Share

84. Tidak Kempes-kempes

Cakra melemparkan jubah pusaka ke udara dan menghilang.

Kemudian Cakra memusatkan pikiran ke jubah pusaka. Pakaian kebesaran Raja Agung itu melesat turun ke arahnya.

"Dasar kakek edan," maki Cakra. "Aku kena prank. Aku bisa memanggilnya dengan cara apapun karena jubah itu milikku. Jangan-jangan Tongkat Petir juga sama."

Cakra memfokuskan pikiran ke Tongkat Petir. Tongkat emas itu melesat dari udara dan hinggap di tangannya.

"Edan! Benar-benar edan! Kapan-kapan pasti kubalas!"

Cakra melemparkan kedua benda pusaka itu ke angkasa. Kemudian ia duduk bersandar ke batang pohon dan memejamkan mata.

Ada getaran sambung kalbu dari puteri mahkota. Ia membuka pintu kalbu menerimanya.

"Kanda tidur di mana?" tanya Dewi Anjani.

"Di bawah pohon."

Dewi Anjani kaget. "Banyak rumah penduduk kok tidur di Hutan Gerimis?"

"Aku mengambil jalan pintas agar segera sampai di jalur perdagangan internasional."

"Aku bermalam di kampung dekat Hutan Gerimis, tidur di dalam pedati."

"Di situ kan banyak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status