Beranda / Romansa / Pernikahan Yang Sempurna / |91|. Tidak Perlu Tersenyum

Share

|91|. Tidak Perlu Tersenyum

Penulis: Happy_autunm
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-16 21:07:06
Pasha menarik wajahnya menjauh. Matanya melihat bibir bawah Hana yang sudah berdarah. Suara isak tangis Hana terdengar menyedihkan. Tubuh kurus itu masih bergetar ketakutan dibawahnya.

Lembut jempol Pasha menghapus darah yang ada di bibir Hana.

"Sekarang kamu masih bersikeras tidak mau makan?"

Pasha tidak berniat melakukan lebih jauh. Ia sengaja berbuat seperti itu hanya untuk menakuti Hana.

Hana hanya menangis sesenggukan sebagai jawaban.

"Jawab saya Hana" Pasha menarik dagu kecil Hana, membuat wajah istrinya itu fokus tertuju kearahnya.

"Masih tidak mau makan?"

"Hiks..engga" Hana menggeleng. Matanya yang basah menatap Pasha nanar, "Yang saya mau pulang.."

"Saya mau pulang"

"Pokoknya saya mau pulang huwaa.." Tangisan Hana menjadi keras.

Mengepalkan tangannya, sepasang mata Pasha yang dingin sudah menggelap tersulut oleh amarah.

"Saya mau pulang..hiks.."

"Saya mau emp—"

Sekali lagi Pasha menekan bibir Hana dan menciumnya keras dan marah.

Ia marah karena Hana yang terus menolak makan da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahan Yang Sempurna   |92|. Bertindak Berbeda

    "Jika anda ingin yang terbaik untuk istri anda. Berhenti bersikap egois dan bawa ia ke rumah sakit sekarang"Selesai mengatakan itu, dokter wanita itu langsung bersiap-siap untuk pergi meninggalkan vila.Tapi sebelum itu, ia berbalik menatap Pasha, "Apa anda masih tetap dengan pemikiran anda?"Pasha diam."Istri anda bisa saja mati jika anda terlalu lama berpikir" Dokter wanita itu sengaja mengatakan sesuatu yang dapat mengancam Pasha.Cemas dan takut. Pasha tidak punya pilihan lain. Ia pun menggendong Hana dan kembali bersama dengan dokter wanita itu ke kota Z.Karena tidak ada kendaraan, mereka berjalan kaki ke bandara yang memang ada di pulau terpencil itu.Sekalipun pulau itu tak berpenghuni, tapi sebagai tempat destinasi, maka bandara pun di bangun di pulau itu.Dokter wanita itu berjalan laju di depan dan dibelakangnya ada Pasha yang sedang menggendong Hana. Karena tubuh wanita itu telah kehilangan begitu banyak berat badan, Pasha merasa seperti sedang menggendong bantal guling.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pernikahan Yang Sempurna   |93|. Wanita Tidak Menyukainya

    "Kau sudah bangun?" Pasha terjaga dari tidurnya dan senyum bahagia langsung saja terpancar saat melihat sepasang mata Hana sudah terbuka. Pasha beranjak dari tempat duduknya dan nyaris saja terhuyung jatuh karena saking semangatnya ia menghampiri Hana. Hana membuka mulutnya, ingin mengatakan hati-hati. Tapi mengingat apa yang telah dilakukan Pasha malam itu padanya. Hatinya kembali menjadi sakit dan enggan mengatakan apapun. "Ah, akhirnya kau sudah sadar" Senyum merekah ruah di wajah tampan Pasha. Berkali-kali helaan nafas lega keluar dari mulutnya. Hana hanya memandangi itu tanpa ekspresi khusus di wajahnya. Saat itu terdengar ketukan di pintu dan seorang perawat masuk mendorong kereta makanan. "Sudah saatnya anda sarapan.." Perawat itu tersenyum mengangguk pada Hana. Kemudian ia meletakkan mangkuk bubur, telur rebus dan sebotol air mineral di atas meja samping ranjang. "Kalau begitu saya permisi" Pasha hanya mengangguk dan perawat itupun pergi meninggalkan ruangan. "Ayo sar

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-17
  • Pernikahan Yang Sempurna   |94|. Trauma Masa Lalu

    Hana sudah lama menatap selang infus yang tertusuk di punggung tangan kirinya sambil memikirkan antara mencabutnya atau tidak.Jika mencabutnya, ia dapat diam-diam pergi meninggalkan ruangan dan kabur dari rumah sakit. Tapi jika Pasha mengetahuinya, suaminya itu pasti akan marah besar lebih dari yang terakhir kali.Namun jika hanya tetap berbaring pasrah sambil menunggu Pasha datang. Pasti suaminya itu akan memboyongnya kembali ke pulau terpencil itu.Hana menghela nafas berat. Matanya menatap sendu langit-langit rumah sakit, "Aku tidak mengira.."Pangkal hidungnya terasa asam, "Pernikahan ini benar-benar merenggut semua kebebasan ku"Memikirkan kuliahnya yang belum selesai, merindukan berkumpul bersama Chaca dan Miftah sepulang kampus seperti dulu atau menemani kakak keduanya shopping di mall.Dada Hana merasa sesak dan pahit, mengenang ia tidak dapat melaksanakannya lagi.Tiba-tiba ia mendengar suara pintu di dorong terbuka. Ia mengira Pasha baru saja kembali. Tetapi ia terkejut men

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Pernikahan Yang Sempurna   |95|. Tidak Sanggup Melakukannya

    "Sebenarnya ini cerita yang lumayan panjang, kamu tertarik mendengarnya?"Hana menggangguk.Shahbaz pun menceritakan kisah bagaimana Pasha kecil ditinggal kan oleh ibunya. Yang berawal dari kisahnya yang memutuskan untuk menceraikan istrinya. Membiarkan istrinya pergi menemukan kebahagiaan yang diinginkannya. Karena tidak ada kebahagiaan yang wanita itu dapatkan dalam pernikahan mereka. "Bagaimanapun kami menikah karena pernikahan politik. Sekalipun setelah menikah aku jatuh cinta padanya, tapi ternyata istri ku tidak""Setahun berlalu, hingga kami memiliki putra pertama kami. Aku pikir, kedepannya kami akan hidup dengan bahagia setelah memiliki anak. Tapi ternyata, istri ku makin hari menjadi semakin depresi. Itu terjadi, karena dia lelah berpura-pura..""Dia selalu berusaha keras tiap harinya, untuk menunjukkan penampilan terbaiknya sebagai istri yang penuh kasih kepada suaminya di hadapan orang-orang. Baik di pertemuan bisnis, publik dan bahkan keluarga""Terlebih setelah kami mem

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Pernikahan Yang Sempurna   |96|. Diomelin Istri

    Hana yang sudah berhenti menangis itu, mengusap kedua pipinya yang basah dan lengket karena bekas air mata. Senyum tak berdaya memenuhi wajahnya kala memandang suaminya yang masih tampak berang di tempat."Pak Pasha.." Hana memanggil Pasha. Panggilan itu membuat Pasha menoleh dan berjalan mendatangi Hana. "Apa orang itu menyakiti mu hum?" Tanya Pasha kemudian. Tubuhnya sedikit membungkuk kearah Hana yang tengah berbaring. Hana merasa geram dengan perangai suaminya itu.Biarpun merasa agak lemah, ia tetap berusaha mengangkat tangannya dan memukul lengan suaminya.Puk!"Aduh! Kenapa kamu malah memukul saya?"Pukulan Hana tidak sakit sama sekali. Hanya mulut Pasha refleks mengeluarkan kata aduh."Habisnya pak Pasha!""Saya kenapa?" Pasha menautkan sepasang alisnya."Bicaranya gak sopan sama bapak. Sana minta maaf!""Hah?"Pasha menoleh kearah Shahbaz.Pria tua itu baru saja tersenyum bangga mendapatkan pembelaan dari menantu perempuannya."Cepatan sana.." Desak Hana."Engga" Tolak Pas

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Pernikahan Yang Sempurna   |97|. Rela Menetap Di Pulau

    Setelah beberapa detik, malu-malu Hana melepaskan kecupannya."Berhenti mengancam saya pak, saya takut" Hana menatap Pasha dengan wajah cantiknya yang bersemu merah.Mata Pasha berkedip dan kerongkongannya tampak bergerak saat ia menelan Saliva nya berkata,"Kamu takut?""En"Pasha tersenyum dan mematuk bibir Hana lembut, "Karena itu kamu harus patuh. Mengerti?""En" Hana mengangguk pelan, matanya malu-malu menatap wajah tampan Pasha yang begitu dekat dengan wajahnya.Pasha berdiri tegak, "Saya akan menunggu diluar, kalian berdua berbincang lah dengan nyaman"Seusai mengatakan itu, Pasha mengambil langkah pergi meninggalkan ruangan.Ratna tersenyum dengan ekor mata memperhatikan punggung tegap Pasha yang sudah lenyap di sebalik pintu, "Suasana hatinya sepertinya cukup baik"Ratna berjalan mendekat, menghampiri ranjang tempat Hana berbaring. Mata Ratna tersenyum menggoda, "Hana, dari mana kamu mempelajari trik kecil ini?"Mata polos Hana berkedip bingung, "Trik kecil apa?""Kamu masih b

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22
  • Pernikahan Yang Sempurna   |98|. Tidak Akan Pernah Menceraikanmu

    Apakah itu hanya perasaan Hana atau tidak. Tapi yang pasti, setelah kejadian tadi pagi itu, Hana menemukan tingkah laku Pasha yang cukup canggung di meja makan.Tangannya yang sedang memotong roti itu tampak terburu-buru seperti terusik sesuatu. Kunyahannya yang cepat seperti menyembunyikan keresahannya dan gestur tubuhnya yang kaku terlihat tegang.Ya. Hana memperhatikan segalanya.Itu adalah pertama kalinya Hana melihat seorang Pasha bisa bersikap begitu.Diam-diam Hana menahan senyum di sudut bibirnya."Pak Pasha pernah pacaran?""Huk..huk.." Pasha yang sedang minum segelas susu itu langsung tersedak mendengar lontaran pertanyaan Hana yang tiba-tiba. "Pelan-pelan pak minumnya" Hana menepuk lembut punggung Pasha.Meletakkan gelas di meja, Pasha mengambil saputangan dan menyapu bibirnya."Tidak pernah""...""Saya tidak pernah pacaran""Ohh.." Hana manggut-manggut dan mengigit roti selai strawberry nya lagi."Bagaimana denganmu?""Engga. Saya juga engga pernah" Hana menggeleng dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-30
  • Pernikahan Yang Sempurna   |99|. Merasa Mual dan Muntah

    "Engga ah, Bi. Saya maluu.." Hana langsung menolak keras ide bi Titin itu. Membayangkannya saja, berhasil membuat daun telinganya memerah."Eiy, tidak perlu malu. Kan pak Pasha suaminya nyonya Hana""Iya tetap aja Bi saya maluu""Ya karena itu belajar pelan-pelan nyonya biar gak malu"Hana menghembuskan nafas berat, menggeleng. Dipikirkan bagaimanapun, ia tidak cukup berani memanggil suaminya dengan sebutan 'sayang'. "Engga ah Bi, lidah saya kayanya gak bakalan sanggup""Pft.." Bi Titin tidak dapat menahan tawanya melihat ekspresi wajah Hana."Itulah nyonya belajar dari sekarang. Di latih pelan-pelan, nanti kalau sudah terbiasa, pasti lidah nyonya tidak kaku lagi memanggil 'sayang' buat pak Pasha"Hana menjilat bibir bawahnya, "Memangnya gak ada panggilan lain ya bi selain itu?""Eum..ada. Mas, kang mas, Abang..atau yang kebarat-baratan yang gaya anak zaman sekarang itu tu, hab-hab..""Hab-hab?""Bukan. Bibi lupa. Pokoknya hab-hab gitu""Maksud bi Titin hubby?""Ah, iya itu. Habbi"H

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Sempurna   |140|. Extra Chapter: Bulan Madu

    Pagi harinya, Ratna sudah berpakaian dengan rapi. Ia mengenakan setelan baju formal berwarna navy dan mencoba mengenakan hijab bewarna abu-abu pemberian dari Hana. "Sayang, kamu sudah selesai?" Eman membuka pintu kamar dan melongok kedalam. Sesaat matanya berkedip terkejut mendapati istrinya yang tiba-tiba mengenakan hijab di kepalanya. Itu membungkus indah wajah tirusnya, membuat penampilan formalnya terlihat anggun dan jumawa. "Gimana menurut kamu? Lucu ya aku berhijab begini?" "Anggun." "Ya?" Eman tersadar. Ia berdeham dan dengan daun telinganya yang memerah ia berujar, "Kamu terlihat menawan dengan berhijab seperti itu." Ratna merasa begitu manis dengan pujian tersebut. Hatinya langsung merasa tergelitik melihat daun telinga suaminya yang memerah. Padahal sudah beberapa bulan, tapi terkadang Eman masih malu-malu kepadanya. "Aku sudah selesai. Yuk kita pergi." "Sekarang?" Eman bergeming beberapa saat. "Ya terus kapan lagi." Ratna tergelak kecil. Ia mengapit lengan suaminy

  • Pernikahan Yang Sempurna   |139|. Extra Chapter: Wisuda Hana

    Setengah tahun berlalu sudah. Dalam kurun waktu tersebut Hana berusaha keras untuk membagi perannya sebagai seorang istri, ibu dan juga sebagai mahasiswa. Dalam kurun waktu tersebut juga, berkat ketekunannya dan kegigihannya, ia berhasil mengejar semua ketertinggalan nya dan menyelesaikan studinya.Meskipun ia terlambat dan tertinggal dari teman-temannya yang sudah menyandang sarjana setahun ke belakang. Tapi ia tidak menyesali keterlambatan nya. Ia berpikiran positif dan yakin semua yang terjadi pasti ada hikmahnya."Selamat Hanaaaa...." Chaca dan Miftah menyerbunya dari kanan-kiri dan memeluknya erat. Seerat persahabatan yang telah mereka jalin selama ini."Akhirnya kamu menjadi sarjana juga Han." Tukas Miftah yang terharu menatap sahabatnya yang akhirnya telah mengenakan baju toga setelah semua hal-hal berat yang dilewatinya setahun ke belakang."Walaupun kita gak wisuda bareng, tapi ritual lempar topi toga nya harus tetap dilakukan barengan." Chaca mengambil topi toga dari atas ke

  • Pernikahan Yang Sempurna   |138|. Mimpi Buruk Telah Berakhir

    Saat ia merasakan tangan panas Pasha yang besar, mulai menggerayangi perutnya dari belakang. "Syuhh" Pasha menekan jari telunjuknya di bibir Hana."K-kamu ngapain? Buat apa tangan mu di situ?"Alih-alih menjawab, Pasha merapatkan dada bidangnya ke punggung telanjang Hana. Lengan kokoh nya mengukung tubuh kecil istrinya itu dalam kuasa tubuh kekarnya.Halusnya kulit Hana yang menyentuh kulit kerasnya, membuatnya merasa nyaman.Hana menjadi gugup saat suhu panas tubuh Pasha telah menguasai tubuhnya. Ia dapat mendengar nafas berat suaminya itu yang berhembus di dekat daun telinganya."Masa nifas mu, sudah selesai sejak tiga bulan yang lalu kan?""I-iya""Apakah kiranya kamu sudah siap?" Tanya Pasha, mulutnya tepat berada didepan telinga Hana.Hana menelan saliva nya gugup, saat merasakan nafas panas Pasha berhembus melewati daun telinganya."S-sejujurnya, aku masih b-belum siap..""Kalau begitu mari bercumbu seperti ini saja" Pasha menyapu bibir padatnya ke telinga istrinya. Membuka mul

  • Pernikahan Yang Sempurna   |137|. Bukan Menemani Namanya

    Tepat setelah malam syukuran kelahiran Daud dikediaman Arya, pada hari ketujuhnya, Pasha melakukan aqiqah Daud di kediaman Shahbaz. Ia sudah sepakat dengan Hana untuk melakukannya di sana.Pasha sudah membeli dua ekor kambing yang cukup gemuk untuk anak laki-laki pertamanya itu dengan Hana.Tanpa sepengetahuan Pasha, seorang wanita yang sudah lama sekali tidak terlihat dimatanya muncul di acara aqiqah tersebut. Wanita itu bersembunyi dan diam-diam mencuri pandang kearah Pasha bersama istrinya yang sedang menggendong Daud."Kamu yakin tidak ingin datang menjumpainya?" Tanya Shahbaz, pada mantan istrinya itu.Wanita itu tersenyum kecil menggeleng, "Melihat dari sini saja sudah cukup, akan terlalu egois bagiku jika menemuinya sekarang"Shahbaz tidak berkata apa-apa lagi."Pasha cukup pandai memilih istri" Ucap wanita itu tersenyum, "Ia cantik sekali""Iya. Dia baik dan juga penurut" Sambung Shahbaz."Cucu kita juga sangat tampan, ingin rasanya aku menggendongnya""Apa kamu menyesal karen

  • Pernikahan Yang Sempurna   |136|. Acara Syukuran Kelahiran Cucu

    Malam harinya, kediaman Arya dipenuhi oleh para tamu. Ia membuat syukuran untuk kelahiran cucunya dan mengundang semua koleganya untuk datang. Shahbaz sebagai besannya, juga turut diundang bersama keluarga besar. "Di mana Pasha dan Hana? Apa sudah sampai?" Tanya Arya pada Ratna"Mereka masih dijalan Paa" Jawab Ratna yang baru saja selesai menelpon Hana.Hingga tak berapa lama menit kemudian. Pasha dan Hana sudah tiba di kediaman Arya. Kehadiran mereka pun langsung mencuri perhatian para tamu.Malam itu Hana mengenakan setelan yang serasi dengan Pasha. Di mana Pasha tampil jumawa dalam baju Koko putih dan Hana tampil anggun dalam balutan abaya putih dan pashmina bewarna senada. Awalnya ia pikir Pasha akan menyuruhnya untuk berganti dengan kerudung biasa, teringat terakhir kali di acara keluarga Pasha melakukannya. Tapi anehnya kali ini tidak. Semenjak ia hamil Daud dan terlebih setelah melahirkannya, suaminya itu memang sudah banyak berubah. Di kediaman Arya sangat ramai. Cukup bany

  • Pernikahan Yang Sempurna   |135|. Cemburu Tanda Cinta

    "Hum" Pasha menyandarkan dagunya manja di atas pundak Hana dan memperhatikan mata mungil Daud yang mulai berkedip-kedip seperti akan tertidur."Daud sepertinya mulai mengantuk""Iya, Alhamdulillah""Lantunan shalawat mu yang merdu itu benar-benar membuatnya berhenti menangis"Hana tersenyum mengangguk, "Hem" Matanya yang penuh sorot keibuan itu, dengan lembut memperhatikan sepasang mata Daud yang kini sudah terpejam."Lain kali lakukan juga padaku" Tukas Pasha.Hana tergelak kecil, "Buat apa? Kamu kan sudah besar, bukan bayi yang—"Pasha mengecup bibir Hana dan menghisapnya lama. Hana memejamkan matanya dan sesaat terbuai dengan ciuman lembut itu.Pasha perlahan melepas bibir Hana dari bibirnya, "Aku juga ingin diperlakukan seperti itu saat susah tidur" Ucap Pasha, sambil menatap manik mata hitam Hana dalam."En, aku juga akan melakukannya padamu. Bayi besar ku.." Ucap Hana sambil mencium kening Pasha gemas."Aku tidak mau di panggil bayi"Hana tertawa kecil."Tidak lucu!" Mata dingin

  • Pernikahan Yang Sempurna   |134|. Beraksi Menggoda Tuan Pasha

    Sama seperti malam-malam sebelumnya, Hana tidak dapat tidur nyenyak karena sebentar-sebentar terbangun mendengar suara tangis Daud. Jika sudah seperti itu Hana akan menepuk-nepuk lembut Daud yang sudah dibedung itu dan memberikannya asi.Tapi terkadang tangis Daud tidak kunjung berhenti. Seperti yang terjadi malam ini. Hana sampai menggigit jari karena bingung harus mendiamkannya seperti apa."Haak ahak..oek..oek..""Daud..""Hak..ahaak oek..oek...""Syuhh, gantengnya mama.. kenapa nangis terus hum?""Oek..oek..""Daud saayang...""Oek..oek..""Sholatullah salamullah.." Hana pun mulai bershalawat, mencoba menenangkan Daud yang tak kunjung berhenti menangis."Oek..haak..oek.."Pasha yang tengah tertidur itu, mengerutkan keningnya. Matanya menyipit dan sedikit terbuka, "Kenapa sayang? Daud nya nangis lagi?" Ucap Pasha dengan suara sengau dan serak nya."Iya nih, padahal udah aku kasih asi tapi masih gak berhenti nangisnya"Pasha perlahan bangun dari tidurnya dan setengah menguap. Ia men

  • Pernikahan Yang Sempurna   |133|. Hampir Mati Ketakutan

    Hana tersenyum tenang menanggapi mereka semua. Jempolnya mengusap lembut pipi bayinya dan menundukkan kepalanya, ia kembali mengecup lembut bayi mungilnya itu. "Pasha, masih belum sadar?" Tanya Hana pada mereka semua.Shahbaz menghela nafas panjang, "Kata dokter Pasha mengalami syok berat karena melihat keadaan mu di ruang persalinan tadi. Dan sampai sekarang ia masih belum sadar"Hana tersenyum tipis. Ia sudah menduganya, itu pasti terjadi karena Pasha terlalu mengkhawatirkan keadaannya."Kenapa dia jadi lelaki bisa lemah sekali? Bukannya menemani istrinya sampai selesai melahirkan, tapi ia malah pingsan" Ketus Keira.Ratna langsung menyikut perut Keira, "Jangan berkata begitu. Dia bisa selemah itu juga karena hampir mati ketakutan karena merisaukan keadaan Hana"Keira hanya memasang ekspresi cemberut.Brak!Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka. Tampak Pasha muncul dan setengah berlari menghampiri ranjang."Hanaa" Pasha langsung memeluk Hana yang tengah berbaring di ranjang. Kepa

  • Pernikahan Yang Sempurna   |132|. Pingsan Di Ruang Persalinan

    Tak terasa kandungan Hana sudah menginjak usia sembilan bulan. Semenjak itu pula Pasha tidak lagi membuat Hana tinggal di mansion yang jaraknya cukup jauh dalam mencapai rumah sakit di kota. Karena itulah ia membawa Hana kembali ke apartemen yang selama ini diurus dengan baik oleh Bi Titin.Saat tanggal kelahiran yang diprediksi kan oleh dokter mulai mendekat, buat jaga-jaga, Pasha langsung mengambil cuti. Hal tersebut membuat kelipatan kerja Eman sebagai sekretarisnya bertambah.Pasha pun menghabiskan harinya dengan mengurus dan menjaga Hana sedemikian rupa. Ia masih menyiapkan makanan, membuat jus dan terkadang memijit pundak dan kaki Hana yang kerapkali merasa pegal.Sedangkan urusan apartemen, piring kotor dan pakaian, bi Titin yang mengurus semuanya."Pashaa, Hana mau minum jus bayam" Pinta Hana manja. Sebulan membiasakan diri memanggil Pasha tanpa sebutan 'pak', Hana akhirnya dapat melakukannya dengan lancar.Bahkan ia berpikir untuk memanggil suaminya itu dengan 'sayang' nantiny

DMCA.com Protection Status