Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / One Night Stand

Share

Perjanjian Terlarang
Perjanjian Terlarang
Author: Susi_miu

One Night Stand

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-05-13 12:05:01

“Satu gelas lagi.”

Moreau telah menghadapi pelbagai desakan buruk sepanjang hari. Mantan kekasihnya secara sepihak mengambil pilihan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia sudah meminta alasan pasti sejak momen menyedihkan tersebut, tetapi Froy dan tatapan marah pria itu jelas – jelas menolak bicara.

Ironi sekali. Besok merupakan hari pernikahan ibunya yang Moreau sendiri tidak tahu seperti apa rupa dari sang mempelai pria. Mereka tidak dikenalkan. Ibunya merencanakan kebutuhan diam – diam. Bahkan ada begitu banyak tekanan lain untuk meninggalkan bercak serius, yang terasa seperti melubangi jantung Moreau dengan hujaman.

Dia hampir putus asa memikirkan segala hal. Beberapa saat lalu memutuskan pergi ke sebuah bar diliputi niat ingin menenangkan diri. Gaun merah mencolok begitu sempurna di tubuh langsing Moreau. Di depan meja bar, dia hanya duduk sendirian. Memandangi beberapa gelas kosong—wine telah tandas tak bersisa. Demikianlah, tenggorokannya seperti abu dengan sisa – sisa kebakaran. Benar – benar gersang. Moreau tidak pernah mengira bahwa dia akan segera mabuk.

Ya, dia mulai mabuk.

Seseorang membantunya untuk melangkah. Namun, Moreau tak pernah mengira akan menghadapi satu momen bersama seorang pria. Sebuah tangan liat menyentuh di pinggulnya, hingga aroma maskulin sepaket dengan bau alkohol yang menyengat, perlahan menyeruak terasa seperti siraman menyenangkan.

Bagian paling ekstrim dari malam ini setelah mobil berhenti di sebuah gedung tinggi, dan mereka melewati lift ... adalah sayup – sayup suara ranjang berderak. Puncak kepala Moreau membunyikan sirine bahaya. Sayang sekali, dia tak berdaya ketika sentuhan mulut seseorang memagut intim di bibirnya. Sesuatu terasa hangat. Moreau menggeliat saat ujung jari yang kasar itu bergerak menurunkan tali dress di garis bahu, gerakan yang secara tidak langsung memberi pria tersebut—siapa pun dia, peluang untuk melucuti kain merah yang dilengkapi busa di bagian dada menjadi gulungan tebal di pinggul.

“Hentikan!”

Moreau melenguh panjang merasakan genggaman mantap dan lidah yang bergerak basah di sekitar payudaranya. Sebagian naluri yang dia miliki mencoba untuk mengambil kendali dengan menyerahkan dorongan – dorongan pasti. Namun, Moreau masih tak berdaya dan malahan terdiam ketika mendapati rambut bertekstur halus meliputi ruas – ruas jari tangannya.

Siapa pria ini?

Dia bertanya – tanya bingung. Kembali menggeliat saat menghadapi bagian terakhir yang terjal. Tangan itu telah merenggut dalaman satin merah, meninggalkan begitu banyak hal yang tidak dapat Moreau hindari. Dia menengadah putus asa merasakan pria itu bergerak. Barangkali sedang melucuti kain – kain di tubuh sendiri.

Pening makin menyergap Moreau. Dia tersentak ketika menghadapi pelukan hangat. Sementara kecupan – kecupan ringan di ceruk lehernya meninggal jejak panas tak tertahan. Tangan Moreau tanpa sadar menyentuh bahu lebar pria asing ini. Kedua kakinya telah dibuka lebar. Sesuatu yang besar dan kokoh berusaha mendesak ke dalam celah lembab di tubuhnya.

Moreau meringis. Kenyitan dalam perlahan membuat pria itu berhenti. Hanya sebentar, kemudian hasrat membakar dari kebutuhan liar itu telah mengambil peran. Dorongan tentatif memenuhi tubuh Moreau. Dia ingin mengutuk diri sendiri. Betapa bodoh, telah menyerah pada seorang pria tak dikenalnya. Sisi tangguh pria itu bahkan semakin tak terkendali. Moreau merasa ... dia hampir tenggelam setelah dengan perlahan tergerus—lalu bergetar di bawah kurungan tubuh kekar. Pandangannya mulai semakin buram, dan bagian terakhir yang dapat Moreau pikirkan hanya; menyayangkan dalam satu malam, dia telah melakukan sepetak kemunduran.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Hari Pernikahan

    Abihirt Lincoln terbangun mendapati seorang gadis muda dalam balutan selimut tebal berada di ranjangnya. Dia mengerjap beberapa kali, berusaha keras mengingat sisa – sisa taruhan semalam. Roki yang bajingan dengan kurang ajar menambahkan bubuk perangsang di gelas koktail terakhir—yang harus diteguk habis—untuk merayakan hari pernikahan mendatang. “Berengsek!” Abihirt mengumpat sembari mengusap wajah kasar. Pagi ini adalah acara pemberkatan. Dia melirik jam digital di atas nakas. 30 menit waktu tersisa, tetapi sebagai pengantin pria—Abihirt belum melakukan persiapan apa pun. Sesaat mata kelabu itu mengamati wajah polos—yang perlahan mulai mengernyit menghindari siraman cahaya yang menembus dari tirai putih. Abihirt memungut kain tercecer di sekitar pinggir ranjang. Sambil mengenakan kembali kemeja putih, dia mengangkat sebelah alis tinggi saat mendapati iris mata biru yang terang telah seutuhnya terbuka dan menatap dengan sangat terkejut. “Kau siapa?” Napas Moreau tercekat.

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Mengejutkan

    Upaya melarikan diri yang tidak sia – sia. Napas Moreau terengah menatap pantulan cermin. Seseorang dengan wajah pucat—bahkan benar – benar berantakan sedang berusaha menenangkan diri. Moreau tidak tahu apa lagi yang bisa dia lakukan setelah ini. Ketika Barbara menyadari kedatangan yang begitu lambat di acara pernikahan, langkahnya langsung meninggalkan orang – orang di sekitar. Tidak ada tempat bersembunyi yang tepat selain kamar mandi hotel. Moreau masih bingung apa yang harus dilakukan usai menerima kenyataan bahwa semalam tindakan terlarang telah melampaui batas. Secara harfiah—kejadian bersama pria asing itu tidak akan terjerembab ke dalam rumpang paling rumit. Mereka tidak memiliki hubungan darah. Pria itu hanya akan menjadi ayah sambung Moreau, walau ada satu hal penting ... dia akan merasa canggung ketika mereka berada di satu atap bersama. Moreau yakin dia seharusnya bisa menjadi mandiri, andai Barbara memberikan izin. Hanya saja wanita itu menganggap Moreau sebagai as

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Mula-Mula

    “Kau harus bisa lebih akur dengan suami baruku, Moreau. Tapi harus ingat untuk tetap menjaga sikapmu. Jangan mengenakan pakaian seksi selagi Abi ada di rumah.” Sepagi ini Barbara sudah menyampaikan serentetan kata – kata, yang bahkan sama sekali tidak terlintas di benak Moreau. Dia merasa ganjil memikirkan sejak kapan Barbara akan peduli tentang cara berpakaiannya? Tidak pernah. Hanya setelah wanita itu kembali menikah. Segala antisipasi dilakukan dan sedikit menambahkan nada menyudutkan seolah Moreau telah memiliki segala kesiapan, atau barangkali Barbara memiliki firasat tertentu? Moreau akan memastikan bahwa apa yang terjadi malam itu. Tidak akan pernah terulang kembali. “Kau mendengarku, Moreau?” Pertanyaan Barbara lagi - lagu memenuhi ruangan, mendesak Moreau kembali ke permukaan. Dia mengerjap, lalu melirik ke wajah ibunya tegas. “Aku bepakaian terbuka hanya ketika tampil di panggung atau ada tournamen penting. Itu pun masih dalam taraf yang sopan dan normal. Selebi

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Pertemuan Tak Terduga

    “Aku sudah sering mengingatkanmu, Abi. Berhenti konsumsi alkohol. Kau tahu minuman itu memiliki interaksi tidak terduga dengan obat – obatan. Vitamin-mu akan menunggu jika kau tidak datang tepat waktu.” Roger selalu memiliki alasan menceramahinya dengan segala jenis kalimat yang terungkap pada masa – masa seperti ini. Jadwal pemeriksaan khusus, yang sialnya tidak dapat diatur ulang, walau Abihirt sudah mencari cara serius menghindari dokter sekaligus sepupu paling akrab. Dia menatap Roger setengah menyipit setelah pria itu menggeser sebotol kapsul vitamin dan melingkari jadwal untuk melakukan transfusi darah. “Minggu depan kembali lagi ke sini. Mengerti, Abi—oh berhentilah memainkan koleksi mahalku!” Roger segera bangkit—sedikitpun tidak akan membiarkan Abihirt menyapukan ujung jari pada seri robot mahal miliknya. Dia segera menggeser kaca lemari—menutup dengan hati – hati—lalu mengantongi kunci ke saku jas. Ada pelbagai macam pasien, dan mereka tidak berani sekadar melirik, teta

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan di Kantor

    “Jadi, bisa kau jelaskan padaku mengapa keluargamu tidak hadir di pesta pernikahan kemarin?“ Moreau tidak akan menunda lagi terhadap rasa ingin tahu-nya setelah pertemuan tidak disengaja bersama Froy. Aneh mengetahui Abihirt memiliki hubungan darah bersama mantan kekasihnya, tetapi Froy tidak terlihat di mana pun di hari pernikahan kemarin. Sekarang dia mulai meragukan seperti apa pemikiran Abihirt yang tak terungkap. Moreau takut pada akhirnya Abihirt adalah pria berbahaya, sementara dia dan ibunya telah terlibat ke dalam hubungan terikat bersama pria itu. Tanpa sadar jari – jari tangan Moreau saling mengetat menunggu Abihirt akan mengatakan sesuatu, setidaknya sedikit, meskipun pria itu tampaknya begitu disibukkan kegiatan membaca berkas yang dia bawa sesuai permintaan Barbara. Betapa serius ... wajah dingin Abihirt luar biasa tampan. Moreau menelan ludah kasar. Berusaha tidak terpesona—enggan menatap wajah pria itu lebih lama. Dia lebih memilih memindahkan perhatian ke sekitar k

    Last Updated : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Latihan

    Abihirt menjulang tinggi dari lantai dua di sebuah gedung hanya untuk mengamati betapa elok tubuh langsing dengan lekuk sempurna ... sedang berputar—memainkkan gerakan tangan dan kaki di atas lapisan es yang licin. Pemandangan serius hampir tidak akan pernah membuat Abihirt meninggalkan rambut cokelat natural, diikat kuncir kuda mengibas ke pelbagai arah mengikuti setiap gerakan yang tercipta. Moreau begitu cantik diperhatikan dari di sudut mana pun. Sebuah gambaran alamiah dari pancaran daun muda itu. Kadang – kadang, muncul senyum tipis ketika mata biru terang Moreau tersenyum geli ke arah pria yang juga menari bersamanya. Juan Baker mulai mengangkat tubuh—yang mungkin—terasa ringan dengan sangat muda, sehingga Moreau seolah telah menaruh seluruh kepercayaan untuk tidak pernah ragu terhadap apa pun yang akan terjadi. Mereka tampak serasi sebagai figure skating. Menari seperti pasangan dan Abihirt akan berpaling sesaat ... pada adegan wajah yang begitu dekat. Tidak ada ciuman.

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Anting

    “Terima kasih atas ketertarikan Anda dalam menyuntikkan dana pada tim organisasi kami, Mr. Lincoln. Banyak orang mengenal Anda sebagai pengusaha muda yang sukses, ini akan sangat bagus jika nanti banyak yang berniat menjadi sponsor kami.” “Tidak perlu sungkan, Mr. Pablo. Mendiang ibuku juga seorang mantan penari es. Aku senang melakukannya.” Hanya ketika Barbara menceritakan kesibukan Moreau sepanjang hari dan semua yang tertera di data pribadi gadis muda itu. Abihirt tiba – tiba tertarik melakukan kegiatan menantang. Banyak cerita tentang keanggunan ibunya, membuat dia selalu tertarik dan terpukau. Tak dimungkiri bahwa tubuh Moreau yang meliuk indah sedikit membangkitkan selera Abihirt yang usang. Sekadar terlibat ke dalam sesuatu—tampaknya—tidak akan cukup memberi Abihirt pengaruh. Dia menatap Mr. Pablo dan menerima jabatan tangan pria di hadapannya. Kesepakatan sudah dimuat. Percakapan selesai. Dia perlu meninggalkan tempat ini setelah menyerahkan beberapa pekerjaan secara penuh

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Makan Malam

    "Maaf, aku terlambat." Setelah cukup terburu - buru menghadapi trafik jalan yang tegang. Abihirt mengambil posisi tepat saling berhadap - hadapan bersama Barbara. Dia mengamati wajah masam yang nyaris tak berusaha disembunyikan. Tampaknya wanita itu menunggu terlalu lama dari yang coba dipikirkan. Abihirt mengerti, dan dia harap Barbara seharusnya memahami bahwa meeting penting memang menyita waktu lebih sering, terlebih jika beberapa bagian tak terduga muncul mengisi rumpang - rumpang yang tertinggal di antara pembahasan serius. Namun, di sini adalah Barbara. Abihirt mengerutkan dahi sebentar, bersikap sedikit tenang dan dewasa menghadapi wanita yang sedang marah. Membiarkan Barbara menunggu sendirian hampir setengah jam mungkin sudah menjadi bagian yang harus ditangani. Sendirian. Ya, barangkali itu juga perlu digarisbawahi. Mata kelabu Abihirt bergerak. Baru disadari ternyata sepanjang waktu berjalan masuk ke dalam restoran dia telah melewatkan sesuatu yang ganjil di antara

    Last Updated : 2024-09-03

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Bersiap

    Nyaris tanpa sadar bibir Moreau terbuka menanggapi pernyataan ayah sambungnya. Abihirt tidak seharusnya memikirkan apa pun itu. “Lupakan dulu piring kotor. Aku yang akan menyelesaikannya nanti. Sekarang temani aku ke kamar.” Tidak peduli. Moreau kembali menarik lengan Abihirt, hingga pria itu tidak memiliki pilihan selain menurut patuh. Mereka memasuki kamar. Dia segera menutup pintu rapat, meninggalkan ayah sambungnya berdiri dengan sorot mata tidak luput saat dia melangkah menuju lemari pakaian. Moreau mengeluarkan beberapa dress, kemudian memperlihatkan di hadapan Abihirt. “Lebih bagus yang mana?” dia bertanya. Cukup mengerti bahwa tindakannya telah membuat sebelah alis tebal dan hitam itu terangkat tinggi. Abihirt seperti sedang mempertimbangkan, tetapi tidak satu pun dress di tangan Moreau berhasil menarik perhatian pria tersebut. Sambil memutar mata malas. Moreau tahu apa yang perlu dia lakukan. Dia kembali berbalik ke arah lemari pakaian. Mencari –

  • Perjanjian Terlarang   Mie Buatan Rumah

    “Bagaimana? Kau suka?” Moreau terlalu lahap, sehingga hampir tidak memiliki kesempatan bicara. Apa pun masakan Abihirt selalu lezat. Dia menyukainya. Walau sedikit menyayangkan bahwa persediaan bahan makan mentah telah habis. Tidak banyak yang bisa pria itu sajikan, selain membuat mie—khusus—dengan tepung, berikut bumbu yang benar – benar meresap di lidah. “Kau akan membuatku memintamu supaya menyiapkan mie seperti ini lagi, Daddy,” ucap Moreau setelah menelan habis gulungan mie yang terlumat di mulut. Mungkin dia begitu antusias dan pada akhirnya tidak menyadari bahwa ada sesuatu tertinggal di sudut bibir. Tubuh Moreau secara naluriah menegang saat lengan Abihirt terulur panjang. Ujung ibu jari pria itu memberi sapuan ringan di sana. Perhatian ayah sambungnya bahkan terlalu serius; meninggalkan sedikit sentuhan canggung karena dia yakin perasaan seperti ini selalu menyerahkan kesan tertentu. Terlalu berbahaya, setidaknya sampai dia benar – benar terjatuh dalam.

  • Perjanjian Terlarang   Penawar

    “Kau sakit?” Tiba – tiba punggung tangan pria itu sudah mendarat di keningnya. Moreau sedikit tersentak, tetapi segera mengendalikan diri supaya tidak meninggalkan kesan tertentu. Dia tersenyum, walau sisa serangan gugup belum sepenuhnya hilang. “Aku mungkin hanya salah makan, Abi. Tidak apa – apa. Aku baik – baik saja.” Ada keraguan di balik mata kelabu itu, yang bisa Moreau katakan bahwa ayah sambungnya mungkin sedang menyimpan sesuatu untuk dipikirkan. Sungguh, Abihirt tak boleh menggapai suatu kesimpulan, yang akan membuat situasi menjadi runyam. Dia belum bersedia melakukan konfrontasi, andai ... ayah sambungnya benar – benar akan marah mengenai berita kehamilan ini. Sambil menghela napas, Moreau memutuskan untuk menyingkirkan tangan Abihirt, lalu menggenggam jari – jari besar pria itu dengan hangat. “Kurasa, aku memang salah makan,” ucapnya sambil menyerahkan senyum tertahan. “Salah makan? Apa yang kau makan?” Bahu Moreau merosot saat menda

  • Perjanjian Terlarang   Mengingatkan

    “Kau tidak boleh melakukan itu,” ucap Moreau sarat nada waspada. “Kenapa?” Dia terkesiap saat satu tangan Abihirt masuk ke dalaman satin, sementara telunjuk pria itu telah mencelup ke inti tubuhnya. Geraman puas ketika merasakan dia telah basah membuat Moreau seperti menghadapi masalah besar. Abihirt seakan melahapnya hidup – hidup jika mereka tidak mengendalikan ini dengan cepat. “Kita sudah sepakat kalau kau tidak akan bersikap kasar denganku. Jadi, jangan lakukan apa pun hal yang tidak akan aku setujui.” Moreau mengatakan pelbagai pemikiran di kepalanya dengan setengah gugup. Tatapan Abihirt meninggalkan beberapa hal. Butuh jeda cukup kentara dan pria itu masih menerewang lama ke arahnya. “Abi ...,” panggil Moreau lambat. Bagaimanapun, dia tidak bisa menghadai Abihirt yang seperti ini. Takut jika ternyata pria itu akan mencurigai sesuatu, bahkan menebak dengan tepat mengenai satu rahasia yang masih disembunyikan. Kehamilannya. Ya. “Aku ti

  • Perjanjian Terlarang   Rencana Mesum

    “Bagaimana kalau ibuku mencarimu?" tanya Moreau, kemudian menelan ludah kasar saat Abihirt menutup pintu kamar seperti cara pria itu membukanya lebar. “Tidak. Aku membuat ibumu sibuk belakangan ini.” Pria itu bicara nyaris menyerupai gumaman samar. Sesuatu yang menarik perhatian Moreau. Sebelah alisnya terangkat tinggi, kemudian berkata, “Tapi tadi pagi aku masih sempat menemui ibuku.” Barbara tidak terlihat menghadapi masa – masa sulit. Seperti tidak sedang dalam tekanan waktu, sebaliknya Abihirt mengatakan prospek yang begitu kontras. “Kau bisa melihatnya nanti.” Satu kaki pria itu telah menekuk di atas ranjang. Begitu tentatif membiarkan Moreau terbaring. Sepatunya masih merekat dan Abihirt tidak harus melakukan tindakan seperti ini saat mereka bisa memulai segala sesuatu dengan pelan. Moreau mengatur posisi bangun sambil menghela napas saat mendapati Abihirt telah mengurai ikatan tali sepatunya, kemudian menyingkirkan benda tersebut hingga dia hanya

  • Perjanjian Terlarang   Kebersamaan

    “Kau merasa ibuku berusaha menjerumuskanku?” tanya Moreau lambat dan pria itu segera menambahkan jawaban. “Ya.” “Mengapa ibuku harus melakukannya?” Lagi. Moreau mengajukan pertanyaan untuk melihat sejauh mana Abihirt dapat menambahkan komentar, meski tampaknya pria itu tidak berusaha tejerembab lebih jauh. “Hanya ibumu yang tahu jawabannya, Moreau.” Ya, Abihirt benar. Moreau bisa merasakan siapa seharusnya yang dia desak dengan pelbagai tuntutan, tetapi Abihirt telah mengatakan untuk tidak membiarkan Barbara tahu. Ibunya tak boleh tahu dan apa pun itu ... dia perlu bersikap sangat waspada di hadapan wanita tersebut. Sambil menghela napas hati – hati. Moreau memutuskan untuk memindahkan sentuhan tangan dengan menangkup wajah Abihirt—menyelam ke mata kelabu pria itu. Ada sesuatu yang tersisa dan setidaknya dia perlu tahu jawabannya. “Mengapa kau lakukan ini? Kau hanya ayah sambungku. Apa pun yang coba ibuku lakukan, seharusnya kau berada di pihakny

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Harus Menyembunyikan

    Rasa penasaran Moreau tidak bisa dialihkan. Abihirt pandai menganalisis sehingga pria itu begitu yakin terhadap situasi yang dia dan Barbara bicarakan, tetapi apakah Moreau perlu mencoba sekadar membagi? Bukankah itu sama seperti dia kembali mengkhianati ibunya lagi? Semacam paket kombo dan sebuah pilihan tetap terasa mengerikan. Moreau mengerjap. Mungkin tidak apa – apa memulai sesuatu yang membuatnya sedikit ragu. “Baiklah. Aku akan memberi tahu apa yang ibuku katakan. Tapi, bisakah kau menjawab satu pertanyaan dariku?” tanya Moreau, setidaknya dia harus lebih pintar; menjebak Abihirt masuk ke dalam satu lubang di mana tangannya-lah yang akan mengatur beberapa hal tersisa. “Apa yang ingin kau tanyakan?” “Mengapa kau mengambil alih perusahaan ayahku? Bukankah kau tahu itu diwariskan untukku?” “Apa ini yang membuatmu berusaha menghindariku?” Alih – alih menjawab persis sesuai bayangan di benak Moreau. Abihirt sebaliknya mengajukan pertanyaan. Pria itu

  • Perjanjian Terlarang   Jujur

    “Aku ingin kau menjawab pertanyaanku dengan jujur.” Memang merupakan ide buruk melakukan konfrontasi di kamarnya sendiri. Moreau sudah bisa membayangkan apa yang mungkin akan Abihirt lakukan ketika dia—secara sengaja atau tidak, melukai perasaan pria itu. Namun, mungkin ... perlu lebih berhati – hati terhadap urusan yang akan melibatkan Barbara, walau ibunya jelas tidak di sini. “Jujur seperti apa yang kau inginkan?” Perhatian Moreau tidak lepas dari setiap detil hal yang ayah sambungnya lakukan. Cara Abihirt melonggarkan dasi, atau saat pria itu menyingkirkan jas yang merekat, kemudian menyisihkan ke pinggir ranjang. Semua. Tidak sedikitpun adalah pecitraan buruk. Tidak lama lagi Moreau yakin, dia akan terpukau jika tidak segera mengendalikan diri. Sambil mengembuskan napas secara perlahan, Moreau memastikan telah memiliki keyakinan utuh, lalu berkata, “Apa kau menikahi ibuku untuk menguras harta kami?” Ini terlalu konyol. Namun, bukankah negosiasi den

  • Perjanjian Terlarang   Akhirnya Setuju

    “Tidak, Abi. Kau tahu aku dan Juan—“ “Dia sudah menerima uangnya. Sekarang kita pulang.” Keputusan Abihirt masih sama. Meninggalkan sesuatu yang tidak biasa Moreau singkirkan, tetapi dia merasa sangat harus. “Aku tidak mau ikut denganmu,” ucapnya, diliputi suara yang terdengar cukup lantang. Tidak ada siapa pun dan sedikit bersyukur jika Anitta tidak mengikuti keberadaan Abihirt. Perlu digaris bawahi kalau – kalau Moreau merekatkan ujung kakinya, seolah memang tidak bersedia diajak melakukan perjalanan pulang ke rumah. “Mengapa tidak mau?” Kernyitan di kening Abihirt menyiratkan segalanya. Moreau menelan ludah kasar sembari mencari jawaban terbaik agar bisa menghindari pelbagai tuntuntan dari pria itu. “Aku ... hanya tidak mau,” dia mengatakannya dengan gugup. Tidak tahu apakah reaksi demikian dapat memberi banyak pengaruh tentang apa yang seharusnya tidak dan akan. Moreau tak bisa membayangkan bahwa ternyata ... dia mungkin meninggalkan pelbagai prospek kep

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status