Seketika mereka menatap satu sama lain, entah mengapa di pandangan pertama ini jantung laras berdegup kencang, kedua bola matanya membulat melotot.
Keheningan sesaat melihat wajah tampan nan rupawan yang menyentuhnya, membuatnya tak berkedip sedikit pun.
“Astagfirullahaladzim!” Ma-maaf Mas, saya tidak sengaja!” ucapnya malu-malu sembari membetulkan cadar yang terlepas tadi dan diikatnya kembali.
“Ah ... seharusnya saya yang minta maaf sama kamu, karena tidak sengaja menyentuhmu!” sahutnya yang ternyata juga pemalu.
“Ini kotak makananmu, untungnya nggak jatuh dan berantakan, sayang soalnya!”lanjutnya lagi dengan tersenyum membuat Laras sangat terkesima melihat senyuman yang manis dan menawan.
“Ah, kenapa aku ini, tidak boleh Laras!” lirihnya dalam hati.
“Hallo ... hallo kenapa kamu diam?”
“Ah nggak apa-apa, Mas, kalau gitu saya masuk dulu, permisi!”
Saat Laras ingin masuk ternyata Pakdhe Muksin menghampiri merek
Seketika Bima bingung untuk menjawabnya, tetapi karena dia takut Laras tidak mau melamar pekerjaan di sana.Dia tidak ingin kalau sampai Laras tahu siapa sebenarnya, Bima pun menyembunyikan jati dirinya untuk sementara waktu.Pakdhe Muksin yang tahu siapa Bima yang sebenarnya adalah anak dari Juragan Sapto Jayadiningrat Atmaja yang terkenal angkuh dan sombong mengurungkan niatnya untuk memberitahukan kepada Laras setelah Bima memberi kode kepada Pakde Muksin agar tidak memberitahukan terlebih dahulu.“Mas ... Mas Bima kenal dengan orang dalam di hotel itu ya, kok sangat yakin kalau Laras akan diterima di sana?” tanya ulang Laras yang masih penasaran.“Sudah-sudah nanti saja di bahas, lebih baik kita makan dulu!” Pakdhe Muksin mengalihkan pembicaraan agar Laras tifak bertanya secar detail.Bima hanya bisaa tersenyum getir dan menatap Pakdhe Muksin mengiba.
“Pakde tenang saja, Laras belum ada niatan untuk menikah, Laras mau bekerja dulu biar bisa dapat uang banyak dan membuat kalian bangga kepada Laras.”“Kalian sudah Laras anggap seperti orang tua Laras sendiri!”jelasnya membuat Pakde Muksin tersenyum bahagia.“Maaf Nduk, bukannya Pakde melarang kamu untuk berkenalan atau mempunyai pacar tetapi alangkah baiknya kamu harus mengetahui bebet, bibit dan bobotnya, apalagi kalau dia orang kaya!”“Orang miskin seperti kita jarang mempunyai nasib bisa sejajar dengan orang kaya kalau tidak menjual harga dirinya!”“Kamu mengerti kan maksud, Pakde?” Pakdhe Muksin sangat berhati-hati menjelaskan kepada Laras takut tersinggung.Baginya Laras adalah keponakan yang sudah dianggap anaknya sendiri, dia tidak mau kalau sampai Juragan Sapto membenci dan melukai harga dirinya apalagi mendengar kalau mencintai Bima yang merupakan anak
Laras memandang luas hotel itu, ingin rasanya bertemu dengan orang telah membuatnya penasaran.Penasaran dengan cara kinerjanya.“Memangnya siapa sih yang punya hotel ini?” tanya Laras penasaran.“Yang punya hotel ini adalah salah satu Juragan yang paling kaya di kampung sini namanya Juragan Sapto Jayadiningrat Atmaja!”“Orangnya angkuh, keras kepala,sombong dan pelit paling utama!”“Dia itu tidak suka dibantah apalagi berbohong tetapi sangat berbeda dengan anaknya yang baru pulang dari luar negeri.”“Dengar-dengar sih, anaknya itu yang akan menjadi pimpinan di sini, saya juga belum bertemu orangnya, soalnya dulu masih kecil sekarang mungkin sudah menjadi pemuda tampan,” jelas Pak Ahmad panjang lebar.“Lebih baik sekarang Neng Laras ke dalam saja, paling bentar orangnya datang!” lanjutnya lagi.“
“Sekarang lebih kita masuk ke ruanganku dulu, banyak ingin aku bahas dengan kamu!”“Oke!”“Pak, kami tinggal masuk dulu!” pamit Bima kepada Pak Ahmad.“Iya, silahkan dan terima kasih sudah membantu anak saya selama ini, bahkan saya baru tahu kalau kalian sangat akrab,” ucap Pak Ahmad bahagia.Sama-sama, Pak!”sahut Bima tersenyum ramah.Bima dan Dirga pergi ke dalam hotel sembari mereka mengobrol tentang masa lalu yang mereka lakukan saat masih kuliah.Banyak kenangan manis di antara mereka yang orang lain tidak banyak tahu, hanya merekalah yang mengerti tentang kebiasaan masing-masing sahabatnya itu.Namun saat tiba di lobi Bima melihat Laras yang sudah menunggu ingin bertemu seseorang.Dengan gerak cepat Bima mengajak Dirga bersembunyi, untungnya belum banyak karyawan yang datang. Seketika Dirga bin
“Oh kebetulan nama kami sama, saya biasa dipanggil Dirga!”“Kenalkan nama saya Dirga Bimantara dan ini adalah asisten saya namanya Bima, dan mungkin kamu sudah mengenalnya!”“Dan jangan melihat orang dari penampilan luar saja tetapi harus dari dalam juga, itu yang harus kamu tanamkan dalah hati!”“Tidak semua apa yang kamu lihat itu benar, bisa saja di dalam pikiran kita sangat berbeda dengan yang kita lakukan.”Dirga menjelaskan seperti layaknya seorang pemimpin, Bima pun sampai dibuat kagum dengan ucapannya yang berwibawa.Dirga lalu mempersilahkan Laras untuk ke ruangannya ditemani oleh Bima. Rasa dag dig dug dihati bercampur rasa gugup ketika Laras memasuki ruang kerja yang menurutnya terlihat sangat mewah.Laras pun masih tidak percaya kalau bisa masuk ke hotel ini dengan mudahnya, dia beranggapan kalau Bima adalah penolongnya untuk bisa masuk ke s
Dirga kembali ke ruangan, pikirannya mulai bercabang antara persahabatan atau cinta. Hati yang mulai galau saat melihat wajah Laras tidak memakai masker.Hari ini Bima tidak masuk kerja, Laras yang mengetahuinya dari Chef Idris yang juga sebagai kepala koki di sana. Untungnya Bima sudah memberitahukannya kalau Bima sedang menyamar sebagai asisten pribadi Dirga hanya untuk bisa mendekati Laras.Cheff Idris satu-satunya kepercayaan Bima di dalam hotel itu, selain itu tidak ada yang tahu siapa pemimpin mereka.“Kamu tidak perlu khawatir dia hanya flu biasa besok paling-paling dia sudah kembali kerja,” ucap Chef Idris saat sedang memotong sayuran untuk membuat cap cay.“Iya, Chef nggak masalah kok, siapa juga yang memikirkan dia?” sahut Laras mendelik kesal.“Makanya kalau punya gaji beli dong ponsel kek, jadi kalau ada apa-apa enak bisa berkirim kabar, masa mau pakai merpati sudah
Setelah mengetahui jika anaknya berhubungan dengan seorang gadis miskin, Juragan Sapto buru-buru pulang tanpa memberitahukan Bima yang saat itu masih di kantor.Tepat jam satu siang, akhirnya Juragan Sapto tiba dikampungnya dan langsung datang ke hotel dengan penuh amarah.Mobil melaju dengan kencang dan membunyikan klakson sehingga membuat Pak Ahmad terkejut siapa yang datang.Pak Ahmad mendekati mobil itu dan betapa terkejutnya saat jendela mobilnya di buka tenyata kedatangan Juragan Sapto yang tiba-tiba muncul di hotel dengan wajah gak bisa digambarkan lagi.“Juragan Sapto!”“Selamat siang, Juragan, apa kabar?” basa-basi Pak Ahmad dengan tersenyum.“Bima ada, Pak Ahmad?” tanyanya dengan tegas sembari turun dari mobil dan menyuruh satpam lain memarkirkannya.“A-da di ruangan Juragan!” jawabnya dengan gugup.&l
“Kamu tahu kenapa, Bima?” Juragan Sapto mengulang kalimatnya.“Karena dulu Ibumu itu orang miskin, melarat dan setelah menikah dan melahirkan kalian berdua, dia kabur membawa semua uang papah bersama selingkuhannya!”“Ibumu itu orang miskin yang gila harta, ternyata dia berpura-pura mencintai Papah dan kabur bersama laki-laki lain!”“Semenjak saat itu Papah membenci orang miskin yang hanya memanfaatkan kondisinya, sama seperti Laras dan keluarganya!”“Memang Papah tidak tahu kamu memberikan keluarganya uang sebanyak 100 juta kepada budenya, kan?”“Jawab, Bima!”“Pah, tetapi bukan Laras yang minta, itu murni Bima yang ingin memberikan kepada mereka!”“Bima ... Bima, memang saya bodoh atau anak kecil yang mudah dibohongi, hah!”