Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 71. Penghuni Langit

Share

71. Penghuni Langit

Cakra menggunakan ilmu Tembus Pandang untuk mengetahui perempuan yang berteriak itu.

Kemudian ia membuka tirai tebal di belakangnya, dan berkata, "Kau bohong, Gentong."

"Maksudnya apa ya, Tuan Muda?" tanya Gentong Ketawa bingung. "Tidak ada angin tidak ada hujan, Tuan Muda tiba-tiba saja menyebut saya bohong?"

Ia duduk di belakang bersama Nirmala, di tengah duduk Mahameru dan Bagaspati.

"Kau bilang Tuan Puteri adalah puteri mahkota tercantik di seluruh kerajaan yang ada di jazirah ini."

"Nyatanya demikian, Tuan Muda."

"Buktinya perempuan yang menghadang kita wajahnya cantik luar biasa, tubuhnya sangat seksi, suaranya demikian merdu bagai buluh perindu. Aku yakin ia bukan bidadari karena tidak bersayap."

Dewi Anjani memandangnya dengan muak. "Kanda berani memuji si Rinjani di depan calon permaisuri. Kanda sungguh tidak menghormati aku."

"Aku tidak memuji," kilah Cakra santai. "Aku hanya menyampaikan apa yang terlihat."

Dewi Anjani makin bernafsu dibakar cemburu. "Jadi wajahku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status