Beranda / Romansa / Perjanjian Leluhur / 76. Pedati Raksasa

Share

76. Pedati Raksasa

Pedati raksasa berbentuk rumah kayu meluncur cukup cepat di jalan berkerikil dengan enam kuda penarik.

Guncangan kecil sangat terasa oleh para prajurit yang duduk di alas kayu berkilau. Mereka berpakaian rakyat awam.

Keempat petinggi istana berdiri di dekat jendela sambil memperhatikan situasi di luar dengan berpakaian pendekar.

"Hutan Gerimis sebentar lagi menjadi hutan yang ramah bagi pengembara," kata Dewi Anjani. "Bagi kabilah juga."

Putik buah bermekaran di sepanjang jalan menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan mata.

Pengelana rimba tidak perlu kuatir kekurangan sumber air dan makanan. Hutan ini menghidangkan segalanya.

Seluruh jendela pedati dibuka untuk pergantian angin sehingga di dalam tidak kekurangan udara segar.

"Sejuk sekali udaranya," desah puteri mahkota. "Atau karena di sisiku ada kanda?"

Cakra sebenarnya ingin membawa puteri mahkota untuk pergi lebih dulu ke perkampungan. Berjalan kaki dengan gin kang tentu lebih cepat sampai. Tapi meninggalkan pengawal melan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status