Beranda / Romansa / Perjanjian Terlarang / Pembicaraan di Kantor

Share

Pembicaraan di Kantor

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 13:07:09

“Jadi, bisa kau jelaskan padaku mengapa keluargamu tidak hadir di pesta pernikahan kemarin?“

Moreau tidak akan menunda lagi terhadap rasa ingin tahu-nya setelah pertemuan tidak disengaja bersama Froy. Aneh mengetahui Abihirt memiliki hubungan darah bersama mantan kekasihnya, tetapi Froy tidak terlihat di mana pun di hari pernikahan kemarin. Sekarang dia mulai meragukan seperti apa pemikiran Abihirt yang tak terungkap. Moreau takut pada akhirnya Abihirt adalah pria berbahaya, sementara dia dan ibunya telah terlibat ke dalam hubungan terikat bersama pria itu.

Tanpa sadar jari – jari tangan Moreau saling mengetat menunggu Abihirt akan mengatakan sesuatu, setidaknya sedikit, meskipun pria itu tampaknya begitu disibukkan kegiatan membaca berkas yang dia bawa sesuai permintaan Barbara. Betapa serius ... wajah dingin Abihirt luar biasa tampan. Moreau menelan ludah kasar. Berusaha tidak terpesona—enggan menatap wajah pria itu lebih lama. Dia lebih memilih memindahkan perhatian ke sekitar kantor.

Sebuah tempat yang indah. Nyaris keseluruhan sudut ruang dibaluri desain futuristik. Iris biru terang Moreau mulai merekat pada dinding menjorok ke arah pemandangan luar, yang nyaris seutuhnya berbahankan kaca. Ntah atas dasar alasan seperti apa, Abihirt memintanya menunggu lebih lama di sini, sekadar duduk di hadapan pria yang sedang menggerakkan lengan begitu elegan dan seksi ketika sedang membumbui tanda tangan di atas kertas. Moreau tak sengaja menyaksikan hal tersebut. Sama seperti rupanya Abihirt tak lupa untuk menyerahkan jawaban.

“Keluargaku ada di pesta pernikahan. Kau yang tidak mengenal mereka.”

“Tapi Froy—“

“Froy anak kecil yang tidak seharusnya diundang.”

Kalimat di ujung tenggorokan Moreau terpotong. Abihirt lebih dulu mengatakan sesuatu yang hampir tanpa sadar membuat bibirnya setengah terbuka. Dia segera mengerjap dan bagaimanapun kontak mata antara mereka meninggalkan sesuatu yang terasa begitu tegang.

Moreau berdecak—tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh terpengaruh oleh ayah sambungnya. Lagipula, ada satu hal di benak Moreau yang menolak tegas pernyataan Abihirt. “Froy bukan anak kecil lagi. Dia berusia 23 tahun sekarang,” sergahnya, tetapi ucapan tersebut justru menarik perhatian Abihirt hingga mengangkat sebelah alis tinggi.

Mata kelabu itu seperti sedang berusaha mendelik tajam ke dalam dirinya. Mendadak Moreau merasakan kegugupan di sekitar mereka. Cara Abihirt merapikan berkas penting di tangan pria itu terkesan kokoh dan jantan, meninggalkan pelbagai ingatan tentang peristiwa di malam itu. Hampir saja Moreau menggigit bibir bawah. Dia segera menyadari Abihirt masih menatap tegas ke arahnya.

“Froy keponakanku. Aku tahu seperti apa kebiasannya. Mungkin seperti dirimu. Pikiran anak itu juga masih terlalu labil. Hanya ada ibunya di sana, apa Froy tidak mengenalkanmu pada ibunya sehingga kau tidak mengenali kedatangan saudari perempuanku?”

“Apa maksudmu?” Kedua alis Moreau bertaut tak mengerti. Bibirnya sekarang, sungguh setengah terbuka menunggu Abihirt mengatakan sesuatu secara gamblang.

“Kau dan Froy pernah berpacaran, bukan?”

Dan setelah pria itu melakukannya. Moreau langsung menatap tak percaya. Bertanya – tanya bagaimana Abihirt menemukan kenyataan itu. Apa yang selama ini telah Froy, atau barangkali Abihirt perbuat, tetapi dia sama sekali tidak tahu. Hubungan keluarga mereka terlalu rumit. Akan semakin diberatkan dengan kenyataan yang mati – matian Moreau lupakan. Dia tidak memiliki pilihan selain bertanya kepada ayah sambungnya.

“Apa Froy memberitahumu? Kapan dia memberitahumu kalau kami pacaran?”

“Aku punya profil pribadi-mu.”

Kelopak mata Moreau menyipit penuh rasa curiga. “Kau mencari tahu tentang aku?” tanyanya sekali lagi. “Mengapa kau melakukannya?” Lalu melanjutkan dengan nada lebih tegas.

“Aku meniduri-mu. Merasa perlu tahu sedikit, karena seharusnya kau kenal seperti apa ibumu. Terlalu senang bekerja, kami jarang membicarakan sesuatu di luar pekerjaan. Barbara lebih mencintai pekerjaannya daripada apa pun.”

Meskipun semua pernyataan Abihirt adalah benar. Namun, tidak bisa dianggap lumrah tindakan diam – diam yang pria itu lakukan. Setidaknya Abihirt akan tahu lebih banyak tentang dirinya. Moreau tidak ingin itu terjadi, tetapi apa yang bisa dia lakukan? Abihirt telanjur membaca riyawat hidup, atau mungkin yang tidak pernah Moreau pikirkan sekalipun. Dia menggeleng samar dan mendengar Abihirt mengembskan napas kasar.

Kenyataan bahwa dia adalah pria pertama yang meniduri Moreau, itu membuat perasaan Abihirt sedikit gamang. Malam sebelum pernikahan terungkap masih seperti jungkat – jungkit yang diayunkan dengan keras. Dia jauh lebih mengingat bagaimana rasa di tubuh Moreau, alih – alih Barbara walau mereka lebih sering melakukannya.

Abihirt berusaha besikap profesional sebagai ayah sambung. Moreau terlalu naif jika berpikir dia tidak menginginkan lebih. Beruntunglah, pengendalian diri menjadi sesuatu yang cukup dan Abihirt bisa bersikap seolah semua teratur baik – baik saja. Dia tak ingin membayangkan ekspresi wajah Moreau yang sedikit murung di sini, menyalakan suatu hal di antara mereka.

“Kau sudah terlambat latihan, Moreau. Juan Baker mungkin sudah menunggu-mu.”

Sesaat diam dan menahan napas. Pernyataan Abihirt ntah untuk ke berapa kali membuat Moreau diliputi tanda tanya besar.

“Dari mana kau tahu soal Juan?”

Barangkali masih berkaitan langsung dengan data pribadinya di tangan Abihirt, tetapi Moreau hanya ingin memastikan sepenting apa informasi itu sehingga Abihirt memperhitungkannya sebagai sesuatu yang diungkapkan.

Juan Baker memang pasangan nari-nya. Mereka selalu bersama di setiap kesempatan dalam latihan atau di perlombaan. Abihirt mungkin benar, bahwa Juan sudah menunggu di gedung latihan. Moreau seharusnya tidak membiarkan waktu berakhir sia – sia hanya untuk menunggu kapan Abihirt memberi petunjuk. Pria itu cukup misterius—sedang menatap intens, bahkan saat Moreau mengambil keputusan untuk meninggalkan kantor yang masih menjadi keindahan sekadar dipelajari.

Dia menyentuh gagang pintu. Memejamkan mata sebentar demi menenangkan diri—nyaris tak dapat menampung kenyataan bahwa ayah sambungnya masih begitu muda dan cukup berbahaya.

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Latihan

    Abihirt menjulang tinggi dari lantai dua di sebuah gedung hanya untuk mengamati betapa elok tubuh langsing dengan lekuk sempurna ... sedang berputar—memainkkan gerakan tangan dan kaki di atas lapisan es yang licin. Pemandangan serius hampir tidak akan pernah membuat Abihirt meninggalkan rambut cokelat natural, diikat kuncir kuda mengibas ke pelbagai arah mengikuti setiap gerakan yang tercipta. Moreau begitu cantik diperhatikan dari di sudut mana pun. Sebuah gambaran alamiah dari pancaran daun muda itu. Kadang – kadang, muncul senyum tipis ketika mata biru terang Moreau tersenyum geli ke arah pria yang juga menari bersamanya. Juan Baker mulai mengangkat tubuh—yang mungkin—terasa ringan dengan sangat muda, sehingga Moreau seolah telah menaruh seluruh kepercayaan untuk tidak pernah ragu terhadap apa pun yang akan terjadi. Mereka tampak serasi sebagai figure skating. Menari seperti pasangan dan Abihirt akan berpaling sesaat ... pada adegan wajah yang begitu dekat. Tidak ada ciuman.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Anting

    “Terima kasih atas ketertarikan Anda dalam menyuntikkan dana pada tim organisasi kami, Mr. Lincoln. Banyak orang mengenal Anda sebagai pengusaha muda yang sukses, ini akan sangat bagus jika nanti banyak yang berniat menjadi sponsor kami.” “Tidak perlu sungkan, Mr. Pablo. Mendiang ibuku juga seorang mantan penari es. Aku senang melakukannya.” Hanya ketika Barbara menceritakan kesibukan Moreau sepanjang hari dan semua yang tertera di data pribadi gadis muda itu. Abihirt tiba – tiba tertarik melakukan kegiatan menantang. Banyak cerita tentang keanggunan ibunya, membuat dia selalu tertarik dan terpukau. Tak dimungkiri bahwa tubuh Moreau yang meliuk indah sedikit membangkitkan selera Abihirt yang usang. Sekadar terlibat ke dalam sesuatu—tampaknya—tidak akan cukup memberi Abihirt pengaruh. Dia menatap Mr. Pablo dan menerima jabatan tangan pria di hadapannya. Kesepakatan sudah dimuat. Percakapan selesai. Dia perlu meninggalkan tempat ini setelah menyerahkan beberapa pekerjaan secara penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Makan Malam

    "Maaf, aku terlambat." Setelah cukup terburu - buru menghadapi trafik jalan yang tegang. Abihirt mengambil posisi tepat saling berhadap - hadapan bersama Barbara. Dia mengamati wajah masam yang nyaris tak berusaha disembunyikan. Tampaknya wanita itu menunggu terlalu lama dari yang coba dipikirkan. Abihirt mengerti, dan dia harap Barbara seharusnya memahami bahwa meeting penting memang menyita waktu lebih sering, terlebih jika beberapa bagian tak terduga muncul mengisi rumpang - rumpang yang tertinggal di antara pembahasan serius. Namun, di sini adalah Barbara. Abihirt mengerutkan dahi sebentar, bersikap sedikit tenang dan dewasa menghadapi wanita yang sedang marah. Membiarkan Barbara menunggu sendirian hampir setengah jam mungkin sudah menjadi bagian yang harus ditangani. Sendirian. Ya, barangkali itu juga perlu digarisbawahi. Mata kelabu Abihirt bergerak. Baru disadari ternyata sepanjang waktu berjalan masuk ke dalam restoran dia telah melewatkan sesuatu yang ganjil di antara

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Arena

    Sepertinya bukan keputusan yang tepat pulang sendirian. Abihirt nyaris tidak dapat mengendalikan setir dengan baik setelah sepanjang waktu harus menghadapi desakan serius yang berefek dalam dirinya. Sekujur dada dan tenggorakan rasanya seperti terbakar. Dia sudah menghubungi Roger, mengirimkan alamat rumah Barbara agar pria itu dapat menyusul, atau jika tidak sesuai rencana, Roger akan tiba lebih dulu. Abihirt sudah mencari jalan pulang tercepat, yang paling tidak sedikit dilalui kendaraan. Tetapi, tampaknya itu juga merupakan kesalahan besar. Alih – alih kaki langit yang gelap mengiringi suara sayup – sayup di udara, malah para pengendara motor liar dengan tidak ramah menunjukkan eksistensi mereka. Satu demi satu bermunculan. Mereka gebut. Kemudian salah seorang pemotor mendapat tabrakan mutlak. Abihirt melakukan bantingan terjal—ujung kakinya menekan rem hingga terhentak kasar ke depan, sementara pria dengan pelindung kepala bergulir beberapa kali ke aspal. Motor yang terseret secar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Pulang

    “Apa yang sedang kau lakukan di sini, Moreau?” Pertanyaan Abihirt semacam segumpal daging yang membuat ujung tenggorokan Moreau tercekat. Dia tidak tahu harus bagaimana menyerahkan jawaban, saat seperti ada sesuatu yang coba ayah sambungnya tahan – tahan di hadapan banyak orang. Dan mungkin, karena Moreau masih berdiam diri untuk waktu yang lama. Suara Juan segera menimpali. “Saya yang membawa Moreau ke tempat ini, Mr. Lincoln. Tolong jangan memarahi-nya.” “Aku tidak bicara denganmu.” Mata kelabu itu mendelik luar biasa tajam. Secara naluri Moreau mendorong dada Jaun agar pria di sampingnya mundur. Dia sadar mereka telah menjadi tontonan. Ini bukan lagi tentang balapan liar, tetapi bagaimana Abihirt nyaris tak mementingkan keberadaan orang – orang di sekitar. Moreau tak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Berjuang keras memaksakan lidahnya yang keluh untuk bersuara. “Aku—aku, baru tiba di sini. Juan bilang ada petunjukkan balap, jadi kami hanya akan menjadi penonton. It

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Sampai di Rumah

    Mereka sampai di halaman rumah lebih cepat dari bayangan Moreau setelah hampir sepanjang jalan meragukan kemampuan Abihirt dalam berkendara. Pria yang sedang tidak baik – baik saja, tetapi memaksa untuk mengemudi. Moreau masih menyimpan separuh pengetahuan tersebut di puncak kepalanya ketika sedang mengamati Abihirt berjalan nyaris tersaruk menghampiri seorang pria yang sepertinya sudah menunggu lama. Mereka hanya bicara sebentar, lebih daripada itu Moreau menyaksikan sendiri langkah Abihirt yang terburu – buru ingin menggapai ruang tamu. Dia mengekori di belakang dan menelan ludah kasar saat ayah sambungnya menjatuhkan tubuh dengan kasar di atas sofa, sementara pria lainnya sedang mengeluarkan sesuatu dari tas koper berbahan kulit. “Apa yang kau lakukan?” Moreau mengerti bahwa pria yang sejak awal dia amati adalah seorang dokter. Dia hanya ingin tahu apa yang secara spesifik sedang dilakukan—maksudnya, dalam rangka atau sakit yang serupa bagaimana hingga tampaknya Abihirt memilik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Sup

    [Darling, aku menginap di rumah Ferarra. Kami mengadakan pesta minum – minum. Aku tidak akan bisa menyetir nanti. Tidak perlu menungguku dan aku juga tidak mau kau menjemputku. Kau bisa tidur lebih dulu. Aku mencintaimu. Salam sayang, Barbara.] Itu pesan semalam. Abihirt mengembuskan napas kasar dan meletakkan kembali seluler genggam ke atas meja kaca. Roger sudah memberikan obat, tetapi rasanya dia benar – benar akan demam. Sekujur tubuh luar biasa seperti teremuk redam, kaku, dan tulang – tulang di antara tangan maupun kaki begitu ngilu. Abihirt mengernyit saat berusaha bangun. Perlahan mengenyakkan punggung di sandaran sofa. Tidak ada siapa pun di ruang tamu. Ingatan mengenai Roger di malam yang sama, memberitahu bahwa pria itu telah berpamitan pulang, yang sempat memberi ocehan panjang kepadanya. Harusnya memang lebih baik pria itu tidak di sini. Kenyataan bahwa Roger sanggup membuat puncak kepalanya berdenyut, adalah sesuatu yang tak dapat Abihir

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Perjanjian Terlarang   Satu Permintaan

    Suara ketukan pintu berulang kali menuntut Moreau untuk meninggalkan ranjang. Dia perlu tahu siapa di luar sana, dan ada urusan apa mencarinya di waktu – waktu seperti ini. Barangkali Barbara? Moreau mengembuskan napas kasar mengetahui rasanya itu terlalu mustahil. Barbara sudah dipastikan tidak berada di rumah. Hanya ada satu orang tersisa. Bagaimanapun Moreau tak bisa mengabaikan hal yang dia rasa penting di sini. Lambat ... setelah pintu dibuka, Moreau menahan napas meski dia telah menduga dengan tepat siapa yang sedang menjulang tinggi di depan kamar. Abihirt dalam balutan pakaian panjang tipis hingga menjiplak otot – otot perut yang bersembunyi di sana. Moreau tidak tahu apakah dia bisa menawarkan toleransi terhadap penampilan Abihirt yang terlalu kokoh dan sempurna. Sungguh, rasanya malam tak terduga itu tak pernah mencoba meninggalkan benaknya, tidak peduli seberapa jauh dia mencoba. Nyaris tanpa sadar Moreau menelan ludah kasar. Masih menunggu kapan Abih

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Tidak Bisa Lepas

    Barbara berdecak sesaat. Mula – mula ... hal pertama yang dia lakukan adalah mengunci pintu kamar. Abihirt tidak akan memiliki alasan saat pria itu terkurung di satu ruang berdua bersamanya, dan tidak akan memiliki alasan jika masih begitu diliputi keinginan supaya mereka tidak melakukan hubungan badan. “Aku memasukkan sesuatu yang bisa membuatmu bergairah.” Kali ini, Barbara tidak akan berkata bohong. Dia melipat tangan di depan dada setelah menyembunyikan kunci kamar. Ekspresi hingga bagaimana Abihirt mengusap wajah gusar tidak pernah luput dari perhatiannya. Sekarang Barbara semakin yakin bahwa pria itu tidak akan bisa menahan diri lebih lama lagi. Secara tentatif, dia menyingkirkan satu demi satu kancing piyama tidur, lalu melangkahkan kaki lebih dekat ke arah Abihirt. Ada keengganan tampak begitu jelas di mata kelabu pria itu. Betapa Barbara menyukai kali ketika suaminya begitu diam—nyaris tak berdaya ketika dia telah merangkak naik di pangkuan suaminya

  • Perjanjian Terlarang   Rencana Baru Barbara

    “Makan yang banyak, Darling. Aku sudah menyiapkannya khusus untukmu.” Barbara tersenyum tipis, meski desakan dalam dirinya memahami bahwa barusan ... tatapan dari mata kelabu di sana seperti menyiratkan sesuatu yang ganjil. Itu tidak menjadi kejutan besar, karena dia yakin ... betapa pun Abihirt tidak berusaha mengatakan sesuatu, suaminya akan dengan mudah menyadari intensites perubahan sikap yang ditunjukkan. Mereka baru saja bertengkar. Pria itu bahkan melihatnya menggebu – gebu dengan pelbagai luapan kekesalan, dan tentu mengerti jika ... seharusnya tidak mudah bagi separuh amarah redam begitu saja. Bukan sebuah kebiasan yang sering kali Barbara lakukan. Dia tahu. Biarkan saja. Ada sesuatu yang lebih dahsyat—sedang menanti di antara mereka. Abihirt tidak ingin menyentuhnya lewat naluri maskulin pria itu, maka tidak apa – apa, tidak ada yang salah, ketika Barbara memutuskan untuk menjalani rencana kedua. Dia menyeringai samar mendeteksi Abihirt benar – benar akan m

  • Perjanjian Terlarang   Ditolak

    Pintu kamar terbuka .... Rasanya Barbara sudah menunggu begitu lama dan sekarang setiap detil perhatiannya tidak pernah luput dari tubuh jangkung Abihirt. Pria itu melangkah tanpa menatap ke arahnya, seolah perselisihan mereka memang tidak pernah selesai. Betapa menyedihkan. Barbara menghela napas diam – diam mengamati bagaimana cara Abihirt melepakan jas kerja pria itu, berikut dengan kemeja biru mudah yang merekat sempurna di tubuh besar dan keras suaminya. Sudah lama sekali mereka tidak melakukan hubungan fisik. Barbara menantikan saat – saat di mana suasana hati Abihirt dapat dikendalikan dengan baik, walau dia nyaris tak melihat prospek bagus untuk itu, sehingga sengaja menyiapkan dua rencana ketika pemikiran buruk membawanya pada kegagalan. Perlahan, Barbara segera beranjak bangun mendatangi Abihirt. Dia mendekap tubuh pria itu dari belakang. Merasakan setiap sentuhan yang dilakukan sebagai sesuatu yang menyenangkan, tanpa berusaha memikirkan reaksi Abihirt

  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan Terakhir

    “Kau sungguh berpikir akan mendatangiku?” tanya Moreau untuk memastikan, karena betapa pun ... ini terdengar tidak masuk akal. Abihirt tidak akan bersedia sering kali melakukan penerbangan hanya untuk sebuah pertemuan yang tak begitu krusial. Dan terlepas pria itu berkata akan mengorbankan banyak waktu terhadap kebutuhan mereka—ntah apakah benar atau tidak, prospek demikian tetap tidak begitu pantas. “Ya.” Sebuah jawaban singkat secara naluriah menarik respons Moreau supaya dia mengumpulkan seluruh perhatian menelurusi wajah tampan Abihirt. Posisi mereka dan bagaimana pria itu menegadah seraya membiarkan lingkar lengan membungkus erat tubuhnya merupakan sesuatu yang terasa cukup menyakitkan, tetapi di sisi berbeda meninggalkan kesan tak terungkapkan. “Bagaimana dengan ibuku?” tanya Moreau setelah pelbagai pertimbangan nyaris tak ingin memberi petunjuk. “Biar aku mengurus semuanya.” Ekspresi tenang Abihirt maupun nada meyakinkan dari suara serak dan dalam i

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Tak Menyangka

    “Aku pikir kau sudah tahu ...,” ucap Moreau menanggapi. Dia mengedarkan pandangan pada langit membentang setelah mendeteksi bagaimana Abihirt cukup terkejut, tetapi reaksi pria itu tidak begitu berlebihan dan kemudian mereka sama – sama diam. “Bagaimana dengan karier olahragamu jika kau melanjutkan pendidikan?” Tiba – tiba pertanyaan dari suara serak dan dalam ayah sambungnya menyelinap ke permukaan. Lagi—Moreau menghela napas kasar, disusul bahu mengedik putus asa. “Ibuku mungkin akan memintaku pensiun dini.” “Dan kau mau?” “Aku tidak tahu, Abi. Aku sudah mengatakan kepadanya kalau aku tidak ingin melanjutkan pendidikanku. Tapi ... keputusan ibuku sudah bulat.” Ya, Moreau tidak akan pernah menyangkal apa pun. Barangkali hanya bisa berharap dan mencoba peruntungan. “Apakah kau bersedia bicara kepadanya tentang keputusan ini?” dia bertanya persis nyaris menyerupai nada berbisik. “Apa yang perlu kubicarakan?” Akan tetapi, pertanyaan Abihirt memb

  • Perjanjian Terlarang   Bercerita

    Moreau ingin tahu. Sungguh, benar - benar ingin tahu. Bisakah Abihirt berkata jika pria itu menyukainya? Apakah salah jika dia berharap suami Barbara mencintainya? “Tidak ada yang sedang kurasakan.” Apa maksudnya itu? Kelopak mata Moreau menyipit, berusaha keras memahami hal – hal terasa sangat ambigu. Mungkinkah Abihirt memahami pertanyaan darinya? Apakah pria itu benar – benar mengerti sesuatu yang seharusnya tidak dibicarakan? Moreau harap mereka sedang menghadapi kesalahapahaman, sehingga rasa sakitnya tidak akan terlalu parah ketika mengetahui kalau memang tidak ada perasaan apa pun di balik sikap Abihirt yang terkadang begitu peduli dan berusaha sabar menghadapi tindakan buruk yang dia lakukan. “Kau tidak mungkin mengajakku ke tempat seperti ini, jika memang tidak ada yang kau inginkan, kan?” tanyanya sekadar memastikan semua sampai pada taraf seharusnya. Abihirt segera meninggalkan pandangan pria itu lurus ke depan; lurus menerawang; begitu banyak pertimb

  • Perjanjian Terlarang   Kencan

    Segala bentuk situasi di antara mereka adalah kejutan besar. Moreau tak menyangka jika ternyata Abihirt mengusulkan sebuah gagasan untuk menikmati saat – saat di mana langit perlahan menjadi gelap dari puncak gedung hotel. Pria itu sungguh kontradiktif. Rasanya secara ajaib membuat segala sesuatu yang ingin meledak di puncak kepalanya mendadak lenyap terhapuskan. Tidak ada lagi yang bisa dikatakan. Moreau termenung untuk beberapa saat. Tadi ... mereka hanya melakukan percakapan sesekali. Selebihnya ... semua dimulai dari hening sulur – sulur di sekitar, walau terkadang dia akan mengambil satu kebutuhan menoleh ke wajah ayah sambungnya. Wajah yang selalu tampan, tetapi sangat disayangkan jika Abihirt terlalu fokus menaruh minat sekadar menerawang lurus ke depan. Tidak ada gambaran di balik mata kelabu itu. Ayah sambungnya hanya terlihat seperti dibebani begitu banyak pemikiran yang ntah mengapa terasa tiba – tiba. Udara dari celah bibir Moreau berembus perlahan. Dia t

  • Perjanjian Terlarang   Dijemput

    “Apa yang membuatmu menjemputku?” Kedua alis Moreau bertaut dalam saat dia telah berencana pulang bersama Juan, kemudian tiba – tiba menemukan Abihirt sedang menunggu di halaman parkir. Dari eksperesi wajah, hingga gestur terselebung lainnya di balik punggung pria itu, meninggalkan pelbagai hal ganjil. Abihirt bahkan tidak memberitahunya apa – apa ketika pria itu paling sering menyerahkan petunjuk dengan pesan singkat. Aneh. Moreau bertanya – tanya tak mengerti. Mengingat permasalahan mereka belakangan ini, Abihirt seharusnya lebih hati – hati mengambil keputusan. Dia tidak ingin tahu jika sekarang akan ada permintaan menuju ruang merah. Muncul pelbagai keraguan untuk menerima, tetapi Moreau belum menemukan alasan yang tepat sekadar menolak. “Masuklah ke dalam mobil.” Kali pertama suara serak dan dalam Abihirt mencuak ke permukaan rasanya membuat atmosfer terasa berbeda. Moreau menoleh ke arah Juan. Dia yakin pria itu juga dapat merasakan keanehan ketika Abihirt

  • Perjanjian Terlarang   Berharap Mengerti

    Abihirt tidak pernah berharap akan melibatkan perasaan ke dalam urusan sebenarnya. Moreau memenangkan itu, meski dia selalu berjuang keras menepikan bagian menyulitkan. Dia tak bisa. Namun, juga menghadapi pelbagai masalah ketika momen menyedihkan dari masa lalu mengambil tempat. Meniduri wanita tua. Sesuatu dalam dirinya tak pernah menikmati saat – saat bersama Barbara. Semua hanya topeng belaka. Demikian pula, perasaan tak terduga kepada purti wanita itu ... tahu bagaimana cara merayu supaya dia mengurungkan niat. Tidak. Keputusan ini sudah dibuat sedetil – detilnya sejak awal. Abihirt mungkin akan merelakan perasaan kepada Moreau demi rasa sakit yang terkubur begitu jauh, agar mendapatkan keadilan dengan tepat. Dia ingin Barbara tahu bahwa kebiasaan merusak rumah tangga seseorang dapat membombardir segalanya. Kebiasaan merenggut kepunyaan orang lain dapat menghancurkan kebahagiaan, termasuk sebuah keluarga yang tadinya baik – baik saja; cinta kepad

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status