“Memang siapa sih, aku juga pernah dengar juga kalau nggak salah dari bosku, dia seorang pemuda tampan, jadi penasaran, siapa ya kira-kira dia?” tanya Lintang yang ikut penasaran.
“Wah seru nih kalau ternyata pria itu belum menikah, kita bisa bersaing untuk mendapatkannya,” timpa Arlera bersemangat.
“Ya belum tentu kali, dia mau sama kita dan kita juga belum tahu kriterianya wanita idamannya seperti apa, iya kan?” sahut Lintang santai.
Kayra hanya mendengarkan mereka yang sedang asyik membahas masalah siapa yang akan terpilih menjadi pengusaha muda yang mendulang banyak prestasinya dalau dunia usahanya.
“Aku jadi bingung, siapa yang aku pilih dari mereka, sedangkan aku juga belum tahu kriterianya seperti apa?”
“Cuma dia bilang suka wanita yang berhijab, sedangkan dari mereka berempat semuanya memakai pakaian kurang bahan.”
“Hanya Lintang yang masih terlihat wajar, sedangkan ya
Kayra melihat penampakan orang itu dan benar saja pria itu adalah pria yang sama temannya Malik.“Apa ... dia?”“Mati aku, kok tambah runyam begini, jadi aku tidak bisa dong mencarikan jodoh buat Malik!”“Lintang sendiri juga pacaran dengan saudaranya Dimas,” ucapnya dalam hati.“Kay!” Kayra!”“Ya ... ada apa?” tanyanya terkejut.“Justru aku yang harus tanya sama kamu, ada apa sebenarnya, kamu kenal dengan Dimas?” tanyanya lagi.“Nggak ... eh maksudnya baru kenalan tadi,” jawabnya singkat.“Ingat Kay, jangan dekatin dia ataupum kamu termakan dengan gombalannya dia itu playboy cap ikan asin, masih untung kakaknya itu nggak terlalu lebay seperti adiknyanitu,” jelas Arleta kepada Kayra.“Pasti mereka ada di sini juga, entah di mana mereka,” lanjutnya lagi.“Guys ... pria itu ganteng banget, aku mau
“Oh iya sampai lupa ... Kay kenalkan ini yang namanya Mas Aldo sekaligus pacar aku, dan sebentar lagi aku akan menikah denganny.”“Mas, ini teman baruku namanya Kayra.” Lintang memperkenalkan Kayra dengan senang hati.Aldo mengulurkan tangannya ke arah Kayra, tetapi gadis cantik hanya menangkupkam kedua tangannya.“Maaf Mas!”“Oh tidak apa-apa, saya mengerti kok,” sahutnya tersenyum ramah.Aldo sesekali melirik ke arah Kayra, dia lun sebenarnya merasa risih, tetapi acara sebentar lagi akan selesai, hanya tinggal pengumuman lima besar pengusaha muda yang berprestasi di bidangnya.Setelah kata sambutan dari berbagai pihak, kini acara puncaknya yaitu pengumuaman lima kandidat yang berhasil mencuri perhatian para juri yang sudah berpengalaman.“Baiklah para tamu undangan sekalian, kini tiba waktunya untuk membacakan lima orang pengusaha yang telah berprestas
Sekarang kita punya wajah baru yang bisa mengalahkan seorang Rifaldo Putera Erlangga, dan selamat untuk para pemenang lainnya,” ucap panitia itu.Tak lama kemudian Ibu Lina Yulianti pun datang dan memberikan piagam penghargaan kepada masing-masing pemenang.Ibu Lina tersenyum saat melihat mereka yang ternyata dua-duanya menjadi juara di hati para pengusaha.“Wah kalian kompak selalu, sudah saya bilang kalian ini memang jodoh, selamat ya soalnya tadi kata Meisya kalian sudah tunangan, ayuk klarifikasi biar orang semua tahu, jangan sampai tunangan kamu di ambil orang,” jelasnya tersenyum.“Loh kok Ibu kenal dengan Meisya?” tanya Kayra penasaran.“Ya iyalah kenal dia kan keponakan saya!”Seketika mereka berdua saling berpandangan dan lagi-lagi Bu Lina menggodanya.“Ayuk, nak Malik silakan beri kata sambutan dan sekalian memperkenalkan calon istrimu!”“Kurang
“Ter buktikan kamu menatapku dengan penuh arti atau jangan-jangan kamu sudah mulai menyukaiku atau sudah jatuh cinta, apa aku benar, Kayra?” ledeknya sembari menatap wajah cantik itu dan tersenyum.Kayra tiba-tiba sadar dia langsung berdiri dan mengambil penutup kepalanya dan bersikap acuh kepada Malik.Setelah selesai memakai jilbab, lalu membuka pintu kamar lebar-lebar dan menyuruh Malik keluar dari kamar.“Maaf, silakan keluar aku mau istirahat!” ucapnya tegas.Seketika Malik bingung dengan tingkah Kayra yang tidak terlalu menanggapi hal yang barusan terjadi, seolah-olah hanya angin lalu saja.Malik merasa baru kali ini pesona ketampanannya tidak mempengaruhi seorang wanita yang di hadapannya.Biasanya setiap wanita yang datang menghampirinya malah ingin mencari kesempatan untuk bisa berdekatan apalagi bisa bermalam walau sehari saja, tetapi Malik bukanlah pria seperti itu.Dia sangat menghormati wanita, bah
“Neng Kayra, kemarin Papah Neng telepon dan menanyakan kabar Neng dan saya juga memberitahukan kejadian itu, dan beliau meminta saya mencari tahu tentang orang itu Neng,” jelas Pak Dirman sambil menyetir.“Oh ya, apa yang Bapak dapat?” tanya Kayra menjadi penasaran.“Dia itu pemilik perusahaan PT. Husaini Corporation yang ada di Surabaya ini, dan dia masih bujang, perjaka ting-ting, usianya baru tiga puluh satu tahun tetapi sudah banyak prestasi yang dia dapat.“Namun yang Bapak bingung adalah, tidak ada satu pun yang tahu tentang keluarganya, apakah dia masih mempunyai orang tua atau tidak, bahkan saudara atau keluarga lainnya tidak pernah dia singgung,” jelasnya bingung.“Masa begitu banyak karyawannya tidak ada satu pun yang tahu tentang keluarganya, Pak?” tanyanya penasaran.“Nah itu dia Neng, yang masih menjadi
“Bagaimana ini Pak, Kay sangat bingung siapa orang yang sudah membuat masalah ini, tidak ada asap kalau tidak api.” Kayra memikirkan perkataan Bayu barusan.“Kalau menurut Bapak, ada baiknya Neng Kayra bertanya kepada Tuan Bima, sepertinya memang ada sangkut pautnya dengan masa lalu Tuan saat masih muda seperti Neng Kayra gini.”“Siapa tahu ini runtutan balas dendam orang itu untuk menghancurkan keluarga Tuan, bisa sakit hati, atau semacamnya,” jelas Pak Dirman bersemangat.“Memang Pak Dirman nggak tahu masa lalu Papi?”“Bapak kan orang baru Neng baru sepuluh tahun bekerja sama Tuan, tetapi saya pikir omongan mas Bayu itu ada benarnya.”“Mungkin Tuan tidak ingin membahasnya lagi karena ingin melupakannya luka yang teramat dalam,” jelasnya lagi.“Baiklah Pak, yang Pak Dirman katakan ada benarnya juga, Papi pasti menyembunyikan tentang masa lalunya yang beliau
Sementara itu masih dalam perjalanan Kayra begitu cemas dengan keadaan Bu Laras. Dia pun meminta Pak Dirman sedikit melajukan mobilnya agar cepat sampai ke rumah sakit jiwa.Tak lama kemudian setelah dua puluh menit berlalu akhirnya mereka sampai di tujuan. Kayra dengan cepat turun dari mobil dan berlari kecil menuju kamar Bu Laras.Namun saat sampai di sana dia tidak ada hanya mendapati kamar yang berantakan, tetapi juga bekas cairan berwarna merah itu masih menempel di dinding.Seorang perawat lalu menghampiri Kayra saat melihatnya di depan pintu kamar Bu Laras.“Mbak Kayra!” panggilnya Kayra menoleh dan melihat Suster itu berlari kecil menghampirinya.“Untung Mbak Kayra datang, Bu Laras sedang ditangani dokter Mbak, mari ikut saya,” ucap perawat itu dan Kayra mengikutinya.“Apa yang terjadi Bu Laras, Sus?” tanya Kayra panik.“Entah kenapa dia kembali histeris dan mencoba membenturkan kepalanya ke dinding , untung ada pasien lain yang melihatnya, kami pikir orang itu bercanda te
Sudah kelima panggilan Malik menghubungi Dokter Ridwan tetapi masih di luar jangkauan. Sebisa mungkin Malik melajukan mobilnya untuk sampai di rumah saki jiwa itu.“Ibu, maafkan Malik, sebentar lagi Malik akan sampai tunggu ya Bu.”“Ini semua gara-gara wanita itu, dia sengaja menghilang dariku.”“Kamu tidak bisa lari begitu saja Karya, aku akan selalu menjadi bayanganmu di mana saja kamu berada,” teriaknya di dalam mobil sambil memikul-mukul setir kemudinya.“Tunggu dulu, kenapa aku jadi kesal, kenapa malah aku yang merasa ... kehilangan?”“Ah tidak, mana mungkin ini ... tetapi kenapa malah aku sepertinya kehilangan dia?” “Ayolah Malik fokus dengan balas dendammu, jangan bilang kalau kamu mulai ada rasa ... Cinta?”“Ah ... sial,” umpatnya lagi.Entah apa yang terjadi pada dirinya sendiri, padahal dia sangat membenci Kayra, tetapi sikap cuek dari Kayra itu sudah membuatnya marah.Biasanya dia tidak pernah dicuekin oleh gadis mana pun, mereka akan tunduk di pelukan Malik, tetapi wa