Share

Bab 172

“Jefri, kamu nggak usah seperti ini. Bukannya dulu kamu paling benci aku ganggu kamu? Sekarang aku sama sekali nggak tertarik padamu, seharusnya kamu senang, dong,” kata Winda sambil tertawa sinis, seperti sedang menertawakan kebodohannya sendiri.

Dulu Winda memang buta, tidak bisa melihat hubungan antara Jefri dan Luna. Dia masih dengan bodohnya dipermainkan oleh kedua orang itu. Kemungkinan kata-kata dalam pesan yang Jefri kirimkan padanya hari ini juga merupakan ide dari Luna.

Senyum di sudut bibir Jefri langsung membeku. Dia seharusnya senang karena Winda tidak mengganggunya lagi. Namun, sejak Luna mengungkapkan semuanya pada Jefri dan Luna mengucapkan kata-kata itu, perasaan Jefri menjadi kacau.

Jefri menghabiskan waktu sepanjang malam untuk memilah perasaannya. Pada akhirnya, dia menyadari kalau dia benar-benar memiliki perasaan terhadap Winda, yang seharusnya tidak dia miliki. Dia mengira saat itu dia pergi ke rumah sakit untuk berbaikan dengan Winda adaalh demi Luna. Namun, set
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status