“Bu Yuna, Ibu tidak perlu lagi meragukan niat saya ini. Saya benar-benar ingin mengetahui kebenaran tentang hubungan darah di antara kita,” ujar Felicia yang bisa memahami arti dari tatapan Yuna kepadanya. Yuna dan Felicia seharusnya memiliki hubungan permusuhan jika dilihat dari sejarah ibu kandung mereka. Felicia juga bisa memaklumi kalau Yuna curiga padanya ketika Felicia tiba-tiba saja mengajukan tes DNA untuk mengetahui hubungan darah di antara mereka. “Apa yang akan Bu Felicia lakukan kalau sampai rumor itu benar adanya?” tanya Yuna tenang. Felicia langsung terdiam. Bagaimanapun juga, Felicia tetaplah putri dari keluarga Gatara, sekalipun dia baru kembali ke dalam keluarga itu selama setahun belakangan. Dia juga tidak tahu, apa mungkin dia bisa bersikap adil terhadap apa yang mungkin terjadi ke depannya?Felicia sempat terdiam selama beberapa saat lalu dia pun berkata, “Kalian bisa melakukan apa pun kepada keluarga Gatara kalau memang Bu Yuna memiliki buktinya. Saya hanya bis
Walaupun anak laki-laki dari kepala keluarga Gatara tetap menggunakan nama belakang keluarga Gatara, mereka tidak bisa mengambil alih posisi kepala keluarga. Selain itu, kepala keluarga Gatara juga masih sangat menyayangi ketiga putranya dan tidak tega menekan mereka. Namun, bagaimanapun juga kepala keluarga Gatara harus fokus kepada pewarisnya kelak dan tidak boleh membiarkan siapa pun bersaing untuk mendapatkan takhta kepala keluarga Gatara. Oleh karena itu, Felicia harus membunuh serigala yang dibesarkan oleh ibu kandungnya sendiri. Lagi pula, semua kakak laki-lakinya sama sekali tidak memperlakukan Felicia layaknya adik mereka. Bagi mereka, Fanilah yang menjadi adik perempuan mereka. Bahkan, mereka bekerja sama dengan Fani untuk membuat jebakan guna menjatuhkan Felicia. Sebenarnya, Felicia dengan senang hati melawan semua serangan yang dilancarkan oleh Fani dan saudara laki-lakinya. Namun, mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk menjatuhkan Felicia. Oleh karena itu, Felicia jug
Felicia berencana untuk melukai tangannya lalu meneteskan beberapa tetas darah merah. Luka yang dibuatnya pasti tidak akan terlalu dalam, jadi keluarganya pasti tidak akan menyadari luka itu. Lagi pula, keluarganya juga sangat tidak peduli padanya, jadi mereka pastinya tidak akan menyadari luka-luka yang ada di tangan Felicia sekalipun gadis itu melukai tangannya berkali-kali. “Bu Felicia tidak perlu buru-buru. Bagaimanapun juga, Bu Felicia adalah tamu di rumah ini. Jadi, mari kita makan terlebih dahulu,” ajak Yuna lembut. “Terima kasih atas tawarannya, Bu Yuna. Tapi, saya harus segera kembali ke rumah sebelum pukul 10 malam ini. Jadi, saya tidak akan sempat untuk makan bersama di sini,” balas Felicia. “Kalau begitu, saya tidak akan menahanmu,” ujar Yuna setelah terdiam selama beberapa saat. Kemudian dia meminta pengurus rumah untuk mengambilkan sebuah pisau buah dan menyerahkannya kepada Felicia. Selain itu, si pengurus rumah juga memberikan wadah sekali pakai kepada Felicia. Feli
Yuna bergegas menelepon Aksa anak pertamanya ketika Odelina sedang mengantar Felicia. Aksa dengan cepat mengangkat telepon dari ibunya. “Felicia tadi ke sini. Kamu utus orang untuk membuntutinya. Selain itu, kamu hapus semua jejak kedatangannya di Mambera setelah dia tiba di Cianter,” ujar Yuna tegas. “Baik, Ma! Aku mengerti,” jawab Aksa cepat tanpa banyak bertanya lagi. “Kamu cepatlah pulang dan temani Tiara setelah pulang kantor,” ujar Yuna lagi.”“Oke, Ma,” jawab Aksa cepat diikuti dengan Yuna yang menutup panggilan teleponnya. Di saat yang bersamaan dengan kunjungan Felicia ke kediaman keluarga Sanjaya, Olivia sama sekali tidak tahu tentang semua masalah ini. Karena sekarang, dia sudah menjadi sosok favorit di Vila Permai. Dia baru bisa kembali ke kamarnya dan Stefan tepat pukul 9 malam. “Sayang,” panggil Stefan yang sudah berada di dalam kamar sebelum Olivia.Dia baru mengetahui tentang kehamilan Olivia setelah mereka kembali ke rumah. Olivia terus dikelilingi oleh mertua dan
“Apa kamu sudah kasih tahu Kak Odelina dan Tante Yuna?” tanya Olivia. Dia terus dikelilingi oleh mertua dan para tetua keluarga Adhitama sampai dia tidak punya waktu untuk memberitahu kerabat dan teman-teman terdekatnya. Namun, dia tahu kalau suaminya pasti akan memamerkan kehamilannya kepada orang-orang di sekitar mereka seperti apa yang dilakukan Reiki. Reiki memberitahu semua orang tentang kehamilan Junia ketika dia tahu kalau Junia sedang hamil. Saat itu, Stefan merasa sedikit tertekan di dalam hatinya. Bagaimanapun juga, Stefan dan Olivia menikah jauh lebih dulu daripada Reiki dan Junia. Mereka juga sudah saling menyayangi satu sama lain setelah melalui beberapa fase dalam pernikahan mereka. Namun, Olivia tetap saja tidak kunjung hamil. Bahkan, Junia dan Reiki yang baru saja menikah selama satu bulan sudah hamil lebih dulu dari mereka. Jadi, bagaimana mungkin Stefan tidak merasa tertekan dengan hal itu?“Aku sudah memberitahu mereka semua. Aku sudah bilang sama Kak Odelina dan A
Olivia menceritakan nasihat neneknya kepada Odelina dan Tante Yuna. Namun, kedua orang itu mengatakan untuk melakukan adopsi setelah Olivia menikah selama 3 tahun dan tidak juga kunjung memiliki anak. Karena sekarang, belum saatnya bagi Olivia untuk mengadopsi anak sebagai alat pancingan. Namun, sekarang Olivia benar-benar gembira setelah Dokter Dharma mengatakan kalau ada tanda kehamilan di perut Olivia. Kegembiraan Olivia adalah sesuatu yang tidak bisa dirasakan oleh Stefan.“Papa dan Mama bilang kalau mereka akan mentransfer uang 400 miliar untukku besok,” ujar Olivia tiba-tiba. “Mereka bilang uang itu adalah hadiah untukku karena aku tidak takut bentuk tubuhku berubah karena mengandung cucu mereka. Mereka menganggapku sebagai seseorang yang sangat berjasa bagi keluarga Adhitama, makanya mereka bersikeras untuk memberikan uang itu padaku. Bukankah normal jika sepasang suami istri menginginkan anak? Kenapa mereka harus memberikan uang sebesar itu padaku setelah aku hamil?” ujar Oliv
Olivia sadar kalau keluarga Stefan yang sangat kaya raya ini sangatlah berbeda dari keluarga biasa setelah mereka menikah selama satu tahun. Namun, dia tidak pernah menyangka kalau dia akan mengalami hal-hal di luar nalar ketika bergabung dengan keluarga kaya raya ini salah satunya adalah hadiah yang sangat banyak yang diberikan oleh tetua mereka atas kehamilannya. “Stefan,” panggil Olivia. Stefan masih terus menciumi kening Olivia lalu berkata, “Sayang, aku masih mau mendengar kamu memanggilku dengan sebutan sayang, loh.”“Aku lapar lagi,” balas Olivia dengan wajah yang tampak sedikit malu. Padahal dia sudah makan cukup banyak saat makan malam sampai dia merasa kenyang. Namun, entah mengapa sekarang dia sudah merasa lapar lagi. “Kamu mau makan apa? Aku akan ambil makanan di bawah untukmu,” ujar Stefan penuh kasih sayang. “Aku mau makan bihun dengan acar dan kol,” jawab Olivia. “Sepertinya di rumah nggak ada bihun, deh,” ujar Stefan. Olivia langsung duduk dengan tegak lalu berka
“Sebenarnya, ibu hamil perlu banyak bergerak. Kami tidak seharusnya berbaring di terus di tempat tidur tanpa melakukan apa pun. Hal itu justru tidak baik jika nantinya ibu hamil akan melahirkan,” jelas Olivia. Stefan sebenarnya tidak setuju dengan pernyataan Olivia, tapi dia juga tidak menyangkalnya dengan gamblang. Dia hanya berkata dengan lembut, “Kita akan pergi ke dokter besok untuk memeriksa keadaanmu. Kita akan membicarakan ini lagi setelah berbicara dengan dokter. Tapi, intinya kamu jangan melakukan kegiatan berat dulu.”“Memangnya kegiatan berat apa sih yang aku lakukan? Aku nggak naik gunung ataupun bekerja di ladang. Aku cuma mengurus usaha kecilku saja. Mungkin kegiatan beratnya cuma berjalan saja yang cukup banyak. Aku juga bukan orang yang sembrono dan nggak peduli sama kesehatan tubuhku sendiri. Aku pasti akan istirahat kalau aku merasa lelah,” balas Olivia berusaha membela diri. “Pokoknya, kamu nggak boleh kayak Reiki yang terus melarang Junia melakukan apa pun,” lanju