Share

Bab 454

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 17:54:31
“Kalau begitu, kamu harus mati bersamaku!” seru Yuna sambil tersenyum sadis dan hendak menikam Winda dengan pisau buah di tangannya.

Galih bergegas menghampiri Yuna lalu mencengkeram dan memutar tangannya ke belakang. Pisau yang digenggamnya langsung terlepas dan terjatuh di atas lantai. Kemudian Galih menekan tubuh Yuna ke atas lantai.

“Lepaskan!” seru Yuna berusaha memberontak.

Kemudian dia kembali berteriak, “Winda, aku nggak akan melepaskanmu, sekalipun aku mati dan jadi hantu!”

“Kalau begitu, aku tunggu sampai kamu mati,” balas Winda acuh tak acuh.

Kemudian Winda mengalihkan pandangannya ke arah Galih dan berkata, “Pak Galih, saya akan pergi kalau memang tidak ada hal lain lagi yang perlu dibicarakan.”

Yuna langsung tampak gelisah dan terus memberontak setelah mendengar Winda akan pergi begitu saja. Luka-lukanya yang masih dalam masa pengobatan kembali terbuka dan kembali mengalirkan darah yang merembes ke perban yang menutup lukanya. Namun, anehnya Yuna tidak terlihat sakit de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 455

    Martin membuang wajahnya lalu memuntahkan ampas apel yang dimakannya. Dia juga melemparkan sisa apel yang sempat dia gigit tadi ke dalam tempat sampah. Kemudian dia menatap sinis ke arah Yanwar dengan tatapan penuh kebencian seraya berkata, “Memangnya kamu pikir siapa kamu sampai berani menyebut ibuku!”Yanwar benar-benar terkejut dengan tatapan penuh kebencian yang diperlihatkan Martin kepadanya sampai membuat Yanwar jatuh terduduk di atas sofa. Kemarahan yang bergejolak di dalam hatinya seketika menghilang tidak berbekas. Namun, kebencian di mata Martin justru terlihat semakin ganas setelah melihat Yanwar diam dan tidak bisa berkata-kata. “Ngomong, dong! Kenapa diam saja? Kenapa? Kamu malu, ya!” seru Martin sinis. Yanwar menatapnya dengan ekspresi campur aduk lalu berkata, “Nak ....”“Jangan panggil aku kayak gitu!” seru Martin penuh amarah. Kemudian dia berdiri dan menunjuk Yanwar seraya berkata, “Kamu nggak berhak manggil aku begitu!”Raut wajah Yanwar terlihat sedih dan menye

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 456

    “Aku salah mengajarmu,” ujar Yanwar dengan raut wajah lelah dan tatapan redup. Martin menyeka darah yang muncul di sudut mulutnya lalu menatap Yanwar dengan tatapan dingin seraya berkata, “Apa ini masih belum cukup buat kamu? Kamu boleh menamparku lagi kalau masih belum cukup.”Ekspresi wajah Yanwar terlihat dipenuhi dengan rasa sakit. Dia buru-buru meraih lengan Martin lalu berkata dengan nada memohon, “Martin, Papa mohon jangan lakukan hal seperti ini lagi, oke? Papa minta maaf sama kamu atas semua kesalahan Papa. Semua kesalahan Papa nggak ada hubungannya sama Winda. Kamu jangan lagi ....”Martin mengibaskan lengannya agar Yanwar melepaskan genggamannya di lengan Martin, lalu Martin berkata dengan nada sinis, “Kamu memohon sama aku kayak gini pastinya bukan karena Winda, kan? Aku yakin, semua ini pasti karena Winda adalah anak dari perempuan itu. Kamu sakit hati banget karena itu? Asal kamu tahu saja ya, aku semakin nggak mau lepasin perempuan itu karena tingkahmu ini.”Yanwar tida

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 457

    Dita dan Sekar sedang mengobrol sambil tersenyum ketika mereka melihat Pak Doni menghampiri mereka dengan tergopoh-gopoh. Senyuman di wajah kedua perempuan itu seketika memudar lalu berkata, “Pak Doni, kamu kan sudah tua, tapi kenapa tingkahmu masih begitu ceroboh?”“Bu Sekar, tadi ada seseorang yang menaruh surat ini di depan pintu,” ujar Doni sambil menyerahkan surat itu kepada Sekar. Sekar langsung mengerutkan keningnya lalu berkata, “Surat yang nggak jelas asal-usulnya, ya? Kalau begitu, kamu langsung buka saja.”“Baik, Bu Sekar,” jawab Doni lalu membuka amplop itu dan mengeluarkan sebuah flash disk dari dalamnya. Kemudian Sekar menoleh ke arah Dita dan berkata, “Cepat, ambil komputer.”Dita terlihat enggan untuk menuruti perintah ibunya. Namun, dia tetap berjalan ke lantai atas untuk mengambil laptop.“Kamu tahu siapa yang menaruhnya di depan pintu?” tanya Sekar. Doni menggelengkan kepala lalu berkata, “Saya tidak bisa melihat orang itu dengan jelas karena langit sudah gelap. T

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 458

    Hengky sedang berjalan menuju lantai atas ketika dia menerima telepon dari nomor rumah keluarganya. “Hengky, kamu lagi di rumah?” tanya Dita dari balik telepon.Hengky langsung mengerutkan keningnya seraya berkata, “Ya.”“Nenek suruh kamu dan Winda untuk datang ke sini sekarang. Jadi, kamu cepat ya datang ke sini, ya,” ujar Dita. Hengky langsung menghentikan langkahnya lalu melihat arloji di tangannya ketika mendengar perkataan Dita. Sekarang sudah pukul 9 malam. Kenapa nenek masih saja menyuruhnya untuk ke sana?Hengky kembali mengerutkan keningnya lalu bertanya, “Sekarang sudah malam. Ada masalah apa sampai nenek minta kami berdua ke sana?” “Itu ....” Dita sempat ingin menjelaskan semuanya kepada Hengky. Namun, dia langsung mengurungkan niatnya ketika teringat dengan sikap Hengky yang sangat melindungi Winda. Jadi, Dita pun berkata, “Nenek nggak bilang apa-apa. Mungkin dia kangen sama kamu. Jadi, kamu cepat ya ke sini.”“Sebenarnya apa yang terjadi?” tanya Hengky curiga dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 459

    Winda benar-benar terkejut dengan video yang dilihatnya di dalam laptop. Kejadian ini sudah berlalu sehari yang lalu. Selain itu, informasi tentang kejadian ini juga berhasil diredam oleh pihak penyelenggara, jadi Winda benar-benar tidak menyangka kalau keluarga Pranoto bisa menerima dan menyaksikan video ini. Winda tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap Sekar. Winda memilih untuk berbalik guna meminta bantuan Hengky. Namun, apa yang didapatkannya justru tatapan dingin yang membekukan dari mata Hengky.Winda terkejut ketika melihat tatapan penuh rasa curiga dari mata Hengky. Akhirnya Winda berniat untuk membuka mulutnya sambil mengerutkan kening tanpa sadar. Namun, Hengky tiba-tiba mengalihkan pandangannya dari Winda.“Itu cuma kecelakaan saja. Bukan masalah besar,” ujar Hengky tenang sebelum Winda sempat membuka mulutnya. Winda terlihat bingung sambil menatap ke arah Hengky yang masih memasang wajah dingin. Dia tidak mengeti apa maksud dari tatapan dingin suaminya. Apa mung

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 460

    Sekar menunjukkan raut wajah kesal lalu berkata, “Hengky, kamu ini benar-benar ceroboh. Gimana Nenek bisa hidup kalau sampai terjadi hal buruk sama kamu?”“Apa perempuan ini jauh lebih penting daripada dirimu sendiri? Berani sekali kamu mempertaruhkan nyawamu demi dia?” lanjut Nenek sambil menunjuk Winda. Sekar masih terus mengingat bagaimana takutnya dia ketika Hengky kecelakaan saat itu. Jadi, bagaimana mungkin Sekar bisa menerima masalah ini dengan tenang?Adi Pranoto yang sejak tadi duduk terdiam di atas sofa tiba-tiba bangkit dan berkata, “Hengky, ikut Kakek.”Hengky langsung melirik ke arah Winda sebelum dia pergi. Winda mengira kalau Hengky khawatir dengan keadaannya, jadi dia tersenyum dan berkata, “Aku baik-baik saja.”Kemudian Hengky mengalihkan tatapan dinginnya dan pergi ke lantai atas begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Winda. Nenek tetap menatap Winda dengan tatapan kesal dan jijik setelah kedua laki-laki itu pergi ke lantai atas. “Jangan kamu pikir

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 461

    “Tinggalkan Hengky sekarang kalau kamu masih punya hati nurani,” ujar Nenek penuh tekad. “Nenek, aku nggak akan bercerai dari Hengky,” balas Winda tegas. “Keputusan bukan ada di tanganmu lagi,” ujar Nenek dengan raut wajah penuh amarah. Winda langsung tersenyum lalu berkata, “Masalah ini adalah masalah di antara aku dan Hengky. Jadi, kami berdua yang akan memutuskannya.”Nenek tidak mau kalah, jadi dia pun berkata dengan nada dingin, “Tapi Hengky adalah cucu Nenek. Jadi, dia harus dengar perkataan Nenek!”“Nenek nggak bisa lagi seenaknya mengambil keputusan sendiri. Aku ngerti kok kalau Nenek marah dan mau menghukumku karena aku tahu semua ini memang salahku. Tapi aku nggak akan setuju untuk bercerai apa pun yang terjadi,” ujar Winda.“Aku bersedia bercerai dengannya kalau Hengky bilang sendiri dia nggak bisa mencintaiku seumur hidupnya dan ingin mengakhiri hubungan kami. Jika tidak, kita nggak perlu lagi membahas masalah ini,” lanjut Winda setelah sempat terdiam selama beberapa saa

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-10
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 462

    “Kamu adalah penerus keluarga Pranoto. Semua keputusan yang kamu ambil akan berkaitan dengan masa depan keluarga Pranoto ke depannya. Jadi, kamu harus lebih berhati-hati dalam bertindak. Kamu boleh punya perasaan, tapi jangan sampai terbawa perasaanmu sendiri,” jelas Kakek berusaha mengingatkan cucunya. Hengky hanya mengangguk seraya berkata, “Baik, Kek! Aku pulang dulu kalau sudah nggak ada lagi yang mau dibicarakan.”“Menginap di sini saja malam ini,” ujar Adi. “Nggak perlu,” jawab Hengky ketus. “Baiklah, kalau begitu,” ujar Adi tanpa berusaha memaksa Hengky karena dia tahu bagaimana temperamen cucunya itu.Kemudian Hengky mengangguk lalu berbalik dan pergi menuju pintu ruang kerja. “Hengky,” panggil Adi tiba-tiba.Hengky langsung menghentikan langkahnya. Kemudian Adi menghampiri Hengky dan menepuk pundaknya seraya berkata, “Kamu adalah penerusku yang paling berharga dan menjanjikan. Kakek tahu kalau kamu jauh lebih baik dari ayahmu. Kakek harap kamu nggak akan terjerat dengan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-11

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status