Share

Bab 4

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Kak, Kakak sendiri yang bilang, itu properti yang dimilikinya sebelum menikah. Aku nggak membayar sepeser pun. Nggak masuk akal dong kalau memintanya menambahkan namaku di dalam sertifikat rumah. Hal ini nggak usah dibahas lagi.”

Begitu mereka selesai mengurus buku nikah, Stefan langsung memberi Olivia kunci rumahnya. Olivia bisa langsung pindah dan tinggal di sana. Ini sudah membantunya dalam masalah tempat tinggal. Sudah sangat bagus.

Dia tidak akan meminta Stefan untuk menambahkan namanya ke sertifikat rumah. Namun, kalau Stefan yang berinisiatif sendiri untuk menambahkan namanya, dia tidak akan menolak, karena mereka adalah suami istri, dan mereka akan hidup bersama seumur hidup.

Odelina sebenarnya juga hanya bilang saja. Dia tahu adiknya orangnya mandiri dan tidak rakus akan uang. Jadi, dia juga tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut.

Setelah diinterogasi dengan banyak pertanyaan, Olivia akhirnya bisa keluar dari rumah kakaknya.

Kakaknya ingin mengantarnya ke Lotus Residence, tetapi keponakannya kebetulan terbangun. Anak itu langsung menangis dan mencari ibunya.

“Kak, Kakak urus Russel saja dulu. Barang-barangku juga nggak banyak. Aku bisa ke sana sendiri.”

Odelina masih harus menyuapi putranya makan. Setelah itu, dia masih harus menyiapkan makan siang. Kalau suaminya pulang untuk makan siang ini dan makanan belum siap, suaminya pasti akan memakinya dan bilang dia tidak melakukan apa pun di rumah, sampai memasak saja tidak bisa.

Dia hanya bisa berkata, “Kalau begitu, kamu hati-hati di jalan. Nanti siang mau datang makan bareng, nggak? Ajak suamimu.”

“Kak, aku harus ke toko siang nanti, jadi aku nggak datang untuk makan, ya. Suamiku sangat sibuk. Dia bilang dia mau melakukan perjalanan bisnis sore ini, jadi mungkin harus menunggu beberapa waktu baru bisa mengajaknya datang untuk bertemu dengan Kakak.”

Olivia berbohong.

Dia tidak mengenal Stefan sama sekali, tapi pernah mendengar dari Nenek Sarah kalau pria itu sangat sibuk dan setiap hari pasti pergi pagi pulang malam. Terkadang pria itu masih harus melakukan perjalanan bisnis, dan sekali pergi biasanya bisa belasan hari sampai setengah bulan. Dia sendiri juga tidak tahu kapan pria itu ada waktu luang, jadi dia tidak berani berjanji pada kakaknya, daripada nantinya harus mengingkari janji.

“Baru urus buku nikah sudah melakukan perjalanan bisnis.” Odelina merasa adik iparnya itu kurang perhatian terhadap adiknya.

“Kami hanya mengurus buku nikah saja dan belum mengadakan pesta. Biarkan saja dia melakukan perjalanan bisnis, menghasilkan lebih banyak uang, karena nanti masih banyak hal yang memerlukan uang. Kak, aku pergi dulu, ya. Kakak suapi Russel makan saja.”

Olivia melambaikan tangan kepada kakak dan keponakannya, lalu menyeret kopernya turun ke bawah.

Dia tahu di mana Lotus Residence, tapi dia belum pernah masuk ke sana.

Dia memanggil taksi dan langsung pergi ke Lotus Residence. Sesampainya di sana, dia baru teringat bahwa dia tidak tanya pada Stefan rumah pria itu ada di lantai berapa.

Dia pun segera mengeluarkan ponselnya dan menelepon pria itu.

Stefan sedang rapat dan semua orang di ruang rapat telah mengatur ponsel mereka ke mode silent. Selama rapat tersebut berlangsung, semua orang tidak diperbolehkan melakukan panggilan untuk urusan pribadi.

Stefan juga mengatur ponselnya ke mode silent, tetapi dia meletakkannya di atas meja, dan dia melihat ada telepon dari Olivia.

Ketika mereka saling bertukar WhatsApp, dia tidak memberi nama pada kontaknya Olivia. Jadi, ketika wanita itu meneleponnya, tidak ada nama yang muncul. Dia pun tidak berpikir panjang dan langsung mematikan telepon itu karena melihat telepon itu berasal dari nomor yang tidak dikenal.

Setelah itu, dia juga memblokir nomor Olivia.

Olivia tidak tahu menahu mengenai semua itu. Melihat Stefan tidak mengangkat teleponnya, dia pun mengetik pesan untuk pria itu.

Namun setelah mengirimnya, dia baru menyadari kalau tidak bisa terkirim.

Dia tertegun menatap layar ponselnya.

“Kok bisa begini? Jelas-jelas kami ada bertukar nomor telepon di Kantor Urusan Agama tadi? Apa jangan-jangan aku salah mencatat nomor?” gumam Olivia pada diri sendiri, berusaha mengingat apakah dia salah mencatat nomor pria itu.

Dia yakin dia tidak salah. Kalau dia tidak bisa mengirim pesan ke pria itu, hanya ada satu kemungkinan mengapa, yaitu Stefan memblokir nomornya.

Apa pria itu lupa mereka baru saja menikah?

Sejujurnya, kalau dia tidak keluar dari rumah kakaknya, dia mungkin juga akan lupa kalau dia punya suami bernama Stefan dua hari lagi.

Olivia pun menelepon Nenek Sarah. Ketika Nenek Sarah menjawab telepon, dia berkata, “Nek, aku sudah mengambil barang-barangku dari rumah kakakku dan aku ada di Lotus Residence sekarang. Tapi, aku nggak tahu rumah Pak Stefan, eh, aku nggak tahu aku dan Stefan tinggal di lantai berapa. Nenek tahu, nggak?”

Nenek Sarah, “....”

“Olivia, jangan khawatir. Nenek akan menelepon Stefan sekarang.” Karena Sarah juga tidak tahu.

Untuk mengetes Olivia, Stefan sengaja memberi tahu Olivia bahwa rumah dan mobilnya itu baru dibeli. Sarah juga baru tahu setelah kedua anak ini mengurus buku nikah, bahwa cucu sulungnya itu sudah membeli rumah di Lotus Residence.

Sarah menutup telepon dan langsung menelepon Stefan.

Setelah menolak telepon Olivia dan menghapus nomor istrinya, Stefan meletakkan ponselnya kembali ke atas meja dan melanjutkan rapatnya.

Namun, dalam waktu kurang dari tiga menit, layar ponselnya kembali menyala. Dia mau tidak mau harus mengangkatnya karena itu telepon dari neneknya.

“Nenek, aku lagi rapat.” Stefan berkata dengan suara rendah, “Kalau ada yang mau diomongi, nanti saja waktu aku pulang ke rumah.”

“Stefan, rumah yang kamu beli di Lotus Residence itu di tower yang mana dan lantai berapa? Olivia sudah ke sana, tapi nggak tahu lantai berapa. Bukannya kamu sudah punya nomornya? Cepat beri tahu dia.”

Stefan mengangkat alisnya. Oh iya, dia baru ingat.

Dia baru menikah hari ini, menikahi seorang gadis yang belum pernah dia temui sebelumnya tetapi disukai oleh neneknya. Kalau tidak salah namanya Olivia. Dan dia baru saja menghapus nomor wanita itu.

“Nek, beritahu dia, ada di Tower B lantai 8, unit nomor 808.”

“Ya sudah, Nenek yang beri tahu dia. Kamu lanjutkan kerjaanmu.”

Sarah orangnya tidak bertele-tele. Dia langsung menutup telepon itu setelah mendapat jawaban yang dia malu, lalu memberi tahu Olivia.

Stefan melihat ponselnya dan terdiam sejenak. Dia sebaiknya menyimpan nomor Olivia lagi.

Meskipun Stefan memblokir nomornya, Olivia tidak peduli ataupun kesal.

“Maaf, aku tadi lupa kamu siapa.” Stefan mengirimkan sebuah pesan untuk Olivia, meminta maaf pada wanita itu.

Olivia pernah menyelamatkan Sarah dulu dan yang berterima kasih langsung pada Olivia waktu itu adalah putra dan menantunya. Ketika cucu-cucunya pergi ke rumah sakit untuk menjenguknya, Olivia sudah tidak berada di sana. Karena itulah, orang sibuk seperti Stefan tidak mengingat siapa Olivia.

Padahal neneknya sering menyebut-nyebut nama Olivia di depannya, tapi dia tidak mendengarkannya dan tidak peduli, sehingga dia tidak mengingat nama Olivia.

Olivia membalas, “Nggak apa-apa. Kamu sibuk. Aku akan membawa barangku ke atas.”

“Perlu bantuan?”

“Aku hanya membawa satu koper. Aku bisa membawanya sendiri. Lagi pula, kalau aku butuh bantuan, memangnya kamu bisa pulang untuk membantuku?”

Stefan dengan jujur menjawab, “Nggak!”

Dia sangat sibuk.

Dia mana punya waktu untuk pulang dan membantu wanita itu pindahan.

Olivia mengirim emoji tertawa dan menangis, kemudian tidak mengirim apa-apa lagi. Dia tidak ingin mengganggu pria itu bekerja.

Stefan tidak membalas lagi. Keduanya tidak saling mengenal dengan baik, jadi tidak ada yang perlu dibicarakan.

Stefan hanya berharap agar istrinya ini bisa lebih patuh dan tidak selalu merepotkannya dalam hal-hal kecil. Dia tidak punya waktu untuk meladeni wanita itu.

Dia pun meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Ketika dia mendongak, dia mendapati semua orang sedang menatapnya.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Aeny Aena
maaf author alur ceritanya kok mirip dg cerita sebelah. Tokohnya kakak adik yg ortu nya sdh meninggal Tokoh utama menikh dg CEO krn paksaan Kelg yg d segani. kakak perempuannya menyarankan sertigikat rmh. Tokoh utama punya usaha sendiri.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 5

    Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Lanjutkan rapatnya.”Orang yang duduk paling dekat dengannya adalah adik sepupunya, yaitu cucu kedua dari keluarga Adhitama yang bernama Calvin Adhitama.Calvin mencondongkan badan dan bertanya dengan suara rendah, “Bro, aku mendengar apa yang Nenek katakan padamu. Apa kamu benar-benar sudah menikahi wanita bernama Olivia itu?”Stefan memberinya tatapan tajam.Calvin menyentuh hidungnya, duduk tegak, dan tidak berani bertanya lagi.Namun, dia sangat simpati pada kakak sepupunya ini.Meskipun cucu-cucu dari keluarga Adhitama tidak perlu menikah dengan keluarga kaya lain untuk memperkuat pengaruh mereka, istri kakak sepupunya ini tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan mereka. Itu semua hanya karena nenek mereka menyukai wanita bernama Olivia itu, lalu menyuruh Kak Stefan untuk menikahi wanita itu. Kak Stefan benar-benar kasihan.Calvin lagi-lagi menatap kakak sepupunya itu dengan prihatin.Untungnya, dia bukan cucu pertama. Kalau tidak, d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 6

    Olivia tersenyum dan berkata, “Kakak sepupumu kan sudah punya pacar. Masa aku memintanya untuk menikahiku? Lagi pula, aku sudah menikah dengan pria itu, sudah terlambat untuk menyesalinya! Tapi, kamu harus merahasiakan hal ini, ya. Jangan sampai kakakku tahu yang sebenarnya. Kalau nggak, dia akan sedih.”Junia, “....”Temannya satu ini benar-benar berani.“Tokoh utama wanita di novel-novel biasanya menikah dengan miliarder. Oliv, apa suamimu itu juga miliarder?”Olivia memukul temannya itu dengan pelan dan berkata sambil tersenyum, “Kamu pasti sudah membaca semua novel di toko kita ini, ‘kan? Kamu berkhayal, ya? Mana bisa sembarangan menikah dengan miliarder. Kamu pikir di dunia ini ada banyak miliarder?”Junia menyentuh bagian tubuhnya yang dipukul pelan oleh Olivia. Dia pikir, perkataan temannya itu juga benar. Dia pun menghela napas pelan dan bertanya lagi, “Rumah suamimu di mana?”“Lotus Residence.”“Kalau begitu, lumayan. Lingkungannya bagus, jalur transportasinya juga oke, dan ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 7

    Setelah masuk ke dalam Rolls-Royce, Stefan memerintahkan dengan suara rendah, “Mobil yang aku baru beli itu, jangan lupa bawa ke sana.”Mobil itu akan dia gunakan untuk menipu istrinya. Siapa tadi nama istrinya?“Oh ya, nama istriku siapa?”Stefan malas mengeluarkan buku nikah. Oh iya, buku nikahnya dilihat oleh neneknya tadi dan Nenek belum mengembalikannya. Jadi, dia tidak punya buku nikahnya sekarang.Pengawalnya berkata, “… Istri Bapak bernama Olivia Hermanus dan tahun ini berusia 25 tahun. Pak Stefan harus mengingatnya dengan baik.”Majikan mereka ini memiliki ingatan yang sangat baik, tapi dia tidak akan mengingat orang yang tidak ingin dia ingat.Terutama wanita. Wanita yang dia ketemu setiap hari pun belum tentu diingat namanya.“Oke, aku ingat,” ujar Stefan dengan santai.Dari nada bicara Stefan, Pengawal itu langsung tahu bahwa majikannya ini tidak akan mengingat nama istrinya besok.Stefan tidak ingin pusing memikirkan wanita yang bernama Olivia itu. Dia pun bersandar di kur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 8

    Stefan sangat peduli dengan tubuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi gemuk karena makan sembarangan, karena akan sangat sulit untuk menurunkan badan.Olivia tertawa, “Pak Stefan badannya bagus, kok.”“Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu, ya?”Stefan mengiyakan.“Selamat malam.” Olivia mengucapkan selamat malam pada pria itu dan berbalik badan, hendak pergi.“Tunggu. Eh, Olivia.” Stefan menghentikannya.Olivia berhenti, menoleh, dan bertanya pada pria itu, “Apa ada yang lain?”Stefan memandangnya dan berkata, “Mulai sekarang, jangan keluar kamar memakai piyama.”Olivia tidak mengenakan pakaian dalam di balik piyamanya. Stefan memiliki mata yang tajam, jadi dia bisa melihat segala sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Mereka adalah suami istri, jadi tidak apa-apa kalau dia melihatnya. Namun, bagaimana dengan orang lain?Dia tidak ingin tubuh istrinya dilihat oleh pria lain.Olivia tersipu, bergegas kembali ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.Stevan, “....”Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 9

    Selesai makan, Stefan mengeluarkan dompetnya. Dia tidak punya banyak uang cash, jadi dia mengeluarkan sebuah kartu ATM dan meletakkannya di depan Olivia.Olivia menatapnya dengan alis terangkat.“Kalau kamu mau beli sesuatu dan butuh uang, kamu bisa memakai kartu ini. Kata sandinya adalah ….”Dia mengambil pena dan kertas, menuliskan kata sandinya, dan menyerahkan kertas itu kepada Olivia.“Ke depannya, uang dalam kartu ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Aku akan mengirim uang ke kartu ini setelah gajian setiap bulannya, tapi kamu harus mencatat semua yang kamu beli. Aku nggak keberatan kalau uang yang kamu gunakan itu banyak, tapi aku mau tahu uangnya digunakan untuk apa.”Waktu mereka mengurus buku nikah, Olivia pernah bertanya pada Stefan, apa mereka perlu patungan. Pria itu menolaknya dan bilang, mereka sudah menikah dan menjadi sepasang suami istri. Jadi, dia tidak keberatan kalau Olivia menggunakan uangnya.Lagipula, uangnya sangat banyak, sampai dia juga tahu ada b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 10

    Olivia pergi ke rumah kakaknya.Dia membuka pintu, masuk ke rumah dan mendapati kakaknya sudah bangun dan sedang sibuk di dapur.“Kak.”“Oliv, kamu sudah datang.”Odelina keluar dari dapur dan sangat senang melihat adiknya, “Kamu sudah makan belum? Kakak ada masak mie. Kamu mau dimasakkan satu mangkuk?”“Nggak usah, aku sudah makan, Kak. Kakak sudah masak mie-nya? Kalau belum, nggak usah masak. Aku ada beli sarapan untuk Kakak dan Russel.”“Belum, Russel demam kemarin. Kakak nggak cukup tidur semalam! Pagi ini juga bangunnya kesiangan. Kakak iparmu pergi sarapan di luar jadinya, juga mengomeli Kakak tadi, bilang Kakak nggak melakukan apa-apa di rumah, cuma mengurusi anak saja, tapi masih nggak bisa buatkan sarapan untuknya?”Odelina merasa agak sedih.Olivia sangat kesal mendengarnya, “Kok Russel bisa demam? Kalaupun sudah nggak demam lagi, Kakak juga harus membawanya ke dokter, supaya nggak kambuh lagi. Suami Kakak itu juga, sudah jelas anaknya sakit, bukannya bantu, hanya tahu memara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 11

    “Jalan.” Stefan memaki Olivia dalam hati, tapi dia tidak mengatakan apa pun, apalagi melakukan apa pun.Olivia adalah nama istrinya, tetapi mereka berdua tidak ada bedanya dengan dua orang asing yang tinggal bersama.Sopirnya tidak berani mengatakan sepatah kata pun, akhirnya kembali menjalankan mobil.Olivia tidak tahu bahwa dia baru saja hampir menabrak mobil mewah suaminya. Dia mengendarai motor listriknya dan bergegas pergi ke toko. Rumah Junia ada di dekat sana, jadi temannya itu selalu datang lebih cepat ke toko.”“Olivia.”Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Junia memesan sarapan untuk dirinya sendiri. Dia sedang makan ketika temannya itu datang. Dia pun tersenyum dan bertanya, “Kamu sudah makan?”“Sudah.” Junia pun memakan sarapannya sendiri.Junia mengambil sebuah kantong, meletakkannya di atas meja kasir dan berkata kepada temannya, “Aku membawakanmu dua kotak makanan camilan. Enak banget, cobalah.”Olivia meletakkan kunci motor listriknya di atas meja kasir, duduk dan menari

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 12

    Pesta itu diadakan di Mambera Hotel, tempat yang biasanya tidak akan pernah dikunjungi Olivia.Mambera Hotel adalah salah satu hotel paling eksklusif di kota ini, dikenal sebagai hotel bintang tujuh. Olivia tidak tahu apakah hotel itu benar-benar bintang tujuh. Dia sendiri juga tidak peduli.Bibinya Junia tiba di hotel sebelum mereka. Setelah menyapa para istri konglomerat yang dikenalnya, dia menyuruh putra dan putrinya masuk ke hotel terlebih dahulu, sementara dia tetap berdiri di dekat pintu masuk hotel untuk menunggu kedatangan keponakannya.Bibinya Junia tersenyum ketika melihat mobil yang dia siapkan untuk menjemput keponakannya datang.Setelah beberapa saat, Junia menggandeng Olivia dan berjalan ke arah bibinya, “Tante.”“Tante.” Olivia ikut menyapa bibinya Junia.Awalnya, bibinya Junia agak sedikit keberatan ketika tahu bahwa keponakannya akan membawa Olivia. Dia pernah bertemu dengan Olivia sebelumnya. Harus diakui, anak yatim piatu ini. Jelas-jelas latar belakang keluarga Oli

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3093

    Wajah Patricia seakan berubah 10 tahun lebih tua dari usianya setelah peristiwa Fani dan Cakra Vikar. Sebelumnya, Patricia adalah perempuan tua yang sangat terawat, sampai dia terlihat seperti perempuan berusia 50 tahunan di usianya yang sudah 70 tahun. Namun sekarang, wajahnya berubah seakan dia sudah berusia 80 tahun. Felicia tidak lagi membalas perkataan Patricia. Dia tidak bisa mengatakan apa pun mengenai pernikahan orang tuanya. “Papamu selalu bilang kalau ada orang lain di hatiku, tapi selama ini aku nggak pernah berselingkuh darinya. Lagi pula, semua itu hanyalah masa lalu. Memangnya siapa di dunia ini yang nggak punya masa lalu? Papamu juga belum putus dari kekasihnya sebelum dia masuk ke dalam keluarga Gatara. Bukankah perempuan itu adalah masa lalunya?”“Aku juga nggak pernah lagi membahas tentang masa lalunya setelah kami menikah. Tapi, dia dengan seenaknya justru mengatakan kalau ada laki-laki lain di hatiku.”Mata Felicia langsung berbinar lalu berkata, “Orang yang ada d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3092

    Felicia ingin melihat kembali foto-foto itu, tapi Patricia segera mencegahnya dengan berkata, “Jangan lihat foto-foto itu. Kamu belum menikah, jadi jangan kotori matamu.”“Aku hampir 30 tahun, jadi aku bisa melindungi diriku sendiri. Tapi, tunggu sampai aku menghabiskan permen kapas ini agar aku nggak muntah nanti.”“Ma, aku sempat melihat foto-foto itu sekilas dan gambarnya sangat jelas. Apa mungkin Fani sengaja membuka tirai kamarnya agar orang lain bisa mengambil foto mereka? Apa mungkin Fani sudah tahu kalau Mama sedang menyelidikinya, makanya dia sengaja membuat orang lain bisa memotretnya dengan jelas?”“Dia pasti akan menutupi aibnya dengan rapat kalau memang benar-benar berniat selingkuh. Menurutku, Fani sengaja melakukannya karena ingin membalas dendam. Mama pasti nggak akan tahu tentang perselingkuhan mereka kalau saja dia menutupnya rapat-rapat.”Kemudian Patricia berkata dengan dingin, “Aku nggak peduli, dia sengaja atau nggak. Pokoknya, Mama nggak akan melepaskannya begitu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3091

    “Adikku tidak tahan dengan cobaan itu. Akhirnya, dia melarikan diri dan mengalami kecelakaan. Setelah itu, semua urusan keluarga Gatara jatuh ke pundak ibu seorang.”Felicia jarang mendengar ibunya menyebutkan tentang kedua saudaranya. Sebenarnya, dia ingin menanyakan, apakah benar ibunya adalah dalang di balik kematian kedua saudarinya? Namun, Felicia kembali menelan pertanyaan itu dan tidak berani menanyakannya. Lagi pula, Felicia yakin kalau ibunya tidak akan menjawab pertanyaannya. Bahkan mungkin ibunya akan menuduh Felicia tidak mempercayainya sebagai putri kandungnya. “Ma, apa Mama punya foto mereka?”Felicia kembali menggigit permen manisan buahnya seraya bertanya dengan pura-pura penasaran, “Mama bilang kalau Odelina dan tanteku agak mirip, tapi aku nggak pernah melihat wajah Tante. Aku penasaran, seberapa mirip Odelina dan tanteku itu?”Patricia sempat terdiam cukup lama lalu berkata, “Dulu, Mama punya foto-foto mereka. Tapi foto-foto itu rusak dan sudah tidak jelas lagi, ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3090

    Kemungkinan Felicia sengaja tidak menutup tirai apartemennya agar orang-orang bisa menyaksikan aksinya. Itu adalah bentuk balas dendam yang dilakukannya secara terang-terangan. “Pengurus rumah bilang kalau Mama nggak mau makan. Apa yang terjadi, Ma?”“Aku bisa menemani Mama makan malam karena aku juga belum makan.”Felicia sempat duduk di kursi yang berada di depan ibunya, tapi dia kembali berdiri untuk memberikan permen manisan buah untuk Patricia seraya berkata, “Ma, aku beli permen manisan buah tadi. Ini untuk Mama.”“Aku juga beli permen kapas, tapi aku sudah memakannya. Jadi, aku nggak bisa kasih Mama.”Patricia menatap permen manisan buah yang dipegang putrinya lalu melihat permen kapas berwarna pink yang biasanya disukai oleh anak kecil. Putrinya hampir berusia 30 tahun, tapi dia masih saja membeli permen seperti itu. Patricia tidak peduli jika orang dewasa lain memakan permen kapas seperti itu. Namun, putrinya adalah calon pewaris keluarga Gatara, jadi ….“Kenapa kamu membeli

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3089

    “Kenapa Bu Felicia memakan makanan seperti ini?”“Memangnya kenapa kalau aku memakannya?” “Anak kecil yang biasa memakannya.”“Aku sedang menjadi anak kecil sekarang,” jawab Patricia yang langsung membuat si pengurus rumah terdiam. “Apa ada masalah?”Kemudian pengurus rumah berkata, “Bu Felicia, Bu Patricia makan sedikit sekali tadi siang. Malam ini dia juga tidak ingin makan apa pun. Apa Bu Felicia bisa ke atas dan berusaha membujuknya agar mau makan?”“Mamaku sedang tidak berselera makan, ya?”“Ya, beliau mengatakan seperti itu.”“Apa tadi ada yang datang?” tanya Patricia lagi. “Asisten kepala keluarga tadi datang. Bu Patricia mengatakan dia tidak ingin makan setelah asistennya pergi.”“Mungkin ada masalah yang mempengaruhi mood mamaku sampai dia tidak mau makan. Oke, aku akan ke atas dan menemuinya. Mamaku ada di ruang kerja, ya?”“Bu Patricia ada di ruang kerja. Tadi, beliau juga meminta Bu Dania untuk menemuinya di sana kalau Bu Dania sudah pulang. Apa Bu Felicia mau membawa ma

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3088

    Hanya ada dua cucu Patricia dari putra ketiganya yang tidak tinggal di asrama karena mereka masih bersekolah di taman kanak-kanak. Namun, mereka biasanya tinggal di rumah keluarga menantunya karena rumah keluarga menantunya lebih dekat dengan sekolah mereka. Patricia juga membayarkan uang setiap bulannya untuk biaya kedua cucunya yang tinggal di sana. “Suruh dia menemuiku setelah dia kembali.”“Baik! Bu Patricia, waktu makan malam sudah tiba,” balas pengurus rumah sekaligus mengingatkan Patricia. Patricia sempat terdiam beberapa saat lalu berkata, “Aku tidak ada selera makan.”Dia tidak ingin makan sendirian karena suami dan anak-anaknya tidak ada di rumah. Selain itu, suasana hatinya juga sedang kurang baik.“Ibu makan sedikit sekali saat makan siang. Jadi, bagaimana mungkin Ibu tidak merasa lapar sekarang?”“Aku tidak ingin makan,” pungkas Patricia lalu menutup teleponnya. Tidak lama kemudian, Felicia tiba di rumah dengan diantar oleh Vandi. Felicia memegang permen bola kapas besa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3087

    Foto-foto itu berisikan gambar Ivan dan Fani yang sedang asyik bermesraan. Bahkan Julio yang merupakan putra keduanya juga sering muncul di Famous Garden. Kedua putranya datang dengan membawa berbagai macam hadiah yang pasti akan mereka berikan kepada Fani. Hati Patricia terasa sangat sakit sekaligus marah. Dia benar-benar sudah membenci Fani. Sebenarnya, dia sudah menduga hal seperti akan terjadi di antara Fani dan Ivan. Fani bukanlah perempuan yang bisa menahan diri dengan baik. Oleh karena itu, Patricia segera mengusirnya keluar dari rumah keluarga Gatara. Patricia juga akan mengambil kembali semua yang diberikannya kepada Fani. Dia juga tidak peduli kalau Fani marah padanya. Lagi pula, gadis itu juga bukan putri kandungnya. Sebenarnya, Patricia berencana memberikan Fani uang untuk menjamin hidup gadis itu kalau saja Fani memutuskan untuk meninggalkan Cianter setelah berbagai hal yang terjadi. Namun, Fani tidak melakukannya. Dia justru memilih untuk membalas dendam kepada Patrici

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3086

    Wajah Patricia seketika melembut lalu berkata sambil tertawa ringan, “Anak itu mungkin tidak pernah pergi ke taman hiburan sejak dia kecil, makanya dia pergi ke sana sekarang.”Patricia tiba-tiba kembali membenci Fani setelah teringat bagaimana keluarga itu memperlakukan putri kandungnya dengan sangat buruk. Anehnya, Fani masih saja terus menyalahkan Felicia dan Patricia tanpa berpikir bagaimana kedua orang tua kandungnya sudah memperlakukan Felicia dengan sangat buruk. Padahal Feni sudah menjalani kehidupan mewah dengan segala kebutuhan yang dipenuhi sejak dia kecil. Dia sudah sangat sering bermain di taman bermain, bahkan taman bermain di luar negeri sekalipun. Di sisi lain, Felicia baru memiliki kesempatan pergi ke taman bermain ketika dia sudah dewasa. “Kehidupan gadis itu sebelumnya sangatlah sulit,” ujar si asisten seakan dia merasa kasihan dengan kehidupan Felicia dahulu. Asisten itu juga tidak menyukai Fani. Namun, dia harus menahan semua perasaan kesalnya karena dia pikir F

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3085

    Odelina menemukan alasan untuk mengakhiri panggilan telepon. Dia berbalik sambil menggenggam ponsel di tangannya setelah selesai menelepon Yuna. Dia menatap Daniel yang sedang asyik bermain dengan Russel. Kemudian dia duduk di antara Daniel dan Russel lalu bertanya kepada putranya sambil tersenyum, “Russel, bagaimana kalau kita merayakan tahun baru bersama Om Daniel?”Namun, Russel justru balik bertanya, “Kita mau merayakan sama siapa lagi kalau bukan sama Om Daniel?”Odelina langsung terdiam. Russel sudah terbiasa melewati hari-harinya dengan menganggap Daniel sebagai anggota keluarganya. Odelina langsung membelai kepala Russel dengan lembut lalu bertanya kepada Daniel, “Kita bisa meresmikan pernikahan kita dan mendapatkan surat nikah di Catatan Sipil sebelum tahun baru. Kita baru akan melaksanakan resepsi pernikahan setelah kakimu pulih. Bagaimana menurutmu?”Namun, Daniel menolak rencana Odelina dengan berkata, “Odelina, aku nggak mau menikah secara diam-diam begitu. Aku ingin me

DMCA.com Protection Status