แชร์

Bab 3

ผู้เขียน: Anggur
“Nek, tentu.” Olivia menanggapi dengan santai.

Meski Nenek Sarah memperlakukannya dengan sangat baik, Stefan adalah cucunya sendiri, sedangkan dirinya hanya seorang cucu menantu. Kalau mereka bertengkah, memangnya keluarga Adhitama akan memihak padanya?

Olivia tidak percaya.

Sama seperti mertua kakaknya.

Sebelum menikah, mereka begitu baik kepada kakaknya. Saking baiknya, putri kandung mereka sampai cemburu.

Setelah menikah, mertua kakaknya berubah. Setiap kali kakaknya dan suaminya bertengkar, ibu mertua kakaknya pasti akan bilang bahwa kakaknya bukan istri yang baik.

Jadi, anak adalah keluarga sendiri, sedangkan menantu adalah orang luar.

“Kamu mau pergi kerja, ‘kan? Kalau begitu Nenek nggak ganggu lagi, deh. Nenek akan menyuruh Stefan untuk menjemputmu dan makan malam bersamamu nanti.”

“Nek, tokoku tutupnya malam. Aku mungkin nggak bisa pulang untuk makan. Gimana kalau di akhir pekan?”

Sekolah libur di akhir pekan. Bagi toko buku seperti miliknya yang bergantung pada murid sekolah untuk membeli dagangan mereka, bisnis mereka pasti akan sepi di hari libur. Mereka bahkan tidak perlu buka toko. Makanya dia bisa buka waktu.

“Boleh.” Nenek Sarah berkata dengan penuh perhatian, “Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti di akhir pekan. Kamu kerja saja dulu.”

Sarah pun mengambil inisiatif untuk mengakhiri panggilan tersebut.

Bukannya langsung pergi ke toko, Olivia malah mengirim pesan ke temannya, Junia Santoso, memberi tahu temannya itu bahwa dia akan ke toko sebelum jam pulang sekolah.

Setelah melakukan hal terbesar dalam hidupnya, dia harus pulang dan memberi tahu kakaknya, kemudian pindah dari rumah kakaknya.

Sepuluh menit kemudian, Olivia sampai di rumah kakaknya.

Kakak iparnya sudah pergi kerja, sedangkan kakaknya sedang menjemur baju di balkon. Melihatnya pulang, kakaknya bertanya, “Oliv, kok kamu pulang? Hari ini nggak buka toko?”

“Aku akan ke sana siang nanti. Siang hari biasanya ramai. Russel belum bangun?”

Russel adalah keponakan Olivia, yang baru berusia dua tahun sekarang, tepat di usia di mana seorang anak sedang nakal-nakalnya.

“Belum. Kalau dia sudah bangun, rumah nggak akan sesunyi ini.”

Olivia membantu kakaknya mengeringkan pakaian dan bertanya tentang tadi malam.

“Oliv, kakak iparmu bukannya ingin mengusirmu. Dia hanya lagi banyak tekanan saja, sedangkan aku nggak punya penghasilan,” Odelina Hermanus menjelaskan untuk suaminya.

Olivia tidak mengatakan apa-apa. Kakak iparnya itu memang ingin mengusirnya.

Kakak ipar Olivia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan. Pria itu berpenghasilan tinggi. Kakak Olivia adalah teman kuliahnya. Mereka awalnya bekerja di perusahaan bersama, lalu mereka menikah. Setelah menikah, kakak iparnya itu bilang pada kakaknya, “Aku akan menghidupimu mulai sekarang. Kamu istirahat saja di rumah, siap-siap untuk punya anak.”

Kakaknya mengira dia sudah menikah dengan orang yang tepat, jadi dia benar-benar mengundurkan diri dan menjadi ibu rumah tangga. Satu tahun setelah menikah, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Dia merawat bayi mereka dan mengurus rumah, yang membuatnya sangat sibuk sehingga dia tidak punya waktu lagi untuk berdandan dan merawat tubuhnya sendiri. Dia juga tidak bisa kembali bekerja lagi.

Dalam tiga tahun, Odelina sudah berubah dari seorang wanita muda dan cantik menjadi seorang ibu rumah tangga yang gemuk dan berpakaian santai, yang tidak suka berdandan.

Olivia dan kakaknya beda lima tahun. Ketika Olivia berumur sepuluh tahun, orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan mobil. Sejak saat itu, mereka saling bergantung satu sama lain.

Uang ganti rugi yang dibayarkan setelah kecelakaan mobil itu sebenarnya cukup untuk mereka menyelesaikan studi mereka, tetapi kakek dan nenek dari sisi ayah dan ibu mereka masing-masing meminta bagian. Jadi, mereka menggunakan sisa uang yang sedikit itu dengan hidup berhemat, sampai akhirnya mereka bertahan sampai lulus kuliah.

Rumah mereka ditinggali oleh kakek dan nenek dari sisi ayah, jadi mereka selalu menyewa tempat tinggal di luar, sampai akhirnya kakaknya menikah dan mereka berhenti menyewa.

Odelina sangat menyayangi Olivia. Sebelum menikah, kakaknya sudah bilang pada suaminya bahwa Olivia akan hidup bersama mereka. Kakak iparnya juga sudah mengiyakan dengan santai. Namun, pria itu malah tidak menyukainya tinggal di sini sekarang.

“Kak, maaf, aku sudah merepotkanmu.”

“Nggak, Oliv. Kamu jangan berpikir begitu. Orang tua kita meninggal ketika kita masih kecil. Kamu hanya bisa bergantung pada Kakak.”

Olivia terharu. Ketika dia masih kecil, kakaknya adalah sandaran hidupnya. Sekarang, dia ingin menjadi sandaran hidup bagi kakaknya.

Setelah terdiam beberapa saat, dia mengeluarkan buku nikahnya, menyerahkannya kepada Odelina dan berkata, “Kak, aku sudah menikah. Aku baru saja mengurus buku nikah. Aku pulang untuk memberi tahu Kakak. Aku akan beres-beres dan keluar dari rumah ini nanti.”

“Kamu sudah menikah?” Suara Odelina meninggi. Menyebutnya berteriak saja tidak keterlaluan.

Dia menatap adik perempuannya itu dengan tidak percaya. Pada saat yang sama, dia cepat-cepat mengambil buku nikah itu dan membukanya. Anehnya, benar-benar ada foto adiknya bersama seorang pria asing di dalamnya.

“Olivia, apa yang terjadi? Bukannya kamu nggak punya pacar?”

Pria yang ada di buku nikah itu sangat tampan, tapi tatapannya tajam dan ekspresinya terlalu dingin. Kelihatannya bukan orang yang enak diajak bergaul.

Dalam perjalanan pulang, Olivia sudah memikirkan kata-kata yang harus dia katakan. Dia langsung berkata, “Kak, aku sudah lama punya pacar. Namanya Stefan. Hanya saja, dia terlalu sibuk dan belum bisa menemukan waktu untuk datang menemui Kakak.”

“Dia melamarku dan aku setuju untuk menikah dengannya. Kemudian, kami pergi ke Kantor Urusan Agama untuk mengurus akta nikah. Kak, dia pria yang sangat baik. Dia juga memperlakukanku dengan sangat baik. Jangan khawatir, Kak. Aku akan hidup bahagia.

Odelina masih tidak bisa menerima fakta ini.

Dia tidak pernah mendengar Olivia bilang bahwa dia punya pacar, tetapi adiknya itu tiba-tiba bilang dia sudah menikah.

Dia teringat akan pertengkarannya dengan suaminya semalam. Adiknya ini mendengar pertengkaran itu.

Mata Odelina langsung memerah. Dia berkata kepada Olivia, “Oliv, Kakak ada bilang pada kakak iparmu kalau kamu ada kasih uang makan. Jadi, kamu nggak perlu khawatir untuk tinggal di sini.”

“Kamu nggak perlu cepat-cepat menikah, ataupun cepat-cepat pindah.”

Dia berani bertaruh, adiknya ini pasti belum lama mengenal pacarnya itu. Kalau tidak, adiknya pasti sudah memberitahunya.

Mereka tiba-tiba mengurus buku nikah hari ini karena suaminya tidak menyukai adiknya yang terlalu lama tinggal di sini. Adiknya pun buru-buru menikah untuk mencegah ketidakharmonisan dalam pernikahannya.

Olivia menghibur kakaknya sambil tersenyum, “Kak, ini benar-benar nggak ada hubungannya denganmu. Stefan dan aku saling mencintai. Aku akan hidup bahagia. Kak, Kakak seharusnya senang.”

Odelina terus menangis.

Olivia memeluk kakaknya dengan tidak berdaya. Ketika kakaknya selesai menangis dan lebih tenang, dia berjanji, “Kak, aku akan sering pulang untuk menemui Kakak. Rumah Stefan ada di Lotus Residence, nggak jauh dari sini. Naik motor listrik hanya sepuluh menit.”

“Bagaimana latar belakang keluarga pria itu?”

Semuanya sudah terjadi, jadi Odelina hanya bisa menerima kenyataan. Dia pun menanyakan latar belakang keluarga adik iparnya.

Olivia tidak begitu tahu tentang keluarga Adhitama. Meski dia dan Nenek Sarah sudah saling kenal selama tiga bulan, dia tidak pernah menanyakan tentang keluarga Adhitama. Kalau Nenek Sarah memberitahunya, dia hanya mendengarkan. Yang dia tahu, Stefan adalah cucu tertua dan masih ada banyak adik laki-laki di bawahnya (termasuk sepupu).

Stefan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Mambera, punya mobil dan rumah, dan kondisi keuangan keluarganya juga cukup bagus. Olivia memberi tahu kakaknya apa yang dia ketahui.

Mendengar adik iparnya membeli rumah tanpa menyicil, Odelina berkata, “Itu harta pranikahnya, Oliv. Apa kamu bisa memintanya untuk mencantumkan namamu di sertifikat rumahnya?”

Kalau nama adiknya ditambahkan ke sertifikat rumah, setidaknya jadi ada jaminan.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
ini ceritanya sma kayak siEmbun..hnya di ganti nama ........
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4

    “Kak, Kakak sendiri yang bilang, itu properti yang dimilikinya sebelum menikah. Aku nggak membayar sepeser pun. Nggak masuk akal dong kalau memintanya menambahkan namaku di dalam sertifikat rumah. Hal ini nggak usah dibahas lagi.”Begitu mereka selesai mengurus buku nikah, Stefan langsung memberi Olivia kunci rumahnya. Olivia bisa langsung pindah dan tinggal di sana. Ini sudah membantunya dalam masalah tempat tinggal. Sudah sangat bagus.Dia tidak akan meminta Stefan untuk menambahkan namanya ke sertifikat rumah. Namun, kalau Stefan yang berinisiatif sendiri untuk menambahkan namanya, dia tidak akan menolak, karena mereka adalah suami istri, dan mereka akan hidup bersama seumur hidup.Odelina sebenarnya juga hanya bilang saja. Dia tahu adiknya orangnya mandiri dan tidak rakus akan uang. Jadi, dia juga tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut.Setelah diinterogasi dengan banyak pertanyaan, Olivia akhirnya bisa keluar dari rumah kakaknya.Kakaknya ingin mengantarnya ke Lotus Residence

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 5

    Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Lanjutkan rapatnya.”Orang yang duduk paling dekat dengannya adalah adik sepupunya, yaitu cucu kedua dari keluarga Adhitama yang bernama Calvin Adhitama.Calvin mencondongkan badan dan bertanya dengan suara rendah, “Bro, aku mendengar apa yang Nenek katakan padamu. Apa kamu benar-benar sudah menikahi wanita bernama Olivia itu?”Stefan memberinya tatapan tajam.Calvin menyentuh hidungnya, duduk tegak, dan tidak berani bertanya lagi.Namun, dia sangat simpati pada kakak sepupunya ini.Meskipun cucu-cucu dari keluarga Adhitama tidak perlu menikah dengan keluarga kaya lain untuk memperkuat pengaruh mereka, istri kakak sepupunya ini tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan mereka. Itu semua hanya karena nenek mereka menyukai wanita bernama Olivia itu, lalu menyuruh Kak Stefan untuk menikahi wanita itu. Kak Stefan benar-benar kasihan.Calvin lagi-lagi menatap kakak sepupunya itu dengan prihatin.Untungnya, dia bukan cucu pertama. Kalau tidak, d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 6

    Olivia tersenyum dan berkata, “Kakak sepupumu kan sudah punya pacar. Masa aku memintanya untuk menikahiku? Lagi pula, aku sudah menikah dengan pria itu, sudah terlambat untuk menyesalinya! Tapi, kamu harus merahasiakan hal ini, ya. Jangan sampai kakakku tahu yang sebenarnya. Kalau nggak, dia akan sedih.”Junia, “....”Temannya satu ini benar-benar berani.“Tokoh utama wanita di novel-novel biasanya menikah dengan miliarder. Oliv, apa suamimu itu juga miliarder?”Olivia memukul temannya itu dengan pelan dan berkata sambil tersenyum, “Kamu pasti sudah membaca semua novel di toko kita ini, ‘kan? Kamu berkhayal, ya? Mana bisa sembarangan menikah dengan miliarder. Kamu pikir di dunia ini ada banyak miliarder?”Junia menyentuh bagian tubuhnya yang dipukul pelan oleh Olivia. Dia pikir, perkataan temannya itu juga benar. Dia pun menghela napas pelan dan bertanya lagi, “Rumah suamimu di mana?”“Lotus Residence.”“Kalau begitu, lumayan. Lingkungannya bagus, jalur transportasinya juga oke, dan ng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 7

    Setelah masuk ke dalam Rolls-Royce, Stefan memerintahkan dengan suara rendah, “Mobil yang aku baru beli itu, jangan lupa bawa ke sana.”Mobil itu akan dia gunakan untuk menipu istrinya. Siapa tadi nama istrinya?“Oh ya, nama istriku siapa?”Stefan malas mengeluarkan buku nikah. Oh iya, buku nikahnya dilihat oleh neneknya tadi dan Nenek belum mengembalikannya. Jadi, dia tidak punya buku nikahnya sekarang.Pengawalnya berkata, “… Istri Bapak bernama Olivia Hermanus dan tahun ini berusia 25 tahun. Pak Stefan harus mengingatnya dengan baik.”Majikan mereka ini memiliki ingatan yang sangat baik, tapi dia tidak akan mengingat orang yang tidak ingin dia ingat.Terutama wanita. Wanita yang dia ketemu setiap hari pun belum tentu diingat namanya.“Oke, aku ingat,” ujar Stefan dengan santai.Dari nada bicara Stefan, Pengawal itu langsung tahu bahwa majikannya ini tidak akan mengingat nama istrinya besok.Stefan tidak ingin pusing memikirkan wanita yang bernama Olivia itu. Dia pun bersandar di kur

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 8

    Stefan sangat peduli dengan tubuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi gemuk karena makan sembarangan, karena akan sangat sulit untuk menurunkan badan.Olivia tertawa, “Pak Stefan badannya bagus, kok.”“Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu, ya?”Stefan mengiyakan.“Selamat malam.” Olivia mengucapkan selamat malam pada pria itu dan berbalik badan, hendak pergi.“Tunggu. Eh, Olivia.” Stefan menghentikannya.Olivia berhenti, menoleh, dan bertanya pada pria itu, “Apa ada yang lain?”Stefan memandangnya dan berkata, “Mulai sekarang, jangan keluar kamar memakai piyama.”Olivia tidak mengenakan pakaian dalam di balik piyamanya. Stefan memiliki mata yang tajam, jadi dia bisa melihat segala sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Mereka adalah suami istri, jadi tidak apa-apa kalau dia melihatnya. Namun, bagaimana dengan orang lain?Dia tidak ingin tubuh istrinya dilihat oleh pria lain.Olivia tersipu, bergegas kembali ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.Stevan, “....”Di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 9

    Selesai makan, Stefan mengeluarkan dompetnya. Dia tidak punya banyak uang cash, jadi dia mengeluarkan sebuah kartu ATM dan meletakkannya di depan Olivia.Olivia menatapnya dengan alis terangkat.“Kalau kamu mau beli sesuatu dan butuh uang, kamu bisa memakai kartu ini. Kata sandinya adalah ….”Dia mengambil pena dan kertas, menuliskan kata sandinya, dan menyerahkan kertas itu kepada Olivia.“Ke depannya, uang dalam kartu ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Aku akan mengirim uang ke kartu ini setelah gajian setiap bulannya, tapi kamu harus mencatat semua yang kamu beli. Aku nggak keberatan kalau uang yang kamu gunakan itu banyak, tapi aku mau tahu uangnya digunakan untuk apa.”Waktu mereka mengurus buku nikah, Olivia pernah bertanya pada Stefan, apa mereka perlu patungan. Pria itu menolaknya dan bilang, mereka sudah menikah dan menjadi sepasang suami istri. Jadi, dia tidak keberatan kalau Olivia menggunakan uangnya.Lagipula, uangnya sangat banyak, sampai dia juga tahu ada b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 10

    Olivia pergi ke rumah kakaknya.Dia membuka pintu, masuk ke rumah dan mendapati kakaknya sudah bangun dan sedang sibuk di dapur.“Kak.”“Oliv, kamu sudah datang.”Odelina keluar dari dapur dan sangat senang melihat adiknya, “Kamu sudah makan belum? Kakak ada masak mie. Kamu mau dimasakkan satu mangkuk?”“Nggak usah, aku sudah makan, Kak. Kakak sudah masak mie-nya? Kalau belum, nggak usah masak. Aku ada beli sarapan untuk Kakak dan Russel.”“Belum, Russel demam kemarin. Kakak nggak cukup tidur semalam! Pagi ini juga bangunnya kesiangan. Kakak iparmu pergi sarapan di luar jadinya, juga mengomeli Kakak tadi, bilang Kakak nggak melakukan apa-apa di rumah, cuma mengurusi anak saja, tapi masih nggak bisa buatkan sarapan untuknya?”Odelina merasa agak sedih.Olivia sangat kesal mendengarnya, “Kok Russel bisa demam? Kalaupun sudah nggak demam lagi, Kakak juga harus membawanya ke dokter, supaya nggak kambuh lagi. Suami Kakak itu juga, sudah jelas anaknya sakit, bukannya bantu, hanya tahu memara

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 11

    “Jalan.” Stefan memaki Olivia dalam hati, tapi dia tidak mengatakan apa pun, apalagi melakukan apa pun.Olivia adalah nama istrinya, tetapi mereka berdua tidak ada bedanya dengan dua orang asing yang tinggal bersama.Sopirnya tidak berani mengatakan sepatah kata pun, akhirnya kembali menjalankan mobil.Olivia tidak tahu bahwa dia baru saja hampir menabrak mobil mewah suaminya. Dia mengendarai motor listriknya dan bergegas pergi ke toko. Rumah Junia ada di dekat sana, jadi temannya itu selalu datang lebih cepat ke toko.”“Olivia.”Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Junia memesan sarapan untuk dirinya sendiri. Dia sedang makan ketika temannya itu datang. Dia pun tersenyum dan bertanya, “Kamu sudah makan?”“Sudah.” Junia pun memakan sarapannya sendiri.Junia mengambil sebuah kantong, meletakkannya di atas meja kasir dan berkata kepada temannya, “Aku membawakanmu dua kotak makanan camilan. Enak banget, cobalah.”Olivia meletakkan kunci motor listriknya di atas meja kasir, duduk dan menari

บทล่าสุด

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3614

    “Dia sudah keluar dari rumah sakit, tapi masih belum balik ke kantor. Patricia minta dia untuk istirahat di rumah. Sebenarnya Patricia nggak kasih Felicia balik ke kantor karena nggak mau Felicia tahu rencananya dan jadi bocor. Bahkan Patricia ngasih obat tidur ke Vandi untuk dia gunakan ke Felicia. Begitu Felicia tertidur, dia minta Vandi untuk bawa Felicia pergi meninggalkan Cianter. Patricia sudah siapkan semuanya untuk Felicia, tapi Felicia menolak. Vandi juga jelas nggak mungkin mengkhianati Felicia, makanya begitu Felicia bebas dari rumah sakit, Vandi menyerahkan obat tidur itu ke aku untuk dicek.”Setelah sesaat terdiam, Odelina kembali bicara, “Felicia sebenarnya nggak jahat karena dia nggak tumbuh besar didampingi Patricia. Dia masih punya persepsi yang bagus. Kalau bisa, aku sebenarnya nggak mau dia mati.”Yuna pun terdiam sejenak sebelum dia membalas ucapan Odelina. “Baik itu sekarang atau nanti, selama Felicia nggak lebih dulu memusuhi kita, kita juga nggak akan menyerang d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3613

    “Tante, memangnya Dokter Kellin tadi ngapain sampai Tante kagum begitu sama dia?”Odelina cuma tahu kalau Kelling memiliki keahlian medis yang luar biasa, tetapi dia tidak tahu seberapa hebat kemampuan lain yang Kellin miliki. Dia mengira Kellin memiliki kemampuan selayaknya tokoh-tokoh di novel kungfu, di mana dia bisa terbang melewati tembok tinggi atau melukai orang lain hanya dengan menggunakan daun.“Aku juga nggak lihat jelas, tapi yang jelas dia bisa bikin pengawalnya Patricia lumpuh. Dia bilang cuma pakai jarum beracun, tapi aku nggak tahu jarumnya keluar dari mana,” kata Yuna.“... jarum beracun?”Rupanya benar-benar seperti adegan yang ada di novel kungfu.“Pak Setya bilang Kellin nggak cuma jago di bidang kedokteran, dia juga pandai menggunakan macam-macam jenis racun. Dia paling suka bikin ramuan beracun, untung saja dia nggak pakai ramuannya itu untuk menyakiti orang lain. Kalau iya, mengerikan banget,” tutur Yuna. Dia merasa Kellin sesungguhnya adalah orang yang cukup men

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3612

    Jalan rahasia tersebut memiliki tiga titik akses. Satu di dalam rumah, satu di halaman depan, dan satu lagi di halaman belakang. Adanya jalan rahasia itu meningkatkan kesempatan bagi Sofia untuk menyelamatkan dirinya andaikan terjadi sesuatu yang mengancam nyawa. Kalaupun jalan rahasia itu tidak ada, secara diam-diam Setya sudah menempatkan mata-mata di dalam rumah. Di saat Patricia aan mengakhiri hidupnya bersama Yuna dan yang lain, mata-mata itu akan segera beraksi menahan Dikta agar Dikta atau anak buahnya tidak bisa menyalakan api.Sekuat apa pun Dikta, dia tidak sekuat Lima Kaisar yang di masa kejayaannya pernah menguasai wilayah itu. Di era sekarang ini, Lima Kaisar hanya sedang bersembunyi, tetapi mereka memiliki banyak murid yang tersebar di berbagai profesi, dan tentunya memiliki koneksi yang sangat luas di seluruh ota.Namun, tak ada salahnya membiarkan Patricia senang dulu mengira rencananya telah berhasil.“Ya, dia nggak cuma sudah menunggu di sana, tapi juga nggak mengizin

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3611

    Rubah Perak menatap Ricky sejenak, dan berkata seraya tersenyum padanya, “Benar juga. Ricky orang yang sangat baik, dia pantas untuk Rika.”Kata Rhoma, “Saudara kandungnya Ricky semua juga anak-anak yang baik. Kudengar Pak Rubah Perak juga punya banyak murid yang nggak kalah hebatnya, siapa tahu ada yang cocok.”Stefan dan Ricky sama-sama terdiam, “….”Danu berkata, “Semua muridnya pada nurut sama Rubah Perak. Satu-satunya hal yang mereka nggak nurut itu cuma kalau disuruh menikah. Begitu didesak untuk cepat menikah, mereka malah melawan dengan alasan nggak menikah pun tetap bisa hidup bahagia di masa tua, jadi untuk apa harus menikah? Mereka juga bilang sudah mau terima murid, jadi anggap saja murid-murid itu anak mereka sendiri. Nanti kalau murid-murid itu sudah dewasa, biar mereka yang merawat sampai tua. Jadi nggak perlu menikah juga sama saja seperti sudah punya anak.”“Murid kesayanganmu sih menikah, kamu sudah lega karena tugasmu selesai. Waktu Sonia belum menikah, kamu juga pan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3610

    “Aku jadi bingung, kenapa dia nggak jodohin Amelia sama salah satu dari kalian?”Ketika ditanya seperti itu oleh Rubah Perak, Ricky spontan menoleh ke arah kakaknya. Melihat Stefan tetap bersikap cuek, dia pun dengan lantang berkata, “Dulu Amelia sempat suka sama Kak Stefan, tapi Kak Stefan nggak tertarik sedikit pu sama dia. Semua orang di Mambera tahu tentang itu. Setelah Kak Stefan menikah sama Kak Olvia, Amelia langsung mengubur perasaan dia ke Kak Stefan dalam-dalam. Nenek tahu Amelia pernah jatuh cinta sama Kak Stefan. Kalau memang cocok, Nenek pasti sudah jodohin Amelia sama salah satu dari kamu bersaudara. Nenek pasti khawatir nanti malah jadi canggung, dan lebih khawatir lagi nanti Amelia bakal tanpa sadar membanding-bandingkan salah satu dari kami dengan Kak Stefan. Nanti yang ada malah ribut. Kami memang menganggap diri kamu hebat, tapi kalau dibandingkan Kak Stefan sih masih kalah.”“Haha, ternyata begitu, ya. Tapi tunangan Amelia yang sekarang lumayan juga. Kelak kalau dia

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3609

    “Aku cuma menjalankan perintah dari Bu Patricia. Apa pun yang Ibu minta, akan kulaksanakan dengan baik. Aku nggak akan melakukan sesuatu tanpa persetujuan dari Ibu,” ucap Dikta dengan penuh hormat.Jika Patricia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, maka Dikta juga akan menemaninya ke akhirat. Sedari awal mereka sudah ditakdirkan untuk mengikuti majikan hingga akhir hayatnya. Apabila Patricia mati, maka Dikta juga akan ikut mati bersamanya. Deddy adalah pengecualian di antara mereka, karena pada saat itu dia tidak ikut mati saat majikannya meninggal dunia. Mungkin itu Deddy lakukan untuk membalas dendam.Patricia bagaimanapun sangat memercayai Dikta. Seperti yang Felicia katakan, siapa pun bisa saja berkhianat, tetapi tidak dengan Dikta.Dengan begitu, percakapan antara Patricia dan asisten kepercayaannya di telepon pun berakhir. Di sisi lain, Yuna dan yang lain sudah menuruni gunung. Mereka keluar dari area pemakaman keluarga Gatara dan pergi ke area pemakaman di sebelah untuk memberi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3608

    Tidak … baku tembak tidak mungkin karena Odelina dan yang lain tidak memiliki senjata api, kecuali jika dia terlibat baku tembak dengan polisi. Mungkinkah rencana mereka terbongkar, dan Odelina melaporkannya ke pihak kepolisian?Patricia coba menghubungi Dikta sekali lagi, dan kali ini akhirnya Dikta mengangkatnya.“Dikta, ada apa?” tanya Patricia.“Nggak ada apa-apa, Bu Patricia,” jawab Dikta.“Terus kenapa tadi aku telepon nggak diangkat? Kenapa nggak berjalan sesuai rencana kita?” Patricia masih tidak memercayai alasan Dikta dan terus menanyaianya.Dikta pun menjelaskan situasinya, “Tadi aku lagi menyuruh yang lain untuk mundur, jadi nggak sempat mengangkat telepon. Mereka sepertinya sudah mengetahui rencana kita dan menyusun taktik untuk membalas. Kalau kita tetap melancarkan rencana awal, nggak cuma gagal, tapi kita akan berada di posisi yang nggak menguntungkan kalau sampai termakan oleh taktik mereka.”“Maksud kamu, mereka juga menaruh anak buah di pemakaman dan lagi menunggu ki

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3607

    Setya dan Yuna tidak mungkin mengeluarkan bukti bahwa Patricia yang membunuh kakaknya di saat dan di tempat seperti ini. Tujuan mereka datang ke sini bukan cuma untuk mencari keadilan untuk keluarga, tetapi juga membuat semua penduduk di Cianter seperti apa wajah asli Patricia agar reputasinya hancur.Sekarang hanya dengan orang yang sedikit, mereka belum bisa membuat perubahan. Mereka juga harus mengambil antisipasi apabila Patricia berusaha untuk menghancurkan bukti-bukti tersebut.Yuna bersama dengan suaminya membantu Setya berdiri. Kemudian Yuna berkata kepada Patricia dengan nada agresif, “Tenang saja, kami punya semua bukti apa saja yang sudah kamu lakukan di masa lalu. Kami juga punya saksi yang akan memperkuat bukti kalau kamu bersalah. Dokter Kellin, ayo kita ke hotel dulu. Odelina dan yang lain sudah menunggu kita untuk makan bersama.”Kellin mengiyakan anjuran Yuna untuk kembali ke hotel terlebih dahulu. Saat melewati Patricia, Setya berhenti sejenak dan menatapnya dengan ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3606

    Dia hanya tahu di hatinya terdapat perasaan pahit yang sangat mendalam. Bagi Patricia, kakaknya selamanya tetaplah kakaknya.Tadi saat Setya melewati Patricia yang sedang mengejang di lantai pun, dia tidak sedikit pun meliriknya. Sebenarnya apa yang dimiliki Sofia sampai Setya begitu setia, sementara Patricia tidak pernah dianggap olehnya?Setya meluangkan waktu cukup lama untuk mengobrol dengan mendiang majikannya, setelah itu baru di kembali berdiri. Begitu turun dari pesawat, mereka semua langsung bergegas menuju ke pemakaman tanpa makan terlebih dahulu, jadi sekarang mereka semua kelaparan.“Bu Sofia, aku mau mengantar Bu Yuna makan dulu. Kami baru dari penerbangan selama berjam-jam dan langsung datang ke tempat ini. Kami kelaparan. Oh ya, Kellin juga datang. Bu Sofia mungkin nggak tahu siapa dia. Dia adalah muridku, tapi bukan yang aku terima secara resmi. Dia secara resmi adalah muridnya Dokter Panca, aku nggak mau merebut murid orang lain, jadi aku cuma kasih sedikit arahan di w

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status