Beranda / Fantasi / Perjalanan Pendekar Tangan Satu / 178. Dragon Ryder Beraksi

Share

178. Dragon Ryder Beraksi

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 21:40:32

Situasi yang gawat di Alam Dewa membuat Rawindra memutuskan meminta bantuan Naga Hitam. Sikap yang semula sangat dihindarinya agar tidak menimbulkan kegemparan di dunia persilatan baik di Alam Dewa, Alam Iblis, Alam lelembut lainnya, maupun di Alam Manusia itu sendiri.

Kemunculan Azimut, makhluk kegelapan yang sanggup membuat kultivator setingkat dewa sampai hilang atau melarikan diri, sangat meresahkan hati Rawindra. Kekhawatiran utamanya adalah Amara yang sedang mengandung anaknya. Tujuan utama Rawindra adalah menyelamatkan Amara dan Kalista, bahkan dia rela mengorbankan nyawanya sendiri apabila bahaya yang mengancam ini sulit untuk ditangani olehnya.

Baru kali ini dia merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia juga tidak tahu kenapa. Biasanya dia tidak peduli dengan hinaan dan kekerasan yang dialaminya. Tidak ada yang membuatnya takut dengan semua yang telah dialaminya, tapi entah kenapa kali ini dia merasakan firasat kalau keadaan ini sangat berbahaya baginya dan keluarganya yang me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   179. Kisah Amara

    Amara yang ditinggal pergi oleh Rawindra tampak sangat gelisah selama beberapa hari belakangan ini, yang membuat Master Aruna cemas dibuatnya."Kamu kenapa sih, Amara? Apa yang sedang merisaukan hatimu? Tidak perlu mencemaskan Rawindra ... dia bisa menjaga dirinya sendiri!" ujar Master Aruna."Aku juga tidak tahu, Master! Semakin lama kok aku semakin tidak enak perasaannya kayak begini ya?" tanya Amara dengan wajah cemberut.Master Aruna menepuk bahu gadis ini untuk menenangkan hatinya. "Mungkin kamu cemas dengan Rawindra karena kecemasan bayi di dalam kandunganmu! Dia ingin merasa dekat dengan ayahnya!" Hati Amara agak sedikit tenang mendengar penjelasan Master Aruna. "Wajar kan kalau begitu, Master? Atau memang Rawindra dalam bahaya?" ujarnya."Kamu jalan-jalan di hutan saja dahulu untuk menenangkan pikiranmu!" sahut Master Aruna yang tidak ingin lagi membahas lebih lanjut masalah Rawindra.Amara yang sedang galau hatinya ini mengikuti saran Master Aruna dengan menelusuri Hutan Mit

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   180. Keputusan Hidup dan Mati

    Rawindra yang seperti dikuasai oleh kekuatan yang tak terlihat ini seperti kehilangan kesadaran dirinya yang sebenarnya. Tubuhnya mengeluarkan cahaya keemasan yang berubah menjadi ledakan begitu terpancar keluar dari dalam tubuhnya."Ryder, sadarlah!" tegur Naga Hitam yang berusaha menyadarkan Pendekar Tangan Satu ini.BOOOM!Lagi-lagi cahaya keemasan menghancurkan beberapa rumah di Desa Surga."Rawindra! Sadarlah!" teriak suara perempuan yang melompat turun dari angkasa dengan anggunnya.Naga Titan yang menguasai ilmu teleportasi berhasil membawa Amara adengan cepat menuju ke Desa Surga untuk menemui Rawindra, karena dia menyadari situasi serius yang sedang dihadapi Pendekar Tangan Satu.BLAAASSST!'Amara melancarkan pukulan sinar merah dari Tapak Iblis Merah yang berubah menjadi iblis yang mengerikan menuju ke arah Rawindra. Dewi Iblis ini terpaksa mengeluarkan jurus dasyat ini untuk meredam kekuatan dari dalam tubuh Rawindra.Mata merah Rawindra bagaikan dewa iblis yang tidak menge

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   181. Ada Apa di Pulau Nirvana?

    Setelah beristirahat selama seharian penuh, Rawindra dan Amara memutuskan untuk berangkat ke Pulau Nirvana pagi-pagi sekali dengan Naga Hitam yang membawa mereka terbang ke angkasa, sedangkan Naga Titan berjaga-jaga di sekitar mereka untuk bahaya yang tidak terduga."Aku belum memberitahumu kalau kejadian di Desa Surga yang menyebabkan hilangnya seluruh warga desa dan Bodhisatva kemungkinan besar bukan akibat dewa lainnya, tapi makhluk kegelapan yang disebut Azimuth. Kalista yang memberitahuku kalau Azimuth adalah makhluk asli penghuni Alam Terkutuk yang berubah menjadi Alam Dewa ini!" ujar Rawindra kepada Amara yang memeluknya dari belakang."Bagaimana dengan nasib Kalista ya? Aku jadi kasihan terhadapnya ... dia tidak tahu apa-apa mengenai kejahatan ayahnya yang sangat dipujanya itu!" sahut Amara."Kita akan menyelamatkan Kalista! Aku juga sedang mencemaskan dirinya, tapi selama kita tidak mengusik Dewabrata untuk saat ini, aku yakin kalau Kalista baik-baik saja! Ayahnya tidak mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   182. Serangan Tak Terduga

    "Bawa aku ke tebing yang tinggi di atas pegunungan Pulau Nirvana ini, Naga Hitam! Terus, kamu pergi jemput Naga Titan dan Amara ke atas tebing ini. Aku rasa tebing ini aman untuk tempat berlindung Amara yang dijaga oleh Naga Titan sementara kita mencari keberadaan Bodhisatva!" perintah Rawindra.'Baik, Ryder!" sahut Naga Hitam tanpa banyak bertanya lagi.Naga Hitam mengepakkan sayap lebarnya dan terbang dengan kencang ke arah pegunungan Pulau Nirvana. Tanpa halangan berarti, dia mendarat dengan mulus di atas tebing pegunungan yang cukup luas ini."Keputusan yang tepat, Ryder!" kata Naga Hitam sambil membungkukan tubuhnya agar Rawindra bisa turun ke atas tebing."Pergilah! Aku akan menunggu kalian di sini!' ujar Rawindra."Jngan kemana-mana dahulu, Ryder ... sampai aku menjemput Nona Amara!' Naga Hitam agak khawatir dengan kenekadan Rawindra untuk mencari Bodhisatva sendirian agar tidak membahayakan teman-temannya."Pergilah! Tidak perlu khawatirkan diriku! Jaga agar Amara tetap aman

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   183. Iblis Azerith dan Bodhisatva

    "Kamu ini bukannya Iblis Azerith yang dahulu kala menghuni Alam Iblis?' tanya Amara begitu bertemu Azimuth, yang diduga oleh Rawindra menjadi sosok yang membuat seisi Desa Surga dan Desa Terlarang lenyap begitu saja. "Kenapa kamu tahu banyak tentang diriku? Siapa sebenarnya kamu ini, gadis cantik?" tanya Azimuth yang masih berupa siluet asap hitam. "Aku ini, Amara! Putri Kerajaan Iblis, jadi aku tahu banyak tentang Iblis Legenda yang pernah menghuni Alam Iblis!" ujar Amara. Wajah Rawindra semakin bingung mendengar percakapan antara Amara dan Azimuth. "Tunggu dulu ... kalau Azimuth berasal dari Alam Iblis, lalu siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Kalista sebagai penghuni awal Alam Terkutuk ini?" tanya Pendekar Tangan Satu ini. "Apa Kalista mendengar cerita Iblis Azimuth ini dari ayahnya, si berngsek Dewabrata itu?" tanya Amara. "Kok kamu tahu? Benar sekali! Begitu yang aku dengar dari Kalista!" ujar Rawindra. "Berarti, Kalista telah ditipu oleh ayahnya dengan menceritakan legend

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   184. Hebatnya Brahmana

    Naga Hitam langsung muncul di hadapan Rawindra, membuat Bodhisatva mundur brbrpa langkah dengan wajah terkejut. "Apa naga ini tidak beerbahaya?" tanyanya."Tidak! Naga Hitam tidak akan menyerang siappapun tanpa sebab yang jelas! Jadi, kamu tidak perlu khawatir! Bagaimana? Kita jadi ke Kota Buddhis menggunakan Naga Hitam?" tanya Rawindra."Ehem!" Bodhisatva menganggukan kepalanya juga. walaupun Alam Dewa penuh dengan kultivator dan dewa sakti tapi mereka belum secara jelas melihat wujud naga yang mereka yakini hanya ada di Alam Naga. "Tapi, aku akan menyamar terlebih dahulu dengan menggunakan topeng kayu! Aku tidak ingin dikenali oleh Brahmana yang bisa memicu peperangan antar wilayah nantinya!""Ara, kamu tinggal di sini ya! Ingat pesanku tadi! kalau ada apa-apa, segera pergi ke Alam Manusia, temui kakekku Ki Bratajaya di Desa Matahari. Ceritakan semuanya maka kakek akan mengerti!" pesan Rawindra."Aku ingin kamu kembali, Windra! Berjanjilah kalau kamu akan kembali! Aku cemas karena B

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   185. Rawindra vs Brahmana

    Brahmana tersentak kaget saat Rawindra menyinggung tentang Kitab Rahasia Pendekar."Apa tujuanmu ke Kota Buddhis ini? Apa kamu ingin mencuri Kitab Rahasia Pendekar?' tanya Brahmana.Sikap ramahnya berubah drastis menjadi sikap permusuhan, begitu tahu kalau Rawindra mengincar Kitab rahasia Pendekar."Jadi benar, kamu telah memiliki Kitab Rahasia Pendekar?" Rawindra semakin yakin kalau Brahmana memiliki kitab yang telah dicarinya selama ini, karena sikap dewa sakti yang berubah drastis saat terpojok oleh pertanyaannya."Bukan urusanmu! Kalau kamu datang ke Kota Buddhis untuk urusan Kitab Rahasia Pendekar, maka kamu tidak disambut di sini, termasuk teman bertopengmu ini!" sahut Brahmana."Serahkan Kitab Rahasia Pendekar maka aku akan pergi dari sini! Aku tidak akan mencampuri urusanmu dengan dewa-dewa di sini untuk berebut kekuasaan! Kitab Rahasia Pendekar bukan milikmu, tapi milik Perguruan Pedang Patah di Alam Manusia!" tegas Rawindra."Cuih! Siapa kamu, beraninya memerintahku! Dewa Sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   186. Siasat Bodhisatva

    HA-HA-HA ...Suara tertawa Bodhisatva menjawab pertanyaan Rawindra mengenai keterlibatan Dewa Sakti selatan ini terhadap semua kejadian yang menimpa dirinya."Tidak kusangka kamu mudah tertipu, Pendekar Tangan Satu! Aku yang menciptakan legenda tentang Azimuth yang menghuni Alam Terkutuk ini saat kami pertama kali menguasainya dan mendirikan Alam Dewa! Azerith sudah menjadi sekutuku sejak awal!' sahut Bodhisatva."Jadi ... kekosongan di Desa Surga dan berantakannya Desa Terlarang adalah semua rencanamu dan Azerith untuk menipuku?" tanya Rawindra dengan perasaan geram bercampur amarah. Wajah Pendekar Tangan Satu ini tampak merah dengan matanya yang membesar."Aku memerlukan tenagamu, Rawindra! Hanya kultivasi kuno yang bisa mengalahkan ilmu kultivasi dari Brahmana! Azerith sudah meramalkan kedatanganmu ke Alam Lelembut untuk mencari Kitab Rahasia Pendekar!" ucap Bodhisatva."Huh! Aku tidak sudi membantumu! Kamu telah membohongi kami semua! Ternyata penjahat sebenarnya adalah dirimu!" s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status