Share

Lebih Keras

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 12:41:10

Mereka berciuman lagi; nikmat; membakar dan tangan Moreau perlahan menyusuri wajah ayah sambungnya, merasakan rahang pria itu yang kasar, sedikit mengagumi, berharap selalu terbiasa dengan tektur indah di sana sekalipun harus terkejut merasakan Abihirt sengaja melebarkan kedua kakinya lebar.

Pria itu mungkin tidak ingin seutuhnya bertelanjang sehingga memilih hanya melucuti separuh bagian dari celana kain, mengeluarkan kejantanan yang tampak membengkak keras.

Moreau menelan ludah kasar saat pria itu bersiap akan memasukinya. Nyaris terlalu mudah dan begitu singkat untuk membuat dia gelisah; penuh; terutama ketika Abihirt mulai bergerak; mula – mula dengan tempo tentatif—perlahan beranjak menjadi tumbukan nikmat.

Secara naluriah Moreau menggigit bibir bawah. Tindakan murni lainnya berakhir ingin menyentuh lengan pria itu. Hanya sesaat, karena Abihirt seperti terlalu sanksi membiarkan dia, mungkin, menancapkan kuku tangan sekadar meninggalkan bekas cakar.

Sentu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Pertanyaan

    “Darling, di mana cincinmu? Mengapa kau tidak memakainya?” Mereka sebenarnya nyaris menyelesaikan makan malam bersama, tetapi Barbara secara naluriah mengajukan pertanyaan di antara keheningan. Kening wanita itu mengernyit dalam. Barangkali baru menyadari selang beberapa jam bertemu pria yang tiba – tiba diam, seperti sedang memikirkan sesuatu, meski tidak pula terlihat cemas menghadapi hal yang terlalu dekat. Sikap yang sungguh bertolak belakang dari bagaimana Moreau mengendalikan diri. Sejak awal dia sudah berusaha keras untuk berbaur. Berusaha tidak terlihat mencolok, atau berharap tidak meninggalkan kesan ganjil di hadapan semua orang, hingga apa pun yang dilakukan terasa sangat membekukan. Hanya sedikit bersyukur bahwa Roger tidak terlihat di mana pun di dalam rumah saat Abihirt keluar dari kamarnya. Sekarang, bahkan pria itu terlihat santai memperhatikan percakapan sepihak—masih menggantung di udara. Pertanyaan Barbara harus segera menemukan jawaban, walau Morea

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Perjanjian Terlarang   Kedatangannya

    Nyaris tidak ada pun yang dapat ditemukan. Barangkali memang tidak tercecer di permukaan lantai. Dia langsung meletakkan satu tangan untuk menyentuh permukaan kasur. Bentuk ranjang setidaknya menjadi gambaran di mana perhatian singkat dapat dialihkan. Moreau memulai dengan menyingkirkan selimut tebal berserak, lalu mengangkat bantal demi mencari jawaban. Sedikit merasa aneh saat tidak menemukan sesuatu. Sekarang itu, perlahan membuatnya khawatir. Dapat dipastikan Barbara akan selalu mengajukan pertanyaan sampai wanita tersebut mendapati Abihirt telah menyematkan kembali cincin pernikahan mereka. Ada di mana prospek terbaik akan membawanya pada kelegaan? Moreau bertanya – tanya. Hampir tidak ada petunjuk. Dia mendengkus, setengah menegakkan tubuh dengan putus asa. Semestinya pencarian ini tidak menjadi bagian tersulit. Barangkali masih perlu pelbagai upaya, sementara benaknya terlalu mudah menyerah. Sambil perlahan mengembuskan napas kasar, dia sekali lagi me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Perjanjian Terlarang   Mengembalikan

    Keberadaan Abihirt terlalu samar, tetapi tak dimungkiri pria itu terlihat sangat berbahaya di balik jendela. Moreau memang belum menarik tirai. Semua murni karena kesalahan yang tidak pernah masuk ke dalam daftar. Dia menelan ludah kasar dan bagaimanapun harus mengambil satu langkah lebih dekat. Memberi ayah sambungnya ruang supaya tidak terbatasi sekat di antara mereka. “Apa yang kau lakukan di sini?” Satu pertanyaan segera terungkap setelah membuka jendela kamar. Moreau menatap Abihirt diliputi ketegangan yang terasa berhamburan di bahunya. Terkadang, dia akan mengedarkan pandangan hanya untuk memastikan bahwa pria itu sedang sendiri, menjulang tinggi, seolah tidak ada satu pun hal dapat menghancurkan keinginan Abihirt. “Ingin mengambil cincinku.” Itu dijabarkan dengan suara serak dan dalam yang tenang. Napas Moreau berembus tanpa sadar. Dia harus melanjutkan kebutuhan teringgal sebelum bisa menyerahkan benda tersebut kepada pemilik asli. “Tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Perjanjian Terlarang   Persiapan

    Moreau merasa ada sesuatu yang ganjil setelah situasi kompleks di antara mereka sudah mereda. Tidak ada lagi hal – hal yang coba diangkat ke permukaan. Froy sudah tidak berusaha mencari celah sejak terakhir dia mengusir pria itu dari kamar. Atau sebenarnya, sedikit dihadapkan oleh beberapa kegiatan antara harus mengurus acara pernikahan yang akan datang, sekaligus melangsungkan satu kebutuhan mengenai perhatian sang paman. Beberapa kali Moreau pernah mendapati Froy seperti berusaha membujuk. Cenderung sering, mungkin. Hanya saja Abihirt tampaknya tidak menaruh minat apa pun. Apalagi sekadar menanggapi. Pada akhirnya pria itu menyerah dan memutuskan untuk tidak menunjukkan sikap secara signifikan. Froy berada di bawah pengawasan Gloriya. Barangkali pula ... masa – masa seperti ini memberi tekanan. Bagus, jika memang begitu. Moreau tidak akan menghadapi pelbagai tuduhan. Beberapa hari di sini terasa lebih baik. Bahkan terkadang pesan dari Juan terabaikan. Dia ingin memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Perjanjian Terlarang   Dia sengaja

    Belum apa – apa, dan Barbara lebih dulu memulai. Napas Moreau berembus sedikit kasar diliputi desakan untuk menatap wajah ibunya. Hasrat wanita itu masih sama rata terhadap sikap terdahulu. Sayang sekali, tetap ada keinginan untuk menolak. Moreau mengerjap sesaat, nyaris tanpa sadar mengeluarkan suara decakan. “Memangnya kau buat kue itu untuk apa?” Dia bahkan harus kehilangan kendali ketika akhirnya mengajukan pertanyaan. “Besok Abi ulang tahun. Dia tidak ingin dibuatkan pesta, jadi aku berinisiatif memberikannya kue saja.” Itu cukup mengejutkan. Moreau sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang hal penting dari ayah sambungnya. Tidak ada yang mencolok atau dia sedikit memahami jika ternyata Abihirt tidak memiliki sikap antusiasme tentang hari besok. “Ulang tahun yang ke berapa kalau aku boleh tahu?” tanya Moreau sekadar ingin memastikan tentang beberapa hal pernah di urai sebagai kesimpulan. Mungkin ada yang salah, atau memang tidak pernah tepat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Kejutan

    Sayup – sayup derap langkah seseorang di balik pintu terdengar mendekat. Ditambahkan gemerincing anak kunci yang memberitahu suatu informasi di sana. Ada yang akan masuk, tetapi sebagian di antara mereka harus bersikap waspada. Moreau melirik ke sekitar walau tidak menemukan apa pun—semua gelap, hanya sedikit diterima capi lilin yang menyala. Mereka perlu memulai hitungan mundur, maka ketika saatnya tiba ... dia akan memutar bagian bawah peletup konfetti dengan kuat. Tiga .... Dua .... Satu .... Suara letupan keras dan kertas – kertas bertebangan langsung menyebar ke seluruh tempat. “Selamat bertambah usia, Darling. Aku mencintaimu.” Suara Barbara menjadi yang pertama kali mencuak ke permukaan setelah ruang gelap menggurita menyala terang. Ini bagian dari rencana wanita itu. Suaminya dimintai pergi selama beberapa waktu dengan melibatkan Roger, yang meskipun sang dokter sempat menolak, tetapi akhirnya setuju untuk menculik dan mengembalik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Dia Muncul

    “Kenapa langsung ke kamar? Kau tidak mau makan kue ulang tahunmu dulu?” Pertanyaan ibunya membuat Moreau menahan napas. Itu terjadi secara naluriah, bukan disebabkan hal – hal lain. Yang cukup relevan mungkin dapat dikaitan dengan sikap Abihirt saat ini. “Besok saja.” Pria tersebut menambahkan sambil melangkah pergi. Terlalu dingin untuk membiarkan semua orang nyaris terpaku, tetapi juga tidak berusaha mencegah. “Aku sudah bilang kepadamu. Selain tidak menyukai pesta, Abi sama sekali tidak tertarik diberi kejutan. Kau lihat ekspresinya tadi. Sebaiknya kalian bubar.” Roger mengungkapkan pernyataan demikian sebagai hidangan akhir. Pria itu turut melangkah pergi, setidaknya akan kembali ke kamar dan tidur di samping Froy. Kebetulan empat kamar membuat situasi terasa lebih cukup. Tiba – tiba Moreau mendengar Barbara mendengkus kasar, antara kesal, tetapi sudah terlalu larut andai wanita itu ingin melampiaskannya. “Ambil ini. Simpan saja ke kulka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Dipaksa Tidur

    Mereka sedang terkunci di satu kamar berdua, itulah mengapa tingkat kewaspadaan Moreau berhamburan saat mengamati sebentuk tubuh jangkung ayah sambungnya telah menjulang tinggi dan bahkan hampir hanya menyisakan bayangan gelap. Secara naluriah Moreau bergeser untuk menyalakan lampu tidur. Sudut – sudut temaram seketika menjadi terang. Wajah ayah sambungnya masih terlampau dingin sama seperti saat pria itu berada di ruang tamu. Apa yang Abihirt pikirkan? Menghukumnya sebagai bentuk pelampiasan yang tak tersampaikan kepada Barbara? Kekhawatiran Moreau menjadi desakan tak beraturan. Dia bernapas tidak tenang cukup dengan mengetahui ayah sambungnya menderak di atas ranjang. Rambut gelap pria itu bahkan terlihat masih sangat lembab. Benar – benar mandi seperti yang dikatakan kepada Barbara di awal. “Apa yang kau lakukan di sini, Abi? Sudah malam. Kau seharusnya ada di kamar bersama ibuku.” Moreau bicara diliputi tekanan jantung melonjak tinggi. Tak ingin situasi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Setengah Kebenaran

    “Nyonya, Tuan sedang tidak di rumah. Dan atas perintah spesifik dari beliau, Anda tidak diizinkan menginjakkan kaki di tempat ini.” Barbara segera menoleh saat Emma mulai bicara. Ada ketakutan di balik suara wanita paruh baya itu. Sesuatu jelas telah dipahami bahwa dia akan melakukan hal di luar kendali. “Siapa kau melarangku?” tanya Barbara sembari menatap wanita di hadapannya penuh penghinaan besar. “Saya hanya menjalankan tugas, Nyonya.” Emma segera menunduk. Betapa Barbara muak menghadapi saat – saat seperti ini. Dia sedang ingin melampiaskan banyak hal. Barangkali bukan gagasan buruk jika melakukan satu hal memuaskan di sini. Dengan sudut bibir berkedut sinis, Barbara kemudian berkata, “Tugasmu hanya membersihkan apa pun yang terlihat kotor. Oh—atau kau merasa sudah melakukan pekerjaan-mu, maka kau bisa menggoyang kaki dengan tenang? Mari kutunjukkan kepadamu apa yang perlu kau lakukan. Sekarang, ambil kunci gudang!” Pernyataan Barbara diakh

  • Perjanjian Terlarang   Surat Perceraian

    Terbangun dengan kondisi sekujur tubuh mengalami pemberatan murni, membuat Barbara meringis setiap kali dia berusaha melakukan gerakan lain; kelopak matanya mengerjap, sedikit diliputi usaha mengingat kali terakhir hal yang dihadapi, tetapi kemudian menyadari bahwa dia tidak berada di mana pun di kediaman Abihirt. Siapa yang membawanya pulang? Benak Barbara bertanya – tanya tak mengerti. Jelas waktu telah berlalu jauh dan dia banyak melewatkan kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka. Tidak apa – apa jika Abihirt ingin melampiaskan segala bentuk kemarahan kepadanya, asal pria itu tidak mengajukan satu hal yang benar – benar tidak Barbara inginkan. Napasnya memburu berat hanya dengan memikirkan hal tersebut. Jari – jari yang terasa gemetar berusaha menyisir helai rambut—terurai berserak di sekitar wajah. Berharap dia bisa segera bersiap. Sial. Sesuatu menghentikan Barbara ketika sorot matanya membidik satu titik di atas nakas. Semacam sebuah berkas yang

  • Perjanjian Terlarang   Merah Membakar

    Sekarang ... ntah cambukan kali ke berapa. Barbara tidak bisa menghitung. Semua bentuk pemikiran di benaknya hancur berantakan. Krisis ketidakpercayaan terhadap sikap Abihirt sungguh memberi pengaruh besar. Dia merasa benar – benar telah memborong kebodohan, hingga yang tersisa adalah hasrat supaya tidak terjebak pada kondisi seperti ini. “Sakit, Abi,” Barbara mengeluh sarat nada begitu getir. Sebatas harapan agar Abihirt bersedia memberi ampun. Jika pria itu berpikir ini merupakan hukuman setimpal, hal tersebut sama sekali bukan keadilan. Dia berharap Moreau yang ada di sini. Menggantikan posisinya. Namun, apakah hal tersebut terdengar masuk akal? Abihirt terlihat mabuk kepayang kepada gadis itu. Dia tidak yakin. Barangkali telah melewatkan banyak hal. Bertanya – tanya ... mungkinkah? “Daripada menyiksaku di sini, mengapa kau tidak seret saja Moreau dan biarkan dia merasakan yang sama seperti yang kualami hari ini?” Tidak ingin diliputi pelbagai hal menggan

  • Perjanjian Terlarang   Ruang Merah II

    “Kau yakin ini akan berjalan baik – baik saja?” Masih sedikit usaha untuk meyakinkan diri. Barbara akhirnya hanya menghela napas ketika Abihirt mengangguk samar. Pria itu tidak akan mengatakan lebih banyak. Semua pilihan ada di tangannya; apakah dia masih ingin melakukan seks atau membiarkan hubungan mereka kembali regang. “Baiklah.” Barbara memutuskan untuk membuka blazer yang dia kenakan. Satu persatu pakaian telah dilucuti. Bukan masalah besar bertelanjang penuh di hadapan suaminya. Dia kemudian memberi Abihirt tatapan penuh bertanya. Menunggu apa yang akan pria itu lakukan. Tidak ada kata terucap. Sebaliknya, Abihirt merenggut dasi yang mengikat kerah kemeja pria itu. Langkah lebar suaminya tidak pernah luput dari perhatian Barbara. Dia menelan ludah kasar persis ketika Abihirt sudah menjulang tinggi di belakang. Semua menjadi gelap kali pertama Abihirt merekatkan bagian dasi untuk menutup di matanya. “Haruskah dengan pandangan tertutup, Ab

  • Perjanjian Terlarang   Ketakutan Barbara

    Kali pertama mendengar pernyataan Abihirt, kelopak mata Barbara mengerjap cepat. Hampir tidak menyangka tentang hal yang telah mereka lewatkan. Dia tahu suaminya jauh lebih sering menghabiskan waktu bersama Moreau—dan itu sungguh meninggalkan banyak kecemburuan tidak tertahankan. Cukup puas bahwa dia bisa melewati saat – saat di mana mengendalikan diri dari kebutuhan melampiaskan amarah. Sungguh, sampai mati pun, Barbara tidak akan menyerahkan Abihirt kepada Moreau. Dia tidak akan pernah mengalah. Kemenangan harus selalu berada di tangan. Persetan dengan mengorbankan yang lainnya. “Baiklah. Ke mana kau akan membawaku?” tanya Barbara sembari mengikuti langkah Abihirt menuju mobil. Mereka datang terpisah. Miliknya sendiri sedang terparkir di sisi halaman lain, tetapi mereka bisa mengatur situasi. Bukan masalah besar meminta Gabriel menyelesaikan tugas tertunda. Abihirt tidak mengatakan apa – apa sepanjang perjalanan, tetapi Barbara mengenali setiap detil tempat yang

  • Perjanjian Terlarang   Melupakannya

    “Pelacur kecil itu sudah tidak mau denganmu. Apa yang kau harapkan lagi darinya?” Sejak awal, tujuan Barbara adalah menghancurkan kehidupan Moreau dan membuat hubungan gadis itu bersama suaminya retak. Dia mengambil langkah yang tepat setelah meyakinkan Moreau bahwa Abihirt terlibat dalam keputusan ini. Tadi, betapa tatapan itu penuh luka. Moreau telah meninggalkan mereka. Sekarang konflik terhadap hubungan yang seharusnya baik – baik saja terus beterbangan. Paling tidak, Barbara cukup puas, walau segala sesuatu yang dia rencanakan tidak sepenuhnya lancar. Ada hasrat untuk membuat Moreau benar – benar mendapat pelajaran berharga. Dia ingin orang – orang melempari gadis itu dengan apa pun sebagai kemungkinan terburuk—anggap saja suatu penghinaan hebat. Sungguh, kemunculan Abihirt sangat tidak tepat. Mereka sedang dihadapkan badai tensi yang meningkat. Barbara tahu cepat atau lambat Abihirt akan menjadikannya target utama. Sial. Dia sama sekali tidak tahu kal

  • Perjanjian Terlarang   Menggantung

    Barbara bertanggung jawab atas situasi yang sedang mereka hadapi, tetapi yang tidak Moreau mengerti; mengapa? Bukankah Abihirt juga terlibat? Apa lagi yang diinginkan sehingga pria itu bersikap seakan sedang didesak kebutuhan menuntut Barbara. Mungkin ibunya berusaha menjebak suami sendiri karena seharusnya mutahil bagi Abihirt bersedia membuka aib perselingkuhan ini? Yang juga akan mempengaruhi reputasi di masa mendatang. “Aku tahu kau datang untuk menghadiri program ulang tahun mendiang ibumu. Tapi, nanti. Setelah aku menyelesaikan pelacur kecil ini. Bukankah kau sendiri juga sudah setuju?” Sesuatu yang keras seperti berusaha mencecoki tenggorokan Moreau. Dia mengira masih ada sedikit harapan, tetapi reaksi Abihirt yang tampak tidak akan langsung menyangkal, seakan memberinya banyak petunjuk. Pria itu hanya ... melirik ke arah Gabriel, kemudian berkata, “Bubarkan tamu undangan.” Sudah cukup. Moreau merasa muak jika harus mempertahankan kepercayaan dalam dirinya k

  • Perjanjian Terlarang   Runyam

    “Jika ayahmu masih di sini, Moreau. Kurasa, dia akan mendapat serangan jantung mendadak karena menerima informasi seperti ini, bahwa putri kesayangannya, putri kecil yang selalu dimanjakan olehnya, sanggup menjual diri demi seorang pria beristri. Kurasa, arwahnya pun tidak akan tenang selama menyaksikan apa yang kau lakukan di muka bumi ini.” Sial. Belum ada satu pun hal sanggup Moreau katakan, tetapi kesalahan Barbara sangat tidak bisa dimengerti kali ketika wanita itu melibatkan ayahnya. “Jika ayahku masih ada di sini. Kau tidak akan mungkin menikahi lagi, Mom. Atau kau mungkin ingin bermain api di belakangnya, sama seperti yang kau lakukan di belakang Abi?” “Tutup mulut sialanmu!” Tamparan keras lainnya, membuat wajah Moreau benar – benar berpaling dengan kasar. Saraf – saraf di sekitar pipi terasa kebas. Dia membeku di tempat. Namun, semua yang dia katakan memang benar. Perselingkuhan ini tidak akan terjadi, andai wanita itu juga bisa menjaga diri dari h

  • Perjanjian Terlarang   Bukti

    Barbara tidak akan berhenti. Itu masalahnya. Betapa wanita itu tampak dilingkupi pelbagai antusiasme meluap – luap, seolah masih begitu banyak hal tidak terungkapkan, sementara Moreau merasa dia tidak akan bisa menerima peristiwa seperti ini lebih lama. Semua akan berakhir jauh lebih kacau, tetapi bagaimana dia bisa menghentikan ibunya terhadap kebutuhan untuk mengungkapkan kebenaran di hadapan banyak orang? Sikap konfrontasi dalam dirinya seketika menjadi tumpul. Tidak ada suara penyangkalan yang bisa digunakan sekadar tidak menjebak kondisi sendiri menjadi lebih rumit. Tidak dimungkiri, Moreau cukup takut menyaksikan begitu banyak tatapan kemarahan nyaris di seluruh penjuru gedung. “Kalian semua mungkin tidak percaya terhadap apa yang kukatakan di sini.” Lagi. Suara Barbara kembali mencuak ke permukaan. Senyum wanita itu tampak begitu puas; seperti telah memastikan kalau – kalau kemenangan sudah berada di tangan. “Aku punya bukti.” Kembali meneruskan. Waj

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status