Share

|91|. Tidak Perlu Tersenyum

Pasha menarik wajahnya menjauh. Matanya melihat bibir bawah Hana yang sudah berdarah. Suara isak tangis Hana terdengar menyedihkan. Tubuh kurus itu masih bergetar ketakutan dibawahnya.

Lembut jempol Pasha menghapus darah yang ada di bibir Hana.

"Sekarang kamu masih bersikeras tidak mau makan?"

Pasha tidak berniat melakukan lebih jauh. Ia sengaja berbuat seperti itu hanya untuk menakuti Hana.

Hana hanya menangis sesenggukan sebagai jawaban.

"Jawab saya Hana" Pasha menarik dagu kecil Hana, membuat wajah istrinya itu fokus tertuju kearahnya.

"Masih tidak mau makan?"

"Hiks..engga" Hana menggeleng. Matanya yang basah menatap Pasha nanar, "Yang saya mau pulang.."

"Saya mau pulang"

"Pokoknya saya mau pulang huwaa.." Tangisan Hana menjadi keras.

Mengepalkan tangannya, sepasang mata Pasha yang dingin sudah menggelap tersulut oleh amarah.

"Saya mau pulang..hiks.."

"Saya mau emp—"

Sekali lagi Pasha menekan bibir Hana dan menciumnya keras dan marah.

Ia marah karena Hana yang terus menolak makan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status