Kayra hampir saja terjatuh tetapi tangan pemuda itu dengan sigap menangkap dan mendekapnya di dada pemuda itu.
Seketika pandangan mereka bertautan, tetapi Kayra tidak terlalu mengubrisnya karena ingin cepat-cepat pulang.
“Halo, Mas ...halo!” ucap Kayra membuat pemuda tampan itu tersadar dari lamunannya.
“Oh, maaf Mbak, saya tidak sengaja!” sahut pemuda itu meminta maaf kepada Kayra.
“Oh tidak apa-apa, maaf saya juga buru-buru, permisi!” ucapnya pergi dengan tergesa-gesa meninggalkan pemuda itu.
Sontak pemuda itu sedikit kesal dengan sikap Kayra yang tidak terlalu memperhatikan wajah pemuda itu yang tak lain adalah Malik anak dari Bu Laras.
Malik merasa dirinya tidak dihargai oleh Kayra dan semakin membenci Kayra karena merasa wajahnya yang tampan biasanya membuat setiap wanita yang memandangnya akan langsung jatuh cinta.
Malik ternyata semakin tertantang untuk mengetahui lebih tentang hidup Kayra wa
“Ini adalah salah papahmu, Kay!”“Kita akan lihat sampai mana keluarga Bima Prasetya Atmaja akan mencarikan jodoh buatmu tetapi aku yang akan menggagalkannya lagi,” ucapnya dalam hati dengan menyunggingkan sebuah senyuman licik.***Menjelang subuh Malik sudah bangun dan bersiap diri untuk mandi dan salat subuh, begitu juga dengan Bu Laras yang tidak lupa mengerjakan salat, akhirnya mereka salat berjamaah dengan di imami oleh Malik anaknya sendiri.Rasa syukur mereka panjatkan , karena sudah di beri kehidupan yang layak, tak lupa Bu Laras berdo’a agar anaknya tidak lagi meneruskan niatnya untuk membalas dendam.Tanpa terasa Bu Laras menitikkan air mata di dalam do’anya membuat Malik khawatir kembali.“Ada apa, Bu Kenapa Ibu menangis? Jangan menangis Bu, air mata ini sangat berharga buat Malik, jadi jangan Ibu menangis lagi,” jelasnya membuat dirinya pun m
Sementara itu Malik ingin bertemu dengan dokter Ridwan, dan ingin berterima kasih karena sudah merawat ibunya dengan baik, walaupun di hatinya masih terselimuti oleh rasa penasaran.“Maaf, Sus, dokter Ridwan jam segini sudah datang atau belum ya?” tanya Malik kepada suster jaga di depan.“Maaf, Pak, kalau jam segini belum datang, biasanya beliau datang sekitar pukul sembilan pagi, Pak, ada pesan?” tanya balik suter itu.“Oh nggak usah, Sus, biar saya telepon saja, soalnya saya mau ke luar kota selama dua minggu, minta tolong ya, Sus, nanti kalau ada apa-apa segera hubungi saya!” pinta Malik.“Iya Pak, nanti saya kasih tahu suster jaga lainnya,” ucap Suster itu dengan ramah.“Terima kasih, Sus, permisi!”“Silakan, Pak!”Malik lalu menghubungi dokter Ridwan segera sebelum dia berangkat ke luar kota. Nada tersambung.@
“Pi, apa yang dikatakan Mamah ada benarnya juga sih, tahu dari mana si Bayu itu, kan kata Papi nggak pernah memberitahukannya kepada mereka, pasti ada yang tidak suka kalau Kay menikah lagi.” Kayra mulai menyadari kalau ada yang salah dengan pernikahan itu.Sambil memotong roti panggangnya dia pun memikirkan setiap perkataan Bayu yang terlontar dari mulut manisnya.“Duh, aku kok jadi kepikiran dengan perkataan Mamah sih, memang benar sih kalau si Bayu itu kalau merasa dibohongi tetapi kenapa pada saat selesai ijab kabul, seharusnya saat dia tahu kalau aku pernah masuk rumah sakit jiwa dia bisa membatalkannya sebelum proses ijab kabul itu terjadi, pasti ada yang ingin aku dipermalukan terutama Papih!”“Kasihan Papih, dia hanya ingin aku bahagia tetapi malah Papih yang merasa bersalah, apa yang harus aku lakukan agar Papih tidak selalu menyalahkan dirinya?”gumam Kayra saat melihat orang yang paling dekat dengan dirinya tak punya
“Ups, maaf, Om, tidak sengaja saya tadi buru-buru,” celetuk Kayra tanpa melihat wajahnya karena sibuk membersihkan jas mahal pria itu.“Sejak kapan saya menikah dengan tante kamu?” tanya pria itu dengan kesal.“I-iya, maaf Pak, saya tidak sengaja!” ucapnya lagi.“Memang saya terlihat tua sampai-sampai kamu memanggil dengan sebutan Pak!” hardiknya lagi.“Maaf, jadi saya harus memanggil Anda, apa?” tanya Kayra sembari melihat wajah pria itu.Seketika pria itu menatapnya penuh intens, wajahnya terlihat teduh, sangat cantik entah kenapa Malik malah terpesona dengan wanita berhijab itu yang dia tahu adalah Kayra Angelina Atmaja anak seorang pengusaha terkenal Tuan Bima Prasetya Atmaja, sekaligus wanita yang dibencinya tanpa Kayra tahu siapa Malik sebenarnya.Pria itu menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti, tetapi Kayra tidak menanggapinya serius, dia hanya beradu mulut dengannya.
“Maaf Bu, kami bukan pasangan suami istri, tetapi orang ini sudah mengganggu saya dengan masalah yang dibuatnya sendiri,” kilah Kayra yang merasa geram dengan tingkah pria itu.“Ini semua gara-gara kamu, coba kamu mau saja menjadi sekretaris saya, tidak akan ada masalah seperti ini, atau kamu memang sengaja memancing keributan agar saya malu, iya?” tanyanya lagi yang masih ngotot.“Bukannya situ yang memancing keributan, saya sudah baik-baik ingin mengganti rugi dengan uang, tetapi anda sendiri kan yang menolaknya,” jawabnya yang tak mau kalah berbicara.Kayra lalu mendatangi wanita tua itu untuk dimintai pendapatnya.“Maaf, Bu, saya ingin minta pendapat Ibu sendiri dengan masalah saya, menurut Ibu apa yang harus saya lakukan untuk mengganti kerugiannya?”“Memang apa sih yang kalian ributkan?” tanya wanita tua itu penasaran.“Hey, kamu kenapa minta pendapat orang
[Assalamu’alaikum, Tuan][Wa’alaikumsalam, bagaimana Pak di sana apakah Kayra tidak mengalami masalah?][Sebenarnya nggak ada sih, Tuan, tetapi sedikit ada gangguan dengan seorang pria yang baru saja Non Kayra temui][Memangnya ada apa sih? Siapa itu, apakah saya mengenalnya?][Saya juga tidak tahu siapa dia, Cuma yaitu dia membuat Non Kayra menjadi serba salah, Tuan][Maksudnya bagaimana, Pak Dirman?][Begini Tuan, saat di perjalanan hampir sampai di hotel, Non Kayra minta dibelikan es kelapa di pinggir jalan][Setelah tiba di lobi hotel es kelapanya jatuh dan mengenai jas orang itu. Dia marah-marah nggak jelas gitu][Nggak jelas bagaimana maksudmu?][Soalnya Non Kayra sudah ingin menggantinya dengan sejumlah uang dan juga sudah meminta maaf sama orang itu tetapi masnya nggak mau di ganti uang]
Sementara itu seminar masih berlangsung dari pagi jam sepuluh pagi dengan meriah dan ramai.Dengan di tata secara apik dan elegan, ruangan yang begitu besar bisa menampung sampai kurang lebih tiga ratus orang itu, kini sudah dipadati oleh sekumpulan pebisnis.Seminar yang dihadiri oleh kalangan bisnis baik yang muda dan tua, sudah berpengalaman ataupun tidak, mereka berkumpul, saling memberikan motivasi, dukungan satu sana lain.Seminar ini juga diadakan setahun sekali untuk mengembangkan usaha, atau yang baru belajar menggeluti bidang usaha dan sebagai penghargaan loyalitas dan dedikasi ya selama ini untuk menjadikan sebuah perusahaan yang berkembang pesat.Ada tiga kandidat yang sebenarnya yang masuk nominasi diantaranya ada nama mereka berdua.Malik Ibrahim Husaini dan Kayra Angelina Atmaja, tetapi mereka tidak mengetahuinya, kalau hari ini adalah pemberian penghargaan kepada mereka yang berhasil menjadi pengusaha muda.
Meisya memberanikan dirinya untuk menatap Malik dengan tatapan yang tajam, tetapi Malik tidak membalas tatapannya.Meisya sangat bahagia ketika melihat Malik yang ternyata begitu tampan dan membuat hatinya berbunga-bunga.“Malik, bagaimana, di mana dia?” tanyanya lagi penasaran.“Aduh gawat nih, malu dong kalau aku bilang belum punya. Ah aku terjebak, coba seandainya aku tidak menolak untuk bertemu gadis yang mau dikenalkan olehku, tentu aku dengan bangga memperkenalkannya sebagai calon istriku nanti,” rutuknya bingung.“Tenang Malik, tenang ... pasti ada cara untuk membungkam mulut mereka,” lanjutnya lagi.“Sayang, kamu bertanya sama dia?” Kamu nggak sadar ya dia itu cinta mati sama kamu, mungkin sampai sekarang dia tidak bisa menikah karena masih mengharapkan kamu,” ucapnya sembari mengecup pipi mulus Meisya di depan mata Malik, membuat darahnya mendidih tidak tahan melihat