Share

98. Percayaku Laksana Misteri

"Aku sungguh tidak tahu diadab," kata Indragiri dengan wajah merah padam menahan malu. "Aku kiranya tengah kedatangan tamu agung; calon pangeran Nusa Kencana."

"Baru nyadar kau tidak tahu adab, tidak tahu diri juga," sindir Cakra pedas sambil menikmati ikan yellowfin asap. "Sudah tua gemar nonton tarian striptis. Lindayanti pasti kau pikat dengan aksi tipu-tipu."

"Aku tidak menipunya, Tuan Muda," kelit Indragiri jengah. "Aku memenuhi semua permintaannya sebelum ritual penyatuan. Uang di dunia manapun sangat berkuasa."

Rangkuti dan temannya turun dari lantai paling tinggi dan segera melapor.

"Benar, Tuan," kata Rangkuti. "Nyonya tidak ada di kamarnya."

"Sompret!" geram Indragiri murka. "Bagaimana kalian sampai tidak tahu kamarnya kosong?"

"Kami kan diajak ngobrol sama Tuan," jawab Rangkuti.

"Maksudku teman-teman kalian!"

Rangkuti tidak bisa menjawab. Penculik pasti mempunyai ilmu kanuragan yang sangat hebat. Mereka berjaga di segenap penjuru, tapi tidak ada yang tahu Lindayanti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status