“Kayra Angelina Atmaja, sekarang kamu saya cerai hari ini juga!”
“Detik ini kamu bukanlah istriku!”
Plak!”
Sebuah tamparan berhasil mendarat dipipinya, meninggalkan bekas berwarna merah muda.
Tuan Bima Prasetya Atmaja menjadi murka saat laki-laki itu yang baru lima menit menikah dengan putrinya langsung menalaknya di depan khalayak ramai.
“Mas, maksudmu apa, kenapa kamu menalakku, padahal baru lima menit yang lalu kamu mengucapkannya!” teriak Kayra bingung.
“Kurang ajar kamu, Bayu, kamu pikir pernikahan ini main-main, dengan seenaknya kamu membatalkan pernikahan ini!” ucap Bima geram.
“Apa-apaan ini Pak Bima, mengapa pengantinnya tiba-tiba menceraikan anak Bapak, dan kamu Bayu buat apa kamu menikahi putri kami, kalau akhirnya kamu menceraikannya?” tanya Pak Bagas kenalan bisnis Tuan Bima.
“Tanyakan saja kepada teman Bapak terhormat ini! ”jawabnya lantang.
“Apa maksudmu, Mas Bay?” tanya Kayra penasaran.
“Oh jadi anak sama Bapak telah sekongkol ya mempermainkan saya, Tuan Bima yang terhormat saya baru tahu kalau putri Bapak ini pernah dirawat di rumah sakit jiwa, kan?” tanya Bayu di hadapan para tamu.
Semua tamu penting dan lainnya terkejut, saat Bayu mengatakan fakta baru dan tidak ada yang percaya kalau seorang Kayra Angelina Atmaja putri kolongmerat di kota itu pernah dirawat di sana.
Mereka hanya tahu kalau dia adalah seorang janda muda yang ditinggal pergi tiga tahun lama akibat kecelakaan mobil.
Ya tepat tiga tahun yang lalu Kayra dinikahkan oleh kenalan bisnis ayahnya di usia muda.
Anak pertama dari seorang kolongmerat yang berusia dua puluh dua tahun itu harus kehilangan masa mudanya hanya untuk bisnis agar bisa berkembang pesat dan meraih keuntungan sebesar-besarnya.
Kayra seorang gadis cantik, humoris, periang dan penurut, tidak pernah mengecewakan kedua orang tuanya.
Walaupun masih kuliah Tuan Bima tetap menikahkan dengan seorang pria bernama Farhan Al Gazali anak dari rekan bisnisnya.
Awalnya Kayra tidak setuju tetapi dia tidak ingin membuat ayahnya yang tinggal orang tua satu-satunya merasa sedih, akhirnya dia menyetujui pernikahan itu.
Mereka akhirnya menikah dan betapa terkejutnya Kayra saat pria yang dijodohkannya adalah pria yang menjadi dosen di tempat dia kuliah dan pria itu yang disukai olehnya.
Begitu juga Farhan yang sangat menyukai Kayra tetapi sangat sungkan untuk berterus terang, dan akhirnya mereka sepakat kalau setelah selesai kuliah yang tinggal setahun lagi baru mereka merencanakan untuk berhubungan layaknya suami istri, karena Farhan tidak mau hamil saat kuliah yang akan mengganggu konsentrasinya belajar.
Namun malang tak dapat di raih tepat setahun pernikahan mereka, Kayra akhirnya berhasil menyelesaikan kuliahnya tetapi dia juga mendapat hadiah yang sangat menyakitkan kalau suaminya kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian.
***
“Saya terima kalau dia janda tetapi saya tidak terima kalau wanita yang akan menjadi istri saya ternyata pernah masuk rumah sakit jiwa, apa maksudnya itu, Tuan Bima!”
“Saya sangat selektif dalam menilai pasangan, lagian anak Tuan juga bekas orang lain, jadi tidak usah malu untuk menikahkan dengan yang tidak sepadan dengan kita!” jelas Bayu yang sangat menyakitkan hati Tuan Bima.
“Pih, jadi Papi tidak memberitahukan kepada Mas Bayu kalau Kayra pernah masuk rumah sakit jiwa, kenapa Pih?”
“Bukankah setiap Kayra tanya ke Papi katanya Papi sudah mengatakannya tapi ini!” tanya Kayra kesal.
“Maafkan Papi, Kay!”
“Papi hanya tidak ingin mereka membatalkan seperti yang sudah-sudah kalau kamu pernah di sana, tetapi ...”
“Iya Pih, tetapi sekarang kita menjadi malu Pih !” ucapnya Kayra bersedih.
Melihat Kayra bersedih, Tuan Bima merasa bersalah dan tidak tega melihat putrinya seperti itu.
“Jangan Sayang, jangan bersedih, Papi minta maaf, Papi tidak tahu kalau jadinya seperti ini!”
“Papi minta maaf sama kamu!” ucap Tuan Bima tidak ingin anaknya bersedih.
Namun Kayra juga tidak ingin papinya merasa bersalah, biar bagaimanapun maksud papinya hanya ingin Kayra bahagia dan bisa melupakan masa lalunya.
Namun ternyata aib menurut Tuan Bima harus ditutupi akhirnya Bayu mengetahuinya.
“Bayu, seharusnya kamu tidak melakukan hal ini, kamu tidak memikirkan keluarga Tuan Bima akan dipermalukan seperti ini di depan orang banyak pula!” ucap Pak Bagas teman Tuan Bima.
“Lebih baik sakit hati sekarang daripada nanti di sini saya yang menjadi korban, karena kalian sudah membohongi saya dan keluarga saya kalau wanita ini dulu pernah tidak waras!” ucap Bayu lantang.
Plak!”
Satu tamparan lagi mengenai pipi Bayu kembali, membuat para tamu yang hadir menjadi kikuk, ada yang merekam kejadian itu, ada yang mengasihani Bayu maupun Kayra.
Keluarga dari pihak wanita meminta maaf dan memohon agar semua tamu undangan segera meninggalkan tempat acara.
Sebagian sudah meninggalkan acara, sebagian lagi ingin tetap di sana karena ingin mengetahui kelanjutannya kisah mereka.
Bahkan ada yang berani mengundang pihak pencari berita panas seperti ini.
Berbagai wartawan pencari berita itu sudah datang dan berusaha mengambil gambar mereka untuk dijadikan bahan berita mereka.
Apalagi Tuan Bima sangat terkenal sebagai pebisnis ulung dan seorang kolongmerat.
Hal ini juga menjadi kesempatan bagi pesaing bisnis Tuan Bima yang tidak suka dengannya dengan menjatuhkan mental dan tentu saja bisnisnya.
“Kenapa, seharusnya justru saya yang malu, punya istri sudah janda, pernah gila pula, mau taruh di mana harga diri kami, Tuan Bima?” tanya Bayu yang masih kelihatan emosi.
“Seharusnya kita menyelesaikan baik-baik, tidak dengan seperti ini, kamu bisa saja menceraikan Kayra setelah selesai acara ini, tidak di sini, di mana rasa kemanuasianmu,Bayu?” tanya balik Tante Mira kakak kandung Tuan Bima yang dituakan.
“Maaf Bu Mira, saya masih menghormati Anda karena paling tua diantara kami, tetapi bukan berarti kami berdiam diri dengan masalah ini!”
“Wajar dong anak saya dan kami keluarga besar merasa ditipu oleh keluarga Anda, walaupun Anda adalah orang terpandang sekalipun jika kami mempunyai menantu seperti dia, buat malu kami saja!” jelas Bu Clara ketus.
“Mas, aku pikir kamu mencintaiku, ternyata aku salah, kamu tidak bisa menerima kekuranganku, hanya sebatas itukah cintamu , Mas?” tanya Kayra yang hampir mau membuka dirinya untuk orang lain.
“Eh Kayra seharusnya kamu tahu diri, walaupun kamu masih cantik, tetapi kamu itu hanya janda muda, masih kami terima, tetapi kamu pernah gila, nggak sudi saya punya menantu seperti kamu!” jelas Bu Clara marah.
“Sudah terima jawabannya kan, Kay?”
“Jadi aku sarankan jika kamu akan menikah lagi entahlah masih ada yang denganmu setelah kejadian ini, tetapi aku beritahu ke kamu sebaiknya berterus terang saja kalau kamu pernah masuk rumah sakit jiwa!"
“Jadi kalau kamu sewaktu-waktu kambuh gilanya tidak kaget, Hahaha ...” tawa Bayu diikuti keluarga Bayu yang lain.
“Ayuk Mah, tidak usah diladeni mereka, lebih baik kita pulang saja, dan sudah banyak wartawan!” ucap Bayu tersenyum sinis.
“Untungnya kita tidak membawa dia menjadi menantu di rumah, kalau nggak bisa sial keluarga kita!” celetuk Bu Clara sinis.
Bersambung
“Tunggu!” ucap Kayra saat keluarga Bayu ingin meninggalkan gedung itu.“Ada yang ingin kamu sampaikan sebelum kami pergi dari sini?”“Aku harap ini adalah pertemuan terakhir kita, aku tidak ingin jika suatu hari ada masalah dan saat aku memiliki pasangan dan aku akan mengundang kamu khusus!”Akan kutunjukkan bagaimana calon istri yang masuk kriteriaku!” jelas Bayu sombong.“Kamu benar, aku tidak pantas buatmu karena kamu juga sebenarnya bukan tipeku, lagian aku tidak terlalu sakit hati dengan ucapanmu, lagian itu benar semua!”“Kuakui Papi memang salah karena tidak memberitahukan sejujurnya, karena beliau sangat takut anaknya tidak mempunyai jodoh lagi karena mempunyai gelar janda!”“Namun aku juga sudah menyesal mengenal kamu, karena caramu salah, telah menceraikan di mana saat pernikahan kita baru saja digelar di depan orang banyak dan menghin
“Eh Bu anaknya tolong dikondisikan dong, tadi berani banget memukul wartawan sekarang saat ditangkap seperti anak kecil!” celetuk salah satu wartawan di sana.“Ayuk teman-teman kita pergi dari sini, sudah selesai beritanya!” ucapnya yang lain.Akhirnya mereka pun pergi dari sana meninggalkan Kayra dan keluarganya di pelaminan itu.Bu Clara merasa putus asa lalu bersama yang lain pergi menyusul Bayu ke kantor polisi.Kayra memandang ke arah pelaminan yang sudah dihiias dengan indahnya dengan mawar putih kesukaan dirinya.Tak terasa bulir-bulir air matanya menetes, rasa perih pun mulai menyerang , tetapi Kayra harus berusaha tegar saat melihat Tuan Bima terduduk lesu dan bersedih dan tiba-tiba mengeluarkan air mata.Belum sempat air mata itu jatuh, Kayra lalu membuka telapak tangannya agar jatuh ke tangan Kayra.Seketika Tuan Bima mendongkak kepalanya dan melihat Kayra sudah duduk bersimpuh di hadap
Mereka pulang menyisakan segala kepedihan bagi Tuan Bima, dia merasa telah gagal mencarikan pendamping untuk anak semata wayangnya.Di dalam mobil ...Teriknya matahari memasuki celah-celah mobil, Kayra melihat Tuan Bima terdiam seribu bahasa hanya sesekali menatap ke luar lajunya kendaraan yang berlalu lalang.Kayra lalu menyandarkan kepalanya di pundak papinya, seketika Tuan Bima menoleh ke arah putrinya.Tuan Bima sedikit mengulas senyuman di bibirnya walaupun sedikit dipaksakan untuk tersenyum.Tak butuh waktu lama sampailah di rumah mereka. Di rumah pun banyak wartawan pencari berita yang sudah menunggunya.Para tetangga pun sudah banyak berkerumun di dekat rumah mereka hanya ingin melihat Kayra yang telah gagal berkali-kali menikah.Saat mereka masuk pintu gerbang para wartawan sudah menyerbunya dengan berbagai pertanyaan.“Kay, banyak sekali wartawan yang datang, memang mereka tahu dari mana?”
Di sisi lain ada seseorang yang selalu memperhatikan dan mengabari setiap kejadian di sekeliling rumahnya Tuan Bima.Orang itu akan tertawa lepas saat mendengar kalau Kayra menjadi objek kemarahannya, Dia ingin wanita itu merasakan apa yang dia rasakan sampai saat ini seperti ibunya dulu sewaktu seumuran Kayra.Sudah mendarah daging hasrat ingin membalas dendam yang tak berujung. Hanya karena kesalah pahaman mereka para orang tua menciptakan masalah dalam keluarganya sehingga menjadi luka yang membekas sampai mereka dewasa.Luka yang ditorehkan masih teringat jelas sehingga dia pun tak segan-segan membuat lawannya tak berkutik sama sekali.Terkenal dengan disiplin dan tegas kini dia datang untuk menuntut balas dendam.Namanya Malik Ibrahim Husaini seorang pengusaha muda yang merintis usahanya di bidang properti dari nol.Sepak terjang dalam menitik karier sangatlah sulit. Banyak rintangan yang sela
“Assalamu’alaikum, Bu! ”sapa seorang wanita cantik itu.“Wa ’alaikumsalam!”Bu Laras seketika menoleh ke sumber suara yang lembut itu. Matanya membulat sempurna saat melhat siapa yang datang menyapanya dengan senyuman manis itu.“ Kayra!” teriak Bu Laras bahagia.“Benar ini kamu, Sayang?” tanya Bu Laras masih tidak percaya kalau Kayra masih mengingatnya.“Iya Bu, ini Kayra, apa kabar, Bu?” tanya Kayra sembari mencium dengan takzim tangan Bu Lastri.“Alhamdulillah, baik Sayang!” jawab Bu Laras tersenyum lebar.“Maafkan Kayra Bu, sudah lima hari ini nggak jenguk Ibu di sini.”“Apakah Ibu marah sama Kayra?” Dia menatap lekat wajah Bu Laras sedih.“Nggak Sayang, hanya Ibu khawatir saja kalau kamu kenapa-kenapa!”“Selama ini Ibu juga lupa minta nomor HP kamu, soalnya tiap hari
Kayra menoleh ke belakang dan melihat Bu Laras sudah tak sadarkan diri. Dia mendekati Bu Laras yang masih terpejam dan mencoba mengguncangkan tubuhnya tetapi tetap tidak ada reaksi.Kayra panik dan berteriak memanggil nama Bu Laras.“Ibu!” teriak Kayra histeris.“Bu Laras, bangun, Bu!”“Tolong!”“Tolong!”Mendengar ada yang minta tolong, dengan sigap orang-orang mulai berlari dan berkerumun di tempat Bu Laras pingsan.“Tolong, Ibu saya, Pak!”Seorang Pak Tua mengecek kondisi Bu Laras dan memeriksa denyut nadinya, lalu menaruh jari telunjuknya di hidung Bu Laras.“Masih hidup, ayuk kita bawa ke dalam!” pinta Bapak itu bersama dengan yang lain.Lalu Bu Laras langsung dibawa ke dalam dan masuk ke ruang perawatan.Suster jaga langsung memanggil Dokter Ridwan dan segera memeriksa keadaan Bu Laras. Nampak Kayra setia menunggu di luar be
Dia pernah melihat wajah wanita itu, karena saudaranya Bima pernah memberikan foto seorang wanita cantik saat masih muda.Ridwan memang jarang sekali di rumah, dia habiskan waktunya untuk belajar di luar mengejar cita-citanya sebagai dokter.Namun dia sering berkirim kabar dengan saudaranya Bima.Mereka hanya dua bersaudara. Walaupun tinggal di kampung tetapi keluarga mereka sangat terpandang.Tak ada sedikit pun mereka berselisih paham hanya karena masalah sepele. Bima sangat menyayangi Ridwan begitu juga sebaliknya, hingga sekarang.Flash back on ... dua puluh lima tahun yang lalu ...Mempunyai berhektar-hektar tanah dan piaraan ternak dan rumah kontrakan menjadikan Juragan Sapto Jayadiningrat Atmaja sebagai warga yang terkaya di kampungnya.Sikap arogan, dingin, tegas dan disiplin dalam segala hal, tak pandang bulu, tua muda, kaya atau miskin semua ada di bawah kekuasaan Juragan Sapto.
Seketika mereka menatap satu sama lain, entah mengapa di pandangan pertama ini jantung laras berdegup kencang, kedua bola matanya membulat melotot. Keheningan sesaat melihat wajah tampan nan rupawan yang menyentuhnya, membuatnya tak berkedip sedikit pun. “Astagfirullahaladzim!” Ma-maaf Mas, saya tidak sengaja!” ucapnya malu-malu sembari membetulkan cadar yang terlepas tadi dan diikatnya kembali. “Ah ... seharusnya saya yang minta maaf sama kamu, karena tidak sengaja menyentuhmu!” sahutnya yang ternyata juga pemalu. “Ini kotak makananmu, untungnya nggak jatuh dan berantakan, sayang soalnya!”lanjutnya lagi dengan tersenyum membuat Laras sangat terkesima melihat senyuman yang manis dan menawan. “Ah, kenapa aku ini, tidak boleh Laras!” lirihnya dalam hati. “Hallo ... hallo kenapa kamu diam?” “Ah nggak apa-apa, Mas, kalau gitu saya masuk dulu, permisi!” Saat Laras ingin masuk ternyata Pakdhe Muksin menghampiri merek