Jefri sempat terdiam selama beberapa saat lalu bertanya, “Kamu memang sudah berencana untuk memanfaatkanku sejak awal, kan?” Luna terkejut karena dia tidak pernah menyangka kalau Jefri akan menanyakan hal ini secara langsung kepadanya.“Kak Jefri, kenapa nanya kayak gitu, sih? Memangnya Kakak masih nggak memahamiku setelah bertahun-tahun kita saling mengenal?” tanya Luna sambil tersenyum setelah sempat terdiam selama beberapa saat. Kemudian Luna kembali bertanya dengan nada kecewa, “Kenapa Kakak bisa berpikir begitu? Padahal aku cuma mau bantu Kakak karena Kakak kayaknya sayang banget sama kakakku.”Sebelumnya, Jefri selalu mempercayai perkataan Luna mentah-mentah. Namun, dia langsung merasa ragu setelah mendengar reaksi Luna ketika dia menyebut nama Hengky. “Luna, kamu jujur saja sama aku. Kamu suka kan sama Hengky?” tanya Jefri. Luna langsung tampak ragu untuk menjawab pertanyaan Jefri. Dia tahu bagaimana pemikiran Jefri kepadanya selama bertahun-tahun ini. Jadi, Luna selalu beru
“Apa rencanamu untuk membantuku?” tanya Yuna sambil meremas tangan Luna.Luna kesakitan sampai mengerutkan keningnya. Kemudian dia bergegas menarik tangannya dari genggaman Yuna lalu menatap tangannya yang tampak memerah. “Karena semua ini adalah perintah dari Pak Hengky, jadi kita harus ketemu sama dia,” ujar Luna sambil menggosok-gosok tangannya yang sakit.“Apa maksudmu?” tanya Luna bingung dan kaget.“Pak Hengky menghukummu pasti karena si Winda kan? Jadi, kalau mereka berdua bercerai pastinya Pak Hengky nggak akan lagi mempersulit hidupmu. Kamu bisa mendapatkan Pak Hengky selama mereka berdua bercerai. Sekarang kesempatan sudah ada di depan matamu. Kamu cuma perlu memilih, apa kamu berani mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkan Pak Hengky atau nggak?” ujar Luna sambil mencibir. Pada awalnya, Luna berencana untuk berjuang sendiri agar bisa mendapatkan Hengky. Namun, sekarang dia sudah berubah pikiran. Dia akan membiarkan Yuna dan Winda bersaing dan berkelahi untuk mendapatkan
Nama Jefri terdengar tabu di telinga keluarga Atmaja setelah Winda menikah dengan Hengky, tapi masih saja terikat dengan Jefri. Api amarah langsung bergejolak di dalam hati James setelah mendengar nama Jefri disebut. James langsung menyela kalimat Winda seraya berkata, “Apa kamu mau memintaku untuk membantu keluarga Gunawan agar mereka bisa melewati masa krisis? Papa lebih baik membuang semua uang itu ke laut daripada harus memberikannya pada keluarga Gunawan. Papa nggak akan memberikan mereka uang sepeser pun!”“Aku memang mau itu kok, Pa,” balas Winda sambil tersenyum.“Apa maksudmu?” tanya James sambil mengerutkan keningnya. “Aku datang ke sini bukan mau minta Papa bantu mereka. Aku justru mau minta sama Papa untuk menghancurkan keluarga Gunawan sampai mereka nggak bisa bangun lagi,” jawab Winda tegas sambil menatap serius ke arah James. Setelah terlahir kembali, Winda sudah tidak lagi merasa berhutang kepada Jefri. Walaupun Jefri pernah menyelamatkan nyawanya, laki-laki itu suda
“Oke,” balas James sambil meletakkan dokumen di atas meja.Kemudian dia menatap Winda seraya berkata, “Papa pikir, kamu nggak tertarik sama urusan perusahaan. Kamu cuma mau menggunakan perusahaan untuk ....”James langsung menghentikan perkataannya selama beberapa saat lalu kembali berkata, “Kamu adalah putri tertua Papa dan keluarga Atmaja. Cepat atau lambat perusahaan ini akan jatuh ke tanganmu. Papa nggak setuju ketika kamu mau masuk industri hiburan karena Papa mau kamu membantu Papa untuk mengurus dan mengambil alih perusahaan. Sekarang kayaknya kamu juga sudah mulai tertarik dengan urusan perusahaan. Kalau begitu, gimana kalau kamu segera keluar dari industri hiburan agar kamu bisa segera membantu Papa di perusahaan?” “Pa, aku ....” Tiba-tiba saja terdengar ketukan pintu dari luar ruangan kantor James ketika Winda baru saja membuka mulutnya. “Masuk,” ujar James dengan suaranya yang lantang. Tatapan Luna langsung tertuju ke arah Winda setelah dia membuka pintu dan masuk ke dala
Luna tetap tersenyum seraya berkata, “Kakak percaya diri banget, ya. Lagi pula, masalah pengambilalihan perusahaan juga belum ada keputusannya. Sekalipun Papa mengatakan akan memberikan perusahaan ini sama Kakak, semua itu juga masih belum pasti.” “Kalau begitu, kita tunggu saja, ya,” balas Winda sambil mendorong Luna lalu masuk ke dalam lift.Senyuman di wajah Luna seketika menghilang setelah pintu lift tertutup dan Winda hilang dari pandangannya. Sekarang wajahnya dipenuhi dengan rasa iri dan cemburu. Dia tidak akan tahu kalau James si tua bangka itu akan menyerahkan Atmaja Group ke tangan Winda kalau saja dia tidak datang ke perusahaan hari ini. Padahal selama ini Luna sudah bersikap baik di depan James dan melakukan banyak hal untuknya. Dia mengira kalau James benar-benar membenci Winda, sehingga James pasti akan memberikan seluruh perusahaan kepada Luna. Namun, Luna tidak pernah menyangka kalau dirinya masih tetap tidak sebanding dengan Winda di dalam hati si tua bangka itu. Wi
James pasti tidak akan ingin lagi bertemu dengan Clara dan putrinya kalau saja dia tidak ingat akan jasa kedua orang itu padanya. Bahkan sebenarnya, James juga tidak ingin bertemu dengan Luna hari ini.Luna datang ke kantor James hari ini karena dia ingin tahu, apa mungkin dia dan ibunya masih memiliki kesempatan untuk bisa kembali tinggal di kediaman keluarga Atmaja. Namun, Luna langsung mengerti kalau James masih sangat marah karena kehamilan palsu itu setelah melihat reaksi datar James. Luna melirik ke arah dokumen yang ada di atas meja, lalu bertanya, “Pa, dokumen ini Kak Winda ya yang kasih sama Papa?”James mengangguk setelah memakan sup yang ada di mangkuknya. “Aku nggak sengaja lihat dokumen ini ada nama keluarga Gunawannya. Apa mungkin kakak kasih dokumen ini ke Papa karena dia mau bantu keluarga Gunawan?” tanya Luna ragu.James langsung berhenti menyuap sup yang ada di tangannya. Kemudian dia menatap kesal ke arah Luna. Luna pun sadar kalau dia tidak seharusnya menanyakan h
Namun ....James mengangkat kepalanya lalu menatap Luna seraya berkata dengan nada datar, “Sudahlah, kamu nggak usah peduli lagi sama masalah ini. Lagi pula, kamu juga nggak ngerti apa-apa urusan perusahaan.”Kata-kata yang dilontarkan James seakan memukul luka yang ada di dalam hatinya dengan sangat keras. Dia merasa hatinya sangat sakit. Orang-orang di luar sana mungkin berpikir kalau James lebih menyayangi Luna yang merupakan putri angkatnya daripada Winda anak kandungnya sendiri. Padahal kenyataannya, James masih lebih menyayangi Winda daripada Luna di dalam hatinya. James sudah pasti akan mengusirnya keluar dari kediaman keluarga Atmaja kalau saja Luna yang melakukan hal-hal memalukan seperti yang dilakukan oleh Winda. Namun, James hanya menegur Winda setiap kali Winda melakukan hal yang bisa mencemarkan nama baik keluarga Atmaja. Selain itu, James hanya memberikan mobil dan rumah kepada Luna setelah dia kembali ke kediaman keluarga Atmaja. Namun, James tidak pernah memberikan s
Willy yang sedang berbicara dengan seseorang langsung berdiri dan menyambut Hengky yang sudah masuk ke dalam ruangan. “Sini Hengky! Kamu duduk sini! Malam ini kami semua akan menemanimu dan bergembira bersama,” ujar Willy penuh antusias. Semua orang yang berada di dalam ruangan langsung menghentikan aktivitas mereka ketika melihat Hengky seraya berkata, “Halo, Pak Hengky!”Hengky semakin mengerutkan keningnya lalu berbisik kepada Willy, “Kenapa kamu panggil orang sebanyak ini?”Willy langsung merangkul bahu Hengky seraya berkata, “Apa asyiknya kalau kita minum berdua saja? Sekarang kita nikmati malam ini bersama-sama. Kamu juga jangan terus memasang wajah dingin begitu, dong.”Hengky langsung cemberut lalu melepaskan rangkulan Willy dari bahunya. Kemudian dia berjalan ke arah tempat duduk yang berada di sudut ruangan. Willy sama sekali tidak peduli dengan perilaku dingin temannya itu. Dia langsung saja mengikuti Hengky untuk duduk bersamanya. Seorang perempuan yang sedang bernyanyi