“Kamu tahu kenapa, Bima?” Juragan Sapto mengulang kalimatnya.
“Karena dulu Ibumu itu orang miskin, melarat dan setelah menikah dan melahirkan kalian berdua, dia kabur membawa semua uang papah bersama selingkuhannya!”
“Ibumu itu orang miskin yang gila harta, ternyata dia berpura-pura mencintai Papah dan kabur bersama laki-laki lain!”
“Semenjak saat itu Papah membenci orang miskin yang hanya memanfaatkan kondisinya, sama seperti Laras dan keluarganya!”
“Memang Papah tidak tahu kamu memberikan keluarganya uang sebanyak 100 juta kepada budenya, kan?”
“Jawab, Bima!”
“Pah, tetapi bukan Laras yang minta, itu murni Bima yang ingin memberikan kepada mereka!”
“Bima ... Bima, memang saya bodoh atau anak kecil yang mudah dibohongi, hah!”
“Kamu mau tahu kalau si Dirga juga sangat menyukai dirimu, dan kamu tidak pernah menanggapinya!” hardik Sari yang sudah terbakar emosi.Mendengar perkataan Sari, membuat Laras tidak percaya akan hal itu, seakan-akan dia hanya mengada-ngada.“Kamu bercandakan, Sari?”“Nggak mungkin lah kalau Mas Dirga menyukaiku, dia kan tahu kalau aku sangat mencintai mas Bima, pasti kamu bilang seperti itu karena iri kan sama aku, karena aku bisa menikah dengan mas Bima?”“Sedangkan Juragan Sapto juga sudah menyetujui rencana kami untuk menikah, dan beliau memintaku untuk keluar dari pekerjaan ini!” jelasnya kepada Sari dengan mata yang berkaca-kaca.“Hahaha ... Laras ... Laras kamu terlalu naif!”“Kamu belum tahu siapa Juragan Sapto sebenarnya, dia tidak akan membiarkan kamu hidup dengan tenang, bahkan sekelas beliau mana mau mempunyai calon menantu
Kayra hampir saja terjatuh tetapi tangan pemuda itu dengan sigap menangkap dan mendekapnya di dada pemuda itu.Seketika pandangan mereka bertautan, tetapi Kayra tidak terlalu mengubrisnya karena ingin cepat-cepat pulang.“Halo, Mas ...halo!” ucap Kayra membuat pemuda tampan itu tersadar dari lamunannya.“Oh, maaf Mbak, saya tidak sengaja!” sahut pemuda itu meminta maaf kepada Kayra.“Oh tidak apa-apa, maaf saya juga buru-buru, permisi!” ucapnya pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan pemuda itu.Sontak pemuda itu sedikit kesal dengan sikap Kayra yang tidak terlalu memperhatikan wajah pemuda itu yang tak lain adalah Malik anak dari Bu Laras.Malik merasa dirinya tidak dihargai oleh Kayra dan semakin membenci Kayra karena merasa wajahnya yang tampan biasanya membuat setiap wanita yang memandangnya akan langsung jatuh cinta.Malik ternyata semakin tertantang untuk mengetahui lebih tentang hidup Kayra wa
“Ini adalah salah papahmu, Kay!”“Kita akan lihat sampai mana keluarga Bima Prasetya Atmaja akan mencarikan jodoh buatmu tetapi aku yang akan menggagalkannya lagi,” ucapnya dalam hati dengan menyunggingkan sebuah senyuman licik.***Menjelang subuh Malik sudah bangun dan bersiap diri untuk mandi dan salat subuh, begitu juga dengan Bu Laras yang tidak lupa mengerjakan salat, akhirnya mereka salat berjamaah dengan di imami oleh Malik anaknya sendiri.Rasa syukur mereka panjatkan , karena sudah di beri kehidupan yang layak, tak lupa Bu Laras berdo’a agar anaknya tidak lagi meneruskan niatnya untuk membalas dendam.Tanpa terasa Bu Laras menitikkan air mata di dalam do’anya membuat Malik khawatir kembali.“Ada apa, Bu Kenapa Ibu menangis? Jangan menangis Bu, air mata ini sangat berharga buat Malik, jadi jangan Ibu menangis lagi,” jelasnya membuat dirinya pun m
Sementara itu Malik ingin bertemu dengan dokter Ridwan, dan ingin berterima kasih karena sudah merawat ibunya dengan baik, walaupun di hatinya masih terselimuti oleh rasa penasaran.“Maaf, Sus, dokter Ridwan jam segini sudah datang atau belum ya?” tanya Malik kepada suster jaga di depan.“Maaf, Pak, kalau jam segini belum datang, biasanya beliau datang sekitar pukul sembilan pagi, Pak, ada pesan?” tanya balik suter itu.“Oh nggak usah, Sus, biar saya telepon saja, soalnya saya mau ke luar kota selama dua minggu, minta tolong ya, Sus, nanti kalau ada apa-apa segera hubungi saya!” pinta Malik.“Iya Pak, nanti saya kasih tahu suster jaga lainnya,” ucap Suster itu dengan ramah.“Terima kasih, Sus, permisi!”“Silakan, Pak!”Malik lalu menghubungi dokter Ridwan segera sebelum dia berangkat ke luar kota. Nada tersambung.@
“Pi, apa yang dikatakan Mamah ada benarnya juga sih, tahu dari mana si Bayu itu, kan kata Papi nggak pernah memberitahukannya kepada mereka, pasti ada yang tidak suka kalau Kay menikah lagi.” Kayra mulai menyadari kalau ada yang salah dengan pernikahan itu.Sambil memotong roti panggangnya dia pun memikirkan setiap perkataan Bayu yang terlontar dari mulut manisnya.“Duh, aku kok jadi kepikiran dengan perkataan Mamah sih, memang benar sih kalau si Bayu itu kalau merasa dibohongi tetapi kenapa pada saat selesai ijab kabul, seharusnya saat dia tahu kalau aku pernah masuk rumah sakit jiwa dia bisa membatalkannya sebelum proses ijab kabul itu terjadi, pasti ada yang ingin aku dipermalukan terutama Papih!”“Kasihan Papih, dia hanya ingin aku bahagia tetapi malah Papih yang merasa bersalah, apa yang harus aku lakukan agar Papih tidak selalu menyalahkan dirinya?”gumam Kayra saat melihat orang yang paling dekat dengan dirinya tak punya
“Ups, maaf, Om, tidak sengaja saya tadi buru-buru,” celetuk Kayra tanpa melihat wajahnya karena sibuk membersihkan jas mahal pria itu.“Sejak kapan saya menikah dengan tante kamu?” tanya pria itu dengan kesal.“I-iya, maaf Pak, saya tidak sengaja!” ucapnya lagi.“Memang saya terlihat tua sampai-sampai kamu memanggil dengan sebutan Pak!” hardiknya lagi.“Maaf, jadi saya harus memanggil Anda, apa?” tanya Kayra sembari melihat wajah pria itu.Seketika pria itu menatapnya penuh intens, wajahnya terlihat teduh, sangat cantik entah kenapa Malik malah terpesona dengan wanita berhijab itu yang dia tahu adalah Kayra Angelina Atmaja anak seorang pengusaha terkenal Tuan Bima Prasetya Atmaja, sekaligus wanita yang dibencinya tanpa Kayra tahu siapa Malik sebenarnya.Pria itu menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti, tetapi Kayra tidak menanggapinya serius, dia hanya beradu mulut dengannya.
“Maaf Bu, kami bukan pasangan suami istri, tetapi orang ini sudah mengganggu saya dengan masalah yang dibuatnya sendiri,” kilah Kayra yang merasa geram dengan tingkah pria itu.“Ini semua gara-gara kamu, coba kamu mau saja menjadi sekretaris saya, tidak akan ada masalah seperti ini, atau kamu memang sengaja memancing keributan agar saya malu, iya?” tanyanya lagi yang masih ngotot.“Bukannya situ yang memancing keributan, saya sudah baik-baik ingin mengganti rugi dengan uang, tetapi anda sendiri kan yang menolaknya,” jawabnya yang tak mau kalah berbicara.Kayra lalu mendatangi wanita tua itu untuk dimintai pendapatnya.“Maaf, Bu, saya ingin minta pendapat Ibu sendiri dengan masalah saya, menurut Ibu apa yang harus saya lakukan untuk mengganti kerugiannya?”“Memang apa sih yang kalian ributkan?” tanya wanita tua itu penasaran.“Hey, kamu kenapa minta pendapat orang
[Assalamu’alaikum, Tuan][Wa’alaikumsalam, bagaimana Pak di sana apakah Kayra tidak mengalami masalah?][Sebenarnya nggak ada sih, Tuan, tetapi sedikit ada gangguan dengan seorang pria yang baru saja Non Kayra temui][Memangnya ada apa sih? Siapa itu, apakah saya mengenalnya?][Saya juga tidak tahu siapa dia, Cuma yaitu dia membuat Non Kayra menjadi serba salah, Tuan][Maksudnya bagaimana, Pak Dirman?][Begini Tuan, saat di perjalanan hampir sampai di hotel, Non Kayra minta dibelikan es kelapa di pinggir jalan][Setelah tiba di lobi hotel es kelapanya jatuh dan mengenai jas orang itu. Dia marah-marah nggak jelas gitu][Nggak jelas bagaimana maksudmu?][Soalnya Non Kayra sudah ingin menggantinya dengan sejumlah uang dan juga sudah meminta maaf sama orang itu tetapi masnya nggak mau di ganti uang]