Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 252. Pertemuan Tak Diharapkan

Share

252. Pertemuan Tak Diharapkan

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-05-05 21:00:11
"Ferarri siapa itu?"

Cakra heran melihat sebuah mobil mewah parkir di halaman rumahnya.

Keheranannya terjawab saat menemukan seorang perempuan berpenampilan anggun duduk bersama Ambu di beranda, sementara pengawalnya berjaga-jaga di setiap sudut teras.

Sejak menjadi Nyonya Erlangga adalah sebuah keharusan merekrut tukang pukul.

"Ada apa Priscillia datang ke rumahku?"

"Jadi itu mantan tuan?"

"Aku tidak tahu apakah sudah menganggap mantan."

"Tidak apa tuan mempunyai istri tak berbilang, tuan adalah Raja Agung."

"Jangan sebut Raja Agung di rumahku, ada juga kebun jagung."

Pasti bukan kunjungan balasan siang tadi, batin Cakra. Sigap juga security itu melapor kepada majikannya, sekalian cari muka.

"Urusan jadi panjang," keluh Cakra seraya turun dari mobil. "Seharusnya Erlangga datang ke rumahku."

Barangkali pria itu terlalu tua untuk mengurusi hal seperti ini, atau ia sibuk kampanye ke pelosok.

Beberapa warga mengintip dari rumah masing-masing. Mereka heran banyak perempuan cant
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bambang Riyanto
semangat penulis
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   253. Wanita Jalang

    "Tuan sulit meninggalkan masa lalu." Melati memperhatikan kepergian sedan mewah yang membawa mantan terindah itu. "Ucapannya menunjukkan kalau ia masih ada rasa kepada tuan." "Aku kira rasa itu sudah tak berarti setelah apa yang terjadi pada ayahku, ia telah menjadi istri orang yang menyeret ayahku ke penjara." Mereka berdiri berseberangan. Masing-masing ingin menyelamatkan orang yang dicintai. Bagaimana Cakra dapat mengagungkan masa lalu? "Ucapan itu hanya basa-basi," kata Cakra lirih. "Sekedar bumbu dari apa yang pernah terjadi di masa lalu." "Sepuluh tahun menunggu terlalu lama untuk basa-basi, tuan." "Sudahlah, lupakan Nyonya Erlangga. Kita mesti siap-siap berangkat ke gedung kosong." Hari sudah senja. Persoalan geng serigala harus diselesaikan secepatnya. Mereka adalah sekumpulan anak muda bayaran bilamana ada demo untuk penggiringan opini publik, generasi parasit yang mementingkan diri sendiri. Mereka perlu pembinaan, bukan untuk ditiadakan. "Tuan mestinya tidak melib

    Last Updated : 2024-05-08
  • Perjanjian Leluhur   254. Tamu Di Malam Hari

    Masalah geng serigala sudah tuntas. Claudya jadi siswi paling dihormati di SMA, tak seorang pun berani menyentuhnya. Tengkulak dan rentenir juga sudah membuat perjanjian dengan kepala dukuh untuk memajukan perekonomian petani. Tapi pikiran Cakra makin runyam. Persoalan Abah belum menemukan titik terang. "Aku sulit mempengaruhi pelayan baru dari biro jasa," keluh Cakra. "Mereka terikat kontrak dengan peraturan sangat ketat." Cakra sudah berusaha melobi pelayan baru di mansion Erlangga, tapi mereka menolak untuk membantu penyelidikan kasus racun arsenik itu. Mereka pasti mengadu kepada Erlangga. Meski ia mengaku dari pihak korban tewas, Priscillia pasti curiga kalau orang itu adalah dirinya. "Posisiku makin terjepit. Erlangga pasti lapor ke polisi." "Aku kira Erlangga takkan tahu kalau mantan tuan tutup mulut," kata Melati yang menemaninya duduk di beranda. "Ia benar-benar mengira kalau orang itu dari keluarga korban." "Seandainya suamimu terancam, kemudian kamu mempunyai informa

    Last Updated : 2024-05-09
  • Perjanjian Leluhur   255. Barang Bukti

    "Tersangka mengerucut dengan adanya bukti dari Wiguna." Kecurigaan Cakra mulai mengarah kepada istri Erlangga dengan ditemukannya kemasan racun arsenik di saku blus. Kemungkinan kecil kalau Erlangga menyisipkan kemasan itu ke dalam saku istrinya. Waktu yang ada tidak cukup karena Abah meninggalkan TKP kurang dari dua menit. "Pikiranku sangat gelap untuk mengetahui apa motif wanita itu meracuni diri sendiri dan suaminya," keluh Cakra. "Apa wanita itu mengalami gangguan jiwa?" "Bisa saja orang rumah menyimpan kemasan itu di kantong istrinya saat memberikan pertolongan," kata Melati. "Aku kira kematiannya membuat penyidik merasa tidak perlu mencari barang bukti secara detail pada korban." "Kecurigaan untuk orang rumah kecil sekali karena saat kejadian mereka lagi keluar, tetangga yang membantu Abah membawa mereka ke rumah sakit." "Ada rentang waktu cukup lama dengan kedatangan polisi ke TKP, ada banyak kesempatan untuk membersihkan TKP." "Kalau seperti itu dugaanmu, secara logika

    Last Updated : 2024-05-09
  • Perjanjian Leluhur   256. Atas Nama Masa Lalu

    Pagi-pagi Priscillia sudah datang ke rumah Cakra. Matanya kelihatan sembab seperti habis menangis. "Apakah Erlangga melakukan KDRT?" tanya Cakra menaruh simpati. "Kau mestinya lapor polisi." "Aku menangis karena memikirkan nasibmu," jawab Priscillia. "Erlangga melaporkan dirimu ke polisi pagi ini karena sudah mengintimidasi pelayan baru." Cakra tersenyum kecut. "Bagaimana ia tahu kalau aku mengintimidasi pelayan baru? Ia tidak kenal diriku." "Tapi security mengenalmu dan tahu kalau kau adalah anak terpidana." Erlangga sangat gegabah kalau melaporkan dirinya hanya berdasarkan asumsi. Cakra dapat menyangkal keterangan pelayan yang mencari perhatian tuannya itu. Bukti verval sangat tergantung kepada kepintaran orang untuk berbicara. "Aku pikir kau bercerita kepada suamimu." "Aku tidak tahu apa-apa dalam kasus Abah." "Kau sekarang sudah melibatkan diri. Kedatanganmu ke rumahku membahayakan dirimu kalau Erlangga tahu." "Aku tidak peduli." Cakra kuatir ucapan itu timbul akibat be

    Last Updated : 2024-05-10
  • Perjanjian Leluhur   257. Hidup Terasa Mudah

    Hasil uji forensik membuktikan kalau kemasan itu adalah kemasan racun arsenik dan surat wasiat itu merupakan tulisan tangan istri Erlangga. Erlangga menyangkal telah menghancurkan surat wasiat itu, ia bahkan tidak tahu menahu tentang surat itu. Ia juga menolak ingin menguasai seluruh harta titipan karena sudah menulis perjanjian di atas kertas bermaterai, ia akan mengembalikan separuh harta pada tanggal yang telah ditetapkan. "Bagaimana tuan?" Pengacara meminta pendapat Cakra. "Terus terang saya tidak percaya dengan keterangan Pak Erlangga. Apakah tuan akan membuka kasus ini kembali?" "Aku hanya menginginkan ayahku bebas," jawab Cakra. "Tapi ada permintaan kepada Erlangga yang tidak ada hubungannya dengan kasus ini." "Permintaan apa itu?" "Aku menginginkan Erlangga mengundurkan diri sebagai calon bupati, ia tidak pantas menjadi pemimpin." "Tuan ada gantinya? Sekalian membantu partai yang mengusung Erlangga." "Apa urusan anda dengan partai?" "Saya pengurus partai." "Aku kira i

    Last Updated : 2024-05-10
  • Perjanjian Leluhur   258. Calon Bupati

    Beberapa pria perlente itu ternyata pengurus partai yang mengusung Erlangga. "Kedatangan kami untuk meminta kesediaan Pak Cakra menjadi calon bupati," kata ketua partai. "Ibu Priscillia sebagai wakilnya." Cakra memperoleh dukungan dari berbagai eksponen partai, namanya viral karena perjuangan untuk menegakkan keadilan. Ia tidak menuntut hakim dan Erlangga, padahal netizen sangat mendukung untuk menjadi pelajaran. Cakra pikir ia tidak mendapatkan apa-apa dengan pelajaran seperti itu, selain menabur dendam. "Basic ku teknologi industri," kata Cakra. "Ibu Priscillia sarjana sosial. Apa tidak terbalik, Pak?" "Begitu keinginan Ibu Priscillia, basic menurutnya nomor sekian. Terpenting, Pak Cakra bersedia berkomitmen untuk memperjuangkan aspirasi rakyat." "Bagaimana dapat memperjuangkan aspirasi rakyat kalau saya tidak mempunyai basic yang sesuai? Ujung-ujungnya berlagak jadi orang pintar!" Cakra tidak mengerti dengan dunia politik. Kalau knowledge tidak penting, lalu standarnya apa u

    Last Updated : 2024-05-11
  • Perjanjian Leluhur   259. Hidup Dalam Kesahajaan

    Sejak tersiar kabar Ambu menjadi bakal calon bupati, rumah tak pernah sepi dari tamu. Penampilan Ambu pun di make over sehingga warga pangling melihatnya, bahkan ia terlihat seperti ratu kecantikan ketimbang calon bupati. "Ambu mesti terlihat cantik di depan konstituen," kata Cakra. "Bertutur lemah lembut, rendah hati, jangan terpancing emosi, begitulah strateginya untuk mengambil simpati." "Aku lulus cum laude." "Pemimpin di kabupaten ini tidak perlu berotak cerdas, yang penting mengerti rakyat." "Maksudmu jadi pelayan rakyat kan?" "Jadi budak rakyat yang baik, tahan terhadap cacian dan fitnah, karena baru sebatas itu pemahaman mereka tentang kebebasan berpendapat. Jangan menghujat orang bejat karena ia akan semakin bejat dengan kata-katanya." "Masa sampai segitunya?" "Begitulah kenyataannya." Cakra membentuk tim sukses untuk membantu kelancaran sosialisasi. Jadi Ambu tidak repot menerima tamu. Tapi pagi itu penampilan Ambu kembali seperti biasanya. "Ambu mau pergi ke mana

    Last Updated : 2024-05-11
  • Perjanjian Leluhur   260. Berpura-pura

    "Aku ini sebenarnya mirip perempuan Timur Tengah atau Tiongkok?" Pertanyaan Melati membuat Cakra makin pusing. Mirip perempuan mana pun ia tidak bersedia menjadi istri. Cakra baru saja menerima kedatangan tamu dari sebuah kecamatan. Ia menjadwalkan kunjungan ke beberapa wilayah di kecamatan itu. Pada rombongan tamu, Cakra memperkenalkan Melati sebagai sekretaris berkebangsaan Tiongkok, tapi cerita ke Ambu berkebangsaan Timur Tengah. "Setahuku puteri mahkota yang mirip perempuan Tiongkok, bukan aku." "Terserah kau mau mirip perempuan Dubai atau Shanghai. Tidak penting juga kan?" "Tentu saja penting. Tuan mesti menetapkan aku mirip perempuan bangsa mana. Aku kuatir tuan disebut mencla-mencle." "Bodo amat." Melati tidak tahu kalau kepolosannya kepada Ambu membawa bencana bagi Cakra. Ambu mengultimatum ingin melihatnya menikah sebelum pilkada. Melati menyatakan bersedia. Di bangsanya menikah berarti kawin, atau bercampur tanpa ikatan. "Aku sudah bilang banyak perbedaan istilah

    Last Updated : 2024-05-12

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status