Bodhisatva menguasai wilayah selatan yang mencakup wilayah Desa Surga sampai Pulau Nirvana yang merupakan tempat menyimpan kitab-kitab pusaka dan pedang-pedang pusaka yang bisa dipelajari dan dimiliki oleh Sang Terpilih yang mengunjungi wilayah ini. Sudah bukan rahasia lagi kalau Kitab Pusaka Bodhisatva menjadi kitab pusaka yang banyak diincar oleh para kultivator karena memiliki teknik-teknik kultivasi yang berbeda dengan teknik kultivasi pada umumnya.Desa Surga yang menjadi tujuan pertama Rawindra dan Kalista ini merupakan desa yang terletak di antara pantai dan pegunungan, Lokasi yang strategis ini membuat Desa Surga menjadi desa yang sejuk dan dingin di malam hari serta agak panas di siang hari.Bodhisatva memiliki wilayah tersendiri yang tertutup di Desa Surga yang menyimpan Kitab Pustaka yang jumlahnya ribuan. Wilayah yang terletak di tengah-tengah Desa Surga ini disebut Forbidden Village. Tembok tinggi mengelilingi Desa Terlarang ini dengan penjagaan super ketat. Hanya ada sat
Matahari pagi masih tampak malu-malu untuk memunculkan wajahnya, tapi tidak demikian dengan Rawindra. Kebiasaan bangun pagi saat bersama kakeknya untuk menggembalakan domba, membuat pendekar ini sudah bangun jauh sebelum matahari terbit.Udara segar dan dingin langsung terasa begitu dia membuka pintu rumah yang mereka tempati. Kabut tebal yang semula menutupi Desa Surga, kini tiada lagi. Hanya tampak desa yang indah dan asri tapi sangat sepi."Kemana ya semua penduduk Desa Surga?" batin Rawindra. Tidak ada seorang pun yang lewat di depan rumah yang ditempatinya ini."Kanda sedang memikirkan apa?" tanya Kalista yang bangun kemudian. "Apa Kanda melihat ada penduduk desa yang lewat?'"Tidak ada! Desa ini sangat kosong! Bahkan tidak ada suara serangga atau binatang apapun di sini! Sangat aneh dan mencurigakan!' sahut Rawindra. Matanya tetap berusaha melihat sekelilingnya, berharap masih ada penduduk yang tertinggal untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya."Lebih baik kita segera ke De
HUFH!Kalista mengambil nafas panjang dan menghembuskannya untuk menenangkan hatinya."Bagaimana? Kamu sudah mendingan?" tanya Rawindra dengan perasaan cemas."Sudah! Aku hanya khawatir makhluk kegelapan itu masih ada, tapi sekarang aaku yaakin makhluk itu sudah pergi. Hanya tertinggal aura kegelapannya di tempat ini!" sahut Kalista."Sebenarnya, makhluk apa yang sedemikian menakutkannya sampai para dewa di sini tidak bisa mengatasinya?" tanya Rawindra."Makhluk ini merupakan makhluk kegelapan yang terbentuk dari elemental kegelapan di alam ini sebelum para kultivator yang telah menjadi dewa menyerbu alam ini dan mengubahnya menjadi Alam Dewa. Tadinya tempat ini disebut Alam Terkutuk yang dipimpin oleh makhluk kegelapan yang disebut Azimuth. Makhluk ini bisa berubah menjadi siapapun ayang dia inginkan, jadi kemampuan dia inilah yang paling ditakuti karena dia bisa menjadi siapa saja untuk mendekati dan menghabisi kita.""Terus apa hubungannya makhluk ini sekarang dengan kehidupan di A
Situasi yang gawat di Alam Dewa membuat Rawindra memutuskan meminta bantuan Naga Hitam. Sikap yang semula sangat dihindarinya agar tidak menimbulkan kegemparan di dunia persilatan baik di Alam Dewa, Alam Iblis, Alam lelembut lainnya, maupun di Alam Manusia itu sendiri.Kemunculan Azimut, makhluk kegelapan yang sanggup membuat kultivator setingkat dewa sampai hilang atau melarikan diri, sangat meresahkan hati Rawindra. Kekhawatiran utamanya adalah Amara yang sedang mengandung anaknya. Tujuan utama Rawindra adalah menyelamatkan Amara dan Kalista, bahkan dia rela mengorbankan nyawanya sendiri apabila bahaya yang mengancam ini sulit untuk ditangani olehnya.Baru kali ini dia merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia juga tidak tahu kenapa. Biasanya dia tidak peduli dengan hinaan dan kekerasan yang dialaminya. Tidak ada yang membuatnya takut dengan semua yang telah dialaminya, tapi entah kenapa kali ini dia merasakan firasat kalau keadaan ini sangat berbahaya baginya dan keluarganya yang me
Amara yang ditinggal pergi oleh Rawindra tampak sangat gelisah selama beberapa hari belakangan ini, yang membuat Master Aruna cemas dibuatnya."Kamu kenapa sih, Amara? Apa yang sedang merisaukan hatimu? Tidak perlu mencemaskan Rawindra ... dia bisa menjaga dirinya sendiri!" ujar Master Aruna."Aku juga tidak tahu, Master! Semakin lama kok aku semakin tidak enak perasaannya kayak begini ya?" tanya Amara dengan wajah cemberut.Master Aruna menepuk bahu gadis ini untuk menenangkan hatinya. "Mungkin kamu cemas dengan Rawindra karena kecemasan bayi di dalam kandunganmu! Dia ingin merasa dekat dengan ayahnya!" Hati Amara agak sedikit tenang mendengar penjelasan Master Aruna. "Wajar kan kalau begitu, Master? Atau memang Rawindra dalam bahaya?" ujarnya."Kamu jalan-jalan di hutan saja dahulu untuk menenangkan pikiranmu!" sahut Master Aruna yang tidak ingin lagi membahas lebih lanjut masalah Rawindra.Amara yang sedang galau hatinya ini mengikuti saran Master Aruna dengan menelusuri Hutan Mit
Rawindra yang seperti dikuasai oleh kekuatan yang tak terlihat ini seperti kehilangan kesadaran dirinya yang sebenarnya. Tubuhnya mengeluarkan cahaya keemasan yang berubah menjadi ledakan begitu terpancar keluar dari dalam tubuhnya."Ryder, sadarlah!" tegur Naga Hitam yang berusaha menyadarkan Pendekar Tangan Satu ini.BOOOM!Lagi-lagi cahaya keemasan menghancurkan beberapa rumah di Desa Surga."Rawindra! Sadarlah!" teriak suara perempuan yang melompat turun dari angkasa dengan anggunnya.Naga Titan yang menguasai ilmu teleportasi berhasil membawa Amara adengan cepat menuju ke Desa Surga untuk menemui Rawindra, karena dia menyadari situasi serius yang sedang dihadapi Pendekar Tangan Satu.BLAAASSST!'Amara melancarkan pukulan sinar merah dari Tapak Iblis Merah yang berubah menjadi iblis yang mengerikan menuju ke arah Rawindra. Dewi Iblis ini terpaksa mengeluarkan jurus dasyat ini untuk meredam kekuatan dari dalam tubuh Rawindra.Mata merah Rawindra bagaikan dewa iblis yang tidak menge
Setelah beristirahat selama seharian penuh, Rawindra dan Amara memutuskan untuk berangkat ke Pulau Nirvana pagi-pagi sekali dengan Naga Hitam yang membawa mereka terbang ke angkasa, sedangkan Naga Titan berjaga-jaga di sekitar mereka untuk bahaya yang tidak terduga."Aku belum memberitahumu kalau kejadian di Desa Surga yang menyebabkan hilangnya seluruh warga desa dan Bodhisatva kemungkinan besar bukan akibat dewa lainnya, tapi makhluk kegelapan yang disebut Azimuth. Kalista yang memberitahuku kalau Azimuth adalah makhluk asli penghuni Alam Terkutuk yang berubah menjadi Alam Dewa ini!" ujar Rawindra kepada Amara yang memeluknya dari belakang."Bagaimana dengan nasib Kalista ya? Aku jadi kasihan terhadapnya ... dia tidak tahu apa-apa mengenai kejahatan ayahnya yang sangat dipujanya itu!" sahut Amara."Kita akan menyelamatkan Kalista! Aku juga sedang mencemaskan dirinya, tapi selama kita tidak mengusik Dewabrata untuk saat ini, aku yakin kalau Kalista baik-baik saja! Ayahnya tidak mungk
"Bawa aku ke tebing yang tinggi di atas pegunungan Pulau Nirvana ini, Naga Hitam! Terus, kamu pergi jemput Naga Titan dan Amara ke atas tebing ini. Aku rasa tebing ini aman untuk tempat berlindung Amara yang dijaga oleh Naga Titan sementara kita mencari keberadaan Bodhisatva!" perintah Rawindra.'Baik, Ryder!" sahut Naga Hitam tanpa banyak bertanya lagi.Naga Hitam mengepakkan sayap lebarnya dan terbang dengan kencang ke arah pegunungan Pulau Nirvana. Tanpa halangan berarti, dia mendarat dengan mulus di atas tebing pegunungan yang cukup luas ini."Keputusan yang tepat, Ryder!" kata Naga Hitam sambil membungkukan tubuhnya agar Rawindra bisa turun ke atas tebing."Pergilah! Aku akan menunggu kalian di sini!' ujar Rawindra."Jngan kemana-mana dahulu, Ryder ... sampai aku menjemput Nona Amara!' Naga Hitam agak khawatir dengan kenekadan Rawindra untuk mencari Bodhisatva sendirian agar tidak membahayakan teman-temannya."Pergilah! Tidak perlu khawatirkan diriku! Jaga agar Amara tetap aman
Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu
"Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a
Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang
Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,
Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya
Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis
Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar
Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya
# Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa