Share

Bab 449

Author: Matahariku
last update Last Updated: 2023-11-10 17:54:31
Jantung Winda berdegup kuat seolah sedang mengatakan bahwa dia sedang benar-benar bahagia.

Hengky melirik Winda sambil sedikit mengerutkan dahinya.

Dia menarik tangan itu kembali dan mendorong Winda menjauh. Hengky bangkit dari tempat tidur.

"Klik.” Terdengar suara saklar lampu ditekan. Lampu di kamar tidur itu menyala. Winda kaget, dia menutup matanya dengan selimut.

Hengky kemudian turun dari kasur dan mengenakan sandalnya. Dia mengambil sekotak rokok, menghidupkannya.

Mata Hengky menatap Winda tajam. Dia kemudian berkata dengan nada suara yang rendah dan sensual, tapi terasa sangat dingin, "Aku nggak tertarik main drama sama kamu. Ngomong terus terang, kamu mau apa?”

Winda mengangkat selimutnya kemudian duduk. Dia menatap wajah laki-laki yang dingin itu dan berkata dengan sangat tegas, "Aku mau kamu.”

Hengky sedikit menggerakkan jarinya, abu rokok jatuh. Dia menyipitkan mata dan berkata, "Oh ya?”

Nada bicara itu terdengar sangat dingin. Seperti sedang mengejek. Winda tersenyum
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 450

    “Kamu nggak nyesel?’ Hengky bertanya dengan suara serak. "Kenapa aku harus menyesal?” Winda balik bertanya.Mendengar kata-kata Winda, Hengky menyipitkan matanya yang dingin, kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Winda hingga membuat Winda duduk berlutut di atas ranjang. Sedetik kemudian bibir tipisnya menempel di bibir Winda. Hengky, dengan sikap sangat mendominasi, melahap bibir manis Winda.Hengky melepaskan Winda hingga membuat wanita itu jatuh ke dalam pelukannya. Winda refleks mengambil napas panjang setelah ciuman panas itu. Tanda merah merayap di ujung telinganya tanpa ia sadari.Hengky menggigit bibir bawahnya. Dia mengambil kondom dari meja samping tempat tidur, membungkuk mendekati wanita itu dan berbisik di telinganya, "Bantuin."Winda meraih kondom itu dan dengan santai melemparkannya ke tempat sampah di samping tempat tidur. Winda lalu mengaitkan lengannya di leher Hengky dan berbisik, "Nggak usah pakai."Hengky menyipitkan matanya dan meraih pinggang Winda. Dia m

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 451

    Winda meringkuk dalam dekapan pria itu, kepalanya tertumpu pada pundak Hengky. Ekspresi Winda dipenuhi kebahagiaan.Mendengar pertanyaan itu, Hengky menjawab dengan nada kesal, "Willy yang minta aku kasih itu ke kamu.”Winda menatapnya, senyuman di sudut bibirnya meredup. Winda seakan kebingungan menghadapi sikap tiba-tiba Hengky yang tampak tidak sabar.Sepertinya Winda terlalu percaya diri. Winda kira karena Hengky memperhatikan dia yang sering pilek dan demam, jadi Hengky membelikan vitamin untuknya. Apa daya, ternyata malah Willy yang menyiapkan vitamin itu.Winda menarik nafas dalam-dalam, mencoba menetralkan emosinya. Winda sebenarnya masih ingin berbincang dengan Hengky, tetapi sepertinya Hengky tidak berniat untuk itu. Dia langsung mematikan lampu.Dalam kegelapan Winda tidak bisa melihat apa-apa. Dia berusaha beradaptasi sejenak sebelum akhirnya berbaring di atas bantal.Winda bergeser ke arah Hengky, masuk lebih dalam ke dalam dekapannya. Winda melingkarkan tangannya di ping

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 452

    Namun, suasana hati Winda hanya bertahan beberapa detik sebelum dia menutup pintu dan melemparkan dirinya ke tempat tidur Hengky lagi. Winda menikmati sisa aroma tubuh Hengky yang segar di kasurnya.Winda merasa masih agak mengantuk, jadi dia menarik selimutnya dan segera tertidur lagi. Winda tidur sampai hampir tengah hari ketika dia tiba-tiba terbangun oleh suara dering telepon.Winda memandang telepon dengan heran. Dia berguling ke sisi tempat tidur, dan memeriksa kembali sebelum yakin bahwa itu adalah panggilan dari kantor polisi.Winda segera menjawab telepon, menempelkan headset ke telinganya. "Halo, ini Winda. Ada yang bisa saya bantu?"Sebuah suara laki-laki dari seberang sana menjawab, "Halo, Bu Winda. Saya polisi, dari Polres, nama saya Galih."Winda bertanya, "Pak Galih, ada yang bisa saya bantu?"Galih menjelaskan, "Begini, Bu Winda. Apa Anda mengenal Yuna? Dia bilang ingin bertemu sama Ibu sebelum memberikan keterangan lengkap tentang kasus ini. Bisa datang ke rumah sakit

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 453

    Galih tertegun sejenak sebelum akhirnya dia mengulurkan tangan seraya berkata, “Halo, Bu Winda.”Winda tersenyum dan menyambut tangan Galih. Kemudian dia langsung berkata ke pokok permasalahan yang ingin dibahasnya, “Apa sekarang saya bisa bertemu dengan Yuna?”“Bisa, kok,” jawab Galih sambil mengulurkan tangannya untuk membuka pintu bangsal.Kemudian dia melangkah masuk dan berbalik ke arah Winda seraya berkata, “Waktu berkunjung hanya ada 20 menit. Berdasarkan peraturan, saya harus berada di tempat bersama Ibu selama kalian berdua mengobrol.”Winda mengangguk setuju lalu mengikuti Galih masuk ke area bangsal di mana Yuna ditempatkan di bagian bangsal mandiri. Winda berjalan masuk ke dalam area bangsal dan menemukan ada seseorang yang sedang berbaring di atas ranjang dengan tubuh yang dibalut kain kasa. Sepertinya orang itu mengalami luka yang cukup parah. Yuna langsung menoleh ketika mendengar ada orang yang datang menghampiri bangsalnya. Matanya sesaat terpaku ke arah Winda yang d

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 454

    “Kalau begitu, kamu harus mati bersamaku!” seru Yuna sambil tersenyum sadis dan hendak menikam Winda dengan pisau buah di tangannya. Galih bergegas menghampiri Yuna lalu mencengkeram dan memutar tangannya ke belakang. Pisau yang digenggamnya langsung terlepas dan terjatuh di atas lantai. Kemudian Galih menekan tubuh Yuna ke atas lantai. “Lepaskan!” seru Yuna berusaha memberontak.Kemudian dia kembali berteriak, “Winda, aku nggak akan melepaskanmu, sekalipun aku mati dan jadi hantu!”“Kalau begitu, aku tunggu sampai kamu mati,” balas Winda acuh tak acuh. Kemudian Winda mengalihkan pandangannya ke arah Galih dan berkata, “Pak Galih, saya akan pergi kalau memang tidak ada hal lain lagi yang perlu dibicarakan.”Yuna langsung tampak gelisah dan terus memberontak setelah mendengar Winda akan pergi begitu saja. Luka-lukanya yang masih dalam masa pengobatan kembali terbuka dan kembali mengalirkan darah yang merembes ke perban yang menutup lukanya. Namun, anehnya Yuna tidak terlihat sakit de

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 455

    Martin membuang wajahnya lalu memuntahkan ampas apel yang dimakannya. Dia juga melemparkan sisa apel yang sempat dia gigit tadi ke dalam tempat sampah. Kemudian dia menatap sinis ke arah Yanwar dengan tatapan penuh kebencian seraya berkata, “Memangnya kamu pikir siapa kamu sampai berani menyebut ibuku!”Yanwar benar-benar terkejut dengan tatapan penuh kebencian yang diperlihatkan Martin kepadanya sampai membuat Yanwar jatuh terduduk di atas sofa. Kemarahan yang bergejolak di dalam hatinya seketika menghilang tidak berbekas. Namun, kebencian di mata Martin justru terlihat semakin ganas setelah melihat Yanwar diam dan tidak bisa berkata-kata. “Ngomong, dong! Kenapa diam saja? Kenapa? Kamu malu, ya!” seru Martin sinis. Yanwar menatapnya dengan ekspresi campur aduk lalu berkata, “Nak ....”“Jangan panggil aku kayak gitu!” seru Martin penuh amarah. Kemudian dia berdiri dan menunjuk Yanwar seraya berkata, “Kamu nggak berhak manggil aku begitu!”Raut wajah Yanwar terlihat sedih dan menye

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 456

    “Aku salah mengajarmu,” ujar Yanwar dengan raut wajah lelah dan tatapan redup. Martin menyeka darah yang muncul di sudut mulutnya lalu menatap Yanwar dengan tatapan dingin seraya berkata, “Apa ini masih belum cukup buat kamu? Kamu boleh menamparku lagi kalau masih belum cukup.”Ekspresi wajah Yanwar terlihat dipenuhi dengan rasa sakit. Dia buru-buru meraih lengan Martin lalu berkata dengan nada memohon, “Martin, Papa mohon jangan lakukan hal seperti ini lagi, oke? Papa minta maaf sama kamu atas semua kesalahan Papa. Semua kesalahan Papa nggak ada hubungannya sama Winda. Kamu jangan lagi ....”Martin mengibaskan lengannya agar Yanwar melepaskan genggamannya di lengan Martin, lalu Martin berkata dengan nada sinis, “Kamu memohon sama aku kayak gini pastinya bukan karena Winda, kan? Aku yakin, semua ini pasti karena Winda adalah anak dari perempuan itu. Kamu sakit hati banget karena itu? Asal kamu tahu saja ya, aku semakin nggak mau lepasin perempuan itu karena tingkahmu ini.”Yanwar tida

    Last Updated : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 457

    Dita dan Sekar sedang mengobrol sambil tersenyum ketika mereka melihat Pak Doni menghampiri mereka dengan tergopoh-gopoh. Senyuman di wajah kedua perempuan itu seketika memudar lalu berkata, “Pak Doni, kamu kan sudah tua, tapi kenapa tingkahmu masih begitu ceroboh?”“Bu Sekar, tadi ada seseorang yang menaruh surat ini di depan pintu,” ujar Doni sambil menyerahkan surat itu kepada Sekar. Sekar langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, “Surat yang nggak jelas asal-usulnya, ya? Kalau begitu, kamu langsung buka saja.”“Baik, Bu Sekar,” jawab Doni lalu membuka amplop itu dan mengeluarkan sebuah flash disk dari dalamnya. Kemudian Sekar menoleh ke arah Dita dan berkata, “Cepat, ambil komputer.”Dita terlihat enggan untuk menuruti perintah ibunya. Namun, dia tetap berjalan ke lantai atas untuk mengambil laptop.“Kamu tahu siapa yang menaruhnya di depan pintu?” tanya Sekar. Doni menggelengkan kepala lalu berkata, “Saya tidak bisa melihat orang itu dengan jelas karena langit sudah gelap. T

    Last Updated : 2023-11-10

Latest chapter

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status