Share

Bab 3

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Nek, tentu.” Olivia menanggapi dengan santai.

Meski Nenek Sarah memperlakukannya dengan sangat baik, Stefan adalah cucunya sendiri, sedangkan dirinya hanya seorang cucu menantu. Kalau mereka bertengkah, memangnya keluarga Adhitama akan memihak padanya?

Olivia tidak percaya.

Sama seperti mertua kakaknya.

Sebelum menikah, mereka begitu baik kepada kakaknya. Saking baiknya, putri kandung mereka sampai cemburu.

Setelah menikah, mertua kakaknya berubah. Setiap kali kakaknya dan suaminya bertengkar, ibu mertua kakaknya pasti akan bilang bahwa kakaknya bukan istri yang baik.

Jadi, anak adalah keluarga sendiri, sedangkan menantu adalah orang luar.

“Kamu mau pergi kerja, ‘kan? Kalau begitu Nenek nggak ganggu lagi, deh. Nenek akan menyuruh Stefan untuk menjemputmu dan makan malam bersamamu nanti.”

“Nek, tokoku tutupnya malam. Aku mungkin nggak bisa pulang untuk makan. Gimana kalau di akhir pekan?”

Sekolah libur di akhir pekan. Bagi toko buku seperti miliknya yang bergantung pada murid sekolah untuk membeli dagangan mereka, bisnis mereka pasti akan sepi di hari libur. Mereka bahkan tidak perlu buka toko. Makanya dia bisa buka waktu.

“Boleh.” Nenek Sarah berkata dengan penuh perhatian, “Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti di akhir pekan. Kamu kerja saja dulu.”

Sarah pun mengambil inisiatif untuk mengakhiri panggilan tersebut.

Bukannya langsung pergi ke toko, Olivia malah mengirim pesan ke temannya, Junia Santoso, memberi tahu temannya itu bahwa dia akan ke toko sebelum jam pulang sekolah.

Setelah melakukan hal terbesar dalam hidupnya, dia harus pulang dan memberi tahu kakaknya, kemudian pindah dari rumah kakaknya.

Sepuluh menit kemudian, Olivia sampai di rumah kakaknya.

Kakak iparnya sudah pergi kerja, sedangkan kakaknya sedang menjemur baju di balkon. Melihatnya pulang, kakaknya bertanya, “Oliv, kok kamu pulang? Hari ini nggak buka toko?”

“Aku akan ke sana siang nanti. Siang hari biasanya ramai. Russel belum bangun?”

Russel adalah keponakan Olivia, yang baru berusia dua tahun sekarang, tepat di usia di mana seorang anak sedang nakal-nakalnya.

“Belum. Kalau dia sudah bangun, rumah nggak akan sesunyi ini.”

Olivia membantu kakaknya mengeringkan pakaian dan bertanya tentang tadi malam.

“Oliv, kakak iparmu bukannya ingin mengusirmu. Dia hanya lagi banyak tekanan saja, sedangkan aku nggak punya penghasilan,” Odelina Hermanus menjelaskan untuk suaminya.

Olivia tidak mengatakan apa-apa. Kakak iparnya itu memang ingin mengusirnya.

Kakak ipar Olivia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan. Pria itu berpenghasilan tinggi. Kakak Olivia adalah teman kuliahnya. Mereka awalnya bekerja di perusahaan bersama, lalu mereka menikah. Setelah menikah, kakak iparnya itu bilang pada kakaknya, “Aku akan menghidupimu mulai sekarang. Kamu istirahat saja di rumah, siap-siap untuk punya anak.”

Kakaknya mengira dia sudah menikah dengan orang yang tepat, jadi dia benar-benar mengundurkan diri dan menjadi ibu rumah tangga. Satu tahun setelah menikah, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Dia merawat bayi mereka dan mengurus rumah, yang membuatnya sangat sibuk sehingga dia tidak punya waktu lagi untuk berdandan dan merawat tubuhnya sendiri. Dia juga tidak bisa kembali bekerja lagi.

Dalam tiga tahun, Odelina sudah berubah dari seorang wanita muda dan cantik menjadi seorang ibu rumah tangga yang gemuk dan berpakaian santai, yang tidak suka berdandan.

Olivia dan kakaknya beda lima tahun. Ketika Olivia berumur sepuluh tahun, orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan mobil. Sejak saat itu, mereka saling bergantung satu sama lain.

Uang ganti rugi yang dibayarkan setelah kecelakaan mobil itu sebenarnya cukup untuk mereka menyelesaikan studi mereka, tetapi kakek dan nenek dari sisi ayah dan ibu mereka masing-masing meminta bagian. Jadi, mereka menggunakan sisa uang yang sedikit itu dengan hidup berhemat, sampai akhirnya mereka bertahan sampai lulus kuliah.

Rumah mereka ditinggali oleh kakek dan nenek dari sisi ayah, jadi mereka selalu menyewa tempat tinggal di luar, sampai akhirnya kakaknya menikah dan mereka berhenti menyewa.

Odelina sangat menyayangi Olivia. Sebelum menikah, kakaknya sudah bilang pada suaminya bahwa Olivia akan hidup bersama mereka. Kakak iparnya juga sudah mengiyakan dengan santai. Namun, pria itu malah tidak menyukainya tinggal di sini sekarang.

“Kak, maaf, aku sudah merepotkanmu.”

“Nggak, Oliv. Kamu jangan berpikir begitu. Orang tua kita meninggal ketika kita masih kecil. Kamu hanya bisa bergantung pada Kakak.”

Olivia terharu. Ketika dia masih kecil, kakaknya adalah sandaran hidupnya. Sekarang, dia ingin menjadi sandaran hidup bagi kakaknya.

Setelah terdiam beberapa saat, dia mengeluarkan buku nikahnya, menyerahkannya kepada Odelina dan berkata, “Kak, aku sudah menikah. Aku baru saja mengurus buku nikah. Aku pulang untuk memberi tahu Kakak. Aku akan beres-beres dan keluar dari rumah ini nanti.”

“Kamu sudah menikah?” Suara Odelina meninggi. Menyebutnya berteriak saja tidak keterlaluan.

Dia menatap adik perempuannya itu dengan tidak percaya. Pada saat yang sama, dia cepat-cepat mengambil buku nikah itu dan membukanya. Anehnya, benar-benar ada foto adiknya bersama seorang pria asing di dalamnya.

“Olivia, apa yang terjadi? Bukannya kamu nggak punya pacar?”

Pria yang ada di buku nikah itu sangat tampan, tapi tatapannya tajam dan ekspresinya terlalu dingin. Kelihatannya bukan orang yang enak diajak bergaul.

Dalam perjalanan pulang, Olivia sudah memikirkan kata-kata yang harus dia katakan. Dia langsung berkata, “Kak, aku sudah lama punya pacar. Namanya Stefan. Hanya saja, dia terlalu sibuk dan belum bisa menemukan waktu untuk datang menemui Kakak.”

“Dia melamarku dan aku setuju untuk menikah dengannya. Kemudian, kami pergi ke Kantor Urusan Agama untuk mengurus akta nikah. Kak, dia pria yang sangat baik. Dia juga memperlakukanku dengan sangat baik. Jangan khawatir, Kak. Aku akan hidup bahagia.

Odelina masih tidak bisa menerima fakta ini.

Dia tidak pernah mendengar Olivia bilang bahwa dia punya pacar, tetapi adiknya itu tiba-tiba bilang dia sudah menikah.

Dia teringat akan pertengkarannya dengan suaminya semalam. Adiknya ini mendengar pertengkaran itu.

Mata Odelina langsung memerah. Dia berkata kepada Olivia, “Oliv, Kakak ada bilang pada kakak iparmu kalau kamu ada kasih uang makan. Jadi, kamu nggak perlu khawatir untuk tinggal di sini.”

“Kamu nggak perlu cepat-cepat menikah, ataupun cepat-cepat pindah.”

Dia berani bertaruh, adiknya ini pasti belum lama mengenal pacarnya itu. Kalau tidak, adiknya pasti sudah memberitahunya.

Mereka tiba-tiba mengurus buku nikah hari ini karena suaminya tidak menyukai adiknya yang terlalu lama tinggal di sini. Adiknya pun buru-buru menikah untuk mencegah ketidakharmonisan dalam pernikahannya.

Olivia menghibur kakaknya sambil tersenyum, “Kak, ini benar-benar nggak ada hubungannya denganmu. Stefan dan aku saling mencintai. Aku akan hidup bahagia. Kak, Kakak seharusnya senang.”

Odelina terus menangis.

Olivia memeluk kakaknya dengan tidak berdaya. Ketika kakaknya selesai menangis dan lebih tenang, dia berjanji, “Kak, aku akan sering pulang untuk menemui Kakak. Rumah Stefan ada di Lotus Residence, nggak jauh dari sini. Naik motor listrik hanya sepuluh menit.”

“Bagaimana latar belakang keluarga pria itu?”

Semuanya sudah terjadi, jadi Odelina hanya bisa menerima kenyataan. Dia pun menanyakan latar belakang keluarga adik iparnya.

Olivia tidak begitu tahu tentang keluarga Adhitama. Meski dia dan Nenek Sarah sudah saling kenal selama tiga bulan, dia tidak pernah menanyakan tentang keluarga Adhitama. Kalau Nenek Sarah memberitahunya, dia hanya mendengarkan. Yang dia tahu, Stefan adalah cucu tertua dan masih ada banyak adik laki-laki di bawahnya (termasuk sepupu).

Stefan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Mambera, punya mobil dan rumah, dan kondisi keuangan keluarganya juga cukup bagus. Olivia memberi tahu kakaknya apa yang dia ketahui.

Mendengar adik iparnya membeli rumah tanpa menyicil, Odelina berkata, “Itu harta pranikahnya, Oliv. Apa kamu bisa memintanya untuk mencantumkan namamu di sertifikat rumahnya?”

Kalau nama adiknya ditambahkan ke sertifikat rumah, setidaknya jadi ada jaminan.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
ini ceritanya sma kayak siEmbun..hnya di ganti nama ........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4

    “Kak, Kakak sendiri yang bilang, itu properti yang dimilikinya sebelum menikah. Aku nggak membayar sepeser pun. Nggak masuk akal dong kalau memintanya menambahkan namaku di dalam sertifikat rumah. Hal ini nggak usah dibahas lagi.”Begitu mereka selesai mengurus buku nikah, Stefan langsung memberi Olivia kunci rumahnya. Olivia bisa langsung pindah dan tinggal di sana. Ini sudah membantunya dalam masalah tempat tinggal. Sudah sangat bagus.Dia tidak akan meminta Stefan untuk menambahkan namanya ke sertifikat rumah. Namun, kalau Stefan yang berinisiatif sendiri untuk menambahkan namanya, dia tidak akan menolak, karena mereka adalah suami istri, dan mereka akan hidup bersama seumur hidup.Odelina sebenarnya juga hanya bilang saja. Dia tahu adiknya orangnya mandiri dan tidak rakus akan uang. Jadi, dia juga tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut.Setelah diinterogasi dengan banyak pertanyaan, Olivia akhirnya bisa keluar dari rumah kakaknya.Kakaknya ingin mengantarnya ke Lotus Residence

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 5

    Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Lanjutkan rapatnya.”Orang yang duduk paling dekat dengannya adalah adik sepupunya, yaitu cucu kedua dari keluarga Adhitama yang bernama Calvin Adhitama.Calvin mencondongkan badan dan bertanya dengan suara rendah, “Bro, aku mendengar apa yang Nenek katakan padamu. Apa kamu benar-benar sudah menikahi wanita bernama Olivia itu?”Stefan memberinya tatapan tajam.Calvin menyentuh hidungnya, duduk tegak, dan tidak berani bertanya lagi.Namun, dia sangat simpati pada kakak sepupunya ini.Meskipun cucu-cucu dari keluarga Adhitama tidak perlu menikah dengan keluarga kaya lain untuk memperkuat pengaruh mereka, istri kakak sepupunya ini tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan mereka. Itu semua hanya karena nenek mereka menyukai wanita bernama Olivia itu, lalu menyuruh Kak Stefan untuk menikahi wanita itu. Kak Stefan benar-benar kasihan.Calvin lagi-lagi menatap kakak sepupunya itu dengan prihatin.Untungnya, dia bukan cucu pertama. Kalau tidak, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 6

    Olivia tersenyum dan berkata, “Kakak sepupumu kan sudah punya pacar. Masa aku memintanya untuk menikahiku? Lagi pula, aku sudah menikah dengan pria itu, sudah terlambat untuk menyesalinya! Tapi, kamu harus merahasiakan hal ini, ya. Jangan sampai kakakku tahu yang sebenarnya. Kalau nggak, dia akan sedih.”Junia, “....”Temannya satu ini benar-benar berani.“Tokoh utama wanita di novel-novel biasanya menikah dengan miliarder. Oliv, apa suamimu itu juga miliarder?”Olivia memukul temannya itu dengan pelan dan berkata sambil tersenyum, “Kamu pasti sudah membaca semua novel di toko kita ini, ‘kan? Kamu berkhayal, ya? Mana bisa sembarangan menikah dengan miliarder. Kamu pikir di dunia ini ada banyak miliarder?”Junia menyentuh bagian tubuhnya yang dipukul pelan oleh Olivia. Dia pikir, perkataan temannya itu juga benar. Dia pun menghela napas pelan dan bertanya lagi, “Rumah suamimu di mana?”“Lotus Residence.”“Kalau begitu, lumayan. Lingkungannya bagus, jalur transportasinya juga oke, dan ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 7

    Setelah masuk ke dalam Rolls-Royce, Stefan memerintahkan dengan suara rendah, “Mobil yang aku baru beli itu, jangan lupa bawa ke sana.”Mobil itu akan dia gunakan untuk menipu istrinya. Siapa tadi nama istrinya?“Oh ya, nama istriku siapa?”Stefan malas mengeluarkan buku nikah. Oh iya, buku nikahnya dilihat oleh neneknya tadi dan Nenek belum mengembalikannya. Jadi, dia tidak punya buku nikahnya sekarang.Pengawalnya berkata, “… Istri Bapak bernama Olivia Hermanus dan tahun ini berusia 25 tahun. Pak Stefan harus mengingatnya dengan baik.”Majikan mereka ini memiliki ingatan yang sangat baik, tapi dia tidak akan mengingat orang yang tidak ingin dia ingat.Terutama wanita. Wanita yang dia ketemu setiap hari pun belum tentu diingat namanya.“Oke, aku ingat,” ujar Stefan dengan santai.Dari nada bicara Stefan, Pengawal itu langsung tahu bahwa majikannya ini tidak akan mengingat nama istrinya besok.Stefan tidak ingin pusing memikirkan wanita yang bernama Olivia itu. Dia pun bersandar di kur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 8

    Stefan sangat peduli dengan tubuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi gemuk karena makan sembarangan, karena akan sangat sulit untuk menurunkan badan.Olivia tertawa, “Pak Stefan badannya bagus, kok.”“Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu, ya?”Stefan mengiyakan.“Selamat malam.” Olivia mengucapkan selamat malam pada pria itu dan berbalik badan, hendak pergi.“Tunggu. Eh, Olivia.” Stefan menghentikannya.Olivia berhenti, menoleh, dan bertanya pada pria itu, “Apa ada yang lain?”Stefan memandangnya dan berkata, “Mulai sekarang, jangan keluar kamar memakai piyama.”Olivia tidak mengenakan pakaian dalam di balik piyamanya. Stefan memiliki mata yang tajam, jadi dia bisa melihat segala sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Mereka adalah suami istri, jadi tidak apa-apa kalau dia melihatnya. Namun, bagaimana dengan orang lain?Dia tidak ingin tubuh istrinya dilihat oleh pria lain.Olivia tersipu, bergegas kembali ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.Stevan, “....”Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 9

    Selesai makan, Stefan mengeluarkan dompetnya. Dia tidak punya banyak uang cash, jadi dia mengeluarkan sebuah kartu ATM dan meletakkannya di depan Olivia.Olivia menatapnya dengan alis terangkat.“Kalau kamu mau beli sesuatu dan butuh uang, kamu bisa memakai kartu ini. Kata sandinya adalah ….”Dia mengambil pena dan kertas, menuliskan kata sandinya, dan menyerahkan kertas itu kepada Olivia.“Ke depannya, uang dalam kartu ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Aku akan mengirim uang ke kartu ini setelah gajian setiap bulannya, tapi kamu harus mencatat semua yang kamu beli. Aku nggak keberatan kalau uang yang kamu gunakan itu banyak, tapi aku mau tahu uangnya digunakan untuk apa.”Waktu mereka mengurus buku nikah, Olivia pernah bertanya pada Stefan, apa mereka perlu patungan. Pria itu menolaknya dan bilang, mereka sudah menikah dan menjadi sepasang suami istri. Jadi, dia tidak keberatan kalau Olivia menggunakan uangnya.Lagipula, uangnya sangat banyak, sampai dia juga tahu ada b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 10

    Olivia pergi ke rumah kakaknya.Dia membuka pintu, masuk ke rumah dan mendapati kakaknya sudah bangun dan sedang sibuk di dapur.“Kak.”“Oliv, kamu sudah datang.”Odelina keluar dari dapur dan sangat senang melihat adiknya, “Kamu sudah makan belum? Kakak ada masak mie. Kamu mau dimasakkan satu mangkuk?”“Nggak usah, aku sudah makan, Kak. Kakak sudah masak mie-nya? Kalau belum, nggak usah masak. Aku ada beli sarapan untuk Kakak dan Russel.”“Belum, Russel demam kemarin. Kakak nggak cukup tidur semalam! Pagi ini juga bangunnya kesiangan. Kakak iparmu pergi sarapan di luar jadinya, juga mengomeli Kakak tadi, bilang Kakak nggak melakukan apa-apa di rumah, cuma mengurusi anak saja, tapi masih nggak bisa buatkan sarapan untuknya?”Odelina merasa agak sedih.Olivia sangat kesal mendengarnya, “Kok Russel bisa demam? Kalaupun sudah nggak demam lagi, Kakak juga harus membawanya ke dokter, supaya nggak kambuh lagi. Suami Kakak itu juga, sudah jelas anaknya sakit, bukannya bantu, hanya tahu memara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 11

    “Jalan.” Stefan memaki Olivia dalam hati, tapi dia tidak mengatakan apa pun, apalagi melakukan apa pun.Olivia adalah nama istrinya, tetapi mereka berdua tidak ada bedanya dengan dua orang asing yang tinggal bersama.Sopirnya tidak berani mengatakan sepatah kata pun, akhirnya kembali menjalankan mobil.Olivia tidak tahu bahwa dia baru saja hampir menabrak mobil mewah suaminya. Dia mengendarai motor listriknya dan bergegas pergi ke toko. Rumah Junia ada di dekat sana, jadi temannya itu selalu datang lebih cepat ke toko.”“Olivia.”Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Junia memesan sarapan untuk dirinya sendiri. Dia sedang makan ketika temannya itu datang. Dia pun tersenyum dan bertanya, “Kamu sudah makan?”“Sudah.” Junia pun memakan sarapannya sendiri.Junia mengambil sebuah kantong, meletakkannya di atas meja kasir dan berkata kepada temannya, “Aku membawakanmu dua kotak makanan camilan. Enak banget, cobalah.”Olivia meletakkan kunci motor listriknya di atas meja kasir, duduk dan menari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3093

    Wajah Patricia seakan berubah 10 tahun lebih tua dari usianya setelah peristiwa Fani dan Cakra Vikar. Sebelumnya, Patricia adalah perempuan tua yang sangat terawat, sampai dia terlihat seperti perempuan berusia 50 tahunan di usianya yang sudah 70 tahun. Namun sekarang, wajahnya berubah seakan dia sudah berusia 80 tahun. Felicia tidak lagi membalas perkataan Patricia. Dia tidak bisa mengatakan apa pun mengenai pernikahan orang tuanya. “Papamu selalu bilang kalau ada orang lain di hatiku, tapi selama ini aku nggak pernah berselingkuh darinya. Lagi pula, semua itu hanyalah masa lalu. Memangnya siapa di dunia ini yang nggak punya masa lalu? Papamu juga belum putus dari kekasihnya sebelum dia masuk ke dalam keluarga Gatara. Bukankah perempuan itu adalah masa lalunya?”“Aku juga nggak pernah lagi membahas tentang masa lalunya setelah kami menikah. Tapi, dia dengan seenaknya justru mengatakan kalau ada laki-laki lain di hatiku.”Mata Felicia langsung berbinar lalu berkata, “Orang yang ada d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3092

    Felicia ingin melihat kembali foto-foto itu, tapi Patricia segera mencegahnya dengan berkata, “Jangan lihat foto-foto itu. Kamu belum menikah, jadi jangan kotori matamu.”“Aku hampir 30 tahun, jadi aku bisa melindungi diriku sendiri. Tapi, tunggu sampai aku menghabiskan permen kapas ini agar aku nggak muntah nanti.”“Ma, aku sempat melihat foto-foto itu sekilas dan gambarnya sangat jelas. Apa mungkin Fani sengaja membuka tirai kamarnya agar orang lain bisa mengambil foto mereka? Apa mungkin Fani sudah tahu kalau Mama sedang menyelidikinya, makanya dia sengaja membuat orang lain bisa memotretnya dengan jelas?”“Dia pasti akan menutupi aibnya dengan rapat kalau memang benar-benar berniat selingkuh. Menurutku, Fani sengaja melakukannya karena ingin membalas dendam. Mama pasti nggak akan tahu tentang perselingkuhan mereka kalau saja dia menutupnya rapat-rapat.”Kemudian Patricia berkata dengan dingin, “Aku nggak peduli, dia sengaja atau nggak. Pokoknya, Mama nggak akan melepaskannya begitu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3091

    “Adikku tidak tahan dengan cobaan itu. Akhirnya, dia melarikan diri dan mengalami kecelakaan. Setelah itu, semua urusan keluarga Gatara jatuh ke pundak ibu seorang.”Felicia jarang mendengar ibunya menyebutkan tentang kedua saudaranya. Sebenarnya, dia ingin menanyakan, apakah benar ibunya adalah dalang di balik kematian kedua saudarinya? Namun, Felicia kembali menelan pertanyaan itu dan tidak berani menanyakannya. Lagi pula, Felicia yakin kalau ibunya tidak akan menjawab pertanyaannya. Bahkan mungkin ibunya akan menuduh Felicia tidak mempercayainya sebagai putri kandungnya. “Ma, apa Mama punya foto mereka?”Felicia kembali menggigit permen manisan buahnya seraya bertanya dengan pura-pura penasaran, “Mama bilang kalau Odelina dan tanteku agak mirip, tapi aku nggak pernah melihat wajah Tante. Aku penasaran, seberapa mirip Odelina dan tanteku itu?”Patricia sempat terdiam cukup lama lalu berkata, “Dulu, Mama punya foto-foto mereka. Tapi foto-foto itu rusak dan sudah tidak jelas lagi, ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3090

    Kemungkinan Felicia sengaja tidak menutup tirai apartemennya agar orang-orang bisa menyaksikan aksinya. Itu adalah bentuk balas dendam yang dilakukannya secara terang-terangan. “Pengurus rumah bilang kalau Mama nggak mau makan. Apa yang terjadi, Ma?”“Aku bisa menemani Mama makan malam karena aku juga belum makan.”Felicia sempat duduk di kursi yang berada di depan ibunya, tapi dia kembali berdiri untuk memberikan permen manisan buah untuk Patricia seraya berkata, “Ma, aku beli permen manisan buah tadi. Ini untuk Mama.”“Aku juga beli permen kapas, tapi aku sudah memakannya. Jadi, aku nggak bisa kasih Mama.”Patricia menatap permen manisan buah yang dipegang putrinya lalu melihat permen kapas berwarna pink yang biasanya disukai oleh anak kecil. Putrinya hampir berusia 30 tahun, tapi dia masih saja membeli permen seperti itu. Patricia tidak peduli jika orang dewasa lain memakan permen kapas seperti itu. Namun, putrinya adalah calon pewaris keluarga Gatara, jadi ….“Kenapa kamu membeli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3089

    “Kenapa Bu Felicia memakan makanan seperti ini?”“Memangnya kenapa kalau aku memakannya?” “Anak kecil yang biasa memakannya.”“Aku sedang menjadi anak kecil sekarang,” jawab Patricia yang langsung membuat si pengurus rumah terdiam. “Apa ada masalah?”Kemudian pengurus rumah berkata, “Bu Felicia, Bu Patricia makan sedikit sekali tadi siang. Malam ini dia juga tidak ingin makan apa pun. Apa Bu Felicia bisa ke atas dan berusaha membujuknya agar mau makan?”“Mamaku sedang tidak berselera makan, ya?”“Ya, beliau mengatakan seperti itu.”“Apa tadi ada yang datang?” tanya Patricia lagi. “Asisten kepala keluarga tadi datang. Bu Patricia mengatakan dia tidak ingin makan setelah asistennya pergi.”“Mungkin ada masalah yang mempengaruhi mood mamaku sampai dia tidak mau makan. Oke, aku akan ke atas dan menemuinya. Mamaku ada di ruang kerja, ya?”“Bu Patricia ada di ruang kerja. Tadi, beliau juga meminta Bu Dania untuk menemuinya di sana kalau Bu Dania sudah pulang. Apa Bu Felicia mau membawa ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3088

    Hanya ada dua cucu Patricia dari putra ketiganya yang tidak tinggal di asrama karena mereka masih bersekolah di taman kanak-kanak. Namun, mereka biasanya tinggal di rumah keluarga menantunya karena rumah keluarga menantunya lebih dekat dengan sekolah mereka. Patricia juga membayarkan uang setiap bulannya untuk biaya kedua cucunya yang tinggal di sana. “Suruh dia menemuiku setelah dia kembali.”“Baik! Bu Patricia, waktu makan malam sudah tiba,” balas pengurus rumah sekaligus mengingatkan Patricia. Patricia sempat terdiam beberapa saat lalu berkata, “Aku tidak ada selera makan.”Dia tidak ingin makan sendirian karena suami dan anak-anaknya tidak ada di rumah. Selain itu, suasana hatinya juga sedang kurang baik.“Ibu makan sedikit sekali saat makan siang. Jadi, bagaimana mungkin Ibu tidak merasa lapar sekarang?”“Aku tidak ingin makan,” pungkas Patricia lalu menutup teleponnya. Tidak lama kemudian, Felicia tiba di rumah dengan diantar oleh Vandi. Felicia memegang permen bola kapas besa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3087

    Foto-foto itu berisikan gambar Ivan dan Fani yang sedang asyik bermesraan. Bahkan Julio yang merupakan putra keduanya juga sering muncul di Famous Garden. Kedua putranya datang dengan membawa berbagai macam hadiah yang pasti akan mereka berikan kepada Fani. Hati Patricia terasa sangat sakit sekaligus marah. Dia benar-benar sudah membenci Fani. Sebenarnya, dia sudah menduga hal seperti akan terjadi di antara Fani dan Ivan. Fani bukanlah perempuan yang bisa menahan diri dengan baik. Oleh karena itu, Patricia segera mengusirnya keluar dari rumah keluarga Gatara. Patricia juga akan mengambil kembali semua yang diberikannya kepada Fani. Dia juga tidak peduli kalau Fani marah padanya. Lagi pula, gadis itu juga bukan putri kandungnya. Sebenarnya, Patricia berencana memberikan Fani uang untuk menjamin hidup gadis itu kalau saja Fani memutuskan untuk meninggalkan Cianter setelah berbagai hal yang terjadi. Namun, Fani tidak melakukannya. Dia justru memilih untuk membalas dendam kepada Patrici

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3086

    Wajah Patricia seketika melembut lalu berkata sambil tertawa ringan, “Anak itu mungkin tidak pernah pergi ke taman hiburan sejak dia kecil, makanya dia pergi ke sana sekarang.”Patricia tiba-tiba kembali membenci Fani setelah teringat bagaimana keluarga itu memperlakukan putri kandungnya dengan sangat buruk. Anehnya, Fani masih saja terus menyalahkan Felicia dan Patricia tanpa berpikir bagaimana kedua orang tua kandungnya sudah memperlakukan Felicia dengan sangat buruk. Padahal Feni sudah menjalani kehidupan mewah dengan segala kebutuhan yang dipenuhi sejak dia kecil. Dia sudah sangat sering bermain di taman bermain, bahkan taman bermain di luar negeri sekalipun. Di sisi lain, Felicia baru memiliki kesempatan pergi ke taman bermain ketika dia sudah dewasa. “Kehidupan gadis itu sebelumnya sangatlah sulit,” ujar si asisten seakan dia merasa kasihan dengan kehidupan Felicia dahulu. Asisten itu juga tidak menyukai Fani. Namun, dia harus menahan semua perasaan kesalnya karena dia pikir F

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3085

    Odelina menemukan alasan untuk mengakhiri panggilan telepon. Dia berbalik sambil menggenggam ponsel di tangannya setelah selesai menelepon Yuna. Dia menatap Daniel yang sedang asyik bermain dengan Russel. Kemudian dia duduk di antara Daniel dan Russel lalu bertanya kepada putranya sambil tersenyum, “Russel, bagaimana kalau kita merayakan tahun baru bersama Om Daniel?”Namun, Russel justru balik bertanya, “Kita mau merayakan sama siapa lagi kalau bukan sama Om Daniel?”Odelina langsung terdiam. Russel sudah terbiasa melewati hari-harinya dengan menganggap Daniel sebagai anggota keluarganya. Odelina langsung membelai kepala Russel dengan lembut lalu bertanya kepada Daniel, “Kita bisa meresmikan pernikahan kita dan mendapatkan surat nikah di Catatan Sipil sebelum tahun baru. Kita baru akan melaksanakan resepsi pernikahan setelah kakimu pulih. Bagaimana menurutmu?”Namun, Daniel menolak rencana Odelina dengan berkata, “Odelina, aku nggak mau menikah secara diam-diam begitu. Aku ingin me

DMCA.com Protection Status