Share

Bab 173

Penulis: Matahariku
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-25 14:24:32
“Jefri, kamu ingin peras aku karena sudah menyelamatkan aku?” tanya Winda dengan raut wajah yang sangat dingin.

Jefri mengepalkan tangannya, lalu menundukkan kepala untuk menyembunyikan rasa bersalah yang terpancar di matanya. Kemudian, dia berkata dengan suara yang berat, “Kamu berutang padaku, jadi kamu harus bayar.”

Winda tertawa sinis, “Selama ini aku sudah lakukan begitu banyak hal untuk kamu. Menurutmu aku masih berutang padamu? Sekalipun iya, aku tetap nggak akan setujui dua pilihan yang kamu bilang tadi. Aku nggak bisa melakukannya.”

Tanpa berpikir pun Winda tidak akan melakukan hal seperti mencuri proposal. Kalau membujuk ayahnya untuk berinvestasi di Gunawan Group, Winda takut begitu dia selesai bicara dengan ayahnya, Hengky langsung tahu mengenai hal ini. Kemarin dia baru saja bersumpah di depan keluarga Pranoto kalau dia akan memutuskan semua hubungan dengan Jefri. Hari ini Winda tidak akan ragu untuk berselisih dengan ayahnya demi Jefri. Dia hanya takut Sekar akan mengguna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 174

    Jefri bisa menebak apa yang ada di pikiran Winda ketika melihat ekspresi Winda yang tampak frustrasi. Setelah ragu sejenak, dia pun berkata, “Bukannya kamu punya saham di Atmaja Group? Pakai dana enam ratus miliar seharusnya nggak begitu sulit.”Winda spontan terkejut dan menatap Jefri dengan curiga. Kemudian, dia bertanya sambil mengerutkan kening, “Kenapa kamu bisa tahu aku punya saham di Atmaja Group?”Winda memang memiliki sepuluh persen saham di Atmaja Group. Saham itu merupakan warisan dari ibunya yang telah meninggal.Hanya saja, Winda tidak pernah memberi tahu hal ini kepada Jefri. Pria itu seharusnya tidak tahu, kecuali Luna memberi tahu pria itu.Jefri tampak menyesal, tapi dia segera menyembunyikan penyesalannya dengan senyuman, “Kamu pernah bilang sama aku secara nggak sengaja dulu. Kamu bilang saja bisa bantu aku atau nggak.”Dari reaksi Jefri, Winda bisa memastikan kalau hal ini pasti ada hubungannya dengan Luna. Terlalu banyak hal yang terjadi akhir-akhir ini, sampai-sam

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 175

    Namun siapa sangka, begitu Winda sampai di depan tangga, Winda melihat sosok yang dikenalnya. Dia ingin bersembunyi, tapi sudah terlambat.Begitu Hengky mendongak, dia pun melihat Winda berdiri mematung di depan tangga dengan wajah pucat. Dari ekspresinya kentara sekali perempuan itu sedang panik dan kebingungan.“Sayang, kenapa kamu ada di sini?” Winda melengkungkan sudut bibirnya yang terasa kaku dan tersenyum pada Hengky.Winda melirik ke belakang dari ekor matanya, sambil berdoa agar Jefri tidak keluar saat ini. Kalau tidak, dia benar-benar tidak bisa memberi penjelasan lagi.Mungkin karena Hengky muncul tiba-tiba, Winda yang tidak sama sekali tidak bisa menyembunyikan perasaannya dengan baik. Kegelisahan dan kepanikan di mata perempuan itu begitu jelas, Hengky ingin mengabaikannya pun tidak bisa.Hengky melihat Winda melirik ke belakang, dia pun menyadari sesuatu. Raut wajah pria itu seketika menjadi sangat muram.“Kenapa kamu gugup begitu?” tanya Hengky sambil menatapnya dengan d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 176

    “Kamu nggak apa-apa?” tanya Jefri dengan prihatin.Winda langsung mendorong Jefri menjauh darinya. Tiba-tiba perempuan itu berbalik dan menampar Jefri.“Jefri, kamu sengaja jebak aku?” Dia memelototi Jefri dengan tajam, di matanya penuh dengan kebencian dan rasa jijik.Setelah semua jadi seperti ini, Winda benar-benar bodoh kalau dia masih tidak bisa mengetahuinya. Tidak mungkin Hengky tiba-tiba muncul di sini, apalagi di waktu yang sangat pas. Pasti Jefri yang memberi tahu Hengky tentang hal ini.Jefri menyeka darah di sudut bibirnya dengan tangan. Pada saat dia melihat wajah Winda yang sangat marah, dia pun bertanya dengan cemberut, “Ini pertama kalinya kamu pukul aku. Winda, kamu benar-benar jatuh cinta pada Hengky?”“Jefri, aku batalkan kesepakatan kita tadi. Camkan baik-baik. Kalau kamu masih berani memainkan trik-trik di belakangku, jangankan Gunawan Group, aku akan buat kamu nggak bisa tinggal di Kota Jenela lagi!”Usai berkata, Winda pun tidak peduli dengan Jefri lagi. Dia berg

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 177

    Usai berkata, Winda mengulurkan tangan untuk menghentikan taksi. Begitu taksi berhenti di depannya, dia langsung masuk ke dalam mobil tanpa ragu.Sementara itu, Jefri masih berdiri di tempat, menatap taksi yang membawa Winda pergi. Ada perasaan tidak terima di mata pria itu. Tangan yang tergantung di sisi badannya mengepal. Dia pun bergumam sambil menggertakkan gigi, “Jangan menyesal, Winda!”Winda yang memprovokasinya lebih dulu, jadi Jefri tidak akan melepaskan perempuan itu begitu saja.“Hengky, angkat teleponnya!” Winda memegang ponselnya dan menelepon Hengky berulang kali, tapi pria itu tidak mengangkat telepon.Sopir taksi yang membawa Winda adalah seorang paman yang baik hati. Pada saat dia melihat wajah Winda yang agak pucat, juga terlihat menyesal dan cemas, dia pun bertanya, “Lagi bertengkar dengan pacar, ya? Dia nggak angkat telepon?”Winda menatap ponsel yang menampilkan panggilannya ditolak lagi, kedua matanya langsung memerah. Dia mengangguk ke sopir taksi dan menjelaskan

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 178

    Lani langsung menutup mulutnya, lalu menundukkan kepala dan melanjutkan pekerjaannya.Santo belum kembali ke meja kerjanya, tiba-tiba ponselnya yang berada di atas meja berdering. Dia segera mengambil ponselnya. Tanpa sadar dia mengangkat alisnya ketika melihat nama penelepon yang tertera di layar ponselnya.Kebetulan sekali? Kelihatannya tebakan Santo benar. Amarah Hengky benar-benar ada hubungannya dengan istrinya.“Bu.” Santo segera mengangkat telepon.Begitu Lani mendengar cara Santo memanggil si penelepon, tangannya yang sedang mengetik tiba-tiba berhenti. Dia pun melihat ke arah Santo dengan heran.Lani bertanya-tanya, tadi dia tidak salah dengar, bukan? Santo memanggil orang itu dengan sebutan ibu? Ibu yang mana? Jangan-jangan ....Lani melihat ke arah kantor Hengky, tapi tidak ada pergerakan dari dalam. Dia pernah mendengar kabar kalau Hengky telah menikah. Namun, hal itu tidak pernah dikonfirmasi, dia juga tidak pernah bertemu dengan istri CEO-nya itu. Oleh karena itu, Lani me

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 179

    Lani tertangkap basah, dia spontan terdiam karena kaget, untung saja tidak tersedak air liurnya sendiri. Semangat bergosip yang berkobar di matanya langsung padam.“Pak-Pak Hengky.” Lani menyapa si bos dengan terbata-bata. Setelah itu, dia menundukkan kepala dengan perasaan bersalah dan mengambil dokumen di atas mejanya, lalu pura-pura sedang membaca dokumen.“Apa yang kalian bicarakan barusan?” Hengky berjalan mendekat. Sebuah aura yang mengintimidasi seketika memenuhi ruangan itu.Lani hampir membenamkan seluruh kepalanya di dalam dokumen, sama sekali tidak ada semangat bergosip seperti tadi.Mata Hengky tiba-tiba tertuju pada ponsel di tangan Santo. Dia menatap asistennya itu sejenak, lalu berjalan kembali ke ruangannya sambil berkata, “Santo, ke sini sebentar.”Santo hanya bisa menghela napas tak berdaya. Lani yang melihatnya dari samping diam-diam berbisik, “Pak Santo, berdoa saja.”Santo tertawa pelan sambil menggelengkan kepala, lalu dia pergi ke ruangan Hengky sambil membawa po

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 180

    Usai berkata, karyawan itu menghubungi nomor internal ruangan CEO. Sebelum panggilan itu terhubung, Winda telah melihat Santo keluar dari lift dan berjalan ke arahnya dengan cepat.Santo memiliki temperamen yang sangat baik. Begitu melihat Santo, karyawan bagian resepsionis itu langsung menutup telepon dan berkata, “Pak Santo, dia bilang mau bertemu dengan Pak Hengky, katanya dia sudah buat janji dengan Pak Santo.”Santo mengangguk pada karyawan itu, lalu menoleh untuk melihat Winda. Setelah itu, dia menyapa Winda dengan hormat, “Bu Winda.”Sapaan Santo seketika menarik perhatian orang-orang di sekitar. Karyawan bagian resepsionis tampak paling terkejut. Dia merasa canggung ketika melihat wajah Winda yang tertutup masker.Winda tidak memperhatikan hal-hal itu. Dia menatap Santo dan berkata, “Dia masih ada di kantor?”“Iya.” Santo tampak agak ragu-ragu. Dia menatap panggung di depannya sebentar, lalu berkata dengan suara pelan, “Bu Winda, kita bicara di sana saja.”Winda mengangguk pela

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 181

    Mata Hengky bergetar ketika mendengar perkataan ‘Orang yang aku sukai itu kamu’. Namun, dia sama sekali tidak merasa senang ketika mendengarnya. Hengky justru merasa perkataan itu seperti menghina dan mengejeknya. “Aku nggak peduli sama tujuanmu dan Jefri. Tapi yang jelas, aku akan membuat kalian menyesal kalau sampai kalian berniat untuk menghancurkanku!” seru Hengky kesal.Winda sangat kaget dan hanya bisa tertunduk sedih ketika mendengar perkataan Hengky. Dia bisa mengerti kalau Hengky tidak mempercayainya. Di kehidupan sebelumnya, setiap kali Winda bersikap lemah lembut kepada Hengky, semua itu pasti ada hubungannya dengan Jefri. Jadi, wajar saja kalau sekarang Hengky merasa curiga ketika Winda mengungkapkan rasa sayangnya kepada Hengky. Bahkan Hengky juga menduga kalau Winda melakukan semua ini padanya hanya untuk membela Jefri. Winda memang selalu bersikap tidak sabaran. Dia baru saja terlahir kembali selama beberapa hari, tapi sikapnya kepada Hengky sudah berubah 180 derajat.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25

Bab terbaru

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 597

    Hengky mengerti maksud Winda, tapi dia berpura-pura bersikap dingin dan membalas, “Kamu sudah nggak sabar mau ketemu dia? Aku kasih tahu, ya, kamu nggak akan pergi ke mana pun sampai kamu sembuh!”Kata-kata itu bagaikan belati dingin yang menancap jantungnya. Dia menatap Hengky dengan penuh rasa kecewa dan berkata, “Hengky, kamu jelas-jelas tahu aku cuma ….”“Cuma apa? Kamu baik-baik saja di sini. Aku nggak mau kejadian tadi terulang lagi!”“Aku ….”Winda ingin mengatakan sesuatu, tapi melihat tatapan Hengky yang begitu dingin, dia menelan kembali kata-katanya. Hengky pun hanya menatapnya sekilas, tapi ketika dia hendak pergi, dia merasakan hawa dingin yang menempel ke tangannya dari tangan Winda.“Bisa, nggak, kamu jangan pergi dulu?”Kehangatan yang terpancar dari telapak tangan Hengky menyapu bersih hawa dingin yang ada di tubuhnya. Hengky menoleh dan melihat tangan mereka yang sedang saling bertautan, lalu dia beralih melihat tatapan mata Winda yang sedang memohon kepadanya. Ucapan

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 596

    Ketika baru saja keluar dari lift rumah sakit, Hengky melihat sudah ada kerumunan orang yang berdiri di depan kamar Winda. Mereka semua tampak lega melihat kedatangannya.Dokter segera menyambutnya dan berkata, “Pak Hengky datang juga akhirnya. Bu Winda mengurung diri di kamar. Lukanya harus cepat diobati.”“Oke, aku ngerti,” jawab Hengky, lalu dia bergegas mengetuk pintu kamar dan berkata, “Winda, ini aku, buka pintunya.”Perlahan Winda mengangkat kepalanya saat mendengar suara Hengky. Dari matanya tebersit ekspresi kebahagiaan dan turun dari ranjangnya untuk membuka kunci pintu. Mata Winda langsung memerah ketika dia melihat sosok yang tak asing baginya di balik pintu. Dia pun langsung melemparkan tubuhnya sendiri ke dalam pelukannya.Namun Hengky tidak membalas pelukannya. Dia hanya menatap sinis Winda dan menegurnya, “Winda, ngapain lagi kamu?”“Tadi aku mimpi kamu kena tembak tepat di jantung …. Hengky, aku takut.”Tubuh Hengky sempat bergidik sesaat dan detak jantungnya mulai ber

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 595

    “Bu Winda balik ke ranjang dulu. Sebentar lagi dokter datang,” kata si pengawal dengan kepala basah kuyup akibat keringat dingin.Walau begitu, Winda hanya menggelengkan kepalanya dan berulang kali berkata, “Aku mau ketemu Hengky!”“Tapi Pak Hengky lagi nggak di rumah sakit. Ibu ….”Sebelum pengawal itu selesai berbicara, dokter dan perawat yang sedang bertugas datang ke kamarnya Winda.“Ada apa?” tanya si dokter. Lantas, dokter melihat ada bercak darah di lantai, serta tangan Winda yang bersimbah darah. Dokter pun segera berkata, “Ada apa, Bu Winda? Kenapa jarum infusnya dicabut?”Si perawat juga menghampiri Winda dan berkata, “Bu, ayo saya bantu naik lagi ke ranjang. Saya balut dulu lukanya.”Tanpa melakukan perlawanan, Winda mengikuti arahan si perawat untuk diantar kembali ke ranjang. Si perawat pun merasa lega, tapi ketika dia baru ingin membalut lukanya, tiba-tiba Winda menghindar dan dengan matanya yang merah menatap si pengawal, “Aku mau ketemu Hengky. Kalau dia nggak datang, a

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 594

    Hengky menggerakkan bola matanya sekilas dan kembali berkata kepada Winda dengan sinis, “Kalaupun aku mat, aku tetap nggak mau kamu nolong aku.”Raut wajah Winda langsung pucat mendengar itu. Matanya mulai memerah dan dia hendak membuka mulut untuk mengatakan sesuatu, tapi Winda sudah tidak bisa lagi menahan tangisannya. Melihat mata Winda memerah, Hengky jadi merasa gusar dan berpesan kepadanya untuk cukup beristirahat saja. Kemudian Hengky pun berbalik dan keluar dari kamarnya Winda.Winda ingin menahan Hengky untuk tetap berada di sisinya, tapi pintu sudah tertutup rapat sebelum dia sempat berbicara. Kini suasana di kamar jadi tenang. Winda masih tak bisa menahan luapan perasaan dan air mata pun mengalir deras. Dia menggigit bibirnya sendiri dengan keras untuk meredam suara tangisannya, dan menelan semua emosi itu sendirian.Hengky yang baru menutup pintu juga berhenti di depan dan melihat ke dalam melalui kaca kecil. Dia dengan jelas melihat Winda menangis, tapi dia tidak mengeluar

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 593

    “Kenapa bisa jadi begini …,” ujar Winda terkejut. Dia mengira dengan kuasa yang dimiliki keluarga Pranoto, mencari seseorang bukanlah hal yang sulit, lagi pula orang yang dicari juga begitu terkenal,rasanya mustahil tak ditemukan.“Ada seseorang yang hapus semua jejaknya sebelum aku mulai nyari. Semua petunjuk yang ada dipatahkan sama dia,” kata Hengky.Kalau saja pada saat itu Winda tidak menyadari ada sesuatu yang aneh pada mobil itu, mungkin sekarang Hengky …. Sudahlah, Winda tidak mau memikirkannya lebih jauh, dia takut kehilangan Hengky.Mobil Jeep hitam itu tidak mengikuti mereka sampai ke bandara. Mobil itu tiba-tiba muncul dan langsung menodongkan pistol ke arah Hengky tanpa ragu, yang jelas berarti mereka dari awal sudah ada niat untuk membunuhnya. Pertanyaannya, sebenarnya siapa yang bisa melakukan itu?Winda merasa misteri ini jadi makin dalam saja, dan lagi setiap kejadian selalu ada hubungannya dengan dia dan juga Hengky. Winda belum mengalami ini di kehidupan sebelumnya.

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 592

    “Bu Winda, sungguh baik secara kamu sudah terbangun,” ujar Fran melangkah masuk dengan terkejut dan mengulurkan tangannya untuk memeriksa Winda. Dia yang melihat ruangan penuh dengan orang asing, wajahnya menjadi geram dan mengulang, “Aku ingin bertemu dengan Hengky, gimana keadaan dia?”Dokter Fran terdiam sejenak dan berkata, “Pak Hengky tidak terluka. Aku sudah menyuruh perawat untuk memanggil ....”Sebelum Dokter Fran sempat menyelesaikan perkataannya, Hengky dan Santo bergegas datang ke ruangan itu. Melihat Winda yang sudah terbangun, wajah Hengky terlihat tenang, akan tetapi beban di hatinya langsung hilang.“Pak Hengky, Nyonya Winda sedang mencarimu,” ujar Fran.Tertutupi oleh orang-orang di sekitar, Winda tidak dapat melihat Hengky. Dia ingin sekali melihatnya dengan mata kepalanya sendiri kalau pria itu baik-baik saja, jadi dia memaksa mengangkat badannya untuk duduk di ranjang.Tetapi luka di tubuhnya terlalu menyakitkan, hingga membuat dia kliyengan ketika bergerak. Ketika d

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 591

    Santo terlihat tertekan dan berkata, “Mereka selalu selangkah lebih cepat dibanding kita dan bisa melenyapkan semua bukti. Kalau mereka bukan yang mengetahui kita dengan baik, tidak mungkin mereka bisa melakukannya dengan rapi.”Hengky menjawab dengan dingin, “Biarkan Howard melanjutkan investigasinya!”“Pak Hengky ....” Santo sejenak ragu-ragu lalu berkata, “Sekarang di luar negeri tidak aman, dan juga tidak menjamin kalau mereka tidak akan menyerangmu lagi. Apa mungkin kamu ingin aku persiapkan pesawat khusus untuk memulangkan kamu ke kampung halaman?”Walaupun dia tahu kalau kondisi istrinya tidak bisa bergerak, kekuatan dari pihak lawan sangatlah besar dan sepertinya tidak menjamin keselamatan mereka jika tinggal lebih lama di Fontana.Santo di lain sisi tidak memikirkan hal itu, tugas dia hanya untuk menjamin keamanan dari Hengky. Urusan yang lainnya bisa ditunda terlebih dahulu.“Tidak perlu,” tegas Hengky menolak. Dia menoleh untuk melihat Winda yang masih terbaring di ruang pe

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 590

    “Aku bisa bantu menghapus masalah ini, tapi kamu lebih baik lebih jujur ke aku. Kalau kamu membuat masalah sekecil apa pun, kamu mati sendiri saja nanti,” jawab Kakek, setelah selesai bicara dia langsung mematikan teleponnya.Pria itu tersenyum menyeringai sambil mengunci layar teleponan, lalu dia menyimpan teleponnya ke dalam sakunya.Joji yang melihatnya langsung bertanya, “Gimana? Kakek berkenan untuk membantu?”“Dia harus bantu walaupun dia juga tidak berkenan membantu kita. Karena dia lebih takut kalau aku ketangkap Hengky daripada diriku sendiri. Selama aku menyimpan rahasia dia balik kejadian hari itu, Kakek harus tetab membantuku menyelesaikan ekor masalah ini,” jawab pria itu menyeringai.Mendengar itu Joji mendesau dengan lega, lalu mengembalikan senapannya ke pria itu dan berkata, “Bagaimanapun juga kita harus tetap berhati-hati untuk sekarang ini. Meskipun dengan bantuan kakek, kita juga tidak boleh menganggap enteng masalah ini.”“Aku mau menghubungi Winda secara langsung,

  • Perjalanan Waktu Nona Pewaris   Bab 589

    Joji merasa pesimis dengan rencana pria itu. Dia belum belum pernah berhubungan dengan Hengky secara langsung, jadinya dia tidak tahu betapa menakutkan orang itu. Jika Hengky mengetahui kalau ini merupakan perbuatan mereka, sepertinya Hengky tidak akan melepaskan mereka, walaupun dengan bantuan Kakek juga.“Kita diskusikan masalah ini nanti. Sekarang, paling penting yaitu menyelesaikan masalah ini dulu,” ujar Joji.“Oke, aku akan menelpon kakek sekarang,” jawab pria itu mengambil telepon seluler dari kantongnya dan segera menelepon kakek dari buku kontak pada telepon.Teleponnya berdering selama kurang lebih sepuluh detik sebelum diangkat. Suara yang berat dan penuh keagungan terdengar dari teleponnya dan dari suaranya dia merendahkan suaranya dan berkata dengan ketidakpuasan, “Bukannya aku sudah bilang untuk tidak meneleponku jika tidak ada urusan yang penting?”Pria itu menyeringai, matanya terlintas penuh dengan kebencian dan menjawab, “Kalau ga ada urusan penting, tentu aku nggak a

DMCA.com Protection Status