,

  • Pesona Istri Dari Desa   Apa Aku Orang Yang Beruntung?

    Semalaman aku berpikir keras, amarah daddy masih nampak jelas di depanku. Kurasa itu sangat wajar, orang tua mana yang mau melihat anaknya susah untuk kedua kalinya. Aku pun heran bahkan sekian tahun berganti mengapa harus dia? Mengapa dia masih bertahta padahal kesalahannya begitu fatal. Harusnya aku menyadari bahwa dinding diantara kami begitu tinggi dan kokoh, bahkan aku sadar di kehidupan kedua pun tak ada yang merestui hubungan kami. "Monica, bunda boleh masuk?" tanya bunda yang sedang mengetuk pintu kamarku. "Boleh, Bund. Monica tidak menguncinya."Bunda masuk lalu mengajakku bicara, nampak sekali bunda terlihat cemas melihatku. Apakah aku terus yang akan membuat hatinya terluka? Tanpa berbicara pun, bunda paham dengan apa yang aku rasakan. "Apa ucapan daddy mengganggumu?" tanya bunda. "Gak, Bund. Menurutku itu hal wajar sebagai orang tua. Aku pun sebagai orang tua akan bersikap demikian jika membuat hati anakku sakit.""Apa susah bagimu melupakan cinta pertamamu?" tanya b

  • Pesona Istri Dari Desa   Sepertinya Tak ada Harapan

    Ada hangat dalam hati ini yang tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, setidaknya aku punya harapan bersamanya lagi tanpa merebut dia dari Aksen. Setitik asa mulai terlihat untuk mengulang kembali di masa depan bersamanya. Wajahnya bahkan senyumnya begitu candu bagiku. Aku rasa ini yang dinamakan cinta yang berbalik padaku, wanita yang pernah menjadi adik angkatku itu membuat hidupku berubah drastis. Apa aku serakah dengan perasaan ini? Walau jujur aku bahagia bisa melihatnya lebih dekat tanpa takut dia milik orang lain."Kenapa melamun begitu?" tanya Aksen tiba-tiba sudah ada di rumah sakit.Dia memang laki-laki tak terduga, kadang aku berpikir kenapa ada laki-laki sebaik dia. Meski aku pernah berkelahi dengannya tak sedikit pun dia membalas, dia justru selalu membantuku dalam diam. Hatinya seluas samudera yang kadang membuatku malu sendiri. Walau jujur aku heran dia belum memiliki keturunan bersama Monica."Sejak kapan di Indo?" tanyaku balik."Sudah seminggu ini," balasnya."Kenapa

DMCA.com Protection Status