Share

Bab 460

Sekar menunjukkan raut wajah kesal lalu berkata, “Hengky, kamu ini benar-benar ceroboh. Gimana Nenek bisa hidup kalau sampai terjadi hal buruk sama kamu?”

“Apa perempuan ini jauh lebih penting daripada dirimu sendiri? Berani sekali kamu mempertaruhkan nyawamu demi dia?” lanjut Nenek sambil menunjuk Winda.

Sekar masih terus mengingat bagaimana takutnya dia ketika Hengky kecelakaan saat itu. Jadi, bagaimana mungkin Sekar bisa menerima masalah ini dengan tenang?

Adi Pranoto yang sejak tadi duduk terdiam di atas sofa tiba-tiba bangkit dan berkata, “Hengky, ikut Kakek.”

Hengky langsung melirik ke arah Winda sebelum dia pergi.

Winda mengira kalau Hengky khawatir dengan keadaannya, jadi dia tersenyum dan berkata, “Aku baik-baik saja.”

Kemudian Hengky mengalihkan tatapan dinginnya dan pergi ke lantai atas begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Winda.

Nenek tetap menatap Winda dengan tatapan kesal dan jijik setelah kedua laki-laki itu pergi ke lantai atas.

“Jangan kamu pikir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status