Home / Romansa / Perjanjian Leluhur / 167. Pertunjukan Gratis

Share

167. Pertunjukan Gratis

Author: Enday Hidayat
last update Last Updated: 2024-02-11 20:09:22
Ranggaslawi dan pendekar golongan putih mulai kewalahan melumpuhkan lawan. Setiap kali mereka berhasil menotok pendekar bayaran, rabi Sitani datang membebaskan sehingga dapat bertarung lagi.

Beberapa pendekar masih berdiri kaku menunggu pertolongan rabi Sitani. Hanya pendekar yang mempunyai energi inti sangat tinggi yang mampu melepaskan totokan itu.

Ranggaslawi merasa usaha yang dilakukan jadi percuma. Tenaga mereka bisa habis terkuras menghadapi para pendekar berilmu tinggi itu.

"Kalian hadapi mereka!" teriak Ranggaslawi. "Aku akan menghajar rabi pecicilan itu!"

Ranggaslawi melompat tinggi-tinggi dan berguling di udara mencoba keluar dari kepungan. Namun ia sulit mendekati rabi Sitani karena anak buahnya datang menghadang silih berganti.

Jendral Perang bingung memutuskan. Mereka bisa mati konyol kalau bertarung sekedar untuk melumpuhkan, tapi ia tak berani membangkang perintah putera mahkota untuk tidak menumpahkan darah.

"Celaka," keluh Jendral Perang seraya mengelak dari sera
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Perjanjian Leluhur   168. Cinta Di Tapal Batas

    Jendral Perang dan Iblis Cinta terlibat pertarungan seru dan sengit dengan tiga pengawal utama istana. Dua pengawal sudah berhasil dilumpuhkan. Tapi apa yang terjadi di halaman istana sedikit pun tak mengundang perhatian Puteri Rinjani. Ia melesat ke atas benteng istana diiringi lima dayangnya. Puteri Rinjani menjadikan pucuk pohon sebagai titian untuk melesat secepat mungkin di udara, berlomba dengan waktu untuk segera sampai di gerbang fatamorgana. "Semoga pengawal utama sudah berhasil membungkus patung salju dengan anyaman daun mertua, sehingga tidak hancur tersambar petir," kata dayang senior. "Aku lihat pengawal utama sudah kembali dan sedang bertarung dengan Jendral Perang dan Iblis Cinta," sahut dayang junior. "Tapi aku heran di mana mereka meletakkan patung salju." "Aku kira bukan mereka yang ditugaskan untuk memindahkan patung salju. Butuh waktu lama untuk mengerjakan karena patung itu sangat berbahaya." Kelima dayang itu kewalahan mengejar puteri mahkota sehingga tertin

    Last Updated : 2024-02-12
  • Perjanjian Leluhur   169. Pesanggrahan Cinta

    Ranggaslawi membuang mayat rabi Sitani ke altar batu untuk jadi santapan burung bangkai. Beberapa ekor burung bangkai terbang berputar-putar di sekitar altar batu. Biasanya hari ketiga jadi santapan kalau mati secara normal. "Aku punya sahabat gampang sekali CLBK," keluh Ranggaslawi. "Padahal mantannya segambreng. Apa ia mau mengangkat semuanya jadi istri di alam roh? Ki Gendeng Sejagat sudah mengambil risiko besar karena tak dapat menahan nafsu. Ia seharusnya menunggu rabi Sitani moksa supaya tidak berubah wujud jadi nenek renta di alam roh. Jadi ia sekarang terpaksa menerima jadi istrinya. Rabi Sitani jelas menolak tinggal ratusan tahun di gerbang siksa untuk kembali menjadi perempuan cantik dan seksi. Ia sendiri memilih berwajah buruk rupa ketimbang menjalani hukuman. "Sebenarnya apa yang terjadi dengan rabi Sitani?" tanya Golok Santet tak habis pikir. "Tak cukup alasan untuk moksa. Setan jengkol saja tidak tertarik pada body goal-nya kalau sudah jadi mayat." "Pasti tidak tert

    Last Updated : 2024-02-13
  • Perjanjian Leluhur   170. Keagungan Hati

    Air terjun bergemuruh dan jatuh berbuih-buih di telaga dan mengalir ke Sungai Suci. Bulan hampir penuh terombang ambing dalam riak air jernih. Di antara derasnya hunjaman air terjun terdapat batu ceper besar di mana Cakra duduk bersila bertafakur memulihkan energi inti dengan bertelanjang dada. Ia berniat tirakat sampai purnama tiba besok malam. Hanya butuh satu purnama lagi untuk menguasai ilmu Salin Raga, dari seharusnya enam purnama. Ilmu Salin Rupa dari Konde Emas mempercepat proses itu. "Tumben kakek edan itu tidak mendampingiku," gumam Cakra. "Padahal aku ingin mengguruinya karena belum ada murid menggurui gurunya." Cinta tanpa keagungan hati begitu jadinya. Ia mempunyai dua istri cantik jelita dan satu nenek renta. Ia dan rabi Sitani mesti pergi ke gerbang siksa untuk mengembalikan kondisi mereka seperti dulu. Menjalani hukuman lima ratus tahun bukan waktu lama untuk kehidupan abadi. Rabi Sitani pasti bersedia asalkan ditemani suaminya. Jangan sampai berakit-rakit ke hulu b

    Last Updated : 2024-02-16
  • Perjanjian Leluhur   171. Dahaga Memanggang Jiwa

    Puteri Rinjani naik ke atas batu ceper dan merangkul Cakra dari belakang, lalu mengecup lehernya dengan mesra. "Bantu aku, baby," desah puteri mahkota, nafasnya memburu didera rangsangan yang sulit dikendalikan. "Bebaskan aku dari dahaga yang mencekik jiwaku." "Kau mempunyai energi inti sangat tinggi, kau tinggal tafakur beberapa waktu dan mengerahkan energi positif untuk melenyapkan pengaruh pil koplok." "Aku ingin jalan pintas. Tapi aku tidak tahu hasrat yang menggebu ini karena pil koplok atau sangat bahagia melihatmu masih hidup?" Jemari lentik Puteri Rinjani menelusuri dada Cakra secara perlahan, nafasnya terasa hangat dan lembut menyentuh kulit pendekar tampan itu, sementara mulutnya mulai menghisap-hisap leher. "Karena ingin jalan pintas, Jendral Perang dan Iblis Cinta jadi salah kaprah," kata Cakra. "Mereka menolak tawaran bercinta dari tawanan perang yang menjadi haknya, tapi bersedia bercinta dengan dayangmu karena butuh pertolongan." "Kehormatan mereka dipertaruhkan ka

    Last Updated : 2024-02-17
  • Perjanjian Leluhur   172. Pengorbanan Kebebasan

    Matahari sudah naik sepenggalahan ketika Mahameru dan sahabat pendekar tiba di istana Curug Tujuh. Pintu gerbang terbuka lebar. Istana sangat lengang. "Musuh kelihatannya sudah diangkut semua," kata Gagak Betina sambil mengikuti mereka masuk ke halaman istana. "Lalu kita datang buat apa?" "Pangeran ingin menjadikan istana Curug Tujuh sebagai markas sementara," sahut Mahameru. "Di sini kita bebas menyusun strategi tanpa kuatir ada yang menguping." "Lalu Pangeran dan sahabat pendekar berada di mana?" tanya Bidadari Penabur Cinta. "Tamu undangan sudah dideportasi ke kerajaan masing-masing. Bidasari sempat marah karena tak ada pemberitahuan, padahal banyak bangsawan dari kerajaan Bunian yang terlibat." Bidasari protes keras kepada Cakra karena menangkap puteri bangsawan dari Bunian tanpa berkoordinasi dengannya. Mendeportasi tamu terhormat dengan kereta gerobak sangat menyinggung harga diri mereka, padahal ia membawa kereta wisata. "Bidasari lupa kalau dirinya berada di wilayah Nusa K

    Last Updated : 2024-02-18
  • Perjanjian Leluhur   173. Keteguhan Hati

    Fredy muncul dan berdiri di tepi telaga. Ia memperhatikan Cakra yang bertafakur di antara derasnya air terjun. Purnama mulai menunjukkan kemolekannya, menerangi curug dan sekitarnya. Cakra begitu kukuh ingin menguasai ilmu Salin Raga, supaya bebas pulang tanpa sepengetahuan Ratu Nusa Kencana. Ia ingin meninggalkan kerajaan untuk selamanya dan kembali menjadi anak petani di kampung. "Kau temani saja istrimu tidur di pesanggrahan," kata Puteri Rinjani. "Biar aku menjaganya." "Aku sudah berjanji menjaganya selama bertafakur," sahut Fredy. "Aku ingin memastikan sahabatku aman dari segala gangguan." Fredy kagum akan keteguhan Cakra pada janjinya. Ia rela meninggalkan harta, tahta, dan perempuan seanggun bidadari untuk mengurus kerbau, menjadi manusia biasa dan kerap menerima cacian karena kemiskinannya. Fredy sendiri tak berniat untuk pulang. Ia sudah mendapatkan segalanya di Nusa Kencana. Buat apa kembali ke negeri manusia memperebutkan kehidupan yang belum tentu dimenangkan? Fredy h

    Last Updated : 2024-02-20
  • Perjanjian Leluhur   174. Tante Pemersatu

    Bidadari Penabur Cinta memberi isyarat agar mereka menghampiri ke batu besar tempatnya bersembunyi. Mereka melesat dengan sebat dan dalam sekejap sudah berada di dekat Bidadari Penabur Bunga dan Kupu-kupu Madu. "Ada apa?" tanya Puteri Rinjani penasaran. "Kalian datang mengendap-endap seperti mengintip kera lagi mandi." "Air terjun sudah dikepung puluhan prajurit pemberontak," bisik Bidadari Penabur Cinta. "Kita harus siap siaga melindungi pangeran." Puteri Rinjani terkejut. Ia sudah tahu pasukan panah bertebaran di balik pohon di atas tebing di sekitar telaga. Ia kira pasukan pelindung yang berjaga-jaga dari serangan musuh. "Jadi mereka bukan pasukan Kotaraja?" cetus Puteri Rinjani tercekat. "Pasukan Kotaraja baru tiba besok pagi," jawab Bidadari Penabur Cinta. "Mereka hanya bertahan di kaki bukit membuat pagar betis." "Ranggaslawi dan sahabat pendekar berada di mana?" tanya Fredy. "Mereka di atas tebing menghadapi para pendekar bayaran, sebagian berusaha melumpuhkan prajurit t

    Last Updated : 2024-02-20
  • Perjanjian Leluhur   175. Ilmu Tertinggi Di Muka Bumi

    Pada saat situasi kritis, Cakra mengirim pesan lewat getaran batin, "Gunakan ilmu Bidadari Mengurai Jiwa." Puteri Rinjani terkejut, ia protes, "Pukulan sihir terlarang di Nusa Kencana. Aku tidak mau mendapat kutukan." "Kau hanya bisa mengalahkan Selendang Petir dengan ilmu sihir." "Wajahku nanti buruk rupa. Aku tidak mau terlihat jelek di matamu." "Bagaimanapun bentuk rupamu kau adalah calon permaisuri kedua." Puteri Rinjani mengakui ia pasti kalah kalau bertahan dengan jurus selendang. Rismala tiada tanding dengan selendang petirnya. Nyawanya pasti melayang kalau terlambat menghindar sedetik saja. Serangan selendang petir demikian dahsyat mengincar setiap titik lemah di sekujur tubuhnya. Puteri Rinjani memutuskan untuk menggunakan ajian Bidadari Mengurai Jiwa sesuai saran Cakra. Ia melompat mundur beberapa hasta, tangannya meliuk di udara membentuk gerakan mirip penari balet. Rismala kaget, ia berseru, "Kau sungguh nekat, Rinjani! Kau berani menantang kutukan para leluhur!" I

    Last Updated : 2024-02-21

Latest chapter

  • Perjanjian Leluhur   375. Permaisuri Kesebelas

    "Kau bukan tandinganku...!" Cakra mengingatkan Chu Phang Yu yang hendak menyerangnya. "Aku tidak mau kau mati sia-sia...!"Chu Phang Yu adalah tokoh muda sakti mandraguna yang sangat ditakuti di Hutan Utara, sehingga ia memperoleh gelar Ratu Hutan Utara.Tiada pendekar berani berbuat konyol di Hutan Utara, kecuali ingin mengantarkan nyawa.Betapa nekatnya Cakra memandang remeh Chu Phang Yu."Kau sungguh tidak menghormati diriku!" geram Ratu Hutan Utara. "Apakah kau masih memiliki kehormatan?""Bedebah...! Aku ingin tahu seberapa pantas kau merendahkan diriku!""Sangat pantas...!"Cakra melayani serbuan Chu Phang Yu dengan jurus Hati Di Ranting Cemara.Ia berkata, "Aku juga ingin tahu seberapa pantas kau jadi calon permaisuri Raja Agung!""Aku belum memberi jawaban kepada Anjani! Aku berpikir ulang menjadi permaisuri kesebelas melihat kesombongan dirimu!"Dewi Anjani menetapkan lima belas calon permaisuri untuk Pangeran Nusa Kencana, namun hanya sepuluh yang diumumkan dalam testimoni,

  • Perjanjian Leluhur   374. Ratu Hutan Utara

    Chu Phang Yu mengintip lewat rumpun bunga tulip, rumpun bunga itu terletak di tepi telaga kecil.Chu Phang Yu tersenyum saat kuda coklat mendatangi kuda betina yang lagi makan rumput di seberang telaga."Jebakanku berhasil...!" gumam Chu Phang Yu. "Daging kuda itu pasti sangat lezat.""Kau sedang apa?"Sebuah pertanyaan dari belakang mengejutkan Chu Phang Yu.Ia menoleh dan menemukan bangsawan muda sangat tampan tengah tersenyum.Bagaimana dirinya sampai tidak mengetahui kedatangan pemuda itu?"Aku kira lagi mpup," kata Cakra. "Kok tidak buka cawat? Apa mpup di celana?""Kurang ajar...!" geram Chu Phang Yu. "Makhluk apa kau tidak ketahuan datangnya olehku?""Kau terlalu khusyuk melihat kelamin kudaku, sehingga tidak tahu kedatangan diriku.""Rupanya kau bangsawan cabul...! Kau tidak tahu berhadapan dengan siapa!""Aku sedang berhadapan dengan perempuan cantik jelita yang mempunyai kegemaran mengintip binatang kawin.""Aku adalah Chu Phang Yu! Penguasa Hutan Utara yang akan menghukum p

  • Perjanjian Leluhur   373. Kuda Betina

    "Bersiaplah...!"Cakra menempelkan ujung tongkat pada kening topeng lalu mengalirkan energi roh, asap berbau busuk mengepul dari sela topeng. Ratu Utara mengerahkan energi inti untuk membantu proses pengobatan, dan menutup jalur pernafasan, mencegah terhirupnya aroma busuk dan beracun.Ratu Utara membuka topeng ketika dirasa wajahnya sudah kembali seperti sediakala, dan mengenakan pakaian."Aku kagum denganmu," puji Ratu Utara. "Kau mampu berkonsentrasi melakukan pengobatan dengan pesonaku terpampang jelas di matamu.""Ada saatnya aku menikmati keindahan perempuan, ada saatnya menutup mata," sahut Cakra. "Aku minta kau memenuhi janji untuk menemui Ratu Purbasari. Permusuhan kalian mesti diakhiri di atas traktat.""Tiada alasan bagiku untuk mengingkari janji. Kutukan akan kembali menimpa diriku jika aku ingkar."Cakra tersenyum miris. Ratu Utara sudi berdamai bukan atas kesadaran diri sendiri, tapi takut kena karma.Kiranya sulit melupakan masa lalu, padahal Pangeran Wikudara mengikat

  • Perjanjian Leluhur   372. Kebohongan Terbongkar

    Cakra senang mendengar kehamilan permaisuri ketiga. Pantas saja Maharini tidak pernah sambung kalbu, ia sudah kehilangan ilmu itu secara sendirinya.Ilmu Sambung Kalbu dan Sambung Rasa akan muncul kembali setelah ia melewati masa lahiran."Puteri mahkota akan tinggal di istana Miring sampai masa lahiran selesai," kata Ratu Utara. "Ia mesti dijaga dari segala pengaruh pria jahat.""Aku heran bagaimana puteri mahkota mempunyai banyak musuh sehingga banyak pria yang ingin mencelakai dirinya," ujar Cakra. "Apakah ia banyak memberi harapan kepada mereka sewaktu masih lajang?""Maharini senang pengembara, kehidupannya banyak dihabiskan di luar istana, ia mempunyai beberapa teman dekat yang sakit hati karena pernikahannya dengan pangeran Nusa Kencana begitu mendadak.""Aku kira mereka salah mengartikan kebaikan puteri mahkota, mereka seharusnya tahu bahwa sejak awal ia sudah menentukan pilihan hidupnya, yaitu Pendekar Lembah Cemara.""Mereka tahu kalau aku tidak setuju puteriku mengikat jan

  • Perjanjian Leluhur   371. Topeng Srikandi

    "Maksudmu ingin menyumpal mulutku dengan bibir topeng?" Cakra memandang Ratu Topeng dengan kurang ajar. "Mendingan disumpal dengan mulut kuda sekalian!""Kau sangat menyinggung harga diriku!" geram Ratu Topeng marah. "Padahal belum pernah ada bangsawan Bunian yang berani menghinaku!""Aku tersanjung menjadi yang pertama."Cakra meminta si Gemblung untuk berjalan lewat gili-gili karena perempuan bertopeng tidak bergeser dari tengah jalan."Aku bertanya sekali lagi...!" tegas Ratu Topeng. "Ada kepentingan apa kau datang malam-malam ke wilayah Utara?""Aku kemalaman, aku kurang nyaman menginap di wilayah Barat, perempuannya bau asem seperti dirimu.""Aku kira ada masalah dengan hidungmu!""Hey, ratu ronggeng...! Kau tidak dapat mencium bau dirimu karena memakai topeng! Maka itu buka dulu topengmu agar bisa menikmati bau asem tubuhmu!"Padahal perempuan bertopeng beraroma mirabilis, wanginya sangat menyegarkan pernafasan.Cakra sampai berfantasi dengan body goal-nya. Wangi mirabilis adal

  • Perjanjian Leluhur   370. Perempuan Bertopeng

    Cakra pergi meninggalkan prajurit kerajaan, kembali ke dangau di perkebunan jeruk di mana si Gemblung menunggu.Kemudian Cakra berangkat ke perbatasan dengan berkendara kuda coklat itu."Kau benar, Gemblung," kata Cakra. "Kita mestinya melanjutkan perjalanan ke wilayah Utara. Sepasang Pengemis Gila akan menjadi tanggung jawab tokoh istana untuk melumpuhkannya.""Bagaimana kita melewati pintu gerbang, Yang Mulia?" tanya si Gemblung. "Apakah penjaga perbatasan sudi membuka gerbang tengah malam buta begini?""Bagiku tidak ada rintangan yang tak dapat dilewati," sahut Cakra. "Aku adalah calon Raja Agung, aku harus mampu membuktikan ketangguhan diriku."Cakra dapat menggunakan ilmu Selubung Khayali untuk mempengaruhi mereka agar menuruti keinginannya. Ia bahkan dapat berbuat apa saja.Cakra biasa menggunakan ilmu itu dalam situasi darurat, karena cukup menguras energi, terutama untuk makhluk yang berotak jernih.Cakra cukup menggerakkan kepala kepada penjaga perbatasan untuk membuka pintu

  • Perjanjian Leluhur   369. Sepasang Pengemis Gila

    "Terima kasih atas informasinya, tuan...!" Kepala prajurit istana dan anak buahnya pergi ke perkebunan apel menyusul Sepasang Pengemis Gila. "Mereka tak percaya dengan penjelasan Yang Mulia," kata si Gemblung. "Mereka pikir Yang Mulia adalah bangsawan edan." "Kau kurang ajar sekali kepada majikanmu...!" gerutu Cakra. "Bangsawan edan mana mungkin mempunyai 5.000 keping emas dan perak?" Cakra bangkit dari balai kayu, berjalan mondar-mandir seperti orang bingung."Ada apa Yang Mulia bolak-balik kayak gergaji mesin?" tanya si Gemblung. "Sepasang Pengemis Gila adalah tokoh sakti mandraguna yang malang-melintang di kerajaan Dublek, kemampuan mereka setingkat sahabatku, pasti cukup merepotkan." Istana Dublek mempunyai tokoh sakti sangat banyak, sehingga cukup disegani meski kerajaan kecil. "Lalu Yang Mulia akan menyusul mereka?" "Ya. Kau tunggu di sini." Cakra merasa bertanggung jawab karena puteri Marina adalah calon permaisuri. "Aku pasti terlambat menyelamatkan puteri mahkota ka

  • Perjanjian Leluhur   368. Bukan Aku Yang Bilang

    "Kita terpaksa menempuh jalan setapak."Cakra meminta si Gemblung untuk memasuki jalan kecil berkerikil di antara pohon apel yang berderet rapi."Puteri Marina pasti mengenali diriku jika kita lewat jalan umum.""Bagaimana ia mengenali Yang Mulia padahal belum pernah bertemu?""Ratu Barat pasti sudah memberi gambaran secara virtual."Cakra sulit menolak jika puteri Marina mengundang untuk menghadiri pesta. Perjalanan menuju kerajaan Utara jadi terhambat.Cakra hanya mempunyai waktu tiga pekan untuk menyambangi permaisuri, pada saat itu sayembara di kota Dublek sudah memasuki babak akhir.Kesempatan terbaik bagi Cakra untuk mengambil alih istana, tanpa perlu melumpuhkan prajurit."Yang Mulia mestinya senang bertemu puteri Marina. Yang Mulia pasti diminta menginap di rumah singgah, dan bisa test drive.""Kau itu kendaraan calon Raja Agung, pikiran kotormu mestinya dihilangkan.""Barangkali aku ketularan."Cakra mendelik. "Ketularan aku maksudnya?""Bukan aku yang bilang."Hari sudah mal

  • Perjanjian Leluhur   367. Sayangnya Bukan Ksatria

    Cakra segera mengadakan ikatan janji suci dengan puteri mahkota begitu tiba di istana Bunian.Cakra tinggal selama dua hari di istana megah itu. Setelah muncul titik hitam di kening Bidasari, pertanda datang masa kehamilan, ia pergi ke istana Utara untuk menyambangi Maharini.Bidasari melepas kepergian sang ksatria dengan berat."Aku akan selalu merindukan kedatangan dirimu," kata puteri mahkota Bunian. "Jadikanlah aku pengisi bilik hatimu di antara permaisuri lain." Cakra senang Bidasari sudah memasuki masa kehamilan, sehingga tanggung jawabnya untuk mencetak penerus dinasti sudah tertunaikan.Cakra menempuh perjalanan lewat kerajaan Barat, ia belum pernah berkunjung ke negeri kecil yang makmur itu."Aku heran dengan leluhur Nusa Kencana," kata Cakra sambil menunggang kuda coklat dengan santai. "Ia tidak menjodohkan diriku dengan puteri Marina, padahal negeri ini perlu menjadi anggota persemakmuran.""Puteri Marina masih di bawah umur, Yang Mulia," sahut si Gemblung. "Barangkali itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status