Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Pembicaraan di Kantor

Share

Pembicaraan di Kantor

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2024-05-13 13:07:09

“Jadi, bisa kau jelaskan padaku mengapa keluargamu tidak hadir di pesta pernikahan kemarin?“

Moreau tidak akan menunda lagi terhadap rasa ingin tahu-nya setelah pertemuan tidak disengaja bersama Froy. Aneh mengetahui Abihirt memiliki hubungan darah bersama mantan kekasihnya, tetapi Froy tidak terlihat di mana pun di hari pernikahan kemarin. Sekarang dia mulai meragukan seperti apa pemikiran Abihirt yang tak terungkap. Moreau takut pada akhirnya Abihirt adalah pria berbahaya, sementara dia dan ibunya telah terlibat ke dalam hubungan terikat bersama pria itu.

Tanpa sadar jari – jari tangan Moreau saling mengetat menunggu Abihirt akan mengatakan sesuatu, setidaknya sedikit, meskipun pria itu tampaknya begitu disibukkan kegiatan membaca berkas yang dia bawa sesuai permintaan Barbara. Betapa serius ... wajah dingin Abihirt luar biasa tampan. Moreau menelan ludah kasar. Berusaha tidak terpesona—enggan menatap wajah pria itu lebih lama. Dia lebih memilih memindahkan perhatian ke sekitar kantor.

Sebuah tempat yang indah. Nyaris keseluruhan sudut ruang dibaluri desain futuristik. Iris biru terang Moreau mulai merekat pada dinding menjorok ke arah pemandangan luar, yang nyaris seutuhnya berbahankan kaca. Ntah atas dasar alasan seperti apa, Abihirt memintanya menunggu lebih lama di sini, sekadar duduk di hadapan pria yang sedang menggerakkan lengan begitu elegan dan seksi ketika sedang membumbui tanda tangan di atas kertas. Moreau tak sengaja menyaksikan hal tersebut. Sama seperti rupanya Abihirt tak lupa untuk menyerahkan jawaban.

“Keluargaku ada di pesta pernikahan. Kau yang tidak mengenal mereka.”

“Tapi Froy—“

“Froy anak kecil yang tidak seharusnya diundang.”

Kalimat di ujung tenggorokan Moreau terpotong. Abihirt lebih dulu mengatakan sesuatu yang hampir tanpa sadar membuat bibirnya setengah terbuka. Dia segera mengerjap dan bagaimanapun kontak mata antara mereka meninggalkan sesuatu yang terasa begitu tegang.

Moreau berdecak—tahu bahwa seharusnya dia tidak boleh terpengaruh oleh ayah sambungnya. Lagipula, ada satu hal di benak Moreau yang menolak tegas pernyataan Abihirt. “Froy bukan anak kecil lagi. Dia berusia 23 tahun sekarang,” sergahnya, tetapi ucapan tersebut justru menarik perhatian Abihirt hingga mengangkat sebelah alis tinggi.

Mata kelabu itu seperti sedang berusaha mendelik tajam ke dalam dirinya. Mendadak Moreau merasakan kegugupan di sekitar mereka. Cara Abihirt merapikan berkas penting di tangan pria itu terkesan kokoh dan jantan, meninggalkan pelbagai ingatan tentang peristiwa di malam itu. Hampir saja Moreau menggigit bibir bawah. Dia segera menyadari Abihirt masih menatap tegas ke arahnya.

“Froy keponakanku. Aku tahu seperti apa kebiasannya. Mungkin seperti dirimu. Pikiran anak itu juga masih terlalu labil. Hanya ada ibunya di sana, apa Froy tidak mengenalkanmu pada ibunya sehingga kau tidak mengenali kedatangan saudari perempuanku?”

“Apa maksudmu?” Kedua alis Moreau bertaut tak mengerti. Bibirnya sekarang, sungguh setengah terbuka menunggu Abihirt mengatakan sesuatu secara gamblang.

“Kau dan Froy pernah berpacaran, bukan?”

Dan setelah pria itu melakukannya. Moreau langsung menatap tak percaya. Bertanya – tanya bagaimana Abihirt menemukan kenyataan itu. Apa yang selama ini telah Froy, atau barangkali Abihirt perbuat, tetapi dia sama sekali tidak tahu. Hubungan keluarga mereka terlalu rumit. Akan semakin diberatkan dengan kenyataan yang mati – matian Moreau lupakan. Dia tidak memiliki pilihan selain bertanya kepada ayah sambungnya.

“Apa Froy memberitahumu? Kapan dia memberitahumu kalau kami pacaran?”

“Aku punya profil pribadi-mu.”

Kelopak mata Moreau menyipit penuh rasa curiga. “Kau mencari tahu tentang aku?” tanyanya sekali lagi. “Mengapa kau melakukannya?” Lalu melanjutkan dengan nada lebih tegas.

“Aku meniduri-mu. Merasa perlu tahu sedikit, karena seharusnya kau kenal seperti apa ibumu. Terlalu senang bekerja, kami jarang membicarakan sesuatu di luar pekerjaan. Barbara lebih mencintai pekerjaannya daripada apa pun.”

Meskipun semua pernyataan Abihirt adalah benar. Namun, tidak bisa dianggap lumrah tindakan diam – diam yang pria itu lakukan. Setidaknya Abihirt akan tahu lebih banyak tentang dirinya. Moreau tidak ingin itu terjadi, tetapi apa yang bisa dia lakukan? Abihirt telanjur membaca riyawat hidup, atau mungkin yang tidak pernah Moreau pikirkan sekalipun. Dia menggeleng samar dan mendengar Abihirt mengembskan napas kasar.

Kenyataan bahwa dia adalah pria pertama yang meniduri Moreau, itu membuat perasaan Abihirt sedikit gamang. Malam sebelum pernikahan terungkap masih seperti jungkat – jungkit yang diayunkan dengan keras. Dia jauh lebih mengingat bagaimana rasa di tubuh Moreau, alih – alih Barbara walau mereka lebih sering melakukannya.

Abihirt berusaha besikap profesional sebagai ayah sambung. Moreau terlalu naif jika berpikir dia tidak menginginkan lebih. Beruntunglah, pengendalian diri menjadi sesuatu yang cukup dan Abihirt bisa bersikap seolah semua teratur baik – baik saja. Dia tak ingin membayangkan ekspresi wajah Moreau yang sedikit murung di sini, menyalakan suatu hal di antara mereka.

“Kau sudah terlambat latihan, Moreau. Juan Baker mungkin sudah menunggu-mu.”

Sesaat diam dan menahan napas. Pernyataan Abihirt ntah untuk ke berapa kali membuat Moreau diliputi tanda tanya besar.

“Dari mana kau tahu soal Juan?”

Barangkali masih berkaitan langsung dengan data pribadinya di tangan Abihirt, tetapi Moreau hanya ingin memastikan sepenting apa informasi itu sehingga Abihirt memperhitungkannya sebagai sesuatu yang diungkapkan.

Juan Baker memang pasangan nari-nya. Mereka selalu bersama di setiap kesempatan dalam latihan atau di perlombaan. Abihirt mungkin benar, bahwa Juan sudah menunggu di gedung latihan. Moreau seharusnya tidak membiarkan waktu berakhir sia – sia hanya untuk menunggu kapan Abihirt memberi petunjuk. Pria itu cukup misterius—sedang menatap intens, bahkan saat Moreau mengambil keputusan untuk meninggalkan kantor yang masih menjadi keindahan sekadar dipelajari.

Dia menyentuh gagang pintu. Memejamkan mata sebentar demi menenangkan diri—nyaris tak dapat menampung kenyataan bahwa ayah sambungnya masih begitu muda dan cukup berbahaya.

Related chapters

  • Perjanjian Terlarang   Latihan

    Abihirt menjulang tinggi dari lantai dua di sebuah gedung hanya untuk mengamati betapa elok tubuh langsing dengan lekuk sempurna ... sedang berputar—memainkkan gerakan tangan dan kaki di atas lapisan es yang licin. Pemandangan serius hampir tidak akan pernah membuat Abihirt meninggalkan rambut cokelat natural, diikat kuncir kuda mengibas ke pelbagai arah mengikuti setiap gerakan yang tercipta. Moreau begitu cantik diperhatikan dari di sudut mana pun. Sebuah gambaran alamiah dari pancaran daun muda itu. Kadang – kadang, muncul senyum tipis ketika mata biru terang Moreau tersenyum geli ke arah pria yang juga menari bersamanya. Juan Baker mulai mengangkat tubuh—yang mungkin—terasa ringan dengan sangat muda, sehingga Moreau seolah telah menaruh seluruh kepercayaan untuk tidak pernah ragu terhadap apa pun yang akan terjadi. Mereka tampak serasi sebagai figure skating. Menari seperti pasangan dan Abihirt akan berpaling sesaat ... pada adegan wajah yang begitu dekat. Tidak ada ciuman.

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Anting

    “Terima kasih atas ketertarikan Anda dalam menyuntikkan dana pada tim organisasi kami, Mr. Lincoln. Banyak orang mengenal Anda sebagai pengusaha muda yang sukses, ini akan sangat bagus jika nanti banyak yang berniat menjadi sponsor kami.” “Tidak perlu sungkan, Mr. Pablo. Mendiang ibuku juga seorang mantan penari es. Aku senang melakukannya.” Hanya ketika Barbara menceritakan kesibukan Moreau sepanjang hari dan semua yang tertera di data pribadi gadis muda itu. Abihirt tiba – tiba tertarik melakukan kegiatan menantang. Banyak cerita tentang keanggunan ibunya, membuat dia selalu tertarik dan terpukau. Tak dimungkiri bahwa tubuh Moreau yang meliuk indah sedikit membangkitkan selera Abihirt yang usang. Sekadar terlibat ke dalam sesuatu—tampaknya—tidak akan cukup memberi Abihirt pengaruh. Dia menatap Mr. Pablo dan menerima jabatan tangan pria di hadapannya. Kesepakatan sudah dimuat. Percakapan selesai. Dia perlu meninggalkan tempat ini setelah menyerahkan beberapa pekerjaan secara penuh

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Makan Malam

    "Maaf, aku terlambat." Setelah cukup terburu - buru menghadapi trafik jalan yang tegang. Abihirt mengambil posisi tepat saling berhadap - hadapan bersama Barbara. Dia mengamati wajah masam yang nyaris tak berusaha disembunyikan. Tampaknya wanita itu menunggu terlalu lama dari yang coba dipikirkan. Abihirt mengerti, dan dia harap Barbara seharusnya memahami bahwa meeting penting memang menyita waktu lebih sering, terlebih jika beberapa bagian tak terduga muncul mengisi rumpang - rumpang yang tertinggal di antara pembahasan serius. Namun, di sini adalah Barbara. Abihirt mengerutkan dahi sebentar, bersikap sedikit tenang dan dewasa menghadapi wanita yang sedang marah. Membiarkan Barbara menunggu sendirian hampir setengah jam mungkin sudah menjadi bagian yang harus ditangani. Sendirian. Ya, barangkali itu juga perlu digarisbawahi. Mata kelabu Abihirt bergerak. Baru disadari ternyata sepanjang waktu berjalan masuk ke dalam restoran dia telah melewatkan sesuatu yang ganjil di antara

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Arena

    Sepertinya bukan keputusan yang tepat pulang sendirian. Abihirt nyaris tidak dapat mengendalikan setir dengan baik setelah sepanjang waktu harus menghadapi desakan serius yang berefek dalam dirinya. Sekujur dada dan tenggorakan rasanya seperti terbakar. Dia sudah menghubungi Roger, mengirimkan alamat rumah Barbara agar pria itu dapat menyusul, atau jika tidak sesuai rencana, Roger akan tiba lebih dulu. Abihirt sudah mencari jalan pulang tercepat, yang paling tidak sedikit dilalui kendaraan. Tetapi, tampaknya itu juga merupakan kesalahan besar. Alih – alih kaki langit yang gelap mengiringi suara sayup – sayup di udara, malah para pengendara motor liar dengan tidak ramah menunjukkan eksistensi mereka. Satu demi satu bermunculan. Mereka gebut. Kemudian salah seorang pemotor mendapat tabrakan mutlak. Abihirt melakukan bantingan terjal—ujung kakinya menekan rem hingga terhentak kasar ke depan, sementara pria dengan pelindung kepala bergulir beberapa kali ke aspal. Motor yang terseret seca

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Pulang

    “Apa yang sedang kau lakukan di sini, Moreau?” Pertanyaan Abihirt semacam segumpal daging yang membuat ujung tenggorokan Moreau tercekat. Dia tidak tahu harus bagaimana menyerahkan jawaban, saat seperti ada sesuatu yang coba ayah sambungnya tahan – tahan di hadapan banyak orang. Dan mungkin, karena Moreau masih berdiam diri untuk waktu yang lama. Suara Juan segera menimpali. “Saya yang membawa Moreau ke tempat ini, Mr. Lincoln. Tolong jangan memarahi-nya.” “Aku tidak bicara denganmu.” Mata kelabu itu mendelik luar biasa tajam. Secara naluri Moreau mendorong dada Jaun agar pria di sampingnya mundur. Dia sadar mereka telah menjadi tontonan. Ini bukan lagi tentang balapan liar, tetapi bagaimana Abihirt nyaris tak mementingkan keberadaan orang – orang di sekitar. Moreau tak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Berjuang keras memaksakan lidahnya yang keluh untuk bersuara. “Aku—aku, baru tiba di sini. Juan bilang ada petunjukkan balap, jadi kami hanya akan menjadi penonton. It

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Sampai di Rumah

    Mereka sampai di halaman rumah lebih cepat dari bayangan Moreau setelah hampir sepanjang jalan meragukan kemampuan Abihirt dalam berkendara. Pria yang sedang tidak baik – baik saja, tetapi memaksa untuk mengemudi. Moreau masih menyimpan separuh pengetahuan tersebut di puncak kepalanya ketika sedang mengamati Abihirt berjalan nyaris tersaruk menghampiri seorang pria yang sepertinya sudah menunggu lama. Mereka hanya bicara sebentar, lebih daripada itu Moreau menyaksikan sendiri langkah Abihirt yang terburu – buru ingin menggapai ruang tamu. Dia mengekori di belakang dan menelan ludah kasar saat ayah sambungnya menjatuhkan tubuh dengan kasar di atas sofa, sementara pria lainnya sedang mengeluarkan sesuatu dari tas koper berbahan kulit. “Apa yang kau lakukan?” Moreau mengerti bahwa pria yang sejak awal dia amati adalah seorang dokter. Dia hanya ingin tahu apa yang secara spesifik sedang dilakukan—maksudnya, dalam rangka atau sakit yang serupa bagaimana hingga tampaknya Abihirt memilik

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perjanjian Terlarang   Sup

    [Darling, aku menginap di rumah Ferarra. Kami mengadakan pesta minum – minum. Aku tidak akan bisa menyetir nanti. Tidak perlu menungguku dan aku juga tidak mau kau menjemputku. Kau bisa tidur lebih dulu. Aku mencintaimu. Salam sayang, Barbara.] Itu pesan semalam. Abihirt mengembuskan napas kasar dan meletakkan kembali seluler genggam ke atas meja kaca. Roger sudah memberikan obat, tetapi rasanya dia benar – benar akan demam. Sekujur tubuh luar biasa seperti teremuk redam, kaku, dan tulang – tulang di antara tangan maupun kaki begitu ngilu. Abihirt mengernyit saat berusaha bangun. Perlahan mengenyakkan punggung di sandaran sofa. Tidak ada siapa pun di ruang tamu. Ingatan mengenai Roger di malam yang sama, memberitahu bahwa pria itu telah berpamitan pulang, yang sempat memberi ocehan panjang kepadanya. Harusnya memang lebih baik pria itu tidak di sini. Kenyataan bahwa Roger sanggup membuat puncak kepalanya berdenyut, adalah sesuatu yang tak dapat Abihir

    Last Updated : 2024-09-04
  • Perjanjian Terlarang   Satu Permintaan

    Suara ketukan pintu berulang kali menuntut Moreau untuk meninggalkan ranjang. Dia perlu tahu siapa di luar sana, dan ada urusan apa mencarinya di waktu – waktu seperti ini. Barangkali Barbara? Moreau mengembuskan napas kasar mengetahui rasanya itu terlalu mustahil. Barbara sudah dipastikan tidak berada di rumah. Hanya ada satu orang tersisa. Bagaimanapun Moreau tak bisa mengabaikan hal yang dia rasa penting di sini. Lambat ... setelah pintu dibuka, Moreau menahan napas meski dia telah menduga dengan tepat siapa yang sedang menjulang tinggi di depan kamar. Abihirt dalam balutan pakaian panjang tipis hingga menjiplak otot – otot perut yang bersembunyi di sana. Moreau tidak tahu apakah dia bisa menawarkan toleransi terhadap penampilan Abihirt yang terlalu kokoh dan sempurna. Sungguh, rasanya malam tak terduga itu tak pernah mencoba meninggalkan benaknya, tidak peduli seberapa jauh dia mencoba. Nyaris tanpa sadar Moreau menelan ludah kasar. Masih menunggu kapan Abih

    Last Updated : 2024-09-04

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Cantik

    Moreau tidak tahu percakapan di antara mereka. Secara teknikal dia tidak mengerti bahasa Arab, tetapi ayah sambungnya terdengar mengatakan setiap kata begitu lancar; itu dapat diduga dari lawan bicara yang terlihat tidak mengalami kesulitan menanggapi—mungkin tentang urusan penting. Moreau seharusnya menjatuhkan perhatian pada bagaimana jemari Abihirt melipat kain sorban dan tampaknya juga merupakan hal biasa; hal yang sering dilakukan. Sayangnya, dia tetap merasa terkejut, terutama ketika pria itu menarik tubuh mereka saling berhadapan. Tidak ada protes terungkap dari bibir Moreau. Hanya terus memperhatikan setiap detil tindakan dari Abihirt. Tangan pria itu bergerak persis mendekatkan sorban di kepalanya, menempelkan pada bagian penting di kening, lalu mengatur gulungan sorban menjadi lipatan indah dengan rambut yang dibiarkan tergerai panjang. Rasanya benar – benar terlalu mudah menyaksikan Abihirt melakukan segala sesuatu di sana. Moreau tak bisa menahan diri, b

  • Perjanjian Terlarang   Gurun

    “Jangan bergerak!” Moreau menyerahkan perintah secara naluriah usai mendeteksi gerakan menghindar yang samar dari ayah sambungnya. Dia sudah berusaha berjinjit lebih tinggi dan sikap enggan pria itu hanya akan membuat tindakannya menjadi sia – sia. “Menunduklah sedikit, Abi.” Atau seperti ini lebih adil. Moreau menarik dua sisi dari jaket kulit di tubuh Abihirt, supaya ayah sambungnya bersedia membungkuk, maka dia bisa lebih leluasa memoleskan tabir surya di wajah pria itu. Mereka pergi ke pusat pebelajaan untuk ini dan dia tidak akan membiarkan Abihirt menolak begitu saja. Menolak setelah mereka sampai di sini. Sekarang ayah sambungnya sudah menemukan jawaban; di mana tempat yang Moreau untuk mereka datangi. Padang pasir. Dan yang paling dia inginkan adalah menunggangi unta, tetapi sebelum itu, Moreau akan senang jika mereka menjelajahi hamparan pasir di bawah terik matahari. Hanya perlu meyakinkan ayah sambungnya supaya sedikit lebih terbiasa meneri

  • Perjanjian Terlarang   Rahasia

    Sorot mata Moreau dan iris kelabu di sana sempat saling terperangkap. Embusan udara terdengar lebih brutal—penuh pelampiasan. Mereka telah meledak hebat. Dia tidak mencoba sekadar mengatakan sesuatu, membiarkan jeda beberapa saat, lalu Abihirt segera menyembunyikan wajah di antara ceruk lehernya. Mulut yang terasa hangat hanya dibiarkan terlalu lama bersentuhan dengan beberapa helai rambut panjang yang melekat hingga di sekitar garis bahu. “Aku ingin tidur.” Moreau tidak bicara asal. Dia lelah, seperti memang mengantuk. Barangkali karena telah menunggu terlalu lama, dan ketika Abihirt menyelesaikan pelbagai urusan bisnis bersama Sheikh, pria itu malah menyentuhnya dengan beberapa adegan intim yang menyenangkan. Sedikit pergerakan kecil terdeteksi ketika Abihirt bergeser. Moreau terpaku saat pria itu mengambil jarak diliputi kedua tangan menekan di permukaan ranjang, seperti ada sesuatu yang dipikirkan, kemudian wajah ayah sambungnya berpaling ke sekitar. “S

  • Perjanjian Terlarang   Squirt

    “Abi ....” Suara Moreau tercekat. Lidah Abihirt menyeka masuk ke inti tubuhnya. Bahkan pria itu mencelupkan satu jari ke dalam—sengaja bergerak tentatif di sana, sehingga dia nyaris mengangkat pinggul saat merespons setiap rangsangan yang suami ibunya berikan. Benar – benar nikmat. Moreau persis mendeteksi ada gelenyar yang ingin lepas, seperti ingin mengeluarkan sesuatu, tetapi dia takut mengencingi wajah pria itu. Telapak tangannya segera mengepal erat pada kain apa saja di ranjang. Bahkan bergerak gelisah. Sial, semakin berusaha menahan diri ... rasanya dia akan lebih meledak. Abihirt tidak berhenti dan itu membuat Moreau kewalahan. Dia mengeluarkan suara mencicit—nyaris menyerupai desahan, lalu semua lepas begitu saja. Moreau merasakan sesuatu merembes. Kain – kain di sekitar pinggulnya perlahan membasah. Dia memerah saat Abihirt mengambil sedikit jarak dengan seringai samar ketika mereka melakukan kontak mata. “Aku pipis?” Napas Moreau menggebu s

  • Perjanjian Terlarang   Risiko Besar

    “Mengapa kau tak bilang dari kemarin kalau sudah selesai datang bulan?” Suara serak dan dalam Abihirt terdengar parau. Sesuatu yang tidak Moreau gulung terlalu lama. Dia hampir lupa mengenai hal itu. Belum lewat lima hari dan memang telah selesai. Hanya tidak menyangka jika ayah sambungnya akan cukup teliti mengenai privasi semacam ini. “Mengapa aku harus mengatakannya kepadamu?” Perlu dipertimbangkan kembali bahwa Moreau sedang berada di masa subur. Dia sebaiknya mengingatkan Abihirt bahwa ini akan berisiko besar. Tidak ada pengaman. Tidak ada persiapan. Mereka bergairah dengan cepat dan semalam .... Moreau tidak tahu apakah perlu merasa cemas, meski Abihirt membuatnya menelan habis bagian dari pria itu diliputi kata – kata yang menjanjikan. “Kau sengaja membuatku menunggu lama.” Protes sarat nada menuduh di balik bisikan ayah sambungnya secara naluriah memberi Moreau desakan untuk menggeleng samar. Dia menggeliat waspada. Ingin melepaskan d

  • Perjanjian Terlarang   Miliknya

    “Kau ingin aku membawamu ke mana setelah ini?” Abihirt bertanya sembari meremas payudaranya. Tidak tahu kapan pria itu telah menyusupkan satu tangan di balik pakaian yang dia gunakan, tetapi sangat jelas jika lilin sengaja dibiarkan tetap tertanam di dalam tubuhnya. Moreau menggeleng samar. Sesaat menelan ludah kasar, lalu berkata, “Aku ingin bertemu Sheikh – Sheikh kaya.” Dia tidak salah mengucapkan hal tersebut. Hanya berpikir realistis bahwa seperti ibunya; dia juga membutuhkan pria kaya raya. Di Dubai, akan sangat mudah menemukan uang berjalan, meski Moreau akui hampir melihatnya setiap hari di balik bahu Abihirt. Ayah sambungnya menggeram. “Bukan itu yang kutanyakan.” Nada tidak suka begitu kentara di balik suara serak dan dalam pria itu. Moreau mengernyit. Dia tak akan mengerti—ya, tidak akan mengerti ketika pada akhirnya menyadari apa yang seharusnya menjadi jawaban paling tepat. Ingin Abihirt membawanya untuk mengelinjang hebat. “Bawa aku

  • Perjanjian Terlarang   Memohonlah

    Iris biru terang Moreau segera menatap pada benda mengerikan—mungkin akan menganggapnya lilin, benar – benar lilin, supaya dapat berbaur dengan baik ketika dia mulai bersedia membuka bibir dan Abihirt memasukkan ujung ‘lilin’ tersebut—hampir mencecoki—hampir setengah ke dalam rongga mulutnya, sehingga memberi jejak basah di sana. Ada kepuasaan di balik seringai samar pria itu. Moreau tidak akan berusaha menebak, tetapi mungkin Abihirt akan menyebutnya sebagai gadis nakal saat sedang bersikap patuh. Dia tidak nakal. Hanya—sering kali terpacu oleh adrenalin selama pria itu mahir memancing sesuatu yang liar di antara mereka. Sesuatu yang sungguh berada di luar batasan dan sangat mengejutkan ketika pria itu menarik keluar lilin di mulutnya, kemudian tangan Abihirt bergerak dengan tujuan begitu pasti, diliputi kontak mata mereka bertemu—saling memerangkap lamat, lalu teralihkan ntah atas tuntutan seperti apa. Betapa Moreau berusaha menahan diri supaya tidak memiliki k

  • Perjanjian Terlarang   Basahi

    Moreau menengadah saat mendeteksi Abihirt menjulang tinggi di hadapannya. “Di kasur?” dia bertanya. Betapa polos. “Ya.” Itu jawaban singkat yang mendesak supaya dia merangkak ke atas ranjang. Moreau merasa ragu, tetapi tidak dimungkiri bahwa dia melakukan setiap perintah tersebut dengan begitu hati – hati. Sekarang telentang di atas ranjang diliputi perhatian terpaku lurus ke wajah ayah sambungnya dan ketegangan yang menyerbu di seluruh bahu. “Kau mau apa, Abi?” Moreau menelan ludah kasar menyaksikan tindakan Abihirt yang tentatif ketika pria itu menarik kedua kakinya supaya dia memiliki posisi sedikit turun ke bawah dengan bokong yang menyentuh garis pinggir ranjang; mungkin bahwa pria itu ingin bersimpuh persis menghadap di antara inti tubuhnya—memberi Moreau pengaruh gugup yang besar. Dia takut mengetahui Abihirt memang mengambil posisi seperti demikian di sana. Segera menggeliat saat ujung jemari pria itu menarik resleting jeans, kemudian melucuti

  • Perjanjian Terlarang   Akan Tahu Nanti

    Moreau mendambakan jika dia memiliki sayap, lalu melakukan penelusuran panjang di sekitar kota – kota Dubai. menginginkan kebebasan yang mungkin akan terlalu sulit diperkirakan. Memang terdengar hampir terlalu mustahil. Sikap tegas Barbara terkadang terlalu prihatin; selalu membuatnya mengacu pada keraguan terhadap diri sendiri mengenai beberapa hal yang sebenarnya bisa membawa dia supaya berprinsip dengan yakin. “Sudah lama menunggu?” Tidak ada petunjuk kapan pintu kamar hotel dibuka. Moreau langsung menoleh saat suara ayah sambungnya terdengar begitu dekat. Pria itu menjulang tinggi di belakang. Tidak jauh dari kaki ranjang, kemudian melangkah dengan derap langkah begitu sayup dan berhenti ketika kontak mata mereka yang intens terjadi nyaris tanpa jeda. Moreau tidak akan bisa menahan luapan kekesalan dari benaknya. Dia berdengkus sebagai bentuk protes tak tersampaikan. Abihirt dapat mengerti lebih mudah ketika pria itu dapat memastikan hal demikian melupakan info

DMCA.com Protection Status