Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 90. Berpura-pura Hidup Merakyat

Share

90. Berpura-pura Hidup Merakyat

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2023-02-08 21:00:06
"Salam sejahtera untuk paduka raja! Semoga panjang umur!"

Gentong Ketawa disambut dengan gegap gempita oleh rakyat yang menginginkan perubahan di sepanjang jalan menuju istana.

Puncak penyambutan terjadi di Kotaraja. Masyarakat datang berduyun-duyun dan berdiri berjejer di pinggir jalan mengucapkan selamat datang kepada Gentong Ketawa dan rombongan. Ia sampai pegal menganggukkan kepala.

Mereka berharap banyak pada raja baru. Gentong Ketawa tersenyum seakan sangat paham penderitaan mereka. Padahal ia menyembunyikan kebingungannya bagaimana menanggulangi persoalan yang demikian menumpuk.

"Tugasku selama ini membuat puteri mahkota gembira," kata Gentong Ketawa pelan. "Tentu berbeda dengan membuat rakyat gembira. Sementara aku akan melawak untuk menyenangkan mereka. Mendingan raja jadi pelawak ketimbang pelawak jadi raja."

Puteri bangsawan berbondong-bondong keluar dengan dandanan terbaik dan melambaikan tangan menebar pesona.

Gentong Ketawa serasa jadi Song Joong Ki, aktor favoritny
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   91. Ada Cemburu Di Hatimu

    "Kita menginap di sini, Paman Patih." Dewi Anjani dan rombongan tiba di penginapan pinggiran Kotaraja. Mereka berdandan layaknya pelancong. "Sudah cukup malam untuk masuk Kotaraja." "Baiknya begitu, Tuan Puteri," kata Mahameru. "Untuk menghindari kecurigaan petugas pintu masuk." Penginapan itu sangat megah dan indah dengan lampu lampion berwarna-warni. Di lantai bawah terdapat restoran dengan interior unik dan antik. Tamu kebanyakan pelancong dari mancanegara berkantong tebal karena tarifnya sangat mahal. Ada beberapa tamu kongkow-kongkow sambil menikmati hidangan makan malam dengan menu spesial dari bangsa manusia, yang menjadi daya tarik utama penginapan. Puteri Rinjani dan kelima pengawalnya duduk satu meja di dekat pintu masuk. "Ahai, puteri manja sudah tiba rupanya," seru puteri mahkota dari kerajaan Sihir. "Tamasya apa pindahan bawa rombongan banyak banget?" "Puteri gengges lagi apa di mari?" sindir Dewi Anjani sinis. "Biasanya menjajakan diri di kawasan kuliner." "Nama

    Last Updated : 2023-02-09
  • Perjanjian Leluhur   92. Pelayan Tak Berkasta

    Gentong Ketawa berkuda didampingi Sepasang Gagak Putih dan kawan-kawan. Penduduk Kotaraja berjejer sepanjang jalan mengelu-elukan sang raja. "Selamat datang, Yang Mulia!" Teriakan kegembiraan berkumandang menyambut kedatangan raja. Mereka begitu berharap akan adanya pembaharuan. Mereka sudah lama ingin terbebas dari oligarki yang sangat menyengsarakan rakyat kecil. Sebuah harapan yang terbang menjadi mimpi karena tak ada gerakan untuk memperjuangkan. Kekejaman balatentara menangkap dan mengeksekusi rakyat yang bersuara vokal dengan dibungkus bermacam predikat untuk melegalkan, serta dukungan penuh dari para penjilat istana, membuat keadilan berhembus seperti angin, dan benih-benih baru mati sebelum berkembang. "Semoga sejahtera, Yang Mulia!" "Panjang Umur, Yang Mulia!" Saat jarak ke pintu gerbang istana tinggal beberapa ratus hasta lagi, jalan mulai sepi, tidak ada masyarakat menyambut. "Istana seolah rumah hantu yang sangat menakutkan bagi mereka," kata Gentong Ketawa

    Last Updated : 2023-02-10
  • Perjanjian Leluhur   93. Mahkota Palsu

    Suara bergemuruh mengangkasa dari ungkapan kaget ribuan prajurit. Gentong Ketawa memeriksa mahkota tiara. Wajahnya mendadak pucat. "Mereka telah menukarnya...!" Pendekar Tak Bernama dan teman-temannya terkejut. Kecuali Gagak Jantan, ia tersenyum dan memandang Tanurangga. "Bagaimana kau bisa yakin kalau mahkota yang dipakai sahabatku adalah palsu?" tanya Gagak Jantan. "Padahal mahkota itu adalah yang dipakai Setan Jagat saat terbunuh?" Tanurangga terdiam merasa terpojok. "Saat itu Setan Jagat adalah raja yang menggantikan muridnya," kata Gagak Jantan. "Kau tahu apa hukumannya memberikan mahkota palsu kepada sang raja? Hukuman gantung bagi pejabat yang bertanggung jawab terhadap keamanan mahkota!" Suara bergemuruh prajurit kembali berkumandang membenarkan ucapannya. Tanurangga pucat seketika. Ia menoleh ke arah penasehat istana untuk minta bantuan. Pria tinggi kurus itu batuk-batuk sebentar, lalu menjawab, "Begini, sebelum pergi menuntut balas atas kematian muridnya, Setan Jagat

    Last Updated : 2023-02-11
  • Perjanjian Leluhur   94. Jago-jago Dari Selatan

    "Hemat tenaga kalian! Jangan terpancing!" Gagak Jantan mengingatkan para sahabatnya agar jangan terlalu bernafsu karena mereka baru menghadapi pendekar kroco. Ia tahu tokoh utama istana belum keluar dan ada beberapa yang membuat mereka harus memeras keringat. Setelah pendekar kelas teri menghilang, beberapa tokoh utama mulai keluar dan langsung menyerang dengan jurus andalan. Sementara si Golok Santet dan empat kawannya sibuk melayani prajurit yang tak henti berdatangan. Mereka sulit mengeluarkan pukulan sakti karena medan pertarungan tidak memungkinkan. "Aku hadapi mereka! Kau cepat masuk!" Gagak Jantan menghajar musuh yang bermunculan dari dalam dengan gagah berani untuk memberi kesempatan kepada Pendekar Tak Bernama menerobos masuk lewat jendela. Gagak Betina sibuk meladeni beberapa pendekar perempuan berilmu tinggi. "Kita susah untuk masuk," keluh Gagak Betina. "Di dalam banyak pendekar bayaran menunggu giliran." Tanurangga rupanya sudah menyiapkan strategi secara

    Last Updated : 2023-02-12
  • Perjanjian Leluhur   95. Tak Lepas Dari Masalah

    Pasukan pemanah bermunculan di atas wuwungan di beberapa bangunan. Lalu puluhan panah melesat dari berbagai arah menebar ancaman maut yang sulit dihindari. Sedikit lagi mencapai sasaran, Cakra mengibaskan jubah menghalau serangan. Seluruh mata melotot saat panah-panah itu tidak berjatuhan tapi seolah memantul dan melesat kembali ke arah pemiliknya. Cakra sendiri takjub menyaksikan jubah Raja Agung mampu mengembalikan serangan. Ia memanfaatkan momen itu untuk menggertak mereka. "Jendral Perang!" teriak Cakra. "Kalau kau biarkan pasukanmu, maka kupastikan semakin banyak korban berjatuhan! Kau seharusnya sudah bisa mengambil sikap siapa raja yang mesti diumumkan!" "Tuan Muda!" seru Gentong Ketawa. "Adakah bukti nyata kalau mahkota yang diberikan padaku adalah mahkota yang dipakai Setan Jagat, untuk meyakinkan Jendral Perang dan semua prajurit?" "Ucapanku adalah bukti nyata, Raja Gentong!" "Maafkan aku sudah lancang, Tuan Muda!" "Tapi untuk meyakinkan Jendral Perang dan semua praju

    Last Updated : 2023-02-13
  • Perjanjian Leluhur   96. Penculik Unik

    Penculikan di Kampung Sedayu semakin merajalela. Prajurit kadipaten seakan tidak berdaya mengatasi keadaan. Padahal pelaku hanya satu, namun licin bagai belut. Tamu penginapan pun jadi incaran. Penculik bertopeng seolah meledek dengan menculik perempuan di depan mata petugas patroli. Pelancong banyak yang menggagalkan rencana berlibur di kampung yang terkenal dengan keindahan alamnya itu. Penginapan jadi sepi. "Kalau begini caranya usahaku bisa gulung tikar," gerutu pemilik penginapan bernama Indragiri di depan para pembesar kampung. "Prajurit kerajaan sungguh tak berguna." Penginapan Indragiri adalah penginapan terbesar dan termewah di Kampung Sedayu, terletak di tepi Hutan Gerimis. Penginapan paling romantis untuk pasangan bulan madu, dan ramai dikunjungi tamu. Tapi beberapa hari ini kamar hanya terisi separuh, padahal penginapan terbilang aman. Ia sudah menyewa beberapa pendekar bayaran berilmu tinggi. Beberapa penginapan sudah sepi pengunjung meski tarif sewa sudah diskon.

    Last Updated : 2023-02-13
  • Perjanjian Leluhur   97. Jangan Sok Tahu

    "Kalian cari pendekar sakti untuk menangkap bedebah itu." Indragiri marah-marah kepada Rangkuti dan temannya. "Kalian dimutasi jadi centeng gudang, menghadapi maling kroco." "Ia memiliki ilmu Tabir Terawang sehingga kami tidak bisa melihatnya," kilah Rangkuti. "Berarti ilmu kalian di bawah penculik itu! Kalian ada rekomendasi untuk pendekar yang aku maksud?" "Ada," jawab Rangkuti. "Ranggaslawi dan Ranggaslawe, mereka adalah dua dari sedikit pendekar yang menguasai dunia perkelahian." "Coba kalian hubungi, apakah mereka mau menjaga rumahku?" "Bayarannya sangat mahal, Tuan." "Kalian pikir aku tidak mampu bayar?" "Tarif mereka dua puluh keping emas per malam." Indragiri melotot persis mata ikan mas koki. "Mahal sekali!" serunya. "Sebulan berarti enam ratus keping emas! Jatuh miskin aku!" Beberapa tamu penginapan yang lagi menikmati hidangan makam malam sampai menoleh. Indragiri mengangkat kedua tangannya minta maaf. Ia sengaja membawa istrinya bermalam di penginapan milikny

    Last Updated : 2023-02-14
  • Perjanjian Leluhur   98. Percayaku Laksana Misteri

    "Aku sungguh tidak tahu diadab," kata Indragiri dengan wajah merah padam menahan malu. "Aku kiranya tengah kedatangan tamu agung; calon pangeran Nusa Kencana." "Baru nyadar kau tidak tahu adab, tidak tahu diri juga," sindir Cakra pedas sambil menikmati ikan yellowfin asap. "Sudah tua gemar nonton tarian striptis. Lindayanti pasti kau pikat dengan aksi tipu-tipu." "Aku tidak menipunya, Tuan Muda," kelit Indragiri jengah. "Aku memenuhi semua permintaannya sebelum ritual penyatuan. Uang di dunia manapun sangat berkuasa." Rangkuti dan temannya turun dari lantai paling tinggi dan segera melapor. "Benar, Tuan," kata Rangkuti. "Nyonya tidak ada di kamarnya." "Sompret!" geram Indragiri murka. "Bagaimana kalian sampai tidak tahu kamarnya kosong?" "Kami kan diajak ngobrol sama Tuan," jawab Rangkuti. "Maksudku teman-teman kalian!" Rangkuti tidak bisa menjawab. Penculik pasti mempunyai ilmu kanuragan yang sangat hebat. Mereka berjaga di segenap penjuru, tapi tidak ada yang tahu Lindayanti

    Last Updated : 2023-02-14

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status