Share

Bab 170

Ketika aku sampai di rumah sakit, Ayana sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan memainkan ponselnya. Dibandingkan dengan penampilan pucat kakaknya kemarin, wajahnya bisa dikatakan sedikit kemerahan.

Aku menegakkan badanku dan memanggilnya dengan suara berat, “Ayana!”

Dia begitu asyik bermain dengan ponselnya sehingga tiba-tiba, aku memanggilnya dan mengejutkannya hingga dia melompat bangun dari tempat tidur.

Dia begitu kesal hingga pipinya memerah. “Chelsea, kenapa kamu ada di sini!”

“Aku mendengar kalau tidak ada orang bisa menemukanmu.” Dia sambil mengerucutkan bibirnya, mengejek, “Bukankah sebaiknya kamu bersembunyi di rumah, menutup semua tirai, pintu, dan jendela, serta menangis sendirian dalam kegelapan?”

Dia menatapku dari atas sampai bawah. “Kemampuanmu untuk merayu kakakku tidak sehebat itu, kamu tidak punya apa-apa lagi untuk tetap bersama kakakku!”

Aku menundukkan pandanganku dan senyum tipis muncul dari sudut bibirku. Orang lain tidak bisa menemukanku karena aku mema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status