Share

|88|. Jangan Terlalu Lama

Pagi harinya, Bi Titin bangun awal seperti biasa. Setelah bersih-bersih, ia pergi menyiapkan sarapan di dapur. Lalu kemudian pergi ke lantai dua untuk membangunkan Hana.

"Semoga saja pintunya tidak dikunci"

Menarik gagang pintu kebawah, pintu terbuka. Bi Titin menghela nafas lega. Ia awalnya cukup takut jika Hana kembali mengurung diri seharian seperti kemarin.

Ceklek.

"Huft, Alhamdulillah pintunya tidak terkunci"

Mendorong pintu terbuka, Bi Titin berjalan masuk kedalam. Ia menarik tirai dan membuka jendela.

Sinar matahari pagi yang hangat pun menyeruak masuk ke dalam bersama angin pantai yang menyegarkan.

Bi Titin membalikkan badannya untuk pergi membangun kan Hana. Tapi langkahnya seketika terhenti. Sepasang matanya membelalak kaget melihat tubuh kecil Hana bersama wajah cantiknya yang telah tenggelam dalam dekapan seorang pria.

Merasakan sinar matahari yang masuk, Pasha perlahan terjaga dari tidurnya. Matanya menyipit dan menangkap sosok tubuh paruh baya yang tengah berdiri di d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status