Share

Persiapan

Penulis: Susi_miu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 12:59:07

Moreau merasa ada sesuatu yang ganjil setelah situasi kompleks di antara mereka sudah mereda. Tidak ada lagi hal – hal yang coba diangkat ke permukaan. Froy sudah tidak berusaha mencari celah sejak terakhir dia mengusir pria itu dari kamar. Atau sebenarnya, sedikit dihadapkan oleh beberapa kegiatan antara harus mengurus acara pernikahan yang akan datang, sekaligus melangsungkan satu kebutuhan mengenai perhatian sang paman.

Beberapa kali Moreau pernah mendapati Froy seperti berusaha membujuk. Cenderung sering, mungkin. Hanya saja Abihirt tampaknya tidak menaruh minat apa pun. Apalagi sekadar menanggapi. Pada akhirnya pria itu menyerah dan memutuskan untuk tidak menunjukkan sikap secara signifikan. Froy berada di bawah pengawasan Gloriya. Barangkali pula ... masa – masa seperti ini memberi tekanan.

Bagus, jika memang begitu. Moreau tidak akan menghadapi pelbagai tuduhan. Beberapa hari di sini terasa lebih baik. Bahkan terkadang pesan dari Juan terabaikan. Dia ingin memberi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjanjian Terlarang   Dia sengaja

    Belum apa – apa, dan Barbara lebih dulu memulai. Napas Moreau berembus sedikit kasar diliputi desakan untuk menatap wajah ibunya. Hasrat wanita itu masih sama rata terhadap sikap terdahulu. Sayang sekali, tetap ada keinginan untuk menolak. Moreau mengerjap sesaat, nyaris tanpa sadar mengeluarkan suara decakan. “Memangnya kau buat kue itu untuk apa?” Dia bahkan harus kehilangan kendali ketika akhirnya mengajukan pertanyaan. “Besok Abi ulang tahun. Dia tidak ingin dibuatkan pesta, jadi aku berinisiatif memberikannya kue saja.” Itu cukup mengejutkan. Moreau sama sekali tidak mendapat petunjuk tentang hal penting dari ayah sambungnya. Tidak ada yang mencolok atau dia sedikit memahami jika ternyata Abihirt tidak memiliki sikap antusiasme tentang hari besok. “Ulang tahun yang ke berapa kalau aku boleh tahu?” tanya Moreau sekadar ingin memastikan tentang beberapa hal pernah di urai sebagai kesimpulan. Mungkin ada yang salah, atau memang tidak pernah tepat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Kejutan

    Sayup – sayup derap langkah seseorang di balik pintu terdengar mendekat. Ditambahkan gemerincing anak kunci yang memberitahu suatu informasi di sana. Ada yang akan masuk, tetapi sebagian di antara mereka harus bersikap waspada. Moreau melirik ke sekitar walau tidak menemukan apa pun—semua gelap, hanya sedikit diterima capi lilin yang menyala. Mereka perlu memulai hitungan mundur, maka ketika saatnya tiba ... dia akan memutar bagian bawah peletup konfetti dengan kuat. Tiga .... Dua .... Satu .... Suara letupan keras dan kertas – kertas bertebangan langsung menyebar ke seluruh tempat. “Selamat bertambah usia, Darling. Aku mencintaimu.” Suara Barbara menjadi yang pertama kali mencuak ke permukaan setelah ruang gelap menggurita menyala terang. Ini bagian dari rencana wanita itu. Suaminya dimintai pergi selama beberapa waktu dengan melibatkan Roger, yang meskipun sang dokter sempat menolak, tetapi akhirnya setuju untuk menculik dan mengembalik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Dia Muncul

    “Kenapa langsung ke kamar? Kau tidak mau makan kue ulang tahunmu dulu?” Pertanyaan ibunya membuat Moreau menahan napas. Itu terjadi secara naluriah, bukan disebabkan hal – hal lain. Yang cukup relevan mungkin dapat dikaitan dengan sikap Abihirt saat ini. “Besok saja.” Pria tersebut menambahkan sambil melangkah pergi. Terlalu dingin untuk membiarkan semua orang nyaris terpaku, tetapi juga tidak berusaha mencegah. “Aku sudah bilang kepadamu. Selain tidak menyukai pesta, Abi sama sekali tidak tertarik diberi kejutan. Kau lihat ekspresinya tadi. Sebaiknya kalian bubar.” Roger mengungkapkan pernyataan demikian sebagai hidangan akhir. Pria itu turut melangkah pergi, setidaknya akan kembali ke kamar dan tidur di samping Froy. Kebetulan empat kamar membuat situasi terasa lebih cukup. Tiba – tiba Moreau mendengar Barbara mendengkus kasar, antara kesal, tetapi sudah terlalu larut andai wanita itu ingin melampiaskannya. “Ambil ini. Simpan saja ke kulka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Dipaksa Tidur

    Mereka sedang terkunci di satu kamar berdua, itulah mengapa tingkat kewaspadaan Moreau berhamburan saat mengamati sebentuk tubuh jangkung ayah sambungnya telah menjulang tinggi dan bahkan hampir hanya menyisakan bayangan gelap. Secara naluriah Moreau bergeser untuk menyalakan lampu tidur. Sudut – sudut temaram seketika menjadi terang. Wajah ayah sambungnya masih terlampau dingin sama seperti saat pria itu berada di ruang tamu. Apa yang Abihirt pikirkan? Menghukumnya sebagai bentuk pelampiasan yang tak tersampaikan kepada Barbara? Kekhawatiran Moreau menjadi desakan tak beraturan. Dia bernapas tidak tenang cukup dengan mengetahui ayah sambungnya menderak di atas ranjang. Rambut gelap pria itu bahkan terlihat masih sangat lembab. Benar – benar mandi seperti yang dikatakan kepada Barbara di awal. “Apa yang kau lakukan di sini, Abi? Sudah malam. Kau seharusnya ada di kamar bersama ibuku.” Moreau bicara diliputi tekanan jantung melonjak tinggi. Tak ingin situasi d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjanjian Terlarang   Mereka Berbaikan

    “Tidak tahu. Insting mengatakan untuk mendatangimu.” Suara serak dan dalam ayah sambungnya terdengar nyaris menyerupai gumaman. Ntah apakah Abihirt diliputi keadaan sadar saat menyampaikan pernyataan tersebut. Mungkin tidak. Atau hanya setengahnya. Semua terasa seperti ... Moreau tidak berdaya menafsirkan. “Berarti tujuanmu memang tidak jelas.” Sekarang giliran untuk memulai satu ungkapan dengan sesuatu terasa mencekik di rongga dada. Dia kembali menelan ludah kasar usai mengatakan hal tersebut. Samar – samar merasakan wajah Abihirt bergerak, tetapi pria itu terduga cukup memiliki niat serius untuk menghirup aroma tubuh di ceruk lehernya. “Abi, berhenti.” Moreau menipiskan bibir merasakan gigitan samar, seolah di sanalah dia harus bertaruh risiko. Lebih baik menghindar. Tidak ingin ada bekas. Terlalu riskan. “Wajahmu kasar, Abi. Sedikit menusuk kulitku. Saat tidak bisa tidur, lebih baik kau pergi bercukur.” Moreau yakin dia mengatakan perintah—nt

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Perjanjian Terlarang   Kelepasan

    “Bagaimana menurutmu?" Pertanyaan Barbara mencuak ke permukaan. Sedikit menuntut Moreau sekadar mengangguk samar. “Enak, Mom. Krim buatanmu tidak terlalu manis dan terasa gurih.” Dia bicara. Kembali memulai suapan tambahan, sesekali menyadari betapa Abihirt sedang menatap dengan kelam di wajahnya. Moreau mengangkat sebelah alis tinggi. Itu dilakukan terlalu samar, meski dia juga tidak berusaha membayangi akan terus – terus berada dalam pengawasan. Setiap apa pun yang dilakukan seperti tidak pernah lepas dari perhatian ayah sambungnya. Lupakan. Moreau tak ingin melakukan kontak mata lebih lama. Segera menunduk sambil mendekatkan mangkok berisi tumpukan stroberi. Asam dan rasa manis yang pas akan menjadi perpaduan kompleks—menggambarkan bagaimana posisi di sini. Lagi. Masih berperan sebagai orang ketiga yang harus menyaksikan ibu dan ayah sambungnya terlalu dekat. Tiba – tiba ponsel Barbara di atas meja makan bergetar. Wanita itu menoleh sebentar. Sediki

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Perjanjian Terlarang   Jeda

    Ini menjadi hari terakhir berada di pedesaan. Siang untuk sedikit bersantai, dan sore akan melakukan persiapan; merapikan pakaian ke dalam koper atau pelbagai keperluan lainnya. Moreau pikir itu bukan ide yang buruk, tetapi sedikit merasa ganjil setelah sarapan pagi yang terlalu mengejutkan. Dia tidak lagi menemukan keberadaan Abihirt sejak terakhir kali pria itu meninggalkan dapur. Barbara juga tidak mengatakan apa – apa, selain terlihat berkeliaran bersama ponsel di tangan. Seperti terlalu sibuk. Cukup berlebihan dan tiba – tiba berakhir di sini. Duduk di hadapannya walau Moreau tidak bersuara sedikitpun. Hanya terkadang mendapati wanita tersebut tersenyum sumringah. Dia segera menunduk; secara asal menggeser layar ponsel. Juan belum terlihat akan membalas pesan; barusan ... Moreau mengirim foto pemandangan dari rerumputan hijau. Mungkin itu sedikit membuat dia tergelitik untuk membuka profil ayah sambungnya. Abihirt tidak aktif sejak malam kemarin. Benar – be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Perjanjian Terlarang   Gangguan Froy

    “Kau masih saja mendiami-ku, Paman. Aku minta maaf soal Moreau. Tapi, bisakah jangan menghapus namaku dari daftar pemegang proyek besar? Itu sedikit membuatku kurang konsentrasi, karena aku tidak akan mendapat kesempatan untuk selangkah lebih maju. Mengertilah ... semua kulakukan karena—“ Froy tidak cukup yakin apakah ini adalah saat – saat yang tepat mengungkapkan hal yang belakangan menjadi akar permasalahan. Namun, salinan email sudah menegaskan beberapa bagian sebagai bencana besar. Semua karena peristiwa di dapur hari itu. Dia kelepasan. Kalap. Menyesali bahwa tidak benar – benar mau memahami segala bentuk nasihat dari ibunya. Sekarang ... apa yang coba diperbaiki sudah telanjur masuk pada taraf untuk tidak dapat diatur kembali. Sulit membujuk paman yang terlalu dingin. Abihirt bahkan tidak menaruh minat sedikitpun sekedar menoleh, sibuk memberi makan anjing—sesuatu yang membuat Froy sedikit muak. Dia menarik napas dalam – dalam. Berjuang keras untuk bersika

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Perjanjian Terlarang   Pelbagai Tuduhan

    “Mengejutkan sekali kau masih mengingat kapan aku berulang tahun. Kupikir kau tidak pernah peduli terhadap apa pun lagi, selain berkencan dengan putriku.” Itu yang Barbara katakan. Betapa dengan sengaja menyindir. Dapat dipastikan wanita tersebut tidak akan berhenti sampai mereka mengakui sesuatu yang masih coba Abihirt tutupi. Secara diam – diam Moreau mengatur posisi supaya bisa sedikit mengintip bagaimana kondisi ibunya saat ini. Tidak banyak. Hanya mengetahui wajah Barbara yang masih begitu masam dan bagaimana wanita itu melipat kedua lengan di depan dada; seolah radar menantang terlalu pekat untuk dihindari. “Mengapa kau diam, Abi? Apa Moreau yang memberitahumu hari ulang tahunku? Jadi, kalian bisa mencari alasan supaya aku tidak merasa curiga?” “Kau mengatur tanggal ulang tahunmu sebagai kode pengaman di ponselku. Bagaimana aku akan lupa?” Tidak tahu apa yang bisa Moreau katakan. Dia terkejut, sekaligus merasa butuh waktu lebih lama agar memahami

  • Perjanjian Terlarang   Pembelaan

    Moreau tidak berusaha membantah. Rasa sakit dari tamparan Barbara masih meninggalkan efek tertentu seperti tak ingin hilang, tetapi dia berusaha menghindari sorot mata wanita yang menatap nyalang dan tiba - tiba pula menepis sentuhan Abihirt di lengannya. Nyaris—bahu Moreau mendadak tegang saat Barbara terduga akan kembali menyerang. Dia telah membuat tameng perlindungan dengan lengan terangkat menutup wajah. Namun, Abihirt segera menegahi; menjadi tembok tinggi untuk melindunginya di belakang. Benar – benar membuat Barbara terdiam—sepertinya wanita itu tak menyangka jika pria yang dinikahi ternyata akan melakukan pembelaan besar. “Tidak bisakah kau duduk tenang dan dengarkan penjelasanku terlebih dahulu?” Sekarang suara serak dan dalam Abihirt mengambil tempat. Pria itu selalu terdengar tenang, walau Moreau tidak tahu apa yang ingin ayah sambungnya jelaskan. “Tidak. Pelacur kecil sepertinya pantas diberi pelajaran.” Barbara menyangga tidak pada atura

  • Perjanjian Terlarang   Angkara Murka

    Mereka sudah menghabiskan waktu hampir satu setengah jam untuk sarapan pagi dan melakukan sisa – sisa perjalanan lain, tetapi Moreau tidak memahami motivasi ayah sambungnya terhadap apa pun yang telah berlalu tadi. Abihirt tidak banyak bicara. Tidak dimungkiri bahwa mereka sempat berkeliling hanya untuk mencarikan sesuatu, membeli perlengkapan yang Moreau yakin adalah kegemaran ibunya. Ya, seharusnya beberapa bagian tersebut akan cukup jelas. Dia hanya merasa masih terlalu ambigu, apalagi ketika sampai pada agenda pulang, Abihirt tidak bersikap seakan ada prospek spesifik mengenai apa yang akan terjadi. Meminta supaya mereka tetap di sini, terjebak sesaat di tengah gemuruh keheningan, sementara waktu terus memburu dan beranjak terlalu jauh. Dia tidak menginginkan itu. “Sekarang kita akan masuk?” Moreau tidak bisa menahan diri sekadar diam. Terlalu lama di mobil tidak membuat situasi terasa lebih baik. Ada begitu banyak keabsahan. Mereka tidak bisa meninggalkan bagi

  • Perjanjian Terlarang   Pembicaraan

    Udara dari celah bibir Barbara berembus kasar. Dia menatap Samuel setengah enggan, tetapi merasa pria itu mungkin akan memberi solusi terhadap permasalahan yang sedang dihadapi. Samuel biasanya cukup cakap. Ntah apa yang mungkin akan pria itu katakan. Hanya sedikit tidak siap jika ternyata muncul serentatan kalimat tak menyenangkan dan makin membuat dia didesak ketakutan. “Bukannya tadi kau dan suamimu baik – baik saja? Kenapa tiba – tiba kau ingin pulang dan mengatakan kalau Froy benar tentang hubungan rahasia suamimu bersama anak gadismu?” Bagaimanapun, Samuel menginginkan rangkaian cerita lebih runut. Membuat Barbara ntah harus kali ke berapa menekan segerombol perasaan tidak tenang. Dia masih sangat memikirkan pelbagai kemungkinan buruk. Ditambahkan sikap Abihirt yang dia tahu tidak akan mudah dipoles. Suaminya bahkan tidak menunjukkan itikad baik sekadar menjelaskan segala bentuk hal yang sedang menjadi permasalahan mereka. “Aku mendengar suara Moreau di telep

  • Perjanjian Terlarang   Segera

    [Abi, boleh aku pinjam ponselmu untuk mengirim foto – fotoku yang ada di padang pasir ....] Rasanya sekujur tubuh Barbara mendidih membayangkan apa yang sedang logikanya uraikan. Abihirt berkata jika pria itu masih Dubai; akan segera pulang, tetapi sangat mengejutkan mengetahui suara Moreau menyelinap masuk di tengah pembicaraan mereka. Ini tidak dapat disesali. Betapa pun Barbara mencoba sekadar menyangkal. Dia telah menyaring segala sesuatu yang terjadi di sana, dengan jelas ... dengan sangat jelas bahwa Moreau butuh foto – foto di padang pasir untuk dikirim ke ponsel gadis itu. Barangkali juga tidak diharapkan penjelasan lebih tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sialnya, Barbara bahkan belum mengucapkan apa – apa dan menuntut Abihirt membicarakan semua yang telah suaminya sembunyikan, termasuk saat Abihirt mengaku tidak mengetahui keberadaan Moreau di kali terakhir dia menghubungi pria itu sambil membicarakan keberadaan putrinya yang tidak berkabar. Namun, pa

  • Perjanjian Terlarang   Ketahuan?

    Namun, untuk beberapa saat Moreau menoleh ke arah ayah sambungnya ketika menyentuh gagang pintu. Abihirt terduga merenggut ponsel pria itu di atas nakas. Mungkin ada kesibukan penting, yang secara tidak langsung mengingatkan Moreau bahwa ada satu hal—lupa dia katakan kepada ayah sambungnya. Ini tidak akan lama. Dia hanya akan membasuh wajah dengan percikan air, kemudian kembali kepada pria itu. Memang tidak lama. Ketika Moreau menatap pantulan wajah di depan cermin, tindakan kali pertama dilakukan adalah menarik napas dalam – dalam. Semua perangkat di sini hanya milik Abihirt. Dia akan menggosok gigi, nanti, di rumah. Sekarang sebaiknya menghampiri pria itu di atas ranjang. Mendadak ledakan dalam diri Moreau menjadi antusias. Dia memang tidak sabar ingin mengirim foto – foto di padang pasir hari itu, setelah mulai mengoperasikan ponsel baru pemberian ayah sambungnya. Berharap Abihirt tidak keberatan saat dia mengatakan tujuan yang sedang berkecamuk liar. Mo

  • Perjanjian Terlarang   Terbangun

    Walau ternyata tidak .... Moreau merasakan sesuatu yang berat menindih di sekitar tubuhnya. Dia mengerjap beberapa kali untuk menyadari bahwa biasan cahaya dari jendela berusaha menembus masuk melalui tirai yang menjuntai. Sudah pagi. Sepertinya permintaan tidur semalam membuat dia terlelap nyenyak. Moreau tidak akan berkomentar apa – apa tentang hal tersebut. Semua sudah berlalu dan tidak perlu mengingat kembali sesuatu yang pada akhirnya selalu berujung tidak pasti. Sambil mencoba bergeser, dia menghirup udara sebanyak mungkin, sedikit ingin meregangkan tulang – tulang yang terasa kaku, tetapi segera menyadari jika hampir tidak ada ruang sekadar bergerak. Seseorang seperti membuatnya terperangkap; menghirup aroma maskulin yang menyerbu deras, hingga tanpa sengaja Moreau menyentuh helai rambut—terasa halus, dan dia tetap menyapukan telapak tangan dengan lembut di sana. Ini seperti meninggalkan sensasi tertentu, tidak tahu mengapa secara naluriah sudut bibi

  • Perjanjian Terlarang   Professional

    “Kenapa kau terus menghimpitku seperti ini?” Butuh keberanian penuh tekad dan Moreau akhirnya mengajukan pertanyaan diliputi suara nyaris setengah berbisik. Ingin menoleh ke belakang, tetapi jelas keberadaan wajah Abihirt justru membuat pipi mereka bersentuhan. Pria itu dapat dipastikan tidak akan mengatakan apa – apa. Moreau secara naluriah mengembuskan napas kasar; membiarkan Abihirt mengatur posisi lebih baik dan sekarang wajah pria itu nyaris terperangkap di ceruk lehernya. Abihirt tidak tidur. Demikian yang setidaknya dapat Moreau rasakan. Mungkin juga tidak akan secepatnya terlelap, walau pria itu mengakui sendiri untuk tidak melakukan apa pun setelah mereka melakukan perjalanan jauh. Lagi pula, ada sisa hal di antara mereka yang tidak coba Moreau ungkap begitu saja. Masih tentang Froy dan dia akan mencoba mencari petunjuk. “Aku memikirkan sesuatu.” Mula – mula memulai dengan rasa waspada meningkat deras di benaknya. Ketika Abihirt masuk ke dala

  • Perjanjian Terlarang   Berbeda

    Menyenangkan menggoda Abihirt. Demikian yang Moreau rasakan. Kali ini dia benar – benar berani. Benar – benar akan bersikap menantang ayah sambungnya dan secara tentatif merenggut kain yang dikenakan hingga menyisakan dalaman berenda yang kontras. Membiarkan jeda terjadi beberapa saat, kemudian ragu – ragu melirik Abihirt ketika harus dengan hati – hati menutup beberapa bagian tubuhnya di hadapan pria itu. Dia yang berusaha memancing sesuatu meledak dalam diri Abihirt, tetapi tidak ingin suami ibunya menjadi brutal dan tidak terselamatkan. Sekarang, begitu perlahan memasukkan tangan ke dalam bolongan kain—mengenakan kaus pemberian pria itu dengan tepat. Selesai. Tubuh Moreau terbungkus. Dia seperti tenggelam. Segera menunduk dan menyaksikan bagaimana ujung kain sungguh secara pasti menyentuh di pahanya. Abihirt menebak dengan tepat untuk tidak menambahkan celana. Cukup dengan dalaman satin tipis dan itu membuat Moreau merasa nyaman. “Aku akan tidur sekarang,

DMCA.com Protection Status