“Apa kamu sudah kasih tahu Kak Odelina dan Tante Yuna?” tanya Olivia. Dia terus dikelilingi oleh mertua dan para tetua keluarga Adhitama sampai dia tidak punya waktu untuk memberitahu kerabat dan teman-teman terdekatnya. Namun, dia tahu kalau suaminya pasti akan memamerkan kehamilannya kepada orang-orang di sekitar mereka seperti apa yang dilakukan Reiki. Reiki memberitahu semua orang tentang kehamilan Junia ketika dia tahu kalau Junia sedang hamil. Saat itu, Stefan merasa sedikit tertekan di dalam hatinya. Bagaimanapun juga, Stefan dan Olivia menikah jauh lebih dulu daripada Reiki dan Junia. Mereka juga sudah saling menyayangi satu sama lain setelah melalui beberapa fase dalam pernikahan mereka. Namun, Olivia tetap saja tidak kunjung hamil. Bahkan, Junia dan Reiki yang baru saja menikah selama satu bulan sudah hamil lebih dulu dari mereka. Jadi, bagaimana mungkin Stefan tidak merasa tertekan dengan hal itu?“Aku sudah memberitahu mereka semua. Aku sudah bilang sama Kak Odelina dan A
Olivia menceritakan nasihat neneknya kepada Odelina dan Tante Yuna. Namun, kedua orang itu mengatakan untuk melakukan adopsi setelah Olivia menikah selama 3 tahun dan tidak juga kunjung memiliki anak. Karena sekarang, belum saatnya bagi Olivia untuk mengadopsi anak sebagai alat pancingan. Namun, sekarang Olivia benar-benar gembira setelah Dokter Dharma mengatakan kalau ada tanda kehamilan di perut Olivia. Kegembiraan Olivia adalah sesuatu yang tidak bisa dirasakan oleh Stefan.“Papa dan Mama bilang kalau mereka akan mentransfer uang 400 miliar untukku besok,” ujar Olivia tiba-tiba. “Mereka bilang uang itu adalah hadiah untukku karena aku tidak takut bentuk tubuhku berubah karena mengandung cucu mereka. Mereka menganggapku sebagai seseorang yang sangat berjasa bagi keluarga Adhitama, makanya mereka bersikeras untuk memberikan uang itu padaku. Bukankah normal jika sepasang suami istri menginginkan anak? Kenapa mereka harus memberikan uang sebesar itu padaku setelah aku hamil?” ujar Oliv
Olivia sadar kalau keluarga Stefan yang sangat kaya raya ini sangatlah berbeda dari keluarga biasa setelah mereka menikah selama satu tahun. Namun, dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mengalami hal-hal di luar nalar ketika bergabung dengan keluarga kaya raya ini salah satunya adalah hadiah yang sangat banyak yang diberikan oleh tetua mereka atas kehamilannya. “Stefan,” panggil Olivia. Stefan masih terus menciumi kening Olivia lalu berkata, “Sayang, aku masih mau mendengar kamu memanggilku dengan sebutan sayang, loh.”“Aku lapar lagi,” balas Olivia dengan wajah yang tampak sedikit malu. Padahal dia sudah makan cukup banyak saat makan malam sampai dia merasa kenyang. Namun, entah mengapa sekarang dia sudah merasa lapar lagi. “Kamu mau makan apa? Aku akan ambil makanan di bawah untukmu,” ujar Stefan penuh kasih sayang. “Aku mau makan bihun dengan acar dan kol,” jawab Olivia. “Sepertinya di rumah nggak ada bihun, deh,” ujar Stefan. Olivia langsung duduk dengan tegak lalu berka
“Sebenarnya, ibu hamil perlu banyak bergerak. Kami tidak seharusnya berbaring di terus di tempat tidur tanpa melakukan apa pun. Hal itu justru tidak baik jika nantinya ibu hamil akan melahirkan,” jelas Olivia. Stefan sebenarnya tidak setuju dengan pernyataan Olivia, tapi dia juga tidak menyangkalnya dengan gamblang. Dia hanya berkata dengan lembut, “Kita akan pergi ke dokter besok untuk memeriksa keadaanmu. Kita akan membicarakan ini lagi setelah berbicara dengan dokter. Tapi, intinya kamu jangan melakukan kegiatan berat dulu.”“Memangnya kegiatan berat apa sih yang aku lakukan? Aku nggak naik gunung ataupun bekerja di ladang. Aku cuma mengurus usaha kecilku saja. Mungkin kegiatan beratnya cuma berjalan saja yang cukup banyak. Aku juga bukan orang yang sembrono dan nggak peduli sama kesehatan tubuhku sendiri. Aku pasti akan istirahat kalau aku merasa lelah,” balas Olivia berusaha membela diri. “Pokoknya, kamu nggak boleh kayak Reiki yang terus melarang Junia melakukan apa pun,” lanju
“Aku juga suka baik anak laki-laki maupun perempuan. Tapi, aku akan jauh lebih bahagia kalau punya anak perempuan,” ujar Stefan sambil memperhatikan istrinya menghabiskan makanan. Stefan merasa kalau dirinya sudah memberikan tekanan pada Olivia untuk memiliki anak perempuan setelah dia selesai bicara. Oleh karena itu, Stefan kembali berkata, “Olivia, kamu nggak perlu merasa tertekan untuk mendapatkan anak perempuan. Kamu lihat saja ibu dan nenekku yang tidak bisa melahirkan anak perempuan. Jadi, kenapa mereka harus menekanmu kalau mereka saja tidak bisa melakukannya?”Olivia langsung tersenyum seraya berkata, “Aku nggak merasa tertekan, kok. Para tetua di keluargamu bukanlah orang yang suka pilih-pilih. Bagi mereka, hal terpenting adalah aku bisa hamil dan memberikan keturunan untuk mereka.”Olivia yakin para tetua keluarga Adhitama pastinya resah karena Olivia belum juga hamil setelah satu tahun menikah. Mereka sudah cukup lama menunggu kehamilan ini, jadi mereka tidak lagi mengharap
Stefan menatap Olivia yang tampak tersipu malu sambil terus mendesaknya. Perempuan ini sudah memasang sabuk pengaman sebelum Stefan melajukan mobilnya. Akhirnya, mereka kembali ke Lotus Residence setelah berkeliling sebentar. Walaupun mereka sudah lama tidak tinggal di Lotus Residence, keadaan rumah masih tampak rapi dan bersih karena Bi Lesti selalu datang setiap hari untuk membersihkan rumah dan merawat tanaman Olivia. Olivia menyalakan lampu setelah masuk ke dalam rumah lalu berjalan ke ayunan kursi yang berada di balkon dan duduk seraya berkata, “Ayunan ini adalah impianku.”Di Villa Puncak Bukit juga terdapat kursi ayunan seperti ini. Namun, kursi ayunan di Lotus Residence adalah kursi ayunan yang menjadi favoritnya dan yang paling dia rindukan. Mungkin karena di rumah inilah dia dan Stefan saling terikat dan mengembangkan perasaan mereka sampai seperti saat ini. Stefan pergi mengambilkan segelas air hangat untuk Olivia lalu menyalakan lampu balkon dan duduk di samping istrinya
Olivia dan Stefan terus mengobrol sampai separuh malam. Sampai akhirnya, Olivia tidak lagi bisa menahan rasa kantuknya lalu tertidur dengan sangat cepat yang langsung mengakhiri obrolan mereka malam ini. Keesokan paginya, Olivia terbangun karena suara ketukan pintu. Ketukan itu terdengar sama seperti ketukan satu tahun yang lalu. Dia mengunci pintu karena mengira kalau Stefan tidak akan pulang. Sampai akhirnya, dia terbangun karena Stefan terus mengetuk pintu dengan kerasnya. Olivia bergegas membuka matanya dan menemukan Stefan tidak ada lagi di sampingnya. Dia menebak kalau Stefan pasti sedang menyiapkan sarapan untuknya. Ketukan itu langsung berakhir ketika pintu masuk rumah dibuka. Stefan langsung melihat neneknya berdiri di depan pintu ketika dia membuka pintu. Stefan segera menyapa neneknya, tapi nenek langsung melewatinya begitu saja dan berkata, “Di mana Olivia?”“Olivia masih tidur. Nenek pulang tadi malam, ya? Nenek sudah datang pagi-pagi sekali ke sini. Nenek kok bisa tah
Namun, pintu masuk kembali ada yang mengetuk ketika Stefan baru saja masuk ke dalam dapur. Nenek bergegas berdiri lalu berkata, “Biar Nenek saja yang bukakan.”Nenek dengan cepat membuka pintu lalu menemukan Odelina sedang berdiri di depan pintu. Dia memegang kantung belanja berukuran kecil dan besar di tangannya. Sekilas melihat saja, semua orang pasti tahu kalau Odelina baru saja kembali dari pasar. “Nenek, kapan kembali ke Mambera?” tanya Odelina sambil tersenyum ketika melihat Nenek. “Aku baru saja tiba. Aku langsung buru-buru pulang ketika mendengar kalau Olivia sudah hamil. Nenek khawatir si Stefan ini nggak bisa merawat Olivia. Aku harus merawat Olivia dengan tanganku sendiri agar aku merasa lebih yakin,” jawab Nenek. Nenek tersenyum bahagia ketika dia berbicara dengan Odelina. Kemudian dia sedikit menggeser tubuhnya untuk mempersilakan Odelina masuk. Nenek memperhatikan Odelina dari atas sampai bawah ketika perempuan itu berjalan masuk lalu berkata, “Odelina, kamu kelihatan
Namun Olivia justru malah bertanya, “Russel, kamu mau menemani Liam kerjain tugasnya? Anggap saja ini sebagai latihan menulis. Ingatan kalian berdua kan bagus, kalau kamu nulis banyak dan bisa ingat apa yang kamu tulis, di masa depan bakal berguna juga buat kamu, lho.” Tidak pernah ada salahnya mengerti sedikit tentang kesehatan dan ilmu kedokteran. Karena ditatap oleh tante dan teman baiknya, Russel secara tak terduga menerima tantangan itu. Biarlah, dia pikir, tidak ada ruginya juga menemani teman baiknya mengerjakan tugas. ***Sementara itu di Aldimo ….Kemarin malam baru saja turun salju yang sangat deras, maka dari itu hari ini di mana-mana dipenuhi dengan pemandangan jalan yang putih pekat. Di halaman rumah keluarga Pangestu, terlihat dua orang anak dengan pakaian tebal sedang asyik bermain dan membuat boneka salju. Mereka adalah dua anak penerus keluarga Pangestu. Tommy membuat boneka salju dengan ukuran yang sangat besar. Setelah boneka salju itu jadi, dia mundur beberapa l
Dalam hatinya Yose berkata “Stefan belajarnya cepat juga ternyata, padahal waktu itu dia yang datang berguru padaku.” Setelah sarapan, Mulan dan Olivia membawa anak-anak mereka untuk bermain di ruang tengah utama, semetara Yose harus berangkat ke kantornya untuk bekerja. Dengan hati yang sangat berat dia menyerahkan putri kesayangannya kepada Mulan, lalu meminta Mulan untuk mengantarnya sampai ke pintu depan. Setelah itu baru Yose berangkat kerja. “Dasar … anak sudah sebesar ini masih saja manja,” ujar Mulan mengeluhkan sikap suaminya kepada Olivia. “Romantis banget. Hubungan kamu dan Yose masih sama seperti waktu pertama kali kalian pacaran. Kalau bukan romantis, apa namanya? Kamu itu kan wanita idaman yang sudah Yose impikan selama belasan tahun, wajah saja kalau dia masih suka bersikap manja sama kamu.” Seketika rona wajah Mulan langsung memerah. Di saat itu juga, Dokter Panca baru datang sambil menggendong Tiano. Sally juga datang menggandeng dua anak lelakinya untuk meramaikan
Raut wajah Liam langsung berubah masam dan seketika nafsu makannya juga hilang. Namun mengingat, jarak liburan musim panas nanti masih ada setengah tahun, nafsu makannya kembali membaik. “Olivia, biasanya Russel dikasih pelajaran apa? Liburan musim panas tahun depan kan mereka berdua main bareng lagi, gimana kalau kita suruh mereka belajar bareng juga. Kalau ada teman belajar, belajarnya pasti bisa lebih cepat masuk,” Yose mengusulkan. “Liburan musim panas nanti, mungkin aku nggak bisa datang, kecuali Liam yang datang ke rumahku,” kata Olivia. Di saat itu anak Olivia baru genap satu bulan. Anaknya masih sangat kecil sehingga tidak memungkinkan Olivia untuk melakukan perjalanan jauh. Jika Liam yang datang ke Mambera juga akan menjadi tanggung jawab yang berat. Olivia tidak berani menanggung itu. Andaikan Mulan mau membawakan Liam dan kedua anak kembarnya ke Mambera, itu akan lebih baik, karena bagaimanapun Mulan dan Yose adalah orang tuanya Liam. Di liburan musim panas nanti, kedua
“Ma, Om Stefan nggak mungkin secepat itu datang jemput aku dan Tante, ‘kan? Aku masih belum puas main di sini, aku masih mau main sebentar lagi.” Mendengar Russel bilang begitu, Liam juga ikut khawatir Russel akan segera pulang ke Mam bera, maka dia pun bergegas berbicara kepada Odelina, “Tante, jangan jemput Russel pulang dulu. Kasih Russel masih di sini beberapa hari lagi saja. Kami masih belum puas. Aku … aku nggak bakal berantem sama Russel, jadi tolong kasih Russel menginap di sini lebih lama, ya.” “Boleh, kalau begitu Tante kasih kasih Russel menginap di sana satu minggu lagi. Seharusnya nanti Stefan ada waktu kosong untuk jemput dia,” kata Odelina. Liam merasa satu minggu saja masih tidak cukup, jadi dia memberikan tawaran baru. “Tante, kalau sepuluh hari saja, boleh nggak?” “Sepuluh hari, ya …,” Odelina menghitung tanggal. “Kalau sepuluh hari, Tante sudah libur. Ya sudah, oleh. Kalau begitu Russel menginap di sana sepuluh hari lagi, tapi kalian berdua harus akur, ya. Jangan
Status keluarga Junaidi di Aldimo membuat mereka tidak bisa bertindak gegabah. Faktor lainnya adalah nantinya mereka tidak akan bisa lagi mendapat informasi apa pun tentang Liam dari Vila Ferda. Mereka menduga keluarga Junaidi mengirim anak itu ke suatu tempat, tetapi mereka tidak tahu tempat apa pastinya. “Nggak apa-apa. Libur musim panas tahun depan waktunya lebih panjang. Nante Tante bawa Russel main ke rumahmu, biar dia bisa menemani kamu selama liburan,” kata Odelina tersenyum. “Tante Odelina harus tepat janji, ya! Liburan musim panas nanti Russel harus temani aku main,” ujar Liam. Liam dan Russel pasti ada saja sesekali bertengkar, tetapi sebagian besar waktu lebih banyak mereka habiskan dengan bermain bersama. Ada banyak sekali anak-anak di Vila Ferda, tetapi Archie dan Audrey masih terlalu kecil untuk bermain bersama dengan Liam. Liam tentu saja berharap Russel yang datang untuk bermain bersama. “Pasti,” Odelina berjanji. Ketika liburan musim panas nanti, anaknya Olivia ju
“Oke!” jawab Russel dengan gembira. “Mama, aku makan sendiri, lho. Tante Olivia nggak suapin aku lagi. Aku makan juga nasinya sudah nggak berantakan di meja. Aku mau tanding sama Liam siapa yang bisa makan lebih cepat.” Lam langsung mendekat dan dengan santun menyapa Odelina. “Halo, Tante. Selamat pagi. Tante sudah makan, belum?” Odelina tersenyum. “Tante baru saja makan. Sekarang lagi perjalanan balik ke kantor. Kamu sama Russel makan yang banyak, ya, biar cepat tinggi.” “Kak Odelina, jangan suruh mereka berdua makan banyak. Mereka ini tukang makan, aku malah takut mereka makan kebanyakan dan malah jadi sakit perut mereka,” sahut Mulan. Odelina juga sadar anaknya, Russel, itu tukang makan. Namun apa mau dikata, semua orang yang menjaganya juga sama-sama suka makan. Karena mendapat pengaruh dari Olivia, reputasi Russel sebagai tukang makan justru malah makin terkenal. Sisi positifnya, paling tidak sekarang sudah tidak pilih-pilih makanan. Dulu Russel paling tidak suka makan sayur,
Selama ada Vandi di sisinya, mau dunia kiamat pun Felicia tidak akan merasa khawatir.Odelina selalu bilang kalau Vandi mencintai Felicia, dan Felicia juga memiliki perasaan kepada Vandi. Odeline sudah pernah mengingatkan Felicia agar tidak menyia-nyiakan Vandi, dan juga jangan mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal seperti hanya menginginkan anak tanpa suami agar tidak membuat Vandi bersedih.Tidak peduli bagaimana akhir dari persaingan antara Odelina dengan keluarga Gatara, dalam hubungan asmara, Odelina hanya ingin memberikan saran demi kebaikan Felicia sendiri. Felicia mengakui perasaannya, dia memang mencintai Vandi. Tak bisa dipungkiri, memang sangat mudah untuk mencintai pria yang luar biasa seperti Vandi.Melihat Felicia sudah tertidur, Vandi menghentikan mobil dan melepas jaketnya, lalu dia gunakan jaket itu untuk menutupi tubuh Felicia. Udara masih terasa dingin meski di dalam mobil sudah menggunakan penghangat. Felicia akan mudah masuk angin jika dia tertidur begitu saja.
Felicia menyapu pandangannya ke arah bawahan Dikta yang sudah tumbang di lantai. “Cukup awasi saja mereka, nggak perlu dibunuh.”“Baik, sudah kuperintahkan ke anak buahku,” jawab Vandi.Felicia mengiyakan, lalu dia langsung naik ke mobilnya Vandi. Dengan segera Vandi mengemudikan mobil itu kembali ke Cianter. Selagi di perjalanan, Vandi berkata, “Dari awal Bu Patricia sudah merencanakan ini. Dia sudah minta Dikta untuk menyiapkan seorang pengganti. Sekarang pengganti itu ada di rumah.”“Sudah kuduga Mama pasti bakal melakukan ini,” tutur Felicia seraya memijat lehernya.Karena itu Felicia juga sudah menyiapkan rencananya sendiri. Sewaktu ibunya mengajak dia jalan-jalan di halaman rumah, Felicia sudah menunggu ibunya beraksi, agar ibunya mengira kalau rencananya berjalan dengan lancar. Dengan begitu, Felicia bisa kembali ke Cianter tanpa ketahuan.“Mama sudah tua pun tenaganya masih kuat. Leherku sampai sekarang masih sakit.”“Bu Patricia pernah latihan bela diri. Usianya sudah tua pun
Ketiga putranya sudah memiliki anak, dan menantunya juga lebih mendengarkan Cakra untuk mengungsi ke kediaman keluarga Vikar selama tahun baru.Yang ingin Cakra lindungi adalah anak cucu yang mewarisi marganya, sedangkan yang ingin Patricia lindungi adalah Felicia yang masih menggunakan marga Gatara.Namun, bagaimanapun juga mereka tetaplah cucunya, maka dari itu Patricia tidak meminta para menantunya untuk membawa anak-anak mereka ke Cianter. Biarlah mereka melewati tahun baru yang damai di sana. Akan lebih baik jika mereka jauh dari perseteruan ini. Dalam hal ini, Cakra melakukan bagiannya dengan baik. Cakra menyadari kekejaman istrinya. Jika cucunya tidak segera pergi, dikhawatirkan mereka semua juga tidak akan bertahan hidup.Patricia mengerutkan bibirnya. Apa yang akan terjadi pada malam ini semua bergantung kepada takdir mereka semua. Andaikan, belum waktunya bagi mereka untuk mati, mungkin mereka bisa keluar dari rumah ini dengan selamat. Namun apabila mereka tidak berhasil mela