“Russel, kamu seharusnya bilang, bayi yang ada di dalam perut Tante Oliv itu adik perempuan.” Odelina mengajari putranya.Mata Russel berbinar besar dan dia berkata dengan kekanak-kanakan, “Kenapa harus bilang adik perempuan?”Reaksi naluriahnya adalah, bibinya akan memberinya seorang adik laki-laki.“Russel nggak mau punya adik perempuan? Dulu kamu sering minta tantemu untuk memberimu adik perempuan.”Russel berkata, “Liam punya adik perempuan. Aku juga suka adik perempuan. Kalau begitu, aku akan bilang ke Tante, aku nggak mau adik laki-laki lagi. Aku maunya adik perempuan.”“Mau adik laki-laki, ataupun adik perempuan, semuanya sama baiknya.” Yuna tersenyum dan berkata, “Oliv baru hamil anak pertama, jadi nggak masalah mau laki-laki atau perempuan. Asalkan anaknya sehat. Odelina, ayo kita pergi ke Vila Permai sekarang, antar suplemen untuk Oliv.”“Ma, bukannya Oliv dan Stefan pergi ke Vila Ferda di Aldimo? Jonas juga sudah pulang, tuh. Amelia juga bilang, dia akan berusaha meluangkan
“Halo, saya Odelina,” sapa Odelina ramah sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Felicia. Odelina masih bisa mengenali Felicia, sekalipun gadis itu mengenakan masker dan kacamata hitam. Karena Felicia bukan hanya memiliki wajah yang mirip dengannya, tapi juga bentuk tubuh yang mirip satu sama lain. Felicia bergegas mengulurkan tangannya setelah mendengar nama Odelina. Kemudian dia juga melepas kacamata dan maskernya.“Halo, Bu Odelina! Saya Felicia,” balas Felicia ramah. Odelina membalas Felicia dengan senyuman seraya kembali berkata, “Senang berkenalan dengan Bu Felicia.”Kemudian Felicia membungkuk sambil menatap Russel lalu menyentuh kepala anak kecil itu seraya berkata, “Anak ini ganteng sekali. Dia pasti anak Bu Odelina, ya?”“Halo, Bu Felicia! Oh iya, kenapa Bu Felicia kelihatan mirip sekali sama mamaku?” tanya Russel polos. “Karena aku dan mamamu memang ditakdirkan mirip satu sama lain. Russel sama Tante Felicia juga mirip, loh,” jawab Felicia ramah. “Aku mema
Yuna tidak ingin mengatakan kepada Felicia kalau dia sudah pernah melihat Felicia sebelumnya. Jadi, dia menganggap kalau hari ini adalah pertemuan mereka yang pertama kalinya. Felicia memandang Yuna lalu berkata tanpa banyak basa-basi, “Saya adalah Felicia Gatara dari keluarga Gatara di Cianter. Putri keluarga Gatara yang sebelumnya adalah putri palsu. Saya sempat mendengar tentang sejarah keluarga Gatara sebelumnya. Jadi, saya datang ke sini karena saya merasa sedikit curiga kalau Bu Yuna adalah anggota keluarga Gatara kami yang sempat hilang. Saya ingin mengonfirmasi secara langsung tentang hal ini kepada Bu Yuna.”Yuna hanya terdiam sambil menunggu Felicia untuk kembali berkata, “Saya ingin melakukan tes DNA untuk mengonfirmasi kecurigaan saya ini.”Dia dan Yuna adalah saudara sepupu kalau memang benar Bu Yuna adalah putri dari bibinya yang sudah tiada. Mereka berdua harus melakukan tes DNA untuk mengonfirmasi hubungan darah di antara mereka. Namun, Yuna sedikit terkejut dengan pe
“Bu Yuna, Ibu tidak perlu lagi meragukan niat saya ini. Saya benar-benar ingin mengetahui kebenaran tentang hubungan darah di antara kita,” ujar Felicia yang bisa memahami arti dari tatapan Yuna kepadanya. Yuna dan Felicia seharusnya memiliki hubungan permusuhan jika dilihat dari sejarah ibu kandung mereka. Felicia juga bisa memaklumi kalau Yuna curiga padanya ketika Felicia tiba-tiba saja mengajukan tes DNA untuk mengetahui hubungan darah di antara mereka. “Apa yang akan Bu Felicia lakukan kalau sampai rumor itu benar adanya?” tanya Yuna tenang. Felicia langsung terdiam. Bagaimanapun juga, Felicia tetaplah putri dari keluarga Gatara, sekalipun dia baru kembali ke dalam keluarga itu selama setahun belakangan. Dia juga tidak tahu, apa mungkin dia bisa bersikap adil terhadap apa yang mungkin terjadi ke depannya?Felicia sempat terdiam selama beberapa saat lalu dia pun berkata, “Kalian bisa melakukan apa pun kepada keluarga Gatara kalau memang Bu Yuna memiliki buktinya. Saya hanya bis
Walaupun anak laki-laki dari kepala keluarga Gatara tetap menggunakan nama belakang keluarga Gatara, mereka tidak bisa mengambil alih posisi kepala keluarga. Selain itu, kepala keluarga Gatara juga masih sangat menyayangi ketiga putranya dan tidak tega menekan mereka. Namun, bagaimanapun juga kepala keluarga Gatara harus fokus kepada pewarisnya kelak dan tidak boleh membiarkan siapa pun bersaing untuk mendapatkan takhta kepala keluarga Gatara. Oleh karena itu, Felicia harus membunuh serigala yang dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri. Lagi pula, semua kakak laki-lakinya sama sekali tidak memperlakukan Felicia layaknya adik mereka. Bagi mereka, Fanilah yang menjadi adik perempuan mereka. Bahkan, mereka bekerja sama dengan Fani untuk membuat jebakan guna menjatuhkan Felicia. Sebenarnya, Felicia dengan senang hati melawan semua serangan yang dilancarkan oleh Fani dan saudara laki-lakinya. Namun, mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan Felicia. Oleh karena itu, Felicia jug
Felicia berencana untuk melukai tangannya lalu meneteskan beberapa tetas darah merah. Luka yang dibuatnya pasti tidak akan terlalu dalam, jadi keluarganya pasti tidak akan menyadari luka itu. Lagi pula, keluarganya juga sangat tidak peduli padanya, jadi mereka pastinya tidak akan menyadari luka-luka yang ada di tangan Felicia sekalipun gadis itu melukai tangannya berkali-kali. “Bu Felicia tidak perlu buru-buru. Bagaimanapun juga, Bu Felicia adalah tamu di rumah ini. Jadi, mari kita makan terlebih dahulu,” ajak Yuna lembut. “Terima kasih atas tawarannya, Bu Yuna. Tapi, saya harus segera kembali ke rumah sebelum pukul 10 malam ini. Jadi, saya tidak akan sempat untuk makan bersama di sini,” balas Felicia. “Kalau begitu, saya tidak akan menahanmu,” ujar Yuna setelah terdiam selama beberapa saat. Kemudian dia meminta pengurus rumah untuk mengambilkan sebuah pisau buah dan menyerahkannya kepada Felicia. Selain itu, si pengurus rumah juga memberikan wadah sekali pakai kepada Felicia. Feli
Yuna bergegas menelepon Aksa anak pertamanya ketika Odelina sedang mengantar Felicia. Aksa dengan cepat mengangkat telepon dari ibunya. “Felicia tadi ke sini. Kamu utus orang untuk membuntutinya. Selain itu, kamu hapus semua jejak kedatangannya di Mambera setelah dia tiba di Cianter,” ujar Yuna tegas. “Baik, Ma! Aku mengerti,” jawab Aksa cepat tanpa banyak bertanya lagi. “Kamu cepatlah pulang dan temani Tiara setelah pulang kantor,” ujar Yuna lagi.”“Oke, Ma,” jawab Aksa cepat diikuti dengan Yuna yang menutup panggilan teleponnya. Di saat yang bersamaan dengan kunjungan Felicia ke kediaman keluarga Sanjaya, Olivia sama sekali tidak tahu tentang semua masalah ini. Karena sekarang, dia sudah menjadi sosok favorit di Vila Permai. Dia baru bisa kembali ke kamarnya dan Stefan tepat pukul 9 malam. “Sayang,” panggil Stefan yang sudah berada di dalam kamar sebelum Olivia.Dia baru mengetahui tentang kehamilan Olivia setelah mereka kembali ke rumah. Olivia terus dikelilingi oleh mertua dan
“Apa kamu sudah kasih tahu Kak Odelina dan Tante Yuna?” tanya Olivia. Dia terus dikelilingi oleh mertua dan para tetua keluarga Adhitama sampai dia tidak punya waktu untuk memberitahu kerabat dan teman-teman terdekatnya. Namun, dia tahu kalau suaminya pasti akan memamerkan kehamilannya kepada orang-orang di sekitar mereka seperti apa yang dilakukan Reiki. Reiki memberitahu semua orang tentang kehamilan Junia ketika dia tahu kalau Junia sedang hamil. Saat itu, Stefan merasa sedikit tertekan di dalam hatinya. Bagaimanapun juga, Stefan dan Olivia menikah jauh lebih dulu daripada Reiki dan Junia. Mereka juga sudah saling menyayangi satu sama lain setelah melalui beberapa fase dalam pernikahan mereka. Namun, Olivia tetap saja tidak kunjung hamil. Bahkan, Junia dan Reiki yang baru saja menikah selama satu bulan sudah hamil lebih dulu dari mereka. Jadi, bagaimana mungkin Stefan tidak merasa tertekan dengan hal itu?“Aku sudah memberitahu mereka semua. Aku sudah bilang sama Kak Odelina dan A