Olivia dan Stefan terus mengobrol sampai separuh malam. Sampai akhirnya, Olivia tidak lagi bisa menahan rasa kantuknya lalu tertidur dengan sangat cepat yang langsung mengakhiri obrolan mereka malam ini. Keesokan paginya, Olivia terbangun karena suara ketukan pintu. Ketukan itu terdengar sama seperti ketukan satu tahun yang lalu. Dia mengunci pintu karena mengira kalau Stefan tidak akan pulang. Sampai akhirnya, dia terbangun karena Stefan terus mengetuk pintu dengan kerasnya. Olivia bergegas membuka matanya dan menemukan Stefan tidak ada lagi di sampingnya. Dia menebak kalau Stefan pasti sedang menyiapkan sarapan untuknya. Ketukan itu langsung berakhir ketika pintu masuk rumah dibuka. Stefan langsung melihat neneknya berdiri di depan pintu ketika dia membuka pintu. Stefan segera menyapa neneknya, tapi nenek langsung melewatinya begitu saja dan berkata, “Di mana Olivia?”“Olivia masih tidur. Nenek pulang tadi malam, ya? Nenek sudah datang pagi-pagi sekali ke sini. Nenek kok bisa tah
Namun, pintu masuk kembali ada yang mengetuk ketika Stefan baru saja masuk ke dalam dapur. Nenek bergegas berdiri lalu berkata, “Biar Nenek saja yang bukakan.”Nenek dengan cepat membuka pintu lalu menemukan Odelina sedang berdiri di depan pintu. Dia memegang kantung belanja berukuran kecil dan besar di tangannya. Sekilas melihat saja, semua orang pasti tahu kalau Odelina baru saja kembali dari pasar. “Nenek, kapan kembali ke Mambera?” tanya Odelina sambil tersenyum ketika melihat Nenek. “Aku baru saja tiba. Aku langsung buru-buru pulang ketika mendengar kalau Olivia sudah hamil. Nenek khawatir si Stefan ini nggak bisa merawat Olivia. Aku harus merawat Olivia dengan tanganku sendiri agar aku merasa lebih yakin,” jawab Nenek. Nenek tersenyum bahagia ketika dia berbicara dengan Odelina. Kemudian dia sedikit menggeser tubuhnya untuk mempersilakan Odelina masuk. Nenek memperhatikan Odelina dari atas sampai bawah ketika perempuan itu berjalan masuk lalu berkata, “Odelina, kamu kelihatan
Odelina tersenyum lalu berkata, “Nenek kan sudah berumur, jadi lebih baik Nenek nggak sering terbang ke mana-mana. Nenek lebih baik tinggal di rumah agar cucu-cucu Nenek bisa lebih sering bertemu dengan Nenek. Mereka semua mengatakan kalau Nenek adalah harta yang paling berharga di keluarga mereka.”Nenek membalas senyuman Odelina dengan berkata, “Aku akan tetap di sini, sekalipun kalian semua mengusirku. Aku akan tinggal di rumah dan merawat Olivia. Aku nggak yakin si Stefan ini bisa menjaga Olivia dengan baik.”Wajah Stefan langsung memerah lalu dia pun berkata, “Nek, aku mungkin nggak punya pengalaman dalam mengurus ibu hamil. Tapi, aku bisa belajar, kok. Aku bisa pergi ke toko buku dan membeli buku yang diperlukan. Aku akan membacanya perlahan sampai aku mengerti. Ada yang mengatakan kalau anak pertama harus dibesarkan sesuai buku.”Selain itu, ada juga yang mengatakan anak kedua akan dibesarkan seperti hewan peliharaan. Namun, Stefan dan Olivia masih terlalu senang dengan kehamila
Odelina berkata kepada adiknya, “Aku nggak tahu kalau kalian berdua sudah pulang sampai aku melihat postinganmu di media sosial. Stefan juga sempat meneleponku kemarin dan aku baru mengerti maksud perkataannya setelah dia menutup telepon. Tapi, dia juga nggak bilang kalau kalian sudah pulang.”“Padahal aku sama Tante Yuna tadinya mau datang menemuimu. Tapi karena kami pikir kamu masih ada di Vila Ferda, jadi kami memutuskan untuk menemuimu setelah kamu kembali.”“Lagi pula, kemarin kami juga ada urusan penting, makanya cuma bisa mengirim pesan singkat saja padamu. Kamu juga nggak kasih tahu aku kalau kamu sudah pulang.”Felicia datang ke rumah keluarga Sanjaya kemarin. Yuna langsung membawa darah yang Felicia berikan kepadanya ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA. “Kami juga bertingkah konyol karena kami terlalu gembira. Bahkan kami sampai lupa bilang kalau kami sudah pulang,” ujar Olivia malu-malu. “Kamu temani Nenek ngobrol, ya. Aku mau bantuin Stefan di dapur. Sekarang, apa yang
Sebenarnya, Stefan tidak membutuhkan bantuan Odelina. Tapi, Odelina juga tidak bisa jika dia tidak melakukan apa pun di waktu senggangnya ini. Oleh karena itu, dia tetap berada di dapur untuk membantu Stefan. Sampai akhirnya, Nenek tiba-tiba berkata, “Master itu hebat, kan? Padahal Nenek sudah bilang sebelumnya sama kalian. Tapi, kalian tetap saja nggak bisa tenang. Kalian lihat sendiri kan kalau omongannya sudah menjadi kenyataan sekarang?”“Benar, master itu hebat juga, ya. Tapi, apa Nenek akan tetap percaya kalau saja master itu bilang kalau kami nggak akan bisa punya anak?” tanya Olivia. Kemudian Nenek berkata dengan bijak, “Nenek itu percaya akan takdir. Semua itu sudah ada yang mengatur, jadi jangan suka memaksakan apa yang nggak mungkin di dunia ini.”“Lagi pula, keluarga Adhitama tidak pernah melakukan apa pun yang merusak moral manusia. Selain itu, kamu juga orang baik. Jadi, bagaimana mungkin Tuhan tidak membiarkanmu untuk memiliki anak? Olivia, seharusnya kamu tidak perlu
“Saya tadi sempat berpikir kalau saya sudah mengunci pintu sebelum meninggalkan rumah ini. Tapi, kenapa pintunya pagi ini tidak terkunci? Ternyata, Non Olivia sudah pulang,” ujar Bi Lesti sambil menjelaskan keterkejutannya pagi ini. Anjing putih milik Olivia langsung berlari menghampiri Olivia yang berseru memanggilnya, “Chloe!”Olivia membelai kepala Chloe dengan lembut. Chloe juga langsung berbaring di kaki Olivia dengan sangat patuh. “Kami baru pulang kemarin malam kok, Bi,” jelas Olivia. “Non Olivia tidak menelepon saya, jadi saya juga tidak menyiapkan apa pun untuk menyambut kepulangan Non,” balas Bi Lesti. “Nggak apa-apa, Bi. Di sini kan dekat sekali sama pasar,” balas Olivia. Olivia dan Bi Lesti bisa dibilang cukup dekat karena Bi Lesti selalu setia mengikuti Olivia. Bi Lesti juga tahu kalau Olivia tidak suka berkata-kata tinggi, jadi Bi Lesti juga tidak suka untuk meninggikan kata-katanya. Bi Lesti buru-buru membantu Stefan di dapur setelah melihat Stefan sedang sibuk men
“Nek, Kakek pasti memperhatikan Nenek dari surga. Dia pasti sangat lega dengan semua pencapaian Nenek sekarang,” ujar Stefan yang mendengar perkataan Nenek dan langsung berusaha menenangkannya. Nenek langsung tersenyum seraya berkata, “Kakek akan lega selama kamu menikah dan memiliki anak. Orang yang paling dia khawatirkan adalah kamu, cucu pertamanya. Kakek sudah memberikan kasih sayang terbesarnya padamu.”“Bahkan dia tidak mencintai anaknya sebesar dia mencintai cucunya. Dulu, kakekmu akan selalu mengritik semua hal yang dilakukan papamu. Tapi, dia selalu saja senang dengan apa yang kamu lakukan tanpa pernah mengritikmu.”Apa yang dilakukan generasi Stefan saat ini adalah cerminan dari generasi kakeknya. Bahkan, Stefan juga terlihat sangat menyayangi kakek dan neneknya karena dia dibesarkan oleh mereka berdua. Stefan bergegas menghampiri nenek untuk membantunya seraya berkata, “Aku terlihat kayak kakek saat masih muda ya, Nek? Aku juga mau menjadi seorang ayah yang tegas setelah
“Nek apa ada cara untuk menghentikan muntah-muntahnya Olivia?” tanya Stefan khawatir. “Kebanyakan ibu hamil akan muntah di pagi hari pada usia awal kehamilan. Muntahnya akan berhenti dengan sendirinya secara bertahap setelah 3 bulan. Kalian bisa pergi ke dokter kalau kalian merasa Olivia sudah muntah terlalu parah. Selain itu, jangan minum obat sembarangan. Ibu hamil sangat tidak dianjurkan untuk minum obat,” jawab Nenek.“Nek, tenang saja. Aku juga tahu, kok. Aku nggak akan sembarangan minum obat. Aku akan coba menahan rasa mualku ini,” balas Olivia. Kemudian Olivia kembali berkata dengan nada iri, “Padahal Junia juga jarang muntah.”Entah mengapa, Olivia justru tiba-tiba muntah dan mual setelah berada di rumah ini. Hal ini sungguh membuat Olivia bingung. “Setiap orang punya reaksi yang berbeda saat hamil. Ada yang nggak muntah dan mual di trisemester pertama. Tapi, mereka justru muntah hebat di trisemester berikutnya.”Olivia mengelus perutnya lalu berkata, “Aku harap, rasa mualku