Share

Perjanjian Terlarang
Perjanjian Terlarang
Penulis: Susi_miu

One Night Stand

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 12:05:01

“Satu gelas lagi.”

Moreau telah menghadapi pelbagai desakan buruk sepanjang hari. Mantan kekasihnya secara sepihak mengambil pilihan untuk mengakhiri hubungan mereka. Dia sudah meminta alasan pasti sejak momen menyedihkan tersebut, tetapi Froy dan tatapan marah pria itu jelas – jelas menolak bicara.

Ironi sekali. Besok merupakan hari pernikahan ibunya yang Moreau sendiri tidak tahu seperti apa rupa dari sang mempelai pria. Mereka tidak dikenalkan. Ibunya merencanakan kebutuhan diam – diam. Bahkan ada begitu banyak tekanan lain untuk meninggalkan bercak serius, yang terasa seperti melubangi jantung Moreau dengan hujaman.

Dia hampir putus asa memikirkan segala hal. Beberapa saat lalu memutuskan pergi ke sebuah bar diliputi niat ingin menenangkan diri. Gaun merah mencolok begitu sempurna di tubuh langsing Moreau. Di depan meja bar, dia hanya duduk sendirian. Memandangi beberapa gelas kosong—wine telah tandas tak bersisa. Demikianlah, tenggorokannya seperti abu dengan sisa – sisa kebakaran. Benar – benar gersang. Moreau tidak pernah mengira bahwa dia akan segera mabuk.

Ya, dia mulai mabuk.

Seseorang membantunya untuk melangkah. Namun, Moreau tak pernah mengira akan menghadapi satu momen bersama seorang pria. Sebuah tangan liat menyentuh di pinggulnya, hingga aroma maskulin sepaket dengan bau alkohol yang menyengat, perlahan menyeruak terasa seperti siraman menyenangkan.

Bagian paling ekstrim dari malam ini setelah mobil berhenti di sebuah gedung tinggi, dan mereka melewati lift ... adalah sayup – sayup suara ranjang berderak. Puncak kepala Moreau membunyikan sirine bahaya. Sayang sekali, dia tak berdaya ketika sentuhan mulut seseorang memagut intim di bibirnya. Sesuatu terasa hangat. Moreau menggeliat saat ujung jari yang kasar itu bergerak menurunkan tali dress di garis bahu, gerakan yang secara tidak langsung memberi pria tersebut—siapa pun dia, peluang untuk melucuti kain merah yang dilengkapi busa di bagian dada menjadi gulungan tebal di pinggul.

“Hentikan!”

Moreau melenguh panjang merasakan genggaman mantap dan lidah yang bergerak basah di sekitar payudaranya. Sebagian naluri yang dia miliki mencoba untuk mengambil kendali dengan menyerahkan dorongan – dorongan pasti. Namun, Moreau masih tak berdaya dan malahan terdiam ketika mendapati rambut bertekstur halus meliputi ruas – ruas jari tangannya.

Siapa pria ini?

Dia bertanya – tanya bingung. Kembali menggeliat saat menghadapi bagian terakhir yang terjal. Tangan itu telah merenggut dalaman satin merah, meninggalkan begitu banyak hal yang tidak dapat Moreau hindari. Dia menengadah putus asa merasakan pria itu bergerak. Barangkali sedang melucuti kain – kain di tubuh sendiri.

Pening makin menyergap Moreau. Dia tersentak ketika menghadapi pelukan hangat. Sementara kecupan – kecupan ringan di ceruk lehernya meninggal jejak panas tak tertahan. Tangan Moreau tanpa sadar menyentuh bahu lebar pria asing ini. Kedua kakinya telah dibuka lebar. Sesuatu yang besar dan kokoh berusaha mendesak ke dalam celah lembab di tubuhnya.

Moreau meringis. Kenyitan dalam perlahan membuat pria itu berhenti. Hanya sebentar, kemudian hasrat membakar dari kebutuhan liar itu telah mengambil peran. Dorongan tentatif memenuhi tubuh Moreau. Dia ingin mengutuk diri sendiri. Betapa bodoh, telah menyerah pada seorang pria tak dikenalnya. Sisi tangguh pria itu bahkan semakin tak terkendali. Moreau merasa ... dia hampir tenggelam setelah dengan perlahan tergerus—lalu bergetar di bawah kurungan tubuh kekar. Pandangannya mulai semakin buram, dan bagian terakhir yang dapat Moreau pikirkan hanya; menyayangkan dalam satu malam, dia telah melakukan sepetak kemunduran.

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Hari Pernikahan

    Abihirt Lincoln terbangun mendapati seorang gadis muda dalam balutan selimut tebal berada di ranjangnya. Dia mengerjap beberapa kali, berusaha keras mengingat sisa – sisa taruhan semalam. Roki yang bajingan dengan kurang ajar menambahkan bubuk perangsang di gelas koktail terakhir—yang harus diteguk habis—untuk merayakan hari pernikahan mendatang. “Berengsek!” Abihirt mengumpat sembari mengusap wajah kasar. Pagi ini adalah acara pemberkatan. Dia melirik jam digital di atas nakas. 30 menit waktu tersisa, tetapi sebagai pengantin pria—Abihirt belum melakukan persiapan apa pun. Sesaat mata kelabu itu mengamati wajah polos—yang perlahan mulai mengernyit menghindari siraman cahaya yang menembus dari tirai putih. Abihirt memungut kain tercecer di sekitar pinggir ranjang. Sambil mengenakan kembali kemeja putih, dia mengangkat sebelah alis tinggi saat mendapati iris mata biru yang terang telah seutuhnya terbuka dan menatap dengan sangat terkejut. “Kau siapa?” Napas Moreau tercekat.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Mengejutkan

    Upaya melarikan diri yang tidak sia – sia. Napas Moreau terengah menatap pantulan cermin. Seseorang dengan wajah pucat—bahkan benar – benar berantakan sedang berusaha menenangkan diri. Moreau tidak tahu apa lagi yang bisa dia lakukan setelah ini. Ketika Barbara menyadari kedatangan yang begitu lambat di acara pernikahan, langkahnya langsung meninggalkan orang – orang di sekitar. Tidak ada tempat bersembunyi yang tepat selain kamar mandi hotel. Moreau masih bingung apa yang harus dilakukan usai menerima kenyataan bahwa semalam tindakan terlarang telah melampaui batas. Secara harfiah—kejadian bersama pria asing itu tidak akan terjerembab ke dalam rumpang paling rumit. Mereka tidak memiliki hubungan darah. Pria itu hanya akan menjadi ayah sambung Moreau, walau ada satu hal penting ... dia akan merasa canggung ketika mereka berada di satu atap bersama. Moreau yakin dia seharusnya bisa menjadi mandiri, andai Barbara memberikan izin. Hanya saja wanita itu menganggap Moreau sebagai as

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Mula-Mula

    “Kau harus bisa lebih akur dengan suami baruku, Moreau. Tapi harus ingat untuk tetap menjaga sikapmu. Jangan mengenakan pakaian seksi selagi Abi ada di rumah.” Sepagi ini Barbara sudah menyampaikan serentetan kata – kata, yang bahkan sama sekali tidak terlintas di benak Moreau. Dia merasa ganjil memikirkan sejak kapan Barbara akan peduli tentang cara berpakaiannya? Tidak pernah. Hanya setelah wanita itu kembali menikah. Segala antisipasi dilakukan dan sedikit menambahkan nada menyudutkan seolah Moreau telah memiliki segala kesiapan, atau barangkali Barbara memiliki firasat tertentu? Moreau akan memastikan bahwa apa yang terjadi malam itu. Tidak akan pernah terulang kembali. “Kau mendengarku, Moreau?” Pertanyaan Barbara lagi - lagu memenuhi ruangan, mendesak Moreau kembali ke permukaan. Dia mengerjap, lalu melirik ke wajah ibunya tegas. “Aku bepakaian terbuka hanya ketika tampil di panggung atau ada tournamen penting. Itu pun masih dalam taraf yang sopan dan normal. Selebi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Pertemuan Tak Terduga

    “Aku sudah sering mengingatkanmu, Abi. Berhenti konsumsi alkohol. Kau tahu minuman itu memiliki interaksi tidak terduga dengan obat – obatan. Vitamin-mu akan menunggu jika kau tidak datang tepat waktu.” Roger selalu memiliki alasan menceramahinya dengan segala jenis kalimat yang terungkap pada masa – masa seperti ini. Jadwal pemeriksaan khusus, yang sialnya tidak dapat diatur ulang, walau Abihirt sudah mencari cara serius menghindari dokter sekaligus sepupu paling akrab. Dia menatap Roger setengah menyipit setelah pria itu menggeser sebotol kapsul vitamin dan melingkari jadwal untuk melakukan transfusi darah. “Minggu depan kembali lagi ke sini. Mengerti, Abi—oh berhentilah memainkan koleksi mahalku!” Roger segera bangkit—sedikitpun tidak akan membiarkan Abihirt menyapukan ujung jari pada seri robot mahal miliknya. Dia segera menggeser kaca lemari—menutup dengan hati – hati—lalu mengantongi kunci ke saku jas. Ada pelbagai macam pasien, dan mereka tidak berani sekadar melirik, teta

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan di Kantor

    “Jadi, bisa kau jelaskan padaku mengapa keluargamu tidak hadir di pesta pernikahan kemarin?“ Moreau tidak akan menunda lagi terhadap rasa ingin tahu-nya setelah pertemuan tidak disengaja bersama Froy. Aneh mengetahui Abihirt memiliki hubungan darah bersama mantan kekasihnya, tetapi Froy tidak terlihat di mana pun di hari pernikahan kemarin. Sekarang dia mulai meragukan seperti apa pemikiran Abihirt yang tak terungkap. Moreau takut pada akhirnya Abihirt adalah pria berbahaya, sementara dia dan ibunya telah terlibat ke dalam hubungan terikat bersama pria itu. Tanpa sadar jari – jari tangan Moreau saling mengetat menunggu Abihirt akan mengatakan sesuatu, setidaknya sedikit, meskipun pria itu tampaknya begitu disibukkan kegiatan membaca berkas yang dia bawa sesuai permintaan Barbara. Betapa serius ... wajah dingin Abihirt luar biasa tampan. Moreau menelan ludah kasar. Berusaha tidak terpesona—enggan menatap wajah pria itu lebih lama. Dia lebih memilih memindahkan perhatian ke sekitar k

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Perjanjian Terlarang   Latihan

    Abihirt menjulang tinggi dari lantai dua di sebuah gedung hanya untuk mengamati betapa elok tubuh langsing dengan lekuk sempurna ... sedang berputar—memainkkan gerakan tangan dan kaki di atas lapisan es yang licin. Pemandangan serius hampir tidak akan pernah membuat Abihirt meninggalkan rambut cokelat natural, diikat kuncir kuda mengibas ke pelbagai arah mengikuti setiap gerakan yang tercipta. Moreau begitu cantik diperhatikan dari di sudut mana pun. Sebuah gambaran alamiah dari pancaran daun muda itu. Kadang – kadang, muncul senyum tipis ketika mata biru terang Moreau tersenyum geli ke arah pria yang juga menari bersamanya. Juan Baker mulai mengangkat tubuh—yang mungkin—terasa ringan dengan sangat muda, sehingga Moreau seolah telah menaruh seluruh kepercayaan untuk tidak pernah ragu terhadap apa pun yang akan terjadi. Mereka tampak serasi sebagai figure skating. Menari seperti pasangan dan Abihirt akan berpaling sesaat ... pada adegan wajah yang begitu dekat. Tidak ada ciuman.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Anting

    “Terima kasih atas ketertarikan Anda dalam menyuntikkan dana pada tim organisasi kami, Mr. Lincoln. Banyak orang mengenal Anda sebagai pengusaha muda yang sukses, ini akan sangat bagus jika nanti banyak yang berniat menjadi sponsor kami.” “Tidak perlu sungkan, Mr. Pablo. Mendiang ibuku juga seorang mantan penari es. Aku senang melakukannya.” Hanya ketika Barbara menceritakan kesibukan Moreau sepanjang hari dan semua yang tertera di data pribadi gadis muda itu. Abihirt tiba – tiba tertarik melakukan kegiatan menantang. Banyak cerita tentang keanggunan ibunya, membuat dia selalu tertarik dan terpukau. Tak dimungkiri bahwa tubuh Moreau yang meliuk indah sedikit membangkitkan selera Abihirt yang usang. Sekadar terlibat ke dalam sesuatu—tampaknya—tidak akan cukup memberi Abihirt pengaruh. Dia menatap Mr. Pablo dan menerima jabatan tangan pria di hadapannya. Kesepakatan sudah dimuat. Percakapan selesai. Dia perlu meninggalkan tempat ini setelah menyerahkan beberapa pekerjaan secara penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Makan Malam

    "Maaf, aku terlambat." Setelah cukup terburu - buru menghadapi trafik jalan yang tegang. Abihirt mengambil posisi tepat saling berhadap - hadapan bersama Barbara. Dia mengamati wajah masam yang nyaris tak berusaha disembunyikan. Tampaknya wanita itu menunggu terlalu lama dari yang coba dipikirkan. Abihirt mengerti, dan dia harap Barbara seharusnya memahami bahwa meeting penting memang menyita waktu lebih sering, terlebih jika beberapa bagian tak terduga muncul mengisi rumpang - rumpang yang tertinggal di antara pembahasan serius. Namun, di sini adalah Barbara. Abihirt mengerutkan dahi sebentar, bersikap sedikit tenang dan dewasa menghadapi wanita yang sedang marah. Membiarkan Barbara menunggu sendirian hampir setengah jam mungkin sudah menjadi bagian yang harus ditangani. Sendirian. Ya, barangkali itu juga perlu digarisbawahi. Mata kelabu Abihirt bergerak. Baru disadari ternyata sepanjang waktu berjalan masuk ke dalam restoran dia telah melewatkan sesuatu yang ganjil di antara

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Cantik

    Moreau tidak tahu percakapan di antara mereka. Secara teknikal dia tidak mengerti bahasa Arab, tetapi ayah sambungnya terdengar mengatakan setiap kata begitu lancar; itu dapat diduga dari lawan bicara yang terlihat tidak mengalami kesulitan menanggapi—mungkin tentang urusan penting. Moreau seharusnya menjatuhkan perhatian pada bagaimana jemari Abihirt melipat kain sorban dan tampaknya juga merupakan hal biasa; hal yang sering dilakukan. Sayangnya, dia tetap merasa terkejut, terutama ketika pria itu menarik tubuh mereka saling berhadapan. Tidak ada protes terungkap dari bibir Moreau. Hanya terus memperhatikan setiap detil tindakan dari Abihirt. Tangan pria itu bergerak persis mendekatkan sorban di kepalanya, menempelkan pada bagian penting di kening, lalu mengatur gulungan sorban menjadi lipatan indah dengan rambut yang dibiarkan tergerai panjang. Rasanya benar – benar terlalu mudah menyaksikan Abihirt melakukan segala sesuatu di sana. Moreau tak bisa menahan diri, b

  • Perjanjian Terlarang   Gurun

    “Jangan bergerak!” Moreau menyerahkan perintah secara naluriah usai mendeteksi gerakan menghindar yang samar dari ayah sambungnya. Dia sudah berusaha berjinjit lebih tinggi dan sikap enggan pria itu hanya akan membuat tindakannya menjadi sia – sia. “Menunduklah sedikit, Abi.” Atau seperti ini lebih adil. Moreau menarik dua sisi dari jaket kulit di tubuh Abihirt, supaya ayah sambungnya bersedia membungkuk, maka dia bisa lebih leluasa memoleskan tabir surya di wajah pria itu. Mereka pergi ke pusat pebelajaan untuk ini dan dia tidak akan membiarkan Abihirt menolak begitu saja. Menolak setelah mereka sampai di sini. Sekarang ayah sambungnya sudah menemukan jawaban; di mana tempat yang Moreau untuk mereka datangi. Padang pasir. Dan yang paling dia inginkan adalah menunggangi unta, tetapi sebelum itu, Moreau akan senang jika mereka menjelajahi hamparan pasir di bawah terik matahari. Hanya perlu meyakinkan ayah sambungnya supaya sedikit lebih terbiasa meneri

  • Perjanjian Terlarang   Rahasia

    Sorot mata Moreau dan iris kelabu di sana sempat saling terperangkap. Embusan udara terdengar lebih brutal—penuh pelampiasan. Mereka telah meledak hebat. Dia tidak mencoba sekadar mengatakan sesuatu, membiarkan jeda beberapa saat, lalu Abihirt segera menyembunyikan wajah di antara ceruk lehernya. Mulut yang terasa hangat hanya dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan beberapa helai rambut panjang yang melekat hingga di sekitar garis bahu. “Aku ingin tidur.” Moreau tidak bicara asal. Dia lelah, seperti memang mengantuk. Barangkali karena telah menunggu terlalu lama, dan ketika Abihirt menyelesaikan pelbagai urusan bisnis bersama Sheikh, pria itu malah menyentuhnya dengan beberapa adegan intim yang menyenangkan. Sedikit pergerakan kecil terdeteksi ketika Abihirt bergeser. Moreau terpaku saat pria itu mengambil jarak diliputi kedua tangan menekan di permukaan ranjang, seperti ada sesuatu yang dipikirkan, kemudian wajah ayah sambungnya berpaling ke sekitar. “S

  • Perjanjian Terlarang   Squirt

    “Abi ....” Suara Moreau tercekat. Lidah Abihirt menyeka masuk ke inti tubuhnya. Bahkan pria itu mencelupkan satu jari ke dalam—sengaja bergerak tentatif di sana, sehingga dia nyaris mengangkat pinggul saat merespons setiap rangsangan yang suami ibunya berikan. Benar – benar nikmat. Moreau persis mendeteksi ada gelenyar yang ingin lepas, seperti ingin mengeluarkan sesuatu, tetapi dia takut mengencingi wajah pria itu. Telapak tangannya segera mengepal erat pada kain apa saja di ranjang. Bahkan bergerak gelisah. Sial, semakin berusaha menahan diri ... rasanya dia akan lebih meledak. Abihirt tidak berhenti dan itu membuat Moreau kewalahan. Dia mengeluarkan suara mencicit—nyaris menyerupai desahan, lalu semua lepas begitu saja. Moreau merasakan sesuatu merembes. Kain – kain di sekitar pinggulnya perlahan membasah. Dia memerah saat Abihirt mengambil sedikit jarak dengan seringai samar ketika mereka melakukan kontak mata. “Aku pipis?” Napas Moreau menggebu s

  • Perjanjian Terlarang   Risiko Besar

    “Mengapa kau tak bilang dari kemarin kalau sudah selesai datang bulan?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar parau. Sesuatu yang tidak Moreau gulung terlalu lama. Dia hampir lupa mengenai hal itu. Belum lewat lima hari dan memang telah selesai. Hanya tidak menyangka jika ayah sambungnya akan cukup teliti mengenai privasi semacam ini. “Mengapa aku harus mengatakannya kepadamu?” Perlu dipertimbangkan kembali bahwa Moreau sedang berada di masa subur. Dia sebaiknya mengingatkan Abihirt bahwa ini akan berisiko besar. Tidak ada pengaman. Tidak ada persiapan. Mereka bergairah dengan cepat dan semalam .... Moreau tidak tahu apakah perlu merasa cemas, meski Abihirt membuatnya menelan habis bagian dari pria itu diliputi kata – kata yang menjanjikan. “Kau sengaja membuatku menunggu lama.” Protes sarat nada menuduh di balik bisikan ayah sambungnya secara naluriah memberi Moreau desakan untuk menggeleng samar. Dia menggeliat waspada. Ingin melepaskan d

  • Perjanjian Terlarang   Miliknya

    “Kau ingin aku membawamu ke mana setelah ini?” Abihirt bertanya sembari meremas payudaranya. Tidak tahu kapan pria itu telah menyusupkan satu tangan di balik pakaian yang dia gunakan, tetapi sangat jelas jika lilin sengaja dibiarkan tetap tertanam di dalam tubuhnya. Moreau menggeleng samar. Sesaat menelan ludah kasar, lalu berkata, “Aku ingin bertemu Sheikh – Sheikh kaya.” Dia tidak salah mengucapkan hal tersebut. Hanya berpikir realistis bahwa seperti ibunya; dia juga membutuhkan pria kaya raya. Di Dubai, akan sangat mudah menemukan uang berjalan, meski Moreau akui hampir melihatnya setiap hari di balik bahu Abihirt. Ayah sambungnya menggeram. “Bukan itu yang kutanyakan.” Nada tidak suka begitu kentara di balik suara serak dan dalam pria itu. Moreau mengernyit. Dia tak akan mengerti—ya, tidak akan mengerti ketika pada akhirnya menyadari apa yang seharusnya menjadi jawaban paling tepat. Ingin Abihirt membawanya untuk mengelinjang hebat. “Bawa aku

  • Perjanjian Terlarang   Memohonlah

    Iris biru terang Moreau segera menatap pada benda mengerikan—mungkin akan menganggapnya lilin, benar – benar lilin, supaya dapat berbaur dengan baik ketika dia mulai bersedia membuka bibir dan Abihirt memasukkan ujung ‘lilin’ tersebut—hampir mencecoki—hampir setengah ke dalam rongga mulutnya, sehingga memberi jejak basah di sana. Ada kepuasaan di balik seringai samar pria itu. Moreau tidak akan berusaha menebak, tetapi mungkin Abihirt akan menyebutnya sebagai gadis nakal saat sedang bersikap patuh. Dia tidak nakal. Hanya—sering kali terpacu oleh adrenalin selama pria itu mahir memancing sesuatu yang liar di antara mereka. Sesuatu yang sungguh berada di luar batasan dan sangat mengejutkan ketika pria itu menarik keluar lilin di mulutnya, kemudian tangan Abihirt bergerak dengan tujuan begitu pasti, diliputi kontak mata mereka bertemu—saling memerangkap lamat, lalu teralihkan ntah atas tuntutan seperti apa. Betapa Moreau berusaha menahan diri supaya tidak memiliki k

  • Perjanjian Terlarang   Basahi

    Moreau menengadah saat mendeteksi Abihirt menjulang tinggi di hadapannya. “Di kasur?” dia bertanya. Betapa polos. “Ya.” Itu jawaban singkat yang mendesak supaya dia merangkak ke atas ranjang. Moreau merasa ragu, tetapi tidak dimungkiri bahwa dia melakukan setiap perintah tersebut dengan begitu hati – hati. Sekarang telentang di atas ranjang diliputi perhatian terpaku lurus ke wajah ayah sambungnya dan ketegangan yang menyerbu di seluruh bahu. “Kau mau apa, Abi?” Moreau menelan ludah kasar menyaksikan tindakan Abihirt yang tentatif ketika pria itu menarik kedua kakinya supaya dia memiliki posisi sedikit turun ke bawah dengan bokong yang menyentuh garis pinggir ranjang; mungkin bahwa pria itu ingin bersimpuh persis menghadap di antara inti tubuhnya—memberi Moreau pengaruh gugup yang besar. Dia takut mengetahui Abihirt memang mengambil posisi seperti demikian di sana. Segera menggeliat saat ujung jemari pria itu menarik resleting jeans, kemudian melucuti

  • Perjanjian Terlarang   Akan Tahu Nanti

    Moreau mendambakan jika dia memiliki sayap, lalu melakukan penelusuran panjang di sekitar kota – kota Dubai. menginginkan kebebasan yang mungkin akan terlalu sulit diperkirakan. Memang terdengar hampir terlalu mustahil. Sikap tegas Barbara terkadang terlalu prihatin; selalu membuatnya mengacu pada keraguan terhadap diri sendiri mengenai beberapa hal yang sebenarnya bisa membawa dia supaya berprinsip dengan yakin. “Sudah lama menunggu?” Tidak ada petunjuk kapan pintu kamar hotel dibuka. Moreau langsung menoleh saat suara ayah sambungnya terdengar begitu dekat. Pria itu menjulang tinggi di belakang. Tidak jauh dari kaki ranjang, kemudian melangkah dengan derap langkah begitu sayup dan berhenti ketika kontak mata mereka yang intens terjadi nyaris tanpa jeda. Moreau tidak akan bisa menahan luapan kekesalan dari benaknya. Dia berdengkus sebagai bentuk protes tak tersampaikan. Abihirt dapat mengerti lebih mudah ketika pria itu dapat memastikan hal demikian melupakan info

DMCA.com Protection Status