Share

Bab 2

Penulis: Anggur
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 18:13:20
“Aku sudah menyetujuinya, jadi aku nggak akan menarik balik kata-kataku.”

Olivia juga sudah memikirkannya selama beberapa hari sebelum mengambil keputusan ini. Jadi, dia tidak akan mundur.

Mendengar perkataan Olivia, Stefan juga tidak berusaha membujuknya lagi. Pria itu mengeluarkan kartu identitasnya dan meletakkannya di depan staf Kantor Urusan Agama.

Olivia juga melakukan hal yang sama.

Keduanya dengan cepat menyelesaikan proses pembuatan buku nikah, yang memakan waktu kurang dari sepuluh menit.

Setelah menerima buku nikah dari staf, Stefan mengeluarkan satu set kunci yang telah dia siapkan sebelumnya dari saku celananya. Dia kemudian menyerahkannya kepada Olivia dan berkata, “Rumah yang aku beli ada di Lotus Residence. Kata Nenek, kamu membuka sebuah toko buku di depan SMP Negeri Kota Mambera. Rumahku nggak jauh dari sana. Kalau naik bus, kamu bisa sampai ke sana dalam sepuluh menit.”

“Kamu punya SIM, nggak? Kalau punya, beli satu mobil saja. Aku bisa membantumu membayar DP, lalu kamu bayar cicilan setiap bulannya. Kalau ada mobil, kamu bisa lebih gampang pulang pergi kerja.”

“Kerjaanku sangat padat. Aku sering pergi pagi dan pulang malam, terkadang juga harus melakukan perjalanan bisnis. Kamu jaga diri sendiri, nggak usah mengurusi aku. Aku akan mentransfer uang untukmu di tanggal sepuluh setiap bulannya setelah gajian.”

“Selain itu, supaya nggak merepotkan, kita sembunyikan dulu pernikahan ini.”

Stefan mungkin sudah terbiasa memberi perintah di kantor, jadi dia langsung mengatakan rentetan hal tanpa menunggu Olivia menjawab.

Olivia bersedia menikah dalam waktu singkat karena dia tidak ingin kakaknya bertengkar dengan kakak iparnya terus. Dia harus menikah dan pindah dari rumah kakaknya. Dengan begitu, kakaknya tidak akan khawatir lagi. Dia dan Stefan sebenarnya hanya hidup bersama.

Stefan berinisiatif untuk memberi Olivia kunci rumahnya, jadi Olivia mengambilnya tanpa sungkan lagi.

“Aku nggak punya SIM, jadi untuk saat ini nggak perlu beli mobil. Aku biasanya naik motor listrik untuk pulang pergi kerja. Motor listrikku baru ganti baterai, jadi sayang kalau nggak dipakai lagi.”

“Oh ya, Pak Stefan. Kita perlu patungan, nggak?”

Kakak Olivia dengan suaminya yang punya hubungan berdasarkan cinta saja, suaminya bisa mengusulkan agar mereka patungan. Suami kakaknya itu selalu merasa kakaknya keenakan hidup menggunakan uangnya.

Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengasuh anak, membeli sayur dan memasak, serta membersihkan rumah. Pria yang belum pernah mengalaminya selalu merasa istri mereka sangat santai di rumah, kerjaannya hanya mengasuh anak dan memasak.

Dia dan Stefan menikah tanpa mengenal satu sama lain dengan dekat sebelumnya. Mereka bahkan belum pernah bertemu sebelum hari ini. Jadi, mereka bisa patungan dengan lebih nyaman.

Stefan bahkan tidak memikirkannya, langsung berkata dengan suara yang berat, “Aku sudah menikahimu, jadi aku tentu sanggup menghidupimu. Nggak perlu patungan.”

Olivia tersenyum, “Kalau begitu, ikut apa katamu saja.”

Dia tidak akan hanya mengambil keuntungan ini tanpa memberikan imbalan sedikit pun.

Dia tinggal di rumah pria ini, jadi kalau ada perlu apa di rumah, dia akan menggunakan uangnya untuk membelinya.

Bagaimanapun juga, dia sudah menghemat uang sewa.

Mereka harus saling memberi dan saling memperhatikan, dengan begitu baru bisa hidup bersama.

Stefan mengangkat tangan kanannya untuk melihat jam lagi, kemudian berkata pada Olivia, “Aku sangat sibuk, harus kembali ke kantor. Kamu bisa meminjam mobilku dulu untuk pulang ke rumah, atau kamu bisa naik taksi. Aku akan mengganti ongkosnya. Aku akan mengantar nenekku ke rumah adikku.”

“Oh ya, kita saling simpan nomor WhatsApp dulu, supaya gampang kontakan.”

Olivia mengeluarkan ponselnya, bertukar nomor telepon dengan Stefan, lalu berkata, “Aku naik taksi sendiri saja. Kamu urus saja kerjaanmu.”

“Oke, saling menghubungi saja kalau ada sesuatu.”

Sebelum pergi, Stefan masih memberi Olivia uang empat ratus ribu untuk ongkos taksi. Olivia tidak ingin mengambilnya, tapi pria itu memelototinya, jadi dia tanpa sadar mengambil uang itu.

Mereka, pasangan suami istri yang baru mengurus buku nikah, tidak meninggalkan Kantor Urusan Agama bersama. Stefan duluan keluar, kemudian langsung naik mobilnya sendiri.

“Di mana cucu menantu Nenek?”

Sarah bertanya heran ketika melihat hanya Stefan yang keluar, “Kalian berdua masuk bersama, kenapa nggak keluar bareng? Kamu membatalkannya? Atau Olivia?”

Setelah memasang sabuk pengamannya, Stefan mengeluarkan buku nikahnya, menoleh dan menyerahkannya kepada neneknya, “Kami sudah mendapatkan buku nikah. Aku sangat sibuk, jadi harus segera kembali ke kantor untuk rapat. Aku sudah memberinya uang 400 ribu, supaya dia bisa naik taksi pulang.”

“Nenek, aku akan membawamu sampai ke persimpangan di depan. Setelah itu, biar pengawal yang membawa Nenek pulang.”

“Sesibuk apa pun kamu, kamu seharusnya nggak meninggalkan Olivia sendirian di sana. Jangan pergi dulu. Tunggu Olivia keluar dan antar dia pulang sebelum kembali ke kantor,” kata Nenek Sarah, lalu ingin keluar dari mobil. Namun, pintunya dikunci.

“Nek, aku sudah berjanji pada Nenek untuk menikahinya, jadi Nenek nggak perlu mengurusi hal lain lagi. Aku sudah menikahinya dan akan menjalani hidup bersamanya. Jadi, aku akan membuat semua keputusan ke depannya. Selain itu, aku masih harus melihat sifat wanita itu pelan-pelan. Sebelum dia lolos tes, kami nggak akan menjadi suami istri yang sebenarnya.”

Sarah berkata, “Para pria di keluarga Adhitama nggak pernah bercerai!”

“Itu tergantung, apa istri yang Nenek pilihkan untukku layak untuk aku hidupi seumur hidup,” kata Stefan sambil menyalakan mobil.

“Kamu ini, mana ada suami sepertimu? Baru buah buku nikah, sudah meninggalkan istrinya sendirian dan pergi sendiri.”

Sarah tahu, batas kesabaran cucunya ini adalah setuju untuk menikahi Olivia. Selain itu, cucunya ini akan teguh pada prinsipnya. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau dia terlalu memaksa, dia malah akan membuat Olivia menjadi janda, menghancurkan masa depan anak itu.

Stefan membiarkan neneknya memarahinya.

Jika Olivia benar-benar orang yang baik, dia akan membahagiakan wanita itu. Kalau wanita itu ternyata menipu neneknya dan berpura-pura baik, maka dia akan menceraikan wanita itu setengah tahun lagi. Lagi pula, dia tidak akan menyentuh wanita itu. Mereka juga menikah diam-diam. Jadi, wanita itu masih bisa menikah dengan pria lain.

Setelah berkendara sekitar sepuluh menit, mobil Stefan berhenti di sebuah persimpangan.

Ada beberapa mobil mewah terparkir di sana, salah satunya sebuah Rolls Royce.

Stefan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, keluar dari mobil dan melemparkan kunci mobilnya ke pengawal yang menunggu. Setelah itu, dia memerintahkan, “Antar Nenek pulang ke rumah.”

Sarah berdebat, “Nenek nggak mau pulang. Nenek mau tinggal bersamamu, menemani cucu menantu Nenek.”

Namun, cucu sulungnya itu sudah masuk ke mobil Rolls Royce-nya dan tidak mau mendengar protes dari neneknya.

Sarah pun hanya bisa melihat cucu sulungnya itu pergi naik mobil mewahnya.

Stefan sebenarnya adalah cucu dari perusahaan terbesar di Mambera, juga kepala keluarga dari keluarga terkaya di kota itu. Dia memiliki kekayaan bersih sebesar ratusan triliun!

“Dasar anak itu, kejam sekali!” Nenek Sarah mengomel dan bergumam dengan kejam, “Bagusnya kamu itu jatuh cinta pada Olivia nanti. Nenek mau lihat kamu menjilat omonganmu sendiri.”

Semarah apa pun dia, dia juga tidak bisa menyuruh cucunya itu kembali ke sana. Jadi, Sarah pun buru-buru menelepon Olivia, yang sudah dalam perjalanan pulang dengan taksi.

“Olivia, Stefan terlalu sibuk dengan pekerjaannya, jadi jangan marah, ya.”

Olivia menyentuh buku nikah yang dia masukkan ke saku celananya dan berkata, “Nenek Sarah, aku mengerti, kok. Aku nggak keberatan. Nenek nggak perlu merasa bersalah. Dia juga sudah memberiku ongkos untuk naik taksi. Aku sudah dalam perjalanan pulang sekarang.”

“Kamu sudah menikah dengan Stefan, masih saja memanggil Nenek dengan sebutan Nenek Sarah.”

Olivia membeku sesaat, lalu mengubah panggilan itu menjadi “Nenek”.

Sarah menjawab dengan girang.

“Olivia, mulai sekarang kita adalah keluarga. Kalau Stefan berani menindasmu, beri tahu Nenek. Nenek akan memberi pelajaran padanya.”

Dia mendapatkan cucu menantu ini dengan susah payah, jadi dia tidak akan membiarkan cucunya itu menindas cucu menantunya ini.
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Janah
tapi seru tau ceritanya
goodnovel comment avatar
Nasib Untung
bab 1, jam tangan Stefan di tangan kiri. kok di bab 2 pindah ke tangan kanan teori?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3

    “Nek, tentu.” Olivia menanggapi dengan santai.Meski Nenek Sarah memperlakukannya dengan sangat baik, Stefan adalah cucunya sendiri, sedangkan dirinya hanya seorang cucu menantu. Kalau mereka bertengkah, memangnya keluarga Adhitama akan memihak padanya?Olivia tidak percaya.Sama seperti mertua kakaknya.Sebelum menikah, mereka begitu baik kepada kakaknya. Saking baiknya, putri kandung mereka sampai cemburu.Setelah menikah, mertua kakaknya berubah. Setiap kali kakaknya dan suaminya bertengkar, ibu mertua kakaknya pasti akan bilang bahwa kakaknya bukan istri yang baik.Jadi, anak adalah keluarga sendiri, sedangkan menantu adalah orang luar.“Kamu mau pergi kerja, ‘kan? Kalau begitu Nenek nggak ganggu lagi, deh. Nenek akan menyuruh Stefan untuk menjemputmu dan makan malam bersamamu nanti.”“Nek, tokoku tutupnya malam. Aku mungkin nggak bisa pulang untuk makan. Gimana kalau di akhir pekan?”Sekolah libur di akhir pekan. Bagi toko buku seperti miliknya yang bergantung pada murid sekolah u

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4

    “Kak, Kakak sendiri yang bilang, itu properti yang dimilikinya sebelum menikah. Aku nggak membayar sepeser pun. Nggak masuk akal dong kalau memintanya menambahkan namaku di dalam sertifikat rumah. Hal ini nggak usah dibahas lagi.”Begitu mereka selesai mengurus buku nikah, Stefan langsung memberi Olivia kunci rumahnya. Olivia bisa langsung pindah dan tinggal di sana. Ini sudah membantunya dalam masalah tempat tinggal. Sudah sangat bagus.Dia tidak akan meminta Stefan untuk menambahkan namanya ke sertifikat rumah. Namun, kalau Stefan yang berinisiatif sendiri untuk menambahkan namanya, dia tidak akan menolak, karena mereka adalah suami istri, dan mereka akan hidup bersama seumur hidup.Odelina sebenarnya juga hanya bilang saja. Dia tahu adiknya orangnya mandiri dan tidak rakus akan uang. Jadi, dia juga tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut.Setelah diinterogasi dengan banyak pertanyaan, Olivia akhirnya bisa keluar dari rumah kakaknya.Kakaknya ingin mengantarnya ke Lotus Residence

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 5

    Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Lanjutkan rapatnya.”Orang yang duduk paling dekat dengannya adalah adik sepupunya, yaitu cucu kedua dari keluarga Adhitama yang bernama Calvin Adhitama.Calvin mencondongkan badan dan bertanya dengan suara rendah, “Bro, aku mendengar apa yang Nenek katakan padamu. Apa kamu benar-benar sudah menikahi wanita bernama Olivia itu?”Stefan memberinya tatapan tajam.Calvin menyentuh hidungnya, duduk tegak, dan tidak berani bertanya lagi.Namun, dia sangat simpati pada kakak sepupunya ini.Meskipun cucu-cucu dari keluarga Adhitama tidak perlu menikah dengan keluarga kaya lain untuk memperkuat pengaruh mereka, istri kakak sepupunya ini tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan mereka. Itu semua hanya karena nenek mereka menyukai wanita bernama Olivia itu, lalu menyuruh Kak Stefan untuk menikahi wanita itu. Kak Stefan benar-benar kasihan.Calvin lagi-lagi menatap kakak sepupunya itu dengan prihatin.Untungnya, dia bukan cucu pertama. Kalau tidak, d

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 6

    Olivia tersenyum dan berkata, “Kakak sepupumu kan sudah punya pacar. Masa aku memintanya untuk menikahiku? Lagi pula, aku sudah menikah dengan pria itu, sudah terlambat untuk menyesalinya! Tapi, kamu harus merahasiakan hal ini, ya. Jangan sampai kakakku tahu yang sebenarnya. Kalau nggak, dia akan sedih.”Junia, “....”Temannya satu ini benar-benar berani.“Tokoh utama wanita di novel-novel biasanya menikah dengan miliarder. Oliv, apa suamimu itu juga miliarder?”Olivia memukul temannya itu dengan pelan dan berkata sambil tersenyum, “Kamu pasti sudah membaca semua novel di toko kita ini, ‘kan? Kamu berkhayal, ya? Mana bisa sembarangan menikah dengan miliarder. Kamu pikir di dunia ini ada banyak miliarder?”Junia menyentuh bagian tubuhnya yang dipukul pelan oleh Olivia. Dia pikir, perkataan temannya itu juga benar. Dia pun menghela napas pelan dan bertanya lagi, “Rumah suamimu di mana?”“Lotus Residence.”“Kalau begitu, lumayan. Lingkungannya bagus, jalur transportasinya juga oke, dan ng

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 7

    Setelah masuk ke dalam Rolls-Royce, Stefan memerintahkan dengan suara rendah, “Mobil yang aku baru beli itu, jangan lupa bawa ke sana.”Mobil itu akan dia gunakan untuk menipu istrinya. Siapa tadi nama istrinya?“Oh ya, nama istriku siapa?”Stefan malas mengeluarkan buku nikah. Oh iya, buku nikahnya dilihat oleh neneknya tadi dan Nenek belum mengembalikannya. Jadi, dia tidak punya buku nikahnya sekarang.Pengawalnya berkata, “… Istri Bapak bernama Olivia Hermanus dan tahun ini berusia 25 tahun. Pak Stefan harus mengingatnya dengan baik.”Majikan mereka ini memiliki ingatan yang sangat baik, tapi dia tidak akan mengingat orang yang tidak ingin dia ingat.Terutama wanita. Wanita yang dia ketemu setiap hari pun belum tentu diingat namanya.“Oke, aku ingat,” ujar Stefan dengan santai.Dari nada bicara Stefan, Pengawal itu langsung tahu bahwa majikannya ini tidak akan mengingat nama istrinya besok.Stefan tidak ingin pusing memikirkan wanita yang bernama Olivia itu. Dia pun bersandar di kur

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 8

    Stefan sangat peduli dengan tubuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi gemuk karena makan sembarangan, karena akan sangat sulit untuk menurunkan badan.Olivia tertawa, “Pak Stefan badannya bagus, kok.”“Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu, ya?”Stefan mengiyakan.“Selamat malam.” Olivia mengucapkan selamat malam pada pria itu dan berbalik badan, hendak pergi.“Tunggu. Eh, Olivia.” Stefan menghentikannya.Olivia berhenti, menoleh, dan bertanya pada pria itu, “Apa ada yang lain?”Stefan memandangnya dan berkata, “Mulai sekarang, jangan keluar kamar memakai piyama.”Olivia tidak mengenakan pakaian dalam di balik piyamanya. Stefan memiliki mata yang tajam, jadi dia bisa melihat segala sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Mereka adalah suami istri, jadi tidak apa-apa kalau dia melihatnya. Namun, bagaimana dengan orang lain?Dia tidak ingin tubuh istrinya dilihat oleh pria lain.Olivia tersipu, bergegas kembali ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.Stevan, “....”Di

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 9

    Selesai makan, Stefan mengeluarkan dompetnya. Dia tidak punya banyak uang cash, jadi dia mengeluarkan sebuah kartu ATM dan meletakkannya di depan Olivia.Olivia menatapnya dengan alis terangkat.“Kalau kamu mau beli sesuatu dan butuh uang, kamu bisa memakai kartu ini. Kata sandinya adalah ….”Dia mengambil pena dan kertas, menuliskan kata sandinya, dan menyerahkan kertas itu kepada Olivia.“Ke depannya, uang dalam kartu ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Aku akan mengirim uang ke kartu ini setelah gajian setiap bulannya, tapi kamu harus mencatat semua yang kamu beli. Aku nggak keberatan kalau uang yang kamu gunakan itu banyak, tapi aku mau tahu uangnya digunakan untuk apa.”Waktu mereka mengurus buku nikah, Olivia pernah bertanya pada Stefan, apa mereka perlu patungan. Pria itu menolaknya dan bilang, mereka sudah menikah dan menjadi sepasang suami istri. Jadi, dia tidak keberatan kalau Olivia menggunakan uangnya.Lagipula, uangnya sangat banyak, sampai dia juga tahu ada b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22
  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 10

    Olivia pergi ke rumah kakaknya.Dia membuka pintu, masuk ke rumah dan mendapati kakaknya sudah bangun dan sedang sibuk di dapur.“Kak.”“Oliv, kamu sudah datang.”Odelina keluar dari dapur dan sangat senang melihat adiknya, “Kamu sudah makan belum? Kakak ada masak mie. Kamu mau dimasakkan satu mangkuk?”“Nggak usah, aku sudah makan, Kak. Kakak sudah masak mie-nya? Kalau belum, nggak usah masak. Aku ada beli sarapan untuk Kakak dan Russel.”“Belum, Russel demam kemarin. Kakak nggak cukup tidur semalam! Pagi ini juga bangunnya kesiangan. Kakak iparmu pergi sarapan di luar jadinya, juga mengomeli Kakak tadi, bilang Kakak nggak melakukan apa-apa di rumah, cuma mengurusi anak saja, tapi masih nggak bisa buatkan sarapan untuknya?”Odelina merasa agak sedih.Olivia sangat kesal mendengarnya, “Kok Russel bisa demam? Kalaupun sudah nggak demam lagi, Kakak juga harus membawanya ke dokter, supaya nggak kambuh lagi. Suami Kakak itu juga, sudah jelas anaknya sakit, bukannya bantu, hanya tahu memara

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-22

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3245

    Dalam perjalanan menuju restoran hotpot, Olivia menerima telepon dari Mulan. Setelah dia menerima telepon tersebut, suara teriakan kecil terdengar dari sisi lain."Mulan, apa yang dilakukan Archie?" Olivia bertanya sambil tersenyum.Perempuan itu sedang menggendong anaknya di satu tangan dan memegang ponsel dengan tangan lainnya. Dia menjawab, "Lihat aku sedang menelepon, dia langsung mencoba merebut ponselku. Kalau aku nggak memberikannya, dia teriak-teriak memaksa aku kasih ponsel."Olivia tertawa. "Beli ponsel mainan yang bisa berbunyi buat dia.""Ada, dia suka main dengan ponsel mainan itu. Tapi setiap kali lihat aku pegang ponsel, dia langsung mau ambil. Mungkin dia anggap ponselku itu miliknya," kata Mulan."Olivia, kamu sudah makan?" tanya Mulan.Setelah itu, dia terdengar berbicara kepada orang lain, "Gendong Archie keluar jalan-jalan sebentar, supaya nggak berisik di dalam."Si kecil Archie memang suka teriak atau menangis. Benar-benar anak yang mudah menangis, mirip dengan an

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3244

    Ketika topik tentang anak-anak dibicarakan, Katarina tidak bisa ikut serta dalam percakapan karena dia belum menikah. Meskipun memiliki tujuan, dia tidak yakin bisa segera menikah.Setelah beberapa saat mengobrol santai, para siswa akhirnya selesai sekolah.Russel duduk di meja kasir bermain, sementara ketiga orang dewasa mulai sibuk dengan tugas mereka. Mereka terus bekerja hingga malam hari, dan para siswa kembali untuk pelajaran malam. Olivia berkata kepada mereka, "Kita makan Bersama, yuk.""Aku ingin makan hotpot," kata Junia.Olivia menatapnya dan berkata, "Hotpot lagi? Apa kamu akhir-akhir ini selalu ingin makan hotpot?""Di musim dingin, aku memang selalu suka makan hotpot," jawab Junia.Olivia melihat Katarina dan perempuan itu berkata, "Aku terserah. Kalian yang pilih, aku ikut.""Kalau begitu, ibu hamil yang memutuskan, kita makan hotpot saja."Junia tertawa sambil berkata, "Kamu bicara seolah-olah perutmu nggak besar, padahal bayimu cuma lebih muda satu bulan dariku.""Lebi

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3243

    Setelah menjemput Russel, Olvia membawa bocah itu kembali ke toko buku.Katarina masih ada di toko buku. Saat melihat Olivia yang memegang tangan Russel, dia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah bocah itu ambil erkata, "Russel, ayo sini, biar aku peluk."Russel masih ingat perempuan tu. Begitu bibinya melepaskan tangannya, dia berlari kecil menuju Katarina dan memanggilnya dengan manis, lalu langsung dipeluk oleh perempuan itu.Bocah itu juga tidak lupa menyapa Junia.Junia mengelus kepala Russel dan berkata kepada Olivia, "Sepertinya Russel sudah tinggi sedikit, ya. Aku rasa dia kelihatan lebih tinggi.""Memang, dia sudah tinggi sedikit dan juga bertambah berat badan. Om-nya bilang kalau dia nggak makan lebih banyak, nanti saat liburan musim dingin, dia nggak bisa menang kalau bermain dengan teman-temannya," jawab Olivia.Junia tertawa dan menjawab, "Benar, harus makan lebih banyak, harus tumbuh tinggi. Kalau nggak bisa menang, setidaknya bisa menekan teman-temannya."Russel berka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3242

    Perutnya memang perlahan sudah membuncit.Olivia dan Katarina tertawa terbahak-bahak. Junia sedikit terkejut, lalu menyadari dan dengan tawa ringan menepuk teman baiknya, "Baiklah, Olivia, kamu mulai menggoda aku.""Yah, Katarina yang pelu paha besar kamu," jawab Olivia sambil tersenyum.Olivia tersenyum dan menusuk buah kemudian menyuapkannya ke mulut temannya. Junia melirik Katarina dengan sorot menggoda sembari berkata, “Katarina masih perlu mencoba memeluk kakiku? Cukup peluk kakimu sendiri saja.”Dia adalah calon istri dari putra keempat keluarga Adhitama. Dia tidak perlu mencoba mencari dukungan atau memeluk kaki dari siapa pun.Olivia hanya mengedipkan mata, dan Junia langsung mengerti bahwa hubungan Katarina dengan Samuel ada perubahan. Dia segera mengalihkan topik pembicaraan, dan apa pun yang ingin dia tanyakan, dia akan menunggu sampai Katarina pergi nanti.Pukul empat sore, Olivia harus pergi untuk menjemput Russel di sekolah. Katarina memilih untuk tetap di toko buku dan m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3241

    Olivia membawa buah-buahan ke dapur untuk dicuci. Sementara itu, Junia mempersilakan Katarina duduk dan bertanya, "Katarina, mau minum teh atau air putih?"Karena Katarina sudah memanggilnya dengan sebutan kakak, maka Junia juga langsung memanggilnya dengan nama tanpa ragu."Kasih aku segelas air hangat saja, Kak. Terima kasih banyak, tadi ak sudah minum kopi di tempatnya Kak Olivia, jadi nggak berani minum teh, takut nanti nggak bisa tidur malam," jawab Katarina.Junia sedikit merindukan masa-masa lalu, "Sudah beberapa bulan aku nggak minum kopi. Dulu aku biasa minum kopi satu kali sehari. Tapi kalau kebanyakan, aku jadi susah tidur. Biasanya pagi-pagi ak minum segelas kopi di toko, itu cukup untuk mengganjal sampai siang tanpa mengganggu tidur malam."Junia kemudian menuangkan segelas air hangat untuk Katarina dan melanjutkan pembicaraan, "Kamu berencana berlibur berapa hari di Mambera?""Dua hari saja, setelah itu aku harus kembali. Banyak pekerjaan di kantor.""Memang, akhir tahun

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3240

    Olivia bekerja sementara pengawalnya tetap berjaga di sekitar area untuk memastikan keamanan. Mereka selalu waspada, siap untuk mengikuti Olivia kapan saja dia meninggalkan perusahaan.Dalam perjalanan, Olivia mengirim pesan kepada Junia. Ketika mereka tiba di toko buku, perempuan itu keluar dan tersenyum melihat Olivia yang baru turun dari mobil.Begitu Olivia turun, Junia segera mendekat dan merangkul lengannya dengan akrab. "Aku kira kamu nggak akan datang ke sini hari ini, sibuk sekali, ya?""Aku bukan orang sibuk, Amelia yang sibuk," jawab Olivia sambil tersenyum.Junia sedikit merasa bersalah. "Seharusnya kita bertiga yang membagi tugas, tapi sekarang banyak pekerjaan yang dikerjakan Amelia."Katarina turun dari mobil sambil membawa buah-buahan dan camilan. Junia bertanya kepada Olivia, "Katanya kamu bawa seorang perempuan cantik untuk dikenalkan padaku?""Ya, dia sudah turun," jawab Olivia sambil menunjuk ke arah Katarina.Junia menatap Katarina yang berjalan mendekat. Perempuan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3239

    "Karena kita akan pergi ke toko buku, lebih baik kita nggak makan camilan ini dulu. Bawa saja ke sana dan makan bersama Junia. Dia punya selera yang mirip dengan aku.""Sekarang dia lebih banyak makan, perutnya sudah mulai membesar, dan dia butuh banyak nutrisi, jadi dia makan beberapa kali sehari," kata Olivia sambil menata camilan dan buah-buahan.Katarina bertanya, "Apa dia jadi gemuk? Aku melihat banyak wanita hamil di kantorku, setelah hamil, berat badan mereka naik dengan cepat. Mereka makin gemuk.""Mereka bilang, di awal kehamilan, banyak yang mengalami gejala mual dan nggak bisa makan banyak atau nggak makan sama sekali. Setelah gejala itu hilang, mereka mulai makan banyak dan nggak bisa mengendalikan nafsu makan, akhirnya tubuh mereka jadi lebih gemuk. Banyak wanita yang tubuhnya berubah saat hamil," jawab Olivia."Apakah aku terlihat gemuk?" tanya Olivia dengan khawatir.Katarina menatapnya sejenak, lalu berkata, "Perutmu memang mulai membesar, tapi nggak terlalu jelas. Kamu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3238

    "Karena aku nggak bisa tidur dan merasa bosan, aku keluar sebentar untuk berjalan-jalan di sekitar perusahaan kalian. Jalanan di dekat perusahaanmu banyak toko, jadi sangat mudah untuk membeli apa saja.”Olivia hendak duduk sendiri dan Katarina ingin membantunya. Namun, Olivia tertawa dan berkata, "Nggak perlu, aku bisa duduk sendiri. Aku belum sampai pada tahap kehamilan yang membuatku kesulitan bergerak." Olivia duduk dan Katarina ikut duduk di sampingnya. Dia mengeluarkan buah-buahan dan camilan yang baru dibeli dan berkata, "Aku membeli beberapa buah dan camilan. Semua yang kubeli sudah kucoba, rasanya enak." "Aku nggak pilih-pilih soal makanan," jawab Olivia sambil menaruh gelas airnya dan mendekat untuk melihat camilan dan buah-buahan yang dibawa Katarina. Katarina tertawa, "Aku juga nggak terlalu pilih-pilih, tentu saja kalau ada yang enak, aku lebih suka makan itu." "Siapa pun pasti begitu. Kalau ada makanan enak, tentu akan makan yang enak. Kalau nggak ada, ya makan yang b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3237

    Pelayan itu tersenyum lembut dan berkata, "Bu, Ibu masih muda, pemulihan Ibu pasti cepat. Nggak perlu khawatir soal perubahan bentuk tubuh. Aku sudah merawat banyak istri orang kaya yang sedang dalam masa pemulihan. Mereka berlatih dan berusaha menurunkan berat badan setelahnya, dan mereka kembali ke bentuk tubuh yang ramping dengan cepat." Pelayan itu tidak menyebutkan bahwa Giselle baru saja mengalami keguguran. Bagaimanapun, tubuh Giselle belum banyak berubah, dan masa pemulihannya seharusnya tidak terlalu mengubah tubuhnya. Giselle juga tidak makan terlalu banyak. Banyak suplemen dan sup pemulihan yang hanya dicicipi sedikit sebelum diminta untuk disingkirkan.Giselle merasa sedikit lega. Dia berkata, "Aku akan makan lebih sedikit. Aku nggak mau keluar dari masa pemulihan dengan tubuh yang gemuk seperti bola." “Biasanya, berapa lama seseorang harus menjalani masa pemulihan?” tanya Giselle lagi. Dia merasa bosan hanya terbaring di tempat tidur.Kalau dia tidak muncul, apakah Olivi

DMCA.com Protection Status