Share

Bab 112

Aku duduk di pinggang Gavin dan menatapnya.

Jakunnya bergerak dan sorot mata panas terlihat, tetapi dia tidak terburu-buru.

Cahaya bulan redup dan dia meletakkan tangannya di pinggangku serta menatapku dari segala sudut, seolah-olah dia sedang mengagumi salah satu mainan favoritnya.

Matanya yang gelap bagaikan lubang hitam menyerap kilauan cahaya bintang. Aku menatapnya dan bertanya, “Kamu mau lagi?”

“Hmm …” Dia menjawab pelan dan terkekeh. “Sepanjang waktu.”

Tidak lama, dia melingkarkan satu lengannya di pinggang rampingku dan menekannya ke bawah. Aku didekap ke dalam pelukannya dan dicium. Kami berdua merasakan dorongan gairah.

Dibandingkan dengan empat tahun pernikahan yang dingin, hubungan sekarang lebih seperti masa cinta penuh gairah yang hanya terjadi saat orang-orang masih muda.

Dua tubuh yang saling memuaskan itu ibarat candu, yang dapat membuat masing-masing ketagihan dan menjadi gila kapan saja dan di mana saja.

Sejak aku kembali ke Gavin, aku selalu mengingatkan diriku unt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status