Share

Bab 11

Author: Anggur
“Jalan.” Stefan memaki Olivia dalam hati, tapi dia tidak mengatakan apa pun, apalagi melakukan apa pun.

Olivia adalah nama istrinya, tetapi mereka berdua tidak ada bedanya dengan dua orang asing yang tinggal bersama.

Sopirnya tidak berani mengatakan sepatah kata pun, akhirnya kembali menjalankan mobil.

Olivia tidak tahu bahwa dia baru saja hampir menabrak mobil mewah suaminya. Dia mengendarai motor listriknya dan bergegas pergi ke toko. Rumah Junia ada di dekat sana, jadi temannya itu selalu datang lebih cepat ke toko.”

“Olivia.”

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Junia memesan sarapan untuk dirinya sendiri. Dia sedang makan ketika temannya itu datang. Dia pun tersenyum dan bertanya, “Kamu sudah makan?”

“Sudah.” Junia pun memakan sarapannya sendiri.

Junia mengambil sebuah kantong, meletakkannya di atas meja kasir dan berkata kepada temannya, “Aku membawakanmu dua kotak makanan camilan. Enak banget, cobalah.”

Olivia meletakkan kunci motor listriknya di atas meja kasir, duduk dan menarik dua kotak berisi makanan itu tanpa sungkan, “Asalkan itu dessert, menurutku pasti enak. Junia, tadi waktu lagi di jalan, aku melihat sebuah Rolls Royce.”

Junia mendengus, “Normal-normal saja melihat mobil Rolls-Royce di Mambera, tapi memang jarang terlihat. Apa kamu melihat orang di dalam mobil itu? Apa seperti di novel-novel? Seorang pria tampan yang jabatannya CEO dan belum menikah?”

Olivia menatap temannya dan tidak mengatakan apa-apa.

Junia terkikik, “Aku hanya ingin tahu mengapa novel-novel itu isinya cerita tentang CEO muda, tampan, dan kaya raya. Kenapa kita nggak bertemu dengan mereka?”

“Novel itu kan dikarang, dibuat untuk memenuhi permintaan pasar. Kalau kamu menulis tentang pekerja buruh biasa, memangnya ada orang yang mau membacanya? Kalaupun bukan CEO, setidaknya pekerja profesional dari berbagai bidang.”

Juna tertawa lagi, ““Ngomong-ngomong, Oliv, kamu ada waktu nggak malam ini?”

“Aku setiap hari cuma ada di dua tempat, kalau nggak di toko ya di rumah. Ada apa?”

Hidupnya sangat sederhana. Selain mengurus usahanya di toko, dia paling-paling membantu kakaknya mengurus anak.

“Ada pesta malam ini yang tamunya semua kalangan kelas atas. Masih ada kuota. Mau ikut melihat dunia dan menambah wawasan, nggak?”

Olivia refleks menolak, “Aku bukan lingkaran pertemanan yang bisa aku masuki. Aku nggak mau.”

Penghasilan bulanannya memang tidak rendah, tetapi masih terlalu jauh dari kalangan kelas atas. Dia tidak ingin masuk ke kalangan itu, dan tidak bisa.

Terus terang, jika orang sepertinya pergi ke pesta kalangan kelas atas, dia hanya akan diperlakukan sebagai pelayan.

“Sebenarnya aku juga nggak mau pergi, tapi mamaku meminta tanteku untuk mengambil satu undangan. Setiap undangan boleh membawa satu orang, jadi aku teringat padamu. Oliv, ayolah. Temani aku melihat dunia itu. Nggak, temani aku menghadapinya. Jangan sampai telingaku merah mendengar ocehan mamaku.”

Keluarga Santoso asli dari Mambera, yang juga merupakan keluarga kaya. Keluarga Junia memiliki banyak properti dan deretan toko yang disewakan untuk orang. Aset mereka setidaknya puluhan miliar. Tentu saja, kekayaan mereka masih tidak sebanding dengan para konglomerat itu.

Ibu Junia menganggap putrinya cukup cantik dan ingin putrinya menjadi menantu keluarga kaya. Kebetulan, bibinya Junia juga menjadi menantu keluarga kaya. Setelah puluhan tahun, bibinya itu sudah berbaur dengan baik dengan kalangan itu.

Bibinya Junia juga sangat menyayangi keponakannya ini, merasa Junia masih pantas untuk menikah dengan anak konglomerat-konglomerat itu. Jadi, begitu ibu Junia mengungkitnya, dia langsung bersedia untuk membantu menciptakan peluang untuk keponakannya.

“Mamamu mendesakmu untuk menikah lagi?”

“Semua ibu di dunia ini sama saja. Ketika putri mereka sudah besar, mereka pasti akan mendesaknya untuk menikah, seolah-olah nggak bisa menampung anak mereka lagi di rumah. Aku juga bisa mencari uang sendiri. Aku mandiri secara finansial dan hidup dengan senang. Kenapa aku harus mencari seorang pria? Memangnya hidupku kurang enak?”

“Kalaupun mau menikah, seharusnya menikah dengan orang yang latar belakangnya sederajat. Aku nggak mau menikah dengan konglomerat. Meskipun Tante bisa berbaur baik dengan kalangan itu, tapi itu juga karena bertahan selama puluhan tahun. Waktu dia baru menikah dengan pamanku, dia pasti juga menderita banyak. Dulu setiap kali pulang ke rumah, dia selalu diam-diam menangis di depan mamaku. Dia paling tahu rasanya gimana.”

Junia sangat menjunjung tinggi kebebasan dan tidak ingin terikat dengan aturan keluarga konglomerat.

“Oliv, tolonglah, malam ini saja. Temani aku di pesta ini. Anggap saja menambah wawasan kita. Tantuku bilang akan ada banyak pria muda dan tampan datang ke pesta malam ini. Semuanya adalah generasi kedua atau ketiga dari keluarga konglomerat. Kita bukannya mau pergi untuk mencari mangsa, tapi cuma untuk menambah wawasan. Kuberi tahu ya, nanti akan banyak makanan enak di pesta itu.”

Olivia orangnya suka makan. Begitu juga dengan Junia.

Mereka berdua bisa bersahabat karena memiliki selera yang sama.

Setelah dipaksa oleh sahabatnya ini selama satu jam, Olivia akhirnya terpaksa menyetujui ajakan temannya. Malamnya, dia menutup toko lebih awal dan menemani temannya ke pesta itu.

Dia menelepon kakaknya dan menanyakan keadaan keponakannya. Russel baik-baik saja, hanya pilek sedikit makanya jadi demam. Keponakannya itu juga sudah dibawa ke dokter.

Dia pun lega.

Pada saat yang sama, dia juga memberi tahu kakaknya kalau dia akan menemani Junia ke pesta.

“Bagus juga untuk menambah wawasan. Kalau kamu bisa mendapatkan teman dari kalangan itu, tentu juga bagus.”

Odelina mendukung adiknya pergi ke pesta itu.

Tanpa tujuan lain. Hanya untuk menambah wawasan dan melihat dunia.

Demi pergi ke pesta, Olivia dan Junia menutup toko mereka setelah makan siang. Junia menyeret sahabatnya itu pulang ke rumah untuk berganti pakaian dan berdandan.

Keluarga Santoso sangat menyukai Olivia. Tidak ada yang keberatan ketika mendengar Junia akan membawa Olivia ke pesta itu. Lagi pula, Olivia sudah menikah, jadi mereka tidak perlu khawatir Olivia akan merebut perhatian dari Junia.

Sore harinya, jam enam lewat sedikit, sebuah mobil mewah yang disiapkan oleh bibinya Junia berhenti di depan rumah keluarga Santoso.

“Selamat bersenang-senang.”

Ibu Junia mengantar Junia dan Olivia ke pintu, dan berkata kepada Olivia, “Oliv, bantu Tante menjaga Junia. Jangan sampai dia hanya fokus makan. Dia harus banyak mengobrol dengan pemuda tampan.”

Kemudian dia berkata kepada putrinya, “Junia, jangan menyia-nyiakan usaha tantemu.”

Olivia tersenyum dan berkata, “Tante, jangan khawatir. Aku akan mengawasi Junia. Aku nggak akan membiarkan dia fokus makan.”

Mereka berdua akan fokus makan bersama.

“Tante jadi nggak khawatir kalau ada kamu.”

Ibu Junia sangat menyukai Olivia karena Olivia orangnya sangat pengertian dan mandiri. Jika putranya tidak lebih muda beberapa tahun dari Olivia, dia ingin akan menjodohkan Olivia dengan putranya.

Ketika mengetahui Olivia sudah menikah, dia sangat terkejut dan menyayangkan hal itu. Di keluarga Santoso juga ada banyak pemuda. Kalau Olivia ingin menikah, tinggal pilih saja salah satu.

Semuanya sudah terlambat, jadi tak peduli seberapa dia menyayangkan hal ini, dia tidak akan mengungkitnya lagi.

Junia mengenakan gaun malam berwarna putih dengan riasan wajah cantik, serta memakai banyak perhiasan. Karena desakan ibunya, dia cepat-cepat menarik Olivia dan masuk ke mobil mewah yang disiapkan oleh bibinya itu.

Olivia sudah menikah. Dia juga hanya menemani temannya ini pergi ke pesta, jadi dia bahkan tidak mengganti bajunya. Dia bersikeras tetap mengenakan pakaiannya hari ini. Namun, dia merias wajahnya sedikit. Dandanannya sederhana, tapi tidak bisa menyembunyikan kecantikan alaminya.

Related chapters

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 12

    Pesta itu diadakan di Mambera Hotel, tempat yang biasanya tidak akan pernah dikunjungi Olivia.Mambera Hotel adalah salah satu hotel paling eksklusif di kota ini, dikenal sebagai hotel bintang tujuh. Olivia tidak tahu apakah hotel itu benar-benar bintang tujuh. Dia sendiri juga tidak peduli.Bibinya Junia tiba di hotel sebelum mereka. Setelah menyapa para istri konglomerat yang dikenalnya, dia menyuruh putra dan putrinya masuk ke hotel terlebih dahulu, sementara dia tetap berdiri di dekat pintu masuk hotel untuk menunggu kedatangan keponakannya.Bibinya Junia tersenyum ketika melihat mobil yang dia siapkan untuk menjemput keponakannya datang.Setelah beberapa saat, Junia menggandeng Olivia dan berjalan ke arah bibinya, “Tante.”“Tante.” Olivia ikut menyapa bibinya Junia.Awalnya, bibinya Junia agak sedikit keberatan ketika tahu bahwa keponakannya akan membawa Olivia. Dia pernah bertemu dengan Olivia sebelumnya. Harus diakui, anak yatim piatu ini. Jelas-jelas latar belakang keluarga Oli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 13

    Stefan masuk ke ruangan. Semua orang memerhatikannya. Dia tidak menyadari keberadaan istri barunya di sudut ruangan, sedangkan Olivia sendiri juga tidak bisa melihat menembus kerumunan.Olivia berjinjit untuk waktu yang lama, tetapi tetap tidak bisa melihat orang yang masuk. Dia pun kehilangan minat, duduk lagi, menyenggol Junia, dan berkata, “Nggak usah lihat lagi. Banyak sekali orang di sana. Kita juga nggak akan bisa melihatnya. Makan saja.”Baginya, hal yang paling penting malam ini adalah makan!“Oliv, kamu tunggu aku di sini. Aku akan pergi mencari tanteku dan bertanya padanya, siapa yang datang barusan. Heboh sekali, seperti raja yang datang saja.” Junia sangat penasaran.Olivia mengiyakan dengan santai.Junia pun pergi sendirian.Olivia sudah menghabiskan semua makanan yang dia ambil. Dia pun bangkit dan membawa piringnya. Selagi orang-orang sedang mengerumuni tokoh besar itu, dia bisa mengambil makanan dengan santai. Tidak perlu menghadapi tatapan aneh dan pengawasan dari oran

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 14

    Junia mengambil segelas wine dan menyesapnya.“Kamu terlalu banyak membaca novel. Ada banyak orang dengan nama dan nama keluarga yang sama di dunia. Apalagi orang dengan nama keluarga yang sama. Contohnya, orang terkaya di Hong Kong yang bermarga Li. Apakah semua orang bermarga Li adalah keluarganya?”Junia tersenyum, “Benar juga.”“Suamiku itu adalah seorang pekerja kantoran. Dia mengendarai mobil biasa, yang harganya hanya kurang lebih 240-260 juta. Menurutmu, apa tuan muda dari keluarga Adhitama mau mengendarai mobil seperti itu? Kamu ini, jangan sembarangan, deh.”Olivia tidak pernah berkhayal bahwa dirinya akan menjadi Cinderella. Menurutnya, bermimpi itu boleh, tapi jangan sampai tidak realistis.“Ngomong-ngomong, kalau pria itu begitu nggak suka para wanita mendekatinya, apa itu artinya dia gay? Apa dia sudah menikah?”Olivia tidak ingin tahu pria itu berpenampilan seperti apa. Dia malah menganggap pria itu begitu tidak menyukai wanita karena, kalau bukan karena memang suka meny

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 15

    Junia juga sudah kenyang. Dia berkata sambil tersenyum, “Albert, Kak Olivia nggak tertarik dengan pemuda-pemuda itu. Aku dan Olivia hanya datang untuk memperluas wawasan kami dan mencicipi makanan lezat di sini. Ini hotel bintang tujuh. Makanan di sini sangat enak. Aku dan Olivia sangat puas.”Albert, “....”“Sekarang, kami sudah puas makan dan minum. Hari juga sudah larut. Albert, aku dan Olivia pergi dulu. Tolong bilang ke Tante, ya.”Albert sedikit cemas. Dia menatap Olivia dan berkata, “Kak Olivia, apa Kakak mau pergi sekarang? Pestanya belum selesai dan ini belum terlalu malam. Setidaknya jam sebelas malam baru selesai.”Olivia berkata, “Junia dan aku masih harus buka toko besok. Jadi, kami nggak bisa menunggu jam sebelas malam.”Keduanya bangkit dari kursi. Albert mengikuti mereka.“Sebenarnya, buka agak siangan kan juga nggak apa-apa.”Albert mengikuti Olivia, berusaha keras untuk membuat kedua wanitai tu tetap tinggal di sana.“Nggak bisa, kalau kami melewatkan penjualan di pag

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 16

    Dalam dunia bisnis di kota Mambera, siapa pun yang disukai Stefan akan mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Masa depannya akan cerah.Ayah dan ibu Albert membawa putra mereka ke pesta sebenarnya hanya supaya anak mereka bisa berteman dengan anak-anak dari keluarga lain, supaya bisa membuka jalan untuk masa depan putra mereka. “Pak Albert barusan ....”“Aku baru saja mengantar dua kakakku keluar untuk naik taksi, kemudian kembali ke sini.”Sebelum Stefan sempat menyelesaikan pertanyaannya, Albert berinisiatif untuk menjelaskan apa yang baru saja dia lakukan. Dia takut Stefan salah paham, mengira dia tidak suka dengan acara seperti ini, atau mengira dia menganggap pelayanan hotelnya tidak bagus.Mambera Hotel adalah salah satu hotel milik keluarga Adhitama.Stefan menanggapi dengan singkat, lalu berjalan melewati Albert, bersikap seolah-olah dia hanya menyapa Albert atas dasar kesopanan.Albert tidak paham apa yang sedang terjadi. Dia hanya melihat kerumunan orang mengepung Stefan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 17

    “Iya.” Stefan menggumam pelan.Olivia berjalan menghampirinya, sambil memegang kantong plastik transparan kecil di tangannya.“Aku ada beli tahu goreng. Kamu mau?”Stefan menatapnya dengan wajah masam. Setelah makan sebanyak itu di pesta, dia masih belum kenyang?Benar-benar tukang makan!“Aku suka tahu goreng. Pria yang paling aku suka juga menyukainya.”Olivia duduk di samping Stefan, membuka plastik itu dan bau tahu goreng pun keluar. Stefan bergeser, berusaha menjauh agar tidak tersedak oleh aroma tahu itu.“Pria yang paling kamu suka?”“Yang ada di uang 100 ribu.”Stefan, “....” Baginya, uang adalah rangkaian angka di kartu bank.“Kamu mau coba satu, nggak? Ini lumayan enak. Aku sangat menyukainya.”“Aku nggak mau. Kamu makan saja sendiri. Selain itu, apa kamu bisa memakannya di balkon? Aku nggak suka baunya.”Melihat pria itu tampak seperti mau muntah, Olivia buru-buru membawa plastik itu pergi. Dia bergumam dalam hati, “Orang dengan pendapatan tinggi mungkin memiliki kehidupan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 18

    “Aku nggak buka toko malam ini. Temanku mau pergi ke pesta dan memintaku untuk menemainya. Oh ya, Pak Stefan, aku ingin menanyakan satu hal denganmu, tapi nggak tahu apa kamu merasa nyaman untuk menjawabnya.”Olivia duduk di hadapan Stefan, menatap pria di seberangnya itu dengan mata besarnya yang indah. Meskipun pria itu acuh tak acuh, selalu dingin, dan terkadang bersikap tidak baik terhadapnya, Olivia tahu kalau itu karena pria itu masih waspada padanya.Namun, Stefan sangat tampan. Melihat pria itu seperti melihat pemandangan yang indah. Enak dipandang.“Pesta malam ini diadakan di Mambera Hotel. Aku dengan Mambera Hotel itu milik keluarga terkaya di kota ini dan tuan muda dari keluarga terkaya itu datang ke sana malam ini. Kudengar nama belakang mereka juga Adhitama. Apa kamu punya hubungan dengan keluarga itu?”Stefan tampak tenang dan berkata dengan dingin, “Kami satu keluarga 500 tahun yang lalu.”Olivia menghela napas lega, dan berkata sambil tersenyum, “Aku sudah menebaknya,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 19

    “Weekend ini, setelah bertemu orang tuamu, aku akan pulang ke kampung halamanku dan memotong dua batang bambu, lalu membawanya ke sini.”Stefan berkata dengan datar, “Nggak perlu. Aku akan menyuruh orang datang untuk memasangnya besok.”Masa menantu dari keluarga Adhitama harus sampai pergi ke pedesaan untuk memotong dua batang bambu dan membawanya pulang ke sini hanya untuk dipakai menjemur pakaian? Bisa-bisanya wanita ini memikirkan itu.“Boleh juga. Kalau begitu tolong, ya.”“Ini juga rumahku.”Olivia berdeham mengiyakan, lalu berjalan ke kamar sambil membawa jemuran di lengannya. Dia membuka pintu, kemudian menoleh lagi ke Stefan dan berkata, “Kalau kamu mau, kamu bisa membawa pakaianmu keluar setelah mandi. Aku akan sekaligus mencuci bajumu ketika mencuci bajuku.”“Nggak perlu. Makasih. Aku akan menyuruh orang datang membawa dua mesin cuci besok. Satu untuk kamar mandi di masing-masing kamar. Jadi lebih gampang.”“Oke. Kalau sudah beli, beri tahu aku berapa harga mesin cucinya. Ak

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3388

    Karena dia melahirkan dua putra dan satu putri, akhirnya ibu mertuanya benar-benar menerimanya. Sejak saat itu, dia benar-benar merasa dalam dunia bisnis, semuanya lancar. Ibu mertuanya sangat menyayangi Amelia, karena kepribadian gadis itu cukup mirip dengan neneknya. "Bu Yuna terlalu rendah hati. Anda benar-benar mewarisi kemampuan Bu Reni. Di mana pun Anda berada, Anda pasti bisa bersinar," kata Setya dengan nada penuh kebanggaan. Itu adalah kebanggaan seorang yang menganggap "anaknya" sebagai yang terbaik. Yuna membantu Setya keluar dari kamar. Perempuan itu tersenyum dan berkata, "Saya tidak ada status sebagai penerus keluarga Gatara. Kalau saya nggak memulai bisnis sendiri, maka di mana pun saya bekerja, saya tetap membutuhkan seseorang yang bisa mengenali bakat saya. Seorang pekerja nggak bisa menentukan nasibnya sendiri." Selanjutnya, dia juga memiliki perusahaan sendiri. Setelah putranya mengambil alih bisnis keluarga, dia juga menyerahkan perusahaannya kepada putranya un

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3387

    Setya berbicara tentang masa lalu Sarah, lalu melirik ke arah Rudy. "Om Setya, saya juga selalu mendengarkan istri saya," kata Rudy dengan segera, memahami makna dari tatapan Setya. Dia ingin menunjukkan bahwa dirinya juga adalah pria yang mencintai istrinya. Lelaki itu tersenyum puas dan menjawab, "Terlihat jelas bahwa kamu sangat memanjakan Bu Yuna." Di dalam hati Yuna terasa hangat. Setya seperti keluarga dari pihak ibunya. Jika kedua orang tuanya masih hidup, dengan status serta kasih sayang Setya terhadap dia dan adiknya, dia benar-benar bisa dianggap sebagai keluarga dari pihak ibunya. Baik ayah maupun ibunya selalu berkata bahwa Setya adalah orang yang paling setia, tidak perlu khawatir bahwa dia akan berkhianat. Setya sering membantu ibunya menyelesaikan berbagai urusan. Terkadang mereka berdiskusi berdua, dan ayahnya tidak pernah merasa cemburu atau khawatir. Dalam ingatan Yuna, ibunya memiliki kesehatan yang buruk dan sering beristirahat di tempat tidur. Ayahnya adalah o

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3386

    Ingatan tentang Yuna yang dulu masih kecil, kini sudah menjadi seorang nenek. Sudah tua, semuanya sudah tua. Cucu-cucu dari Reni pun sudah menikah dan memiliki anak. Jika kepala keluarga masih hidup, pasti akan sangat bahagia melihat tiga cucu perempuannya yang luar biasa. Tidak perlu khawatir tentang penerus keluarga. Siapa pun dari cucu perempuan itu yang dipilih untuk memikul tanggung jawab, tidak akan ada yang perlu dikhawatirkan. Sayangnya, kepala keluarga tidak bisa melihat pencapaian keturunannya. Saat Setya terbangun dan menyadari bahwa ini bukan mimpi, bahwa semuanya nyata, bahwa dia benar-benar bertemu dengan Yuna, air matanya pun jatuh. Dia teringat pada kepala keluarga dan merasa tidak adil untuknya. Kakak perempuan Patricia membesarkannya dengan penuh kasih saying selayaknya seperti seorang ibu. Namun, pada akhirnya justru hancur di tangan Patricia. Reni menganggap Patricia sebagai adik, bahkan seperti putrinya sendiri, sangat mencintai dan sangat memercayainya. Satu-

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3385

    Cakra menatap tajam putra sulungnya dan berkata, "Kalau kalian kasih tahu mamamu, lalu dia melarang kalian kasih uang saku ke aku, apakah kalian benar-benar nggak akan kasih lagi?" "Tentu saja nggak. Kami akan berusaha mendapatkan sejumlah uang saku untuk Papa, asalkan Papa bisa menjamin nggak akan..." Ivan tiba-tiba teringat bahwa ayahnya sudah tidak bisa lagi melakukan hal itu, jadi dia tidak melanjutkan kata-katanya. Wajah Cakra menjadi muram. Dia tahu bahwa putra sulungnya berkata yang sebenarnya. Setelah menghela napas, dia pun berkata, "Terserah kalian, kalau mau bilang, silakan. Aku ini papa kalian. Sekarang aku sudah tua dan nggak punya penghasilan, apa salahnya kalian kasih aku uang saku? Apakah Patricia masih berniat untuk melarangnya?" Karena kesal terhadap Patricia, Cakra kini langsung menyebut nama istrinya begitu saja tanpa embel-embel. "Papa, aku yakin Mama nggak akan melarangnya." "Papa, sudahlah, jangan membahas hal ini lagi. Ayo, kita makan. Malam ini, kita haru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3384

    Lelaki yang benar-benar dicintai oleh Patricia lebih tua darinya sekitar belasan hingga dua puluh tahun, dan dia adalah asisten dari kakak perempuannya. Namun, lelaki itu hanya setia kepada majikannya saja, sementara perasaan Patricia hanyalah cinta sepihak. Mungkin karena cinta yang bertepuk sebelah tangan itulah, Patricia akhirnya membunuh kakaknya karena rasa benci yang lahir dari cinta. Cakra memang tidak memiliki bukti bahwa Patricia membunuh kakaknya, tetapi sebagai suaminya selama puluhan tahun, dia sangat memahami sifat kejam perempuan itu. Ditambah lagi, dia pernah mendengar bisik-bisik orang-orang di dalam keluarga besar mereka. Seperti kata pepatah, tidak ada asap jika tidak ada api. Bisa jadi, Patricia memang naik ke posisi penguasa dengan cara membunuh kakaknya. Dengan karakter seperti itu, apalagi yang tidak bisa dia lakukan? Kalau pria yang benar-benar dicintai oleh Patricia masih hidup sampai sekarang, pasti dia sudah menemukannya. Namun, besar kemungkinan pria itu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3383

    Saat membahas soal memberi uang kepada ayah mereka, Ivan dan kedua adiknya hanya tersenyum dan segera mengganti topik pembicaraan, lalu mereka mengapit ayah mereka kembali ke dalam rumah. Setelah pengalaman sebelumnya, mana berani mereka diam-diam memberikan uang kepada ayah mereka? Jika ayah mereka butuh sesuatu, mereka bisa membelikannya. Namun, jika langsung memberi uang, mereka benar-benar tidak berani. Bagaimana kalau ayah mereka menggunakan uang itu untuk melakukan sesuatu yang akan mengkhianati ibu mereka lagi? Mereka bahkan tidak berani membayangkan akibatnya. Cakra sangat memahami pemikiran anak-anaknya. Wajahnya langsung berubah muram, merasa tidak senang. Setelah masuk ke dalam rumah, lelaki itu langsung berjalan ke sofa, duduk, lalu mengambil sebungkus rokok di atas meja. Dia mengeluarkan satu batang, menyalakannya, dan bersandar sambil mengisap rokok dengan wajah penuh kekesalan. Dia merasa dirinya benar-benar gagal dalam menjalani hidup. Sebagai seorang suami, dia tid

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3382

    Di depan publik, yang membuat Fani bunuh diri adalah ibu kandung dan kakak kandungnya, tetapi sebenarnya, yang memaksanya hingga mati adalah Patricia dan mereka semua. Cakra sangat memahami hal itu, tetapi dia tidak punya cara untuk menuntut keadilan bagi Fani. Dia sendiri tidak memiliki kekuatan atas apa pun jika dihadapan dengan Patricia.“Bukan hanya mamamu yang memanfaatkan Fani, tapi mereka juga yang memaksanya mati. Mamamu, Felicia, dan juga Odelina, ditambah istri-istri kalian... Mereka semua nggak ingin lihat ani hidup bahagia.” “Mereka membunuh putriku...” Cakra terisak. “Papa...” Ivan juga ikut merasa sedih. Perasaannya terhadap Fani cukup rumit. Dulu, dia mencintai Fani sebagai seorang kakak terhadap adiknya, tetapi kemudian, perasaan itu berubah menjadi cinta seorang pria terhadap wanita. “Papa, jangan seperti ini. Kalau ada yang memotret dan mengirimkan ke Mama, kita semua akan mendapat masalah.” Meskipun vila ini atas nama Ivan, dia juga tidak bisa menjamin bahwa t

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3381

    Ivan menjawab, “Belum, aku minta Felicia telepon Mama. Dia sudah tanya, tapi Mama belum kasih kami jawaban, sepertinya belum akan kembali secepat itu.” Mendengar bahwa istrinya belum akan segera kembali, ekspresi Cakra menjadi lebih rileks. Tinggal di rumah putranya, dia tetap mengkhawatirkan istrinya, takut wanita kejam dan tanpa ampun itu datang mencarinya untuk membuat masalah dan tidak membiarkannya hidup dengan tenang. Cakra sendiri juga sudah tua. Dia bahkan lebih tua beberapa tahun dari Patricia. “Kita nggak bisa mengatur apa yang mamamu lakukan. Kapan dia akan kembali, kalau dia mau kita tahu, dia pasti akan kasih tahu kita. Kalau dia nggak mau kita tahu, kita pun nggak akan bisa mengetahuinya. Lebih baik jangan cari tahu. Kalau nggak, dia akan curiga ada sesuatu yang kita sembunyikan.” Cakra menghela napas dan berkata, “Aku dan mamamu sudah menikah selama puluhan tahun, tapi pada akhirnya aku jadi seperti ini. Untungnya, kami punya kalian bertiga. Mamamu mungkin nggak pern

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3380

    Lift membawa Felicia dan Odelina ke lantai pertama. Setelah keduanya keluar dari lift, mereka mengganti topik pembicaraan ke topik yang lebih ringan. Mereka berjalan ke luar sambil mengobrol dan tertawa.Felicia berhenti di pintu masuk gedung kantor sambil melihat Odelina masuk ke mobil dan pergi. Setelah Odelina pergi, dia pun masuk ke mobilnya sendiri dan pergi. Tidak ada yang tahu apa yang mereka bicarakan. Hanya tahu kalau keduanya mengobrol dengan seru.Di musim dingin, hari lebih cepat gelap. Lampu di setiap rumah sudah menyala. Tempat yang tidak ada cahaya lampu begitu gelap gulita. Felicia langsung memacu mobilnya kembali ke kota, tapi tidak pulang ke rumah. Dia pergi menemui klien sesuai jadwal malamnya. Mengenai kepulangan ibunya yang tiba-tiba, dia tidak ambil pusing. Dia pura-pura tidak tahu apa pun tentang hal itu.Patricia suka melakukan serangan mendadak. Felicia pun membiarkannya saja. Toh, Felicia tidak melakukan kesalahan apa pun. Jadi dia tidak perlu takut dengan ser

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status