Share

Takdir

last update Last Updated: 2024-11-01 09:31:22

Aroma obat-obatan menusuk hidung Kayla. Dia menggerakkan tangan, memegang kepala yang berdenyut sangat hebat. Matanya yang terkatup rapat terasa sangat berat. Namun dia memaksakan diri agar tak terpejam lagi sembari mengingat apa yang telah terjadi.

"Kamu sudah sadar?"

Sebuah suara mengusik pendengarannya. Bayangan samar di hadapannya kian jelas. Sosok Nabil memandanginya dengan ekspresi yang tidak bisa ia artikan maknanya.

"Bil, aku di mana?" Suara Kayla terdengar lirih.

"Di rumah sakit," jawab Nabil singkat.

"Apa yang terjadi? Aku kenapa?" tanya Kayla memburu.

Nabil menghela napas berat. Sulit baginya menjelaskan pada Kayla tentang apa yang telah terjadi.

"Katakan, Bil!" Kayla menggoyangkan tangan Nabil yang diam terpaku.

Lelaki bermata teduh itu masih membatu.

Kayla berpikir keras, mencoba mengingat-ingat kejadian buruk apa yang telah menimpanya sehingga berada di tempat yang tidak disukainya itu.

Perlahan, bayangan kobaran api yang tengah membara berkelabat di depan matanya.

"Tidak.... Tidak mungkin!" Tanpa sadar Kayla berteriak. Untung saat ini dia dirawat di ruangan VIP, sehingga tidak ada pasien lain yang terganggu dengan teriakannya.

“Kayla, tenang dulu!" seru Nabil. Dia hampir saja memeluk gadis itu.

Dia tahu, saat ini Kayla butuh tempat untuk bersandar. Ingin sekali dipinjamkannya bahu atau dada bidangnya agar gadis itu menumpahkan segala rasa, namun pada akhirnya dia hanya bisa membisu.

"Ayah mana?" tanya Kayla mulai terisak.

Lama Nabil terdiam. Dia tak ingin perasaan Kayla semakin hancur, seperti hatinya yang saat ini berderai, saat tahu kenyataan pahit yang akan dia ungkapkan.

"Ayahmu kena serangan jantung, Kay. Sekarang ada di ruang ICU."

Tangis Kayla mengencang mendengar penuturan Nabil.

"Bil, tolong antarkan aku ke tempat Ayah." Kayla merengek seperti seorang anak kecil.

Nabil mengangguk pelan lalu membantu Kayla bangkit dari tempat tidur.

Suasana rumah sakit siang itu tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa orang perawat yang hilir mudik membawa pasien.

Kayla menyusuri koridor rumah sakit dengan perasaan tak menentu. Badannya serasa melayang. Kakinya bagai tak menapak di bumi. Beribu pikiran berkecamuk di benaknya. Tentang rumah yang kini tinggal cerita, serta Ayah yang kini sedang bertarung dengan maut.

Mereka sampai di ruang ICU bersamaan dengan keluarnya seorang perawat dari ruangan bercat putih itu.

"Sus, gimana keadaan Ayah saya?" tanya Kayla tidak bisa menyembunyikan rasa cemas.

"Pasien masih koma, Mbak," jawab sang perawat.

"Tapi Ayah segera sadar kan, Sus?" Kayla menyimpan harapan. Berharap semua akan baik-baik saja.

"Kita sama-sama berdoa ya, Mbak," ucap perawat itu sebelum berlalu.

Tangis Kayla pecah. Harapan yang ia bangun menjadi berantakan. Ucapan perawat itu persis dengan adegan sinetron yang hadir setiap malam.

Nabil hanya bisa memandangi Kayla dengan perasaan sedih. Tak ada yang bisa ia katakan lagi. Kata-kata penghibur dan kalimat penenang telah habis ia sampaikan.

Hampir satu jam mereka menunggu di depan ruang ICU. Sepasang mata Kayla terlihat sembab akibat menangis berkepanjangan. Sisa-sisa air mata membayang samar di pipi mulusnya.

"Kay, sebaiknya kita kembali ke kamar tempat kamu dirawat," Nabil membuka pembicaraan setelah lama hening.

Kayla yang duduk di lantai sambil memeluk lutut, hanya diam. Dia tak ingin beranjak dari tempat itu. Dia tak akan ke mana-mana sebelum Ayah sadar. Tapi sesaat kemudian, dia ingat tentang biaya rumah sakit. Bagaimana dia harus membayarnya sedangkan dia tak punya apa-apa lagi selain pakaian yang melekat di badan.

"Bil, aku mau ke kasir dulu." Kayla bangun dari duduknya.

"Nggak usah, Kay," cegah Nabil.

Dahi Kayla berkerut.

"Masalah administrasi sudah aku urus. Kamu tenang saja."

"Tapi, Bil!"

Nabil tersenyum tipis.

"Makasih ya, nanti pasti aku ganti," ujar Kayla. Di dalam hati dia mengira-ngira jumlah pembayaran rumah sakit dan mengingat sisa tabungannya.

Dari jauh Pak Hadi terlihat berjalan dengan cepat. Tangannya menenteng kantong plastik berisi dua bungkus nasi.

"Kayla, sebaiknya kamu makan dulu," kata Pak Hadi setelah sampai di depan ruang ICU.

"Kamu juga, Bil. Biar Papa yang tunggu disini." Pak Hadi menyodorkan bungkusan yang dibawanya kepada Nabil.

"Ayo, Kay," ajak Nabil.

Kayla mengangguk pasrah.

Sampai di ruangan tempatnya dirawat, Kayla melihat sepiring Nasi dengan sepotong ikan goreng dan sayur diatasnya, yang telah disediakan rumah sakit. Kayla tak berselera. Dia lebih tertarik dengan nasi Padang yang dibelikan Pak Hadi. Apalagi aroma khas rendang menyeruak setelah

Nabil membuka bungkusnya. Benar-benar menggugah selera. Terlebih untuk perutnya yang keroncongan dan butuh asupan.

Sesudah makan, Nabil pergi meninggalkan Kayla. Dalam kesendiriannya Kayla kembali teringat Radit. Radit yang jauh disana, di belahan dunia bagian utara. Radit yang meninggalkannya dengan ketidakpastian, dan Kayla yang begitu bodoh masih menunggunya. Kayla mengutuk dirinya sendiri.

Bahkan disaat seperti ini dia masih sempat memikirkan lelaki itu.

Pikiran Kayla beralih pada Nadin. Apakah sahabatnya itu tahu musibah yang telah menimpanya?

Kayla ingin mengabari Nadin. Ingin rasanya memeluk dan menangis tanpa malu di hadapan Nadin. Tapi bukankah dirinya juga menangis tanpa kenal situasi saat bersama Nabil tadi? Bahkan dia hampir meraung di hadapan pria itu.

Tunggu dulu!

Kayla baru sadar kalau tasnya yang berisi dompet dan handphone telah raib. Saat terakhir benda berharga itu ada di genggamannya adalah saat peristiwa kebakaran. Setelah itu dia tidak ingat apa-apa, tahu-tahu saat bangun dia sudah berada di rumah sakit.

"Kayla, Ayah sudah sadar, sekarang ingin ketemu kamu." Suara Nabil yang datang tiba-tiba mengagetkannya.

Kayla mengucap syukur tak terhingga dan mengusap mukanya.

Mereka bergegas menuju ruang tempat Ayah dirawat. Kayla berjalan setengah berlari. Di belakangnya Nabil mengikuti dengan langkah yang tak kalah cepat.

"Ayah!"

Kayla langsung menghambur begitu membuka pintu. Disana, di ranjang besi khas rumah sakit, Ayah terbaring lemah dengan sorot mata tanpa ekspresi. Wajahnya yang masih menyisakan ketampanan masa lalu terlihat pucat.

Kayla menggenggam tangan Ayah yang terasa dingin.

"Ayah baik-baik saja, kan?" Kayla bertanya dengan perasaan cemas.

Ayah memaksakan sebuah senyuman. Bibirnya terlihat bergerak seperti ingin mengatakan sesuatu. Pak Hadi yang dari tadi duduk agak jauh, datang merapat, begitu juga dengan Nabil.

Pandangan Ayah beralih ke arah Nabil. Nabil menggeser posisi berdiri dan ikut menggenggam tangan Ayah seperti Kayla.

"Nabil, menikahlah dengan anak saya." Suara Ayah sangat lemah, seperti menggumam dan hampir tidak kedengaran.

Rona wajah Nabil seketika berubah. Permintaan sahabat baik Papanya itu sesuatu yang berat baginya. Kayla, gadis yang dikenalnya sepintas lalu, dan hanya beberapa kali bertemu. Apakah mungkin dia memilih pasangan hidup tanpa tahu karakternya sama sekali?

Kayla yang dia kenal adalah seorang gadis manis berkulit kuning langsat dengan lesung pipit di pipi. Karakter Kayla masih samar baginya. Yang dia tahu Kayla pendiam dan tidak banyak bicara.

Ayah masih menanti jawaban Nabil yang tak kunjung bersuara. Pandangannya kian redup. Dia merasa jantungnya yang berdetak kian lambat tinggal menunggu waktu untuk mengakhiri tugasnya.

Pak Hadi memberi Nabil isyarat melalui matanya. Dia berfirasat, Andi, sahabat baiknya, teman seperjuangan di waktu muda, waktunya tidak akan lama lagi.

"Baiklah, Om, saya akan menikahi Kayla," ucap Nabil pelan tapi tegas.

Hening. Tidak ada suara apa pun. Semua membatu, termasuk Kayla yang dari tadi berkaca-berkaca. Perasaan dan pikirannya bergejolak.

Ayah memejamkan matanya. Lengkungan garis di bibirnya membentuk sebuah senyuman, kendati samar.

"Sekarang Ayah jangan banyak pikiran lagi. Aku akan mengikuti semua kemauan Ayah, tapi Ayah harus sehat dulu ya." Kayla berbisik pelan di telinga Ayah.

Ayah tak bereaksi. Kayla mengecup lembut kening Ayah. Begitu dingin. Kayla lalu memegang tangan Ayah yang tak kalah dinginnya. Perasaannya mendadak tidak enak.

"Ayah jangan tidur dulu, aku masih mau bicara." Kayla mengguncang-guncang tubuh Ayah, namun lelaki itu tetap diam tak bergerak.

Nabil memegang pergelangan tangan Ayah. Nadinya tak berdenyut lagi. Nabil menatap Pak Hadi dengan muka tegang. Pak Hadi memahami isyarat dari Nabil dan ikut menyentuh pergelangan tangan Ayah. Lelaki itu menarik napas berat. Seberat berita yang akan ia sampaikan.

"Kayla, Ayahmu sudah tidak ada."

***

Hujan gerimis mengiringi pemakaman Ayah. Langit seakan berduka dan turut menangis.

Satu demi satu para pelayat sudah mulai pulang. Takut terkena gerimis yang akan menjelma menjadi hujan deras.

Kayla masih terpaku memandangi gundukan tanah di hadapannya. Satu-satunya keluarga yang dimilikinya di dunia telah tiada. Dirinya kini sebatang kara. Tak punya apa pun, termasuk tempat untuk berteduh.

"Ayo kita pulang, Kay!" ajak Nabil.

"Aku harus pulang ke mana?" Kayla menjawab tanpa memandang laki-laki itu.

"Ke rumah kita." Nabil menekan nada suaranya pada kata 'kita'.

Kayla menoleh, dan seketika pandangan mereka bertemu. Dia merasakan darahnya berdesir. Cepat-cepat ia menetralisir perasaannya dengan menundukkan wajah.

"Kamu pulang aja duluan, Bil."

Nabil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Areal pemakaman sudah sepi. Hanya tinggal mereka berdua di tempat itu.

"Nggak mungkin aku ninggalin kamu disini, Kay," tolak Nabil.

"Aku masih ingin bersama Ayah," Kayla bersikeras.

"Aku akan temani."

Lagi-lagi bola mata mereka beradu. Sepasang mata itu memancarkan keteduhan, mengingatkan Kayla pada seseorang. Radit.

*** 

Related chapters

  • Perselingkuhan Yang Manis   Tubuhku Untukmu, Hatiku Untuknya

    Tiga bulan berlalu.Hari ini adalah hari pernikahan Kayla dan Nabil.Suasana di ruangan tempat akad nikah akan digelar sudah ramai oleh keluarga dan kerabat yang akan menyaksikan acara sakral itu.Kayla masih berada di kamar. Wajahnya yang cantik semakin memesona dengan riasan ala pengantin. Seharusnya dia sangat bahagia, karena hari ini akan menjadi hari paling bersejarah sepanjang hidupnya.Nadin yang sedari tadi menemani Kayla sangat takjub melihat wajah cantik sahabatnya. Selama ini riasan Kayla begitu sederhana dan sangat natural. Tapi hari ini, aura pengantinnya benar-benar terpancar."Selamat ya, Kay." Nadin menggenggam tangan Kayla."Perasaan sudah puluhan kali deh kamu bilang itu." Kayla mencibir."Ya, maaf... aku hanya terlalu antusias."Kayla tertawa kecil. "Biasa aja kali.""Kok biasa sih?" protes Nadin."Kamu tahu nggak, Nad? Aku nggak bahagia."Ungkapan jujur Kayla membuat Nadin tersentak."Jangan main-main, Kayla!" ucap Nadin dengan nada tinggi."Aku nggak main-main, a

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perselingkuhan Yang Manis   Virgin

    "Kamu serius masih virgin? Jadi malam pertama kalian ngapain aja?" Nadin membombardir Kayla dengan pertanyaan demi pertanyaan saat mereka janjian bertemu sore itu. Layaknya seorang presenter infotainment yang handal, Nadin menginvestigasi Kayla."Sudah dua minggu lho, Kay!" Nadin mengingatkan.Memang sudah dua minggu berlalu sejak pernikahan mereka. Tapi Nabil belum pernah melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami."Emangnya Kamu nggak curiga?"Dahi Kayla berkerut. "Curiga apa?""Jangan-jangan ..." Nadin tidak melanjutkan kalimatnya."Apa sih, Nad?" Kayla mulai kesal."Jangan-jangan dia gay." Nadin mengecilkan suaranya seraya menoleh ke kanan dan ke kiri, takut ada yang mendengar omongan mereka.“Jangan ngawur!" Kali ini Kayla benar-benar kesal."Bisa saja kan?" Nadin bertahan dengan pendapatnya."Nggak mungkin! Nabil itu laki-laki yang normal, soleh, cerdas, pintar masak, rajin mengaji, manly, banyaklah pokoknya." Kayla membela Nabil. Bagaimanapun Nabil adalah suaminya. Dia harus m

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perselingkuhan Yang Manis   Ucapan Cinta Yang Tidak Terjawab

    "Kamu yakin mau pergi sendiri?" tanya Nabil saat sarapan pagi. Seandainya pekerjaannya tidak terlalu banyak, Nabil akan menyempatkan menemani Kayla mengantar lamaran kerja."Iya Bil, aku bisa sendiri, kok," sahut Kayla sambil meletakkan segelas susu panas di hadapan Nabil."Baiklah, tapi kamu hati-hati ya, bawa motor jangan terlalu kencang," pesan Nabil setelah menyesap habis susunya."Iya, Bil," jawab Kayla lagi."Tapi, apa nggak sebaiknya naik taksi aja?""Nggak usah, biar aku pakai motor aja, kamu nggak usah cemas, aku pelan-pelan kok," Kayla meyakinkan."Oke, Sayang, aku berangkat ya," pamit Nabil. Tak lupa dia mengecup kening Kayla. Ritual setiap pagi yang tidak pernah terlewat.Kayla menghadiahi sebuah senyuman manis, membuat semangat Nabil terpompa puluhan kali lipat.Setelah Nabil pergi, Kayla bersiap-siap. Mandi lalu berdandan senatural mungkin. Dia tidak suka riasan yang terlalu berlebihan. Dilihatnya bedak yang tinggal sedikit. Dengan sisa-sisa bedak yang menempel di spong

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perselingkuhan Yang Manis   Aku Belum Siap Untuk Melayanimu

    Pukul lima sore. Kayla hilir mudik di teras rumah. Hari ini Nabil pulang dari Jakarta. Seharusnya Nabil sudah sampai sejak satu jam yang lalu. Tapi sampai sekarang Tidak ada kabar dari Nabil. Handphonenya tidak bisa dihubungi. Dia juga tidak bilang kalau pesawat akan delay.Kayla mendadak resah. Tidak biasanya ia seperti ini. Dia mulai memikirkan dan mengkhawatirkan Nabil.Di meja makan sudah terhidang masakan kesukaan Nabil. Sup daging. Kayla sengaja menyiapkan semuanya. Kemarin di telepon Nabil bilang kangen masakannya."Assalamualaikum ..."Sayup-sayup terdengar suara yang sangat dirindukan Kayla.Kayla bergegas keluar. Spontan dia menghambur ke pelukan Nabil yang melihatnya dengan tatapan rindu."Apa kabar, Sayang?" tanya Nabil setelah melepaskan pelukannya."Aku sepi tanpamu," ucap Kayla jujur dari lubuk hati."Benarkah?" Mata Nabil berbinar-binar.Kayla mengangguk malu. Malu pada Nabil dan perasaannya sendiri."Kamu pasti lapar, aku sudah siapkan makanan kesukaan kamu, kita ma

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perselingkuhan Yang Manis   Maaf

    Kayla memandang jam dinding dengan perasaan gundah. Sudah hampir tengah malam, tetapi Nabil belum juga pulang. Dia sudah mencoba menelepon berkali-kali, tapi Nabil tak mengangkat teleponnya. Terakhir, waktu Kayla menghubunginya lagi, handphone Nabil sudah tidak aktif.Kayla mencoba tidur. Dia mencoba meyakinkan diri, kalau Nabil akan baik-baik saja, toh mereka sudah dewasa. Namun, dia hanya bisa membolak-balikkan badannya di tempat tidur tanpa mampu memejamkan mata sama sekali. Padahal besok dia harus bangun pagi-pagi sekali melebihi biasanya, karena besok hari pertamanya bekerja. Dia tidak ingin datang terlambat dan memberi kesan buruk.Kayla bangkit dari tempat tidur. Mengutak-atik handphone lalu membuka media sosial miliknya. Kabar tentang hiruk pikuk dunia politik pasca pemilu yang mampir di berandanya membuat Kayla bertambah pusing. Dia segera log out. Lalu seperti biasa membuka aplikasi perpesanan instan dan chatting dengan Nadin. Dia meliat Nadin sedang online."Hai Nad, tumb

    Last Updated : 2024-11-01
  • Perselingkuhan Yang Manis   Gagal Bercinta

    "Selamat pagi, Mikayla, selamat datang di Indoraya." Ryo menyambut kedatangan Kayla dengan senyum terukir di bibir."Pagi juga, Pak Ryo," balas Kayla terdengar sedikit kaku. Sebutan Bapak ia kira tidak cocok ditujukan untuk Ryo. Laki-laki itu terlalu muda untuk dipanggil dengan sebutan Bapak."Bisa panggil Ryo saja? Tanpa kata Bapak? Sepertinya kita hampir seumuran," pinta Ryo serius. Seperti punya indra ke enam, dia bisa membaca pikiran Kayla."Baiklah, Ryo." Kayla terlihat kikuk.Ryo melempar senyum. "Kamu sudah tahu ruang kerja kamu yang mana?" tanyanya kemudian.Kayla menggeleng. Semua masih sangat asing baginya."Ayo ikut saya!"Kayla membuntuti Ryo yang berjalan duluan. Menyusuri gedung kantor yang belum terlalu ramai. Sampai di ruangan paling ujung, Ryo membuka pintu. Sebuah ruangan bercat putih yang tidak begitu besar, dipisahkan oleh beberapa partisi sebagai sekat. Di tengah-tengahnya ada sebuah meja bundar yang mungkin berfungsi untuk meeting internal divisi."Ini ruangan k

    Last Updated : 2024-11-02
  • Perselingkuhan Yang Manis   Gagal Lagi

    Gagal lagi! Nabil tidak mengerti apa yang salah pada dirinya. Lebih satu tahun pernikahannya namun istrinya masih suci bak melati. Alangkah lemah dirinya sebagai laki-laki. Nabil mengutuk dirinya berkali-kali.Suara klakson yang bersahut-sahutan membuat Nabil terkesiap. Lampu lalu lintas yang tadi merah sudah berganti warna hijau. Diliriknya kaca spion, puluhan mobil dan motor tengah antri di belakangnya.Shit! Bisa-bisanya dia melamun di tengah kemacetan. Nabil mengoper gigi dan langsung tancap gas. Dia harus sampai sebelum apel pagi dimulai. Namun sepertinya kali ini dia harus mengalah pada keadaan. Di pertigaan depan, kemacetan panjang menunggunya.Nabil mengambil handphonenya, dia bermaksud menghubungi Ari, mengabari kalau dia akan datang terlambat."Bro, kayaknya aku bakalan telat, macet panjang di sudirman.""Tumben, Bro, jangan-jangan karena telat bangun, berapa ronde semalam?""Rese!""Hahaha."Baru saja Nabil akan menyimpan handphone, sebuah notifikasi pesan singkat dari Kayl

    Last Updated : 2024-11-02
  • Perselingkuhan Yang Manis   Berobat

    Pagi ini Nabil telat lagi. Mata dan tubuhnya yang berat membuatnya tidak kuat membuka mata. Kalau tidak dipaksa Kayla untuk bangkit, mungkin dia akan melewatkan waktu seharian di tempat tidur.Kemacetan menjadi sahabatnya pagi ini. Nabil hampir frustasi melihat aneka rupa kendaraan di depannya yang jalan di tempat.Perut yang kosong menambah ruwet pikirannya. Sejak menjadi wanita karir, Kayla hampir tidak sempat memasak dan menyiapkan makanan untuknya. Bahkan pagi ini, dia hanya menyesap segelas air putih, tanpa makanan pendamping apa pun. Dia memahami kesibukan istrinya dan tidak ingin terlalu banyak menuntut.Mungkin itu kelemahan Kayla yang kurang pandai dalam manajemen waktu. Tapi kelemahannya sendiri lebih fatal dan sangat berdampak pada kehidupan rumah tangganya.Nabil mengembuskan napas berat.Sekilas diliriknya spion. Dia melihat pantulan wajahnya disana. Hidungnya menjulang tinggi dengan bibir yang terpahat sempurna. Tentang matanya jangan ditanya lagi, disanalah pesonanya b

    Last Updated : 2024-11-02

Latest chapter

  • Perselingkuhan Yang Manis   Survive

    Dea berdiri di depan cermin di kamarnya. Ia memandang refleksi dirinya disana. Sepasang matanya yang besar dan berbulu lentik berpendar menlusuri setiap inci bagian wajahnya. Dea masih belum menemukan kekurangan yang berarti pada fisiknya. Manusia normal dan mempunyai kewarasan pasti tidak akan mengingkari keindahan yang disematkan sang pencipta padanya."Aku kurang apalagi? Apakah aku kurang cantik? Apakah aku tidak menarik? Apakah penampilanku biasa saja?" Dea bertanya sendiri pada dirinya. Dea merasa dirinya masih sangat layak untuk mendampingi Nabil. Tapi kenapa Nabil menutup hati untuknya?"Kenapa Nabil bisa bikin aku hancur kayak gini? Apa hebatnya dia? Dia pikir cuma dia laki-laki di dunia ini?"Dari tadi Dea berbicara sendiri pada dirinya. Dea sudah tidak tahan lagi. Dirinya sudah berada di titik kulminasi. Dea lelah dengan perasaan dan hidupnya yang kacau. Semua ini harus ia akhiri sebelum kewarasannya patut dipertanyakan. Ia harus menjadi pribadi baru yang jauh lebih baik

  • Perselingkuhan Yang Manis   Komitmen

    Nabil bukannya tidak punya perasaan dengan terang-terangan mengatakan pada Dea bahwa mungkin sudah ada yang menggantikannya. Nabil berharap dengan ketegasan sikapnya itu Dea tidak lagi menyimpan harapan padanya. Tapi sepertinya Dea masih belum menyerah meski Nabil sudah menolak dengan berbagai cara mulai dari cara yang paling halus sampai cara frontal seperti kemarin.Nabil menyadari sekarang, mungkin karena pada dasarnya ia memang tidak mencintai Dea, jadi seperti apapun cara Dea merebut hatinya, Nabil tidak akan luluh. Lain halnya jika ia mencintai dari awal. Nabil memang sempat mencintai Dea, dan itu begitu dirasakannya saat Dea berjuang mempertaruhkan nyawa saat melahirkan anak mereka. Tapi kembali lagi, jika prinsipnya hanya karena cinta yang terbiasa, bukan karena cinta pada pandangan pertama, maka rasa itu sangat cepat memudar. Nabil tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Kayla dulu juga ia cintai karena telah terbiasa hidup bersama. Namun perasaannya pada Kayla begitu meleka

  • Perselingkuhan Yang Manis   HBD to Me

    Rasanya sudah terlalu lama Dea meratapi diri dan menyesali nasib. "Have you ever seen the sun after the heartbreak? Frozen somewhere in time. Have you ever seen the stars after the word goodbye?" Kalimat itu benar adanya. Dea sudah merasakan dan membuktikannyta sendiri. Ia tidak melihat matahari dan bintang lagi setelah berpisah dengan Nabil. Siang dan malam sudah tak bisa dibedakannya karena semua membeku pada satu waktu,Dea merasa sebentar lagi akan kehilangan kewarasannya jika terus-terusan bersikap begini. Penyesalan terbesar dalam hidup Dea adalah karena tetap nekat pergi meski Nabil sudah melarangnya waktu itu. Padahal Nabil sudah memberinya kode keras. Nabil yang selama ini lunak padanya dan kerap luluh ketika Dea menyerang kelemahannya, ternyata bisa keras juga. Dan kerasnya tidak main-main. Jika saja waktu bisa diputar dan diulang ke belakang, Dea akan memperbaiki semuanya. Ia akan berpikir sebelum bertindak. Dea akan membuang jauh-jauh sifat buruknya. Termasuk pada K

  • Perselingkuhan Yang Manis   Gimana Kalau Dibalik

    Hari itu Alan datang ke kediaman Kayla dan Radit. Begitu melihat Alan, rahang Radit langsung mengeras. Radit tidak tahu apa tujuan Alan menemuinya. Tapi melihatnya saja emosinya sudah tersulut."Dit, bisa minta waktunya sebentar?" Alan cepat-cepat bertanya begitu Radit ingin pergi menghindar.Radit ingin menghiraukannya tapi Kayla cepat-cepat memberi isyarat dengan matanya agar Radit segera duduk di sebelahnya.Karena Kayla yang meminta, Radit pun menurutinya walau dengan malas-malasan dan hati berat."Apa kabar, Dit?" sapa Alan berbasa-basi."Baik," jawab Radit singkat."Aku kesini mau ajak kamu bekerja lagi di kantorku," kata Alan menjelaskan tujuan kedatangannya.Radit diam saja. Matanya tidak menatap Alan, namun telinganya mendengar dengan jelas apa yang dikatakan laki-laki itu."Aku butuh kamu, Dit. Aku butuh tenaga porofesional seperti kamu," kata Alan lagi."Masih banyak yang lebih profesional. Bukan hanya aku," ujar Radit menanggapi."Memang banyak, Dit, tapi aku mau yang kine

  • Perselingkuhan Yang Manis   RIP Mantan

    Berkutat dengan pekerjaan seharian ini membuat Keyzia merasa butuh refreshing. Pikirannya sudah tersita banyak oleh pekerjaan dan tenaganya pun ikut terforsir. Keyzia ingin memanjakan matanya dengan yang indah-indah. Seperti kebanyakan wanita pada umumnya, defenisi kata indah disini adalah tidak jauh-jauh dari baju, tas, dan sepatu. Keyzia menjatuhkan pilihannya pada Kayra Boutique. Sejak awak berbelanja disana, Keyzia sudah merasa cocok. Saat ini juga Keyzia memutuskan untuk pergi ke sana.Beberapa menit duduk di lobi, taksi yang dipesan Keyzia pun datang. Setelah menyebutkan tujuannya dengan jelas, taksi pun bergerak dengan kecepatan sedang. Di dalam taksi Keyzia melamun dan merenungi diri. Sepertinya ia mulai termakan kata-katanya sendiri. Keyzia paling anti menyukai laki-laki yang sudah menjadi milik orang dan sudah pernah menikah. Tapi yang terjadi, dirinya malah menyukai Radit yang notabene sudah memiliki istri. Keyzia tidak mau menjadi orang ketiga. Karma pelakor itu sangat me

  • Perselingkuhan Yang Manis   Menjauh

    Pagi ini Keyzia memutuskan berangkat sendiri ke kantornya menggunakan taksi. Keyzia merasa tidak enak jika tiap hari harus merepotkan Nabil. Sebenarnya bukan hanya itu alasannya. Setelah percakapan mereka di mobil waktu itu, Keyzia merasa Nabil menyimpan rasa tak biasa padanya. Bisa jadi Nabil menyukainya. Dan hal itu membuat Keyzia merasa tidak nyaman. Keyzia takut hatinya tidak kuat dan ikut membalas perasaan Nabil. Tidak ada yang salah jika pada akhirnya ia juga menyukai Nabil. Namun itu sama artinya dengan menjilat ludahnya sendiri. Yang membuat Keyzia heran, karakter Nabil jauh dari yang pernah diceritakan Putri padanya. Adiknya itu bilang, Nabil itu cool, irit bicara, dan cenderung cuek. Tapi fakta yang dihadapi Keyzia, semua itu jauh dari gambaran Putri. Sikap Nabil begitu hangat dan manis. Mereka bisa membicarakan topik apa saja, dan Nabil mampu mengimbanginya. Pertanyaannya sekarang, apakah Nabil bersikap demikian hanya saat bersama dirinya?Keyzia melangkah cepat dengan ket

  • Perselingkuhan Yang Manis   After The Heartbreak (2)

    Nabil duduk sendiri di teras rumah sambil menatap langit malam. Tidak ada bintang atau pun bulan yang tertangkap oleh matanya. Semilir angin dingin yang menusuk sampai ke tulang tak dirasakannya.Sejak pulang dari pusara Deana tadi, sedetik pun Nabil tidak berhenti memikirkan Dea. Rasa bersalah semakin menusuk hatinya. Nabil seolah kembali mendapatkan akal sehatnya yang hilang.Rentetan peristiwa yang telah terjadi, sekarang membayang kembali. Sama seperti di pusara tadi, semua seperti adegan slow motion yang terus berulang-ulang.Nabil tidak mengerti kenapa baru sekarang perasaan itu hadir, di saat semuanya sudah berakhir. Nabil merasa perlu untuk meminta maaf pada Dea. Ia sudah banyak menyakiti hatinya. Dan sialnya baru sekarang kesadaran untuk itu muncul. Apa mungkin tuhan sudah membukakan hatinya melalui perantara Deana yang sudah menyatu dengan tanah?Nabil memandang ponsel yang berada di genggamannya dengan tatapan ragu. Sejak iphonenya hilang dan ia mengganti nomor selulernya d

  • Perselingkuhan Yang Manis   After The Heartbreak

    Nabil yang sudah grogi bertambah gelagapan mendengar pertanyaan tak terduga itu. Semua diluar prediksinya. Harus secepat inikah prosesnya?"Kalo misalnya aku suka sama kamu, boleh?" Akhirnya terlontar juga kalimat itu dari bibirnya. Nabil mengucapkannya dengan begitu hati-hati.Keyzia tertegun. Tidak percaya dengan pendengarannya sendiri, serta tidak tahu harus mengucapkan apa."Kalo cuma suka apa salahnya? Masa nggak boleh?""Kalo lebih?" Nabil merutuki dirinya sendiri yang seperti mendapat kekuatan untuk bicara lebih banyak.Keyzia kembali terdiam. Itu maksudnya apa?Di tengah ketermanguannya, telinga Keyzia menangkap suara Nabil."Hehe, Key, aku becanda kok," ralat Nabil demi menyalamatkan mukanya.Keyzia mengerjap, setelah beberapa saat yang lalu ia tak berkedip.Dan sepanjang sisa perjalanan, mereka menghabiskan waktu dengan berbicara pada hati masing-masing. Hingga tanpa terasa mereka sampai di kantor Keyzia."Key, kayaknya aku nggak bisa jemput kamu nanti sore," kata Nabil sebe

  • Perselingkuhan Yang Manis   No Reason Needed

    Ketika pagi menjelang, Radit dan Kayla masih berada di pembaringan mereka yang nyaman. Radit semakin mempererat dekapannya ketika merasakan tubuh istrinya itu mulai bergerak. Radit masih belum ingin mengakhiri kebersamaan mereka yang dirasanya terlalu singkat.Kayla juga merasakan hal yang sama dengan Radit. Kayla enggan beranjak dan lebih memilih membenamkan wajahnya di dada Radit yang bidang. Disana, Kayla bisa mendengar dengan jelas irama jantung Radit yang begitu teratur, sangat kontras dengan semalam, ketika mereka sama-sama mengayun rasa.Kenyamanan yang dirasakan Kayla mulai terusik ketika rasa mual kembali menyerang seperti hari-hari sebelumnya.Dengan gerakan pelan Kayla menggeser tangan Radit yang melingkarinya. Ia harus ke kamar mandi sebelum terlambat karena desakan dari dalam perutnya semakin memberontak ingin keluar.Mengetahui Kayla tidak lagi berada dalam dekapannya, Radit membuka mata. “Yang, kamu dimana?” panggilnya.Karena tidak ada sahutan dari Kayla, Radit turun

DMCA.com Protection Status