Lani tertangkap basah, dia spontan terdiam karena kaget, untung saja tidak tersedak air liurnya sendiri. Semangat bergosip yang berkobar di matanya langsung padam.“Pak-Pak Hengky.” Lani menyapa si bos dengan terbata-bata. Setelah itu, dia menundukkan kepala dengan perasaan bersalah dan mengambil dokumen di atas mejanya, lalu pura-pura sedang membaca dokumen.“Apa yang kalian bicarakan barusan?” Hengky berjalan mendekat. Sebuah aura yang mengintimidasi seketika memenuhi ruangan itu.Lani hampir membenamkan seluruh kepalanya di dalam dokumen, sama sekali tidak ada semangat bergosip seperti tadi.Mata Hengky tiba-tiba tertuju pada ponsel di tangan Santo. Dia menatap asistennya itu sejenak, lalu berjalan kembali ke ruangannya sambil berkata, “Santo, ke sini sebentar.”Santo hanya bisa menghela napas tak berdaya. Lani yang melihatnya dari samping diam-diam berbisik, “Pak Santo, berdoa saja.”Santo tertawa pelan sambil menggelengkan kepala, lalu dia pergi ke ruangan Hengky sambil membawa po
Usai berkata, karyawan itu menghubungi nomor internal ruangan CEO. Sebelum panggilan itu terhubung, Winda telah melihat Santo keluar dari lift dan berjalan ke arahnya dengan cepat.Santo memiliki temperamen yang sangat baik. Begitu melihat Santo, karyawan bagian resepsionis itu langsung menutup telepon dan berkata, “Pak Santo, dia bilang mau bertemu dengan Pak Hengky, katanya dia sudah buat janji dengan Pak Santo.”Santo mengangguk pada karyawan itu, lalu menoleh untuk melihat Winda. Setelah itu, dia menyapa Winda dengan hormat, “Bu Winda.”Sapaan Santo seketika menarik perhatian orang-orang di sekitar. Karyawan bagian resepsionis tampak paling terkejut. Dia merasa canggung ketika melihat wajah Winda yang tertutup masker.Winda tidak memperhatikan hal-hal itu. Dia menatap Santo dan berkata, “Dia masih ada di kantor?”“Iya.” Santo tampak agak ragu-ragu. Dia menatap panggung di depannya sebentar, lalu berkata dengan suara pelan, “Bu Winda, kita bicara di sana saja.”Winda mengangguk pela
Mata Hengky bergetar ketika mendengar perkataan ‘Orang yang aku sukai itu kamu’. Namun, dia sama sekali tidak merasa senang ketika mendengarnya. Hengky justru merasa perkataan itu seperti menghina dan mengejeknya. “Aku nggak peduli sama tujuanmu dan Jefri. Tapi yang jelas, aku akan membuat kalian menyesal kalau sampai kalian berniat untuk menghancurkanku!” seru Hengky kesal.Winda sangat kaget dan hanya bisa tertunduk sedih ketika mendengar perkataan Hengky. Dia bisa mengerti kalau Hengky tidak mempercayainya. Di kehidupan sebelumnya, setiap kali Winda bersikap lemah lembut kepada Hengky, semua itu pasti ada hubungannya dengan Jefri. Jadi, wajar saja kalau sekarang Hengky merasa curiga ketika Winda mengungkapkan rasa sayangnya kepada Hengky. Bahkan Hengky juga menduga kalau Winda melakukan semua ini padanya hanya untuk membela Jefri. Winda memang selalu bersikap tidak sabaran. Dia baru saja terlahir kembali selama beberapa hari, tapi sikapnya kepada Hengky sudah berubah 180 derajat.
Winda menarik napas dalam-dalam. Dia berusaha untuk menahan tangisnya. Kemudian dia menghela napas seraya berkata, “Aku pergi dulu. Kamu lanjutkan saja pekerjaanmu.”Winda mengenakan kacamatanya dan berjalan keluar ruangan kantor. Dia merasa sudah menghabiskan seluruh keberaniannya untuk berbicara dengan Hengky hari ini. Santo langsung berdiri ketika mendengar suara pintu kantor dibuka. Dia tidak bisa melihat wajah Winda dengan jelas karena Winda sedang mengenakan kacamata. Namun, Santo tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada Winda.“Bu Winda ....”“Aku pergi dulu,” ujar Winda tanpa menunggu Santo menyelesaikan kalimatnya. Santo merasa ragu untuk mengikuti Winda, tapi tiba-tiba saja Hengky memanggilnya masuk ke dalam ruangan.“Pak Hengky, Bu Winda ....”Santo melirik ke arah Hengky, tapi Hengky buru-buru berkata ketika Santo baru saja membuka mulutnya, “Nggak usah ikut campur urusan orang lain. Kamu kerjakan saja kerjaanmu!”Santo langsung menutup mulutnya dan menghela n
Jefri sempat terdiam selama beberapa saat lalu bertanya, “Kamu memang sudah berencana untuk memanfaatkanku sejak awal, kan?” Luna terkejut karena dia tidak pernah menyangka kalau Jefri akan menanyakan hal ini secara langsung kepadanya.“Kak Jefri, kenapa nanya kayak gitu, sih? Memangnya Kakak masih nggak memahamiku setelah bertahun-tahun kita saling mengenal?” tanya Luna sambil tersenyum setelah sempat terdiam selama beberapa saat. Kemudian Luna kembali bertanya dengan nada kecewa, “Kenapa Kakak bisa berpikir begitu? Padahal aku cuma mau bantu Kakak karena Kakak kayaknya sayang banget sama kakakku.”Sebelumnya, Jefri selalu mempercayai perkataan Luna mentah-mentah. Namun, dia langsung merasa ragu setelah mendengar reaksi Luna ketika dia menyebut nama Hengky. “Luna, kamu jujur saja sama aku. Kamu suka kan sama Hengky?” tanya Jefri. Luna langsung tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Jefri. Dia tahu bagaimana pemikiran Jefri kepadanya selama bertahun-tahun ini. Jadi, Luna selalu beru
“Apa rencanamu untuk membantuku?” tanya Yuna sambil meremas tangan Luna.Luna kesakitan sampai mengerutkan keningnya. Kemudian dia bergegas menarik tangannya dari genggaman Yuna lalu menatap tangannya yang tampak memerah. “Karena semua ini adalah perintah dari Pak Hengky, jadi kita harus ketemu sama dia,” ujar Luna sambil menggosok-gosok tangannya yang sakit.“Apa maksudmu?” tanya Luna bingung dan kaget.“Pak Hengky menghukummu pasti karena si Winda kan? Jadi, kalau mereka berdua bercerai pastinya Pak Hengky nggak akan lagi mempersulit hidupmu. Kamu bisa mendapatkan Pak Hengky selama mereka berdua bercerai. Sekarang kesempatan sudah ada di depan matamu. Kamu cuma perlu memilih, apa kamu berani mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan Pak Hengky atau nggak?” ujar Luna sambil mencibir. Pada awalnya, Luna berencana untuk berjuang sendiri agar bisa mendapatkan Hengky. Namun, sekarang dia sudah berubah pikiran. Dia akan membiarkan Yuna dan Winda bersaing dan berkelahi untuk mendapatkan
Nama Jefri terdengar tabu di telinga keluarga Atmaja setelah Winda menikah dengan Hengky, tapi masih saja terikat dengan Jefri. Api amarah langsung bergejolak di dalam hati James setelah mendengar nama Jefri disebut. James langsung menyela kalimat Winda seraya berkata, “Apa kamu mau memintaku untuk membantu keluarga Gunawan agar mereka bisa melewati masa krisis? Papa lebih baik membuang semua uang itu ke laut daripada harus memberikannya pada keluarga Gunawan. Papa nggak akan memberikan mereka uang sepeser pun!”“Aku memang mau itu kok, Pa,” balas Winda sambil tersenyum.“Apa maksudmu?” tanya James sambil mengerutkan keningnya. “Aku datang ke sini bukan mau minta Papa bantu mereka. Aku justru mau minta sama Papa untuk menghancurkan keluarga Gunawan sampai mereka nggak bisa bangun lagi,” jawab Winda tegas sambil menatap serius ke arah James. Setelah terlahir kembali, Winda sudah tidak lagi merasa berhutang kepada Jefri. Walaupun Jefri pernah menyelamatkan nyawanya, laki-laki itu suda
“Oke,” balas James sambil meletakkan dokumen di atas meja.Kemudian dia menatap Winda seraya berkata, “Papa pikir, kamu nggak tertarik sama urusan perusahaan. Kamu cuma mau menggunakan perusahaan untuk ....”James langsung menghentikan perkataannya selama beberapa saat lalu kembali berkata, “Kamu adalah putri tertua Papa dan keluarga Atmaja. Cepat atau lambat perusahaan ini akan jatuh ke tanganmu. Papa nggak setuju ketika kamu mau masuk industri hiburan karena Papa mau kamu membantu Papa untuk mengurus dan mengambil alih perusahaan. Sekarang kayaknya kamu juga sudah mulai tertarik dengan urusan perusahaan. Kalau begitu, gimana kalau kamu segera keluar dari industri hiburan agar kamu bisa segera membantu Papa di perusahaan?” “Pa, aku ....” Tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar ruangan kantor James ketika Winda baru saja membuka mulutnya. “Masuk,” ujar James dengan suaranya yang lantang. Tatapan Luna langsung tertuju ke arah Winda setelah dia membuka pintu dan masuk ke dala