[Assalamu’alaikum, Tuan]
[Wa’alaikumsalam, bagaimana Pak di sana apakah Kayra tidak mengalami masalah?]
[Sebenarnya nggak ada sih, Tuan, tetapi sedikit ada gangguan dengan seorang pria yang baru saja Non Kayra temui]
[Memangnya ada apa sih? Siapa itu, apakah saya mengenalnya?]
[Saya juga tidak tahu siapa dia, Cuma yaitu dia membuat Non Kayra menjadi serba salah, Tuan]
[Maksudnya bagaimana, Pak Dirman?]
[Begini Tuan, saat di perjalanan hampir sampai di hotel, Non Kayra minta dibelikan es kelapa di pinggir jalan]
[Setelah tiba di lobi hotel es kelapanya jatuh dan mengenai jas orang itu. Dia marah-marah nggak jelas gitu]
[Nggak jelas bagaimana maksudmu?]
[Soalnya Non Kayra sudah ingin menggantinya dengan sejumlah uang dan juga sudah meminta maaf sama orang itu tetapi masnya nggak mau di ganti uang]
<Sementara itu seminar masih berlangsung dari pagi jam sepuluh pagi dengan meriah dan ramai.Dengan di tata secara apik dan elegan, ruangan yang begitu besar bisa menampung sampai kurang lebih tiga ratus orang itu, kini sudah dipadati oleh sekumpulan pebisnis.Seminar yang dihadiri oleh kalangan bisnis baik yang muda dan tua, sudah berpengalaman ataupun tidak, mereka berkumpul, saling memberikan motivasi, dukungan satu sana lain.Seminar ini juga diadakan setahun sekali untuk mengembangkan usaha, atau yang baru belajar menggeluti bidang usaha dan sebagai penghargaan loyalitas dan dedikasi ya selama ini untuk menjadikan sebuah perusahaan yang berkembang pesat.Ada tiga kandidat yang sebenarnya yang masuk nominasi diantaranya ada nama mereka berdua.Malik Ibrahim Husaini dan Kayra Angelina Atmaja, tetapi mereka tidak mengetahuinya, kalau hari ini adalah pemberian penghargaan kepada mereka yang berhasil menjadi pengusaha muda.
Meisya memberanikan dirinya untuk menatap Malik dengan tatapan yang tajam, tetapi Malik tidak membalas tatapannya.Meisya sangat bahagia ketika melihat Malik yang ternyata begitu tampan dan membuat hatinya berbunga-bunga.“Malik, bagaimana, di mana dia?” tanyanya lagi penasaran.“Aduh gawat nih, malu dong kalau aku bilang belum punya. Ah aku terjebak, coba seandainya aku tidak menolak untuk bertemu gadis yang mau dikenalkan olehku, tentu aku dengan bangga memperkenalkannya sebagai calon istriku nanti,” rutuknya bingung.“Tenang Malik, tenang ... pasti ada cara untuk membungkam mulut mereka,” lanjutnya lagi.“Sayang, kamu bertanya sama dia?” Kamu nggak sadar ya dia itu cinta mati sama kamu, mungkin sampai sekarang dia tidak bisa menikah karena masih mengharapkan kamu,” ucapnya sembari mengecup pipi mulus Meisya di depan mata Malik, membuat darahnya mendidih tidak tahan melihat
Kayra bingung melihat tingkah wanita berparas cantik itu yang tiba-tiba pergi begitu saja dengan amarah.“Sepertinya wanita itu masih ada perasaan sama orang ini, pantas saja aku disuruh pura-pura menjadi tunangannya!”“Padahal wajahnya sih nggak jelek-jelek amat, masa iya nggak punya gebetan atau dia beralih penyuka sesama jenis ... hih ... amit-amit deh!”“Atau dianya saja yang banyak tingkah, banyak kriterianya, bisa jadi kan?” tanyanya dalam hati.Namun Kayra tidak sadar kalau dirinya juga diperhatikan oleh orang lain.Dimas yang belum juga pergi dari sana dan dia selalu menatap wajah cantik Kayra, entah kenapa pandangannya tidak lepas, membuat Malik sedikit terganggu dengan pandangannya itu.“Mas Dimas!” teriak Meisya dari jauh.“Oh ya, tunggu!”“Satu kata buatmu, Cantik!” Dimas mengedipkan mata kanannya ke arah Kayra, tetapi wanita itu ber
“Memang siapa sih, aku juga pernah dengar juga kalau nggak salah dari bosku, dia seorang pemuda tampan, jadi penasaran, siapa ya kira-kira dia?” tanya Lintang yang ikut penasaran.“Wah seru nih kalau ternyata pria itu belum menikah, kita bisa bersaing untuk mendapatkannya,” timpa Arlera bersemangat.“Ya belum tentu kali, dia mau sama kita dan kita juga belum tahu kriterianya wanita idamannya seperti apa, iya kan?” sahut Lintang santai.Kayra hanya mendengarkan mereka yang sedang asyik membahas masalah siapa yang akan terpilih menjadi pengusaha muda yang mendulang banyak prestasinya dalau dunia usahanya.“Aku jadi bingung, siapa yang aku pilih dari mereka, sedangkan aku juga belum tahu kriterianya seperti apa?”“Cuma dia bilang suka wanita yang berhijab, sedangkan dari mereka berempat semuanya memakai pakaian kurang bahan.”“Hanya Lintang yang masih terlihat wajar, sedangkan ya
Kayra melihat penampakan orang itu dan benar saja pria itu adalah pria yang sama temannya Malik.“Apa ... dia?”“Mati aku, kok tambah runyam begini, jadi aku tidak bisa dong mencarikan jodoh buat Malik!”“Lintang sendiri juga pacaran dengan saudaranya Dimas,” ucapnya dalam hati.“Kay!” Kayra!”“Ya ... ada apa?” tanyanya terkejut.“Justru aku yang harus tanya sama kamu, ada apa sebenarnya, kamu kenal dengan Dimas?” tanyanya lagi.“Nggak ... eh maksudnya baru kenalan tadi,” jawabnya singkat.“Ingat Kay, jangan dekatin dia ataupum kamu termakan dengan gombalannya dia itu playboy cap ikan asin, masih untung kakaknya itu nggak terlalu lebay seperti adiknyanitu,” jelas Arleta kepada Kayra.“Pasti mereka ada di sini juga, entah di mana mereka,” lanjutnya lagi.“Guys ... pria itu ganteng banget, aku mau
“Oh iya sampai lupa ... Kay kenalkan ini yang namanya Mas Aldo sekaligus pacar aku, dan sebentar lagi aku akan menikah denganny.”“Mas, ini teman baruku namanya Kayra.” Lintang memperkenalkan Kayra dengan senang hati.Aldo mengulurkan tangannya ke arah Kayra, tetapi gadis cantik hanya menangkupkam kedua tangannya.“Maaf Mas!”“Oh tidak apa-apa, saya mengerti kok,” sahutnya tersenyum ramah.Aldo sesekali melirik ke arah Kayra, dia lun sebenarnya merasa risih, tetapi acara sebentar lagi akan selesai, hanya tinggal pengumuman lima besar pengusaha muda yang berprestasi di bidangnya.Setelah kata sambutan dari berbagai pihak, kini acara puncaknya yaitu pengumuaman lima kandidat yang berhasil mencuri perhatian para juri yang sudah berpengalaman.“Baiklah para tamu undangan sekalian, kini tiba waktunya untuk membacakan lima orang pengusaha yang telah berprestas
Sekarang kita punya wajah baru yang bisa mengalahkan seorang Rifaldo Putera Erlangga, dan selamat untuk para pemenang lainnya,” ucap panitia itu.Tak lama kemudian Ibu Lina Yulianti pun datang dan memberikan piagam penghargaan kepada masing-masing pemenang.Ibu Lina tersenyum saat melihat mereka yang ternyata dua-duanya menjadi juara di hati para pengusaha.“Wah kalian kompak selalu, sudah saya bilang kalian ini memang jodoh, selamat ya soalnya tadi kata Meisya kalian sudah tunangan, ayuk klarifikasi biar orang semua tahu, jangan sampai tunangan kamu di ambil orang,” jelasnya tersenyum.“Loh kok Ibu kenal dengan Meisya?” tanya Kayra penasaran.“Ya iyalah kenal dia kan keponakan saya!”Seketika mereka berdua saling berpandangan dan lagi-lagi Bu Lina menggodanya.“Ayuk, nak Malik silakan beri kata sambutan dan sekalian memperkenalkan calon istrimu!”“Kurang
“Ter buktikan kamu menatapku dengan penuh arti atau jangan-jangan kamu sudah mulai menyukaiku atau sudah jatuh cinta, apa aku benar, Kayra?” ledeknya sembari menatap wajah cantik itu dan tersenyum.Kayra tiba-tiba sadar dia langsung berdiri dan mengambil penutup kepalanya dan bersikap acuh kepada Malik.Setelah selesai memakai jilbab, lalu membuka pintu kamar lebar-lebar dan menyuruh Malik keluar dari kamar.“Maaf, silakan keluar aku mau istirahat!” ucapnya tegas.Seketika Malik bingung dengan tingkah Kayra yang tidak terlalu menanggapi hal yang barusan terjadi, seolah-olah hanya angin lalu saja.Malik merasa baru kali ini pesona ketampanannya tidak mempengaruhi seorang wanita yang di hadapannya.Biasanya setiap wanita yang datang menghampirinya malah ingin mencari kesempatan untuk bisa berdekatan apalagi bisa bermalam walau sehari saja, tetapi Malik bukanlah pria seperti itu.Dia sangat menghormati wanita, bah
“Uhuk ... Uhuk ...Malik terbatuk dengan sigap Kayra menghampirinya dan mengambil segelas air putih lalu menyodorkan kepada Malik, tanpa meminta izin kepada Malik, Kayra menyentuh tubuh belakang Malik dengan menepuk-nepuknya, sontak saja Malik salah tingkah dengan perhatian Kayra.“Mas, nggak apa-apa?” tanyanya terlihat khawatir dan Malik bisa melihat dari dekat kembali wajah yang telah mengusik hatinya.“Oh ... Iya sudah nggak apa-apa dan terima kasih,” jawabnya canggung.Kayra melihat ada sisa bubur di sudut bibir Malik mungkin karena tersedak tadi karena tersembur. Tanpa basa-basi wanita cantik itu langsung mengambil tisu yang ada di meja kecil itu, tanpa permisi lagi dia lalu membersihkan dengan lembut. Sontak saja Malik dibuatnya gugup kembali, tetapi Kayra tampak biasa saja.“Nah sudah bersih,” ucapnya dan beranjak pergi dan kembali ke tempat Bu Laras. Lagi-lagi Malik dibuatnya terdiam dengan sikap Kayra yang kembali cuek.Bu Laras semakin bersemangat untuk menjodohkan Mal
“Kayra? Sini Sayang Ibu rindu sama kamu.” Bu Laras ingin menggapai Kayra dengan menjulurkan tangannya, dengan sigap Kayra pun menyambutnya langsung dan membetulkan posisi Bu Laras setelah memberikan rantang empat susun itu ke tangan Malik.Sontak saja Malik terkejut dan ingin memarahinya tetapi saat melihat kearaban diantara mereka berdua hal itu dia urungkan, dia pun menaruhnya di meja kecil dan kembali menghampiri mereka.“Dasar cewek dia kira aku siapa, pembantunya?” gerutunya kesal. “Ibu kenapa mau bangun, belum sembuh total Bu, dan apa ini Bu, kenapa Ibu melakukan semua ini, Kayra takut jika kehilangan Ibu,” jelasnya sambil memeluknya hangat.Malik hanya menatap setiap adegan seperti ibu dan putrinya yang terbuang, dia pun tersentuh dengan apa yang dilakukan oleh Kayra, netranya tidak lepas dari Kayra yang mampu menggetarkan hatinya.“Sial ... Kenapa aku semakin menyukai wanita itu? Tidak seperti yang aku bayangkan dengan wanita yang kebanyakan aku temui?” “Tahan Malik ... tah
“Kamu salah Malik, kamu tidak mendengarkan cerita sebenarnya. Ini terjadi karena kesalah pahaman yang diciptakan oleh ayah kami, Juragan Sapto.” “Juragan Sapto tidak menyukai hubungan Laras dengan Bima. Ibu kamu hanya wanita kampung yang tidak berpendidikan, anak yatim piatu sehingga dipandang sebelah mata oleh Juragan Sapto yang mengetahui kalau anak kesayangannya yaitu Bima sangat mencintai Laras.”“Bima sangat mencintai Laras, sampai -sampai dia ingin meninggalkan semua atributnya dan mau hidup miskin demi Laras demi cintanya, tentu saja Juragan Sapto tidak mau terjadi karena dia lah yang bisa mengendalikan semua harta ayah kami, sehingga beliau membuat rencana untuk membuat mereka berpisah.” “Bapak saya menyuruh Laras untuk berbohong kalau dia sudah dihamili oleh Dirga sahabatnya, dan mengatakan kalau mereka saling mencintai, jika tidak mau mengatakan seperti itu terpaksa keluarga Laras yang menanggung semuanya, semua hutang budenya Laras dengan Bapak di hapuskan.“Laras terpaks
“Elo ke mana saja sih, sudah banget di hubungi, dan sekarang baru elo baca pesan gue, sungguh terlalu!” teriak dari Adi sahabatnya itu dengan geram.“Sory Bro, gue sekarang ada di rumah sakit jiwa tempat nyokap, jadi nggak gue sibuk cari donor darah, nggak lihat kalau banyak pesan masuk,” kilah Malik pelan.“Terus bagaimana keadaan nyokap, kenapa nggak kasih kabar kalau elo buruh donor darah, elo lupa sama gue?” “Bukan begitu Bro, gue panik dan lupa kalau elu kan yang menghandle kerjaan gue, sorry banget ya.”“Oke, nggak masalah yang penting semua baik-baik saja, tetapi ada yang mau gue omongin selain kerjaan.”“Apaan?”“Begini waktu elo menghadiri seminar di Surabaya, kata Winda sekretaris elo ada seorang bapak tua yang mencari elo, tetapi dia tidak menyebutkan namanya.”“Gue sudah lihat dari CCTV , mungkin saja elo pernah bertemu dengan orang itu, walaupun dia memakai masker, pasti ya dari bentuk fisiknya siapa tahu elo kenal.”“Oh ya, apa yang dia tanyakan?” “Kata Winda dia
Malik menatapnya kembali, sepertinya dia tidak bosan memandangi wajah itu yang jelas-jelas ingin membalaskan dendam untuk ibunya.Merasa dicuekin, dengan kejahilannya Kayra sengaja memasukkan jari kelingking Malik ke dalam gelas plastik itu yang masih panas. Seketika dia pun tersadar saat jarinya terasa panas.“Augh apaan sih? Panas tahu!” hardiknya kesal sambil meniup-niup jarinya yang terasa seperti terbakar dan berubah menjadi kemerahan.“Makanya jangan melamun di rumah sakit apalagi rumah sakit jiwa , bisa diciduk dan dimasukkan ke dalam kamar, nih ambil,” jawab Kayra menakut-nakuti Malik dan memberikan minuman itu ke tangannya.“Augh ... panas Markonah!” teriak Malik kembali sambil mengibas-ngibaskan tangannya.“Apa, coba kamu bilang lagi siapa namanya, istri kamu ya?”“Lagian kenapa kamu bengong seperti itu, nggak dapat jatah malam sama istri di rumah?” tanyanya asal sambil meniup-niup minuman itu dengan bibirnya yang seksi menurut Malik. Malik tetap saja mencuri pandang ke
“Ya Allah semoga bukan hal yang buruk,” ucapnya lagi.[Halo ya Dok, Ibu saya nggak apa-apa kan Dok, soalnya saya masih mencarinya tetapi belum ...][Maaf Pak Malik, saya dengan Suster Mira untuk kantong darah sudah kami penuh, jadi Mas nggak usah cari lagi, ada pendonor yang bersedia mendonorkan darahnya.][Alhamdulillah, yang benar Sus?][Iya Mas, sekarang Mas bisa kembali ke rumah sakit, dokter sedang mengoperasi Bu Laras dan mudah-mudahan bisa kembali pulih][Terima kasih Suster, saya akan kembali ke sana][Sama-sama Mas, selamat siang][Selamat siang, Sus]Setelah memutuskan sambungan teleponnya Malik bersujud syukur tidak henti-hentinya, karena masih ada yang mau mendonorkan darahnya untuk ibunya sendiri.“Ya Allah terima kasih Engkau telah mengabulkan permintaan hamba ini, dan aku akan menepati janji untuk memberikan apa yang dia minta, apa pun.”“Aku harus berterima kasih dengan orang itu dan memberikan hadiahnya.”Dengan perasaan sedih dan bahagia, Malik segera melajukan
Sudah kelima panggilan Malik menghubungi Dokter Ridwan tetapi masih di luar jangkauan. Sebisa mungkin Malik melajukan mobilnya untuk sampai di rumah saki jiwa itu.“Ibu, maafkan Malik, sebentar lagi Malik akan sampai tunggu ya Bu.”“Ini semua gara-gara wanita itu, dia sengaja menghilang dariku.”“Kamu tidak bisa lari begitu saja Karya, aku akan selalu menjadi bayanganmu di mana saja kamu berada,” teriaknya di dalam mobil sambil memikul-mukul setir kemudinya.“Tunggu dulu, kenapa aku jadi kesal, kenapa malah aku yang merasa ... kehilangan?”“Ah tidak, mana mungkin ini ... tetapi kenapa malah aku sepertinya kehilangan dia?” “Ayolah Malik fokus dengan balas dendammu, jangan bilang kalau kamu mulai ada rasa ... Cinta?”“Ah ... sial,” umpatnya lagi.Entah apa yang terjadi pada dirinya sendiri, padahal dia sangat membenci Kayra, tetapi sikap cuek dari Kayra itu sudah membuatnya marah.Biasanya dia tidak pernah dicuekin oleh gadis mana pun, mereka akan tunduk di pelukan Malik, tetapi wa
Sementara itu masih dalam perjalanan Kayra begitu cemas dengan keadaan Bu Laras. Dia pun meminta Pak Dirman sedikit melajukan mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit jiwa.Tak lama kemudian setelah dua puluh menit berlalu akhirnya mereka sampai di tujuan. Kayra dengan cepat turun dari mobil dan berlari kecil menuju kamar Bu Laras.Namun saat sampai di sana dia tidak ada hanya mendapati kamar yang berantakan, tetapi juga bekas cairan berwarna merah itu masih menempel di dinding.Seorang perawat lalu menghampiri Kayra saat melihatnya di depan pintu kamar Bu Laras.“Mbak Kayra!” panggilnya Kayra menoleh dan melihat Suster itu berlari kecil menghampirinya.“Untung Mbak Kayra datang, Bu Laras sedang ditangani dokter Mbak, mari ikut saya,” ucap perawat itu dan Kayra mengikutinya.“Apa yang terjadi Bu Laras, Sus?” tanya Kayra panik.“Entah kenapa dia kembali histeris dan mencoba membenturkan kepalanya ke dinding , untung ada pasien lain yang melihatnya, kami pikir orang itu bercanda te
“Bagaimana ini Pak, Kay sangat bingung siapa orang yang sudah membuat masalah ini, tidak ada asap kalau tidak api.” Kayra memikirkan perkataan Bayu barusan.“Kalau menurut Bapak, ada baiknya Neng Kayra bertanya kepada Tuan Bima, sepertinya memang ada sangkut pautnya dengan masa lalu Tuan saat masih muda seperti Neng Kayra gini.”“Siapa tahu ini runtutan balas dendam orang itu untuk menghancurkan keluarga Tuan, bisa sakit hati, atau semacamnya,” jelas Pak Dirman bersemangat.“Memang Pak Dirman nggak tahu masa lalu Papi?”“Bapak kan orang baru Neng baru sepuluh tahun bekerja sama Tuan, tetapi saya pikir omongan mas Bayu itu ada benarnya.”“Mungkin Tuan tidak ingin membahasnya lagi karena ingin melupakannya luka yang teramat dalam,” jelasnya lagi.“Baiklah Pak, yang Pak Dirman katakan ada benarnya juga, Papi pasti menyembunyikan tentang masa lalunya yang beliau