Share

186. Siasat Bodhisatva

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-02-28 22:53:39

HA-HA-HA ...

Suara tertawa Bodhisatva menjawab pertanyaan Rawindra mengenai keterlibatan Dewa Sakti selatan ini terhadap semua kejadian yang menimpa dirinya.

"Tidak kusangka kamu mudah tertipu, Pendekar Tangan Satu! Aku yang menciptakan legenda tentang Azimuth yang menghuni Alam Terkutuk ini saat kami pertama kali menguasainya dan mendirikan Alam Dewa! Azerith sudah menjadi sekutuku sejak awal!' sahut Bodhisatva.

"Jadi ... kekosongan di Desa Surga dan berantakannya Desa Terlarang adalah semua rencanamu dan Azerith untuk menipuku?" tanya Rawindra dengan perasaan geram bercampur amarah. Wajah Pendekar Tangan Satu ini tampak merah dengan matanya yang membesar.

"Aku memerlukan tenagamu, Rawindra! Hanya kultivasi kuno yang bisa mengalahkan ilmu kultivasi dari Brahmana! Azerith sudah meramalkan kedatanganmu ke Alam Lelembut untuk mencari Kitab Rahasia Pendekar!" ucap Bodhisatva.

"Huh! Aku tidak sudi membantumu! Kamu telah membohongi kami semua! Ternyata penjahat sebenarnya adalah dirimu!" s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   187. Bantuan Tak Terduga

    "Matilah kau!" kata Bodhisatva yang siap melancarkan pukulan mematikan ke arah kepala Rawindra.Pendekar Tangan Satu yang lemah ini tidak kuasa lagi bergerak karena seluruh tubuhnya terasa hancur oleh hilangnya energi kuno yang berada di dalam segel energi kultivasi.Naga Hitam juga tidak berdaya karena tubuhnya tidak mampu bergerak oleh totokan Brahmana.Rawindra hanya bisa memejamkan matanya. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya kalau dia harus menderita kekalahan setelak ini dari Bodhisatva hanya karena siasat yang licik dan cerdik dari dewa sakti ini."Beginilah akhir hidupku ... maafkan aku, Ara!" batin Rawindra yang merasa nyawanya tidak akan terselamatkan lagi. Seluruh energinya lenyap sehingga tubuhnya tidak kuasa untuk melawan dan menangkis serangan yang dilakukan oleh Bodhisatva.Dia merasakan desiran angin kencang seiring pukulan telapak yang sedang dilancarkan Bodhisatva terhadap dirinya.PLAAAK!Terdengar oleh Rawindra bunyi pukulan telak yang desiran anginnya begitu k

    Last Updated : 2024-03-01
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   188. Duka di Kota Buddhis

    "Kanda ... aku titipkan Kitab Tapak Dewa Pengemis dan Kitab Tongkat Pengemis Sakti padamu ya! Jaga baik-baik karena ini pusaka dari guruku, Dewa Pengemis Sakti!" ujar Kalista kemudan pergi sebelum Rawindra sempat mengatakan apapun kepadanya.Pendekar Tangan Satu ini tentu saja bingung dengan sikap Kalista yang menitipkan Kitab Pusaka Bela Diri kepada dirinya begitu saja.Kalista maju ke arah Bodhisatva untuk berhadapan dengan dewa sakti dari selatan ini."Aku bukan musuhmu, Kalista! Aku dan ayahmu bekerja sama!' seru Bodhisatva begitu Kalista hendak bertarung dengannya."Omong kosong! Ayahku tidak mungkin bekerja sama dengan dewa picik dan licik seperti dirimu, Bodhisatva! Kamu terkenal sebagai dewa yang santun, ternyata kelakuanmu sangat berbeda dengan yang dikira selama ini!" sahut Kalista."Mana Dewabrata? Kenapa dia tidak muncul? Apa hubunganmu dengan Pendekar Tangan Satu?" tanya Bodhisatva."Kamu tidak tahu? Pendekar Tangan Satu adalah menantu Dewabrata! Puas kamu sekarang?" sah

    Last Updated : 2024-03-02
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   189. Alam Peri

    "KALISTA! ADINDA!" Rawindra berteriak lantang bagaikan orang gila saat menyadari kalau yang terjatuh di pangkuannya adalah Kalista. Nafas gadis ini tersendat-sendat akibat pukulan beracun dari Tapak Bodhisatva yang mengenai dirinya."Kanda ... maafkan aku yang tidak bisa selamanya mendampingimu! Aku tahu ayah bersalah padamu dan menghianatimu, tapi bisakah kamu maafkan ayahku demi diriku? Uhuk!" Kalista terbatuk mengeluarkan darah segar akibat luka parah yang dideritanya."Aku ingin kamu janji padaku," lanjutnya.Rawindra jadi serba salah menanggapi pesan terakhir Kalista yang menginginkan dirinya mengampuni Dewabrata, padahal dia sudah janji pada Amara akan membalaskan dendam Master Aruna yang tewas."Berjanjilah, Kanda ..." Nafas Kalista sudah hampir putus, tapi dia tetapbertahan dengan tenaga dalam yang dimilikinya untuk menunggu janji Rawindra."Ryder ..." Naga Hitam juga turut mengingatkan Rawindra."Baik, Adinda ... aku janji tidak akan membunuh ayahmu tapi aku tidak janji kalau

    Last Updated : 2024-03-03
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   190. Peri Penyembuh

    "RYDER!"Naga Hitam memanggil Rawindra dengan suara yang lebih keras, tapi Pendekar Tangan Satu ini tetap terkulai lemas di atas punggungnya."Ryder, bangunlah! Aku tidak bisa menurunkanmu! Aku harus segera ke Pulau Nirvana untuk menolong Nona Amara, tapi tidak bisa kulakukan kalau kamu masih di atas punggungku!" ujar Naga Hitam."Biar kubantu!" Tiba-tiba muncul gadis cantik dengan sayap transparan kecil di dekatnya, yang membuat Naga Hitam ini terkejut."Siapa dirimu? Kenapa kamu mau membantu kami?" tanya Naga Hitam penuh curiga.Gadis cantik ini hanya tersenyum melihat kepanikan dari Naga Hitam. "Bukankah kalian sedang mencari Peri Penyembuh?" tanyanya.Naga Hitam mulai waspada begitu mengetahui kalau gadis cantik bersayap kecil transparan ini mengetahui maksud kunjungan mereka di Fairy Island ini. "Kenapa kamu bisa mengetahui tujuan kami? Ryder terluka cukup parah, aku disuruh Nona Kalista untuk mengantar suaminya kemari!" ucap Naga Hitam."Pemuda tampan ini suaminya Kalista? Keman

    Last Updated : 2024-03-04
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   191. Pendekar Dewa Kuno

    "Hufh! Baiklah ... aku akan menyelamatkannya! Aku harap kamu benar tentang pemuda yang disebut Ryder ini, Ela!" ujar Peri penyembuh Elvira yang akhirnya setuju untuk menyembuhkan kondisi Rawindra yang semakin parah.Peri Penyembuh ini memutar kedua belah tangannya yang membentuk lingkaran Rune berwarna keemasan kemudian ditempelkannya ke dada Rawindra. Lingkaran Rune langsung meresap masuk ke dalam tubuh Pendekar Tangan Satu ini.Terjadi keanehan saat Rune masuk ke dalam tubuh Rawindra. Biasanya Rune penyembuh ini langsung masuk dan berdiam di dalam tubuh untuk menyembuhkan, namun terjadi semacam penolakan di dalam tubuh Rawindra terhadap Rune Penyembuh ini.Tubuh Pendekar Tangan Satu ini kembali bercahaya seperti kejadian saat di Pulau Pedang. Sepertinya Rune Penyembuh dari Elvira tidak berfungsi untuk menyembuhkan Rawindra tapi membuka segel kekuatan yang diberikan oleh Kalista menjelang ajalnya. Segel Kekuatan Dewa Kuno yang dasyat yang selama ini berada di dalam tubuh Kalista dan

    Last Updated : 2024-03-05
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   192. Danau Kematian

    "Kami tidak bisa ke sana, Ryder! Hawa dari danau itu saja bisa membuat kami lenyap tidak berbekas!" elak Peri Peramal Ela."Apa kamu bilang? Danau Kematian itu berbahaya? Kenapa tidak memberitahuku lebih awal kalau ada hawa dari danau yang mematikan seperti itu?" tanya Rawindra dengan wajah bengis dan penuh kemarahan.Kedua peri ini mundur ketakutan melihat sikap Rawindra yang tidak mereka duga. Ada iblis di dalam tubuh pendekar ini yang sangat menakutkan bagi mereka."Mungkin bagimu tidak begitu berpengaruh, apalagi kamu telah memiliki kekuatan yang hebat seperti tadi!" kata Peri Peramal Ela mencoba memperbaiki keadaan."Kalian ini kaum peri, selalu saja berusaha memanfaatkan makhluk lain untuk kepentingan kalian sendiri! Aku tadinya menyangka kalau kaum peri itu baik hati dan penolong, tapi ternyata lebih busuk daripada iblis!" ujar Rawindra."Kami telah menolongmu dari luka yang sangat parah ... apa tindakan kami ini tidak cukup untuk membuktikan padamu kalau kami ini peri yang bai

    Last Updated : 2024-03-07
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   193. Houri dan Black Phoenix

    "Apa yang membuatmu yakin kalau aku akan mengikutimu tanpa perlawanan?" tanya naga raksasa berwarna emas yang muncul di hadapannya. "Dragon Elf ... aku ini Dragon Ryder! Suka atau tidak suka, setiap naga harus mematuhi perintahku!" Rawindra berucap dengan sombongnya seakan setiap naga hanyalah budak Dragon Ryder saja. "Kamu sombong sekali, Ryder! Kalau kamu memang Dragon Ryder, kemana nagamu? Apa kamu ini Ryder tanpa naga?" Balasan dari Dragon Elf ini sangat menyakitkan hati, tapi Pendekar Tangan Satu ini tidak merasakan apa-apa. Kehilangan ingatan dan pegaruh hawa iblis di dalam tubuhnya membuat sosok Rawindra berbeda dari kesehariannya yang welas asih dan penyayang. "Ikut denganku atau aku paksa!' teriak Rawindra yang mulai menggerakkan tangannya untuk mengeluarkan teknik kultivasi kuno yang dipelajarinya. Dragon Elf tampak terkejut melihat teknik kultivasi kuno yang hendak digunakan oleh Rawindra. 'kamu dapat teknik kultivasi kuno ini dari mana?" tanyanya. "Bukan urusanmu! Kam

    Last Updated : 2024-03-08
  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   194. Rawindra vs Houri

    "Aku tidak akan pergi! Nasib teman-temanku tergantung dirimu mau pergi atau tidak dari Alam Peri ini!" tantang Rawindra. "Aku sangat berharap kamu pergi tanpa kekerasan!""Hihihi ... jadi itu sebabnya? Untuk apa kamu mencari temanmu? Belum tentu juga mereka sedang khawatir denganmu saat ini?" kata Peri Houri yang mencoba mempengaruhi hati Pendekar Tangan Satu ini. "Aku tidak akan menyerah padamu. Walaupun Ela sangat berharap kamu bisa mengalahkanku, tapi kamu hanyalah pendekar dalam ramalan ... tidak memiliki kekuatan sesungguhnya di alam nyata!"Setelah itu Black Phoenix melesat kencang menuju Fairy Island meninggalkan Dragon Elf jauh di belakang. Peri Houri tidak peduli dengan himbauan Rawindra, walaupun dia sudah mengetahui kalau Pendekar Tangan satu ini adalah harapan dari penduduk Alam Peri untuk menyelamatkan mereka dari dirinya."Tambah kecepatan, Dragon Elf! Kejar dan jatuhkan Black Phoenix!" perintah Rawindra.Sontak Dragon Elf menoleh ke arah Rawindra begitu mendengar ucapan

    Last Updated : 2024-03-10

Latest chapter

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   218. Akhir Kisah Rawindra

    Amara yang marah besar langsung berubah menjadi rasa kasihan saat melihat keadaan Shen Long. Tubuhnya kurus kering dan menderita semacam penyakit misterius yang sulit untuk disembuhkan."Kaisar Agung benar-benar menghukum berat Kaisar Naga yang gagal memenuhi perintahnya. Ada sebabnya Shen Long memberikan Kitab Jari sakti dan Pedang Naga Api ... itu semua atas perintah ayahmu, Amara."Aisya baru menjelaskan kondisi yang sebenarnya saat mereka menemui Shen Long yang lumpuh dan tidak mampu untuk bergerak sama sekali."Sadis sekali Kaisar Agung itu ... kenapa dia memburuku, Aisya?" tanya Rawindra."Aku tidak tahu, Windra ... semua itu ada hubungannya dengan masa lalumu yang terlupakan! Aku hanya diperintahkan ke Kota Pendekar ini untuk menahanmu tinggal di sini sampai ayah datang menemuimu, tapi aku tahu kalau Kaisar Agung berniat jahat padamu sehingga aku harus melanggar perintah ayah!" sahut Aisya."Lebih baik kita segera pergi dari Alam Lelembut ini, Windra ... Kaisar Agung masih membu

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   217. Menemui Kaisar Naga

    "Begini Aisya ... aku dan Windra sudah memutuskan akan mengajakmu untuk pergi bersama ke Alam Manusia. Apa kamu berminat untuk pergi bersama kami?" tanya Amara.Aisya menaikkan sedikit bibirnya dengan dahinya yang berkerut seolah sedang berusaha mencerna ucapan Amara. "Aku tidak mengerti maksudmu, Amara! Untuk apa aku ikut dengan kalian? Bukankah kalian ini pasangan suami-istri?" ujarnya."Benar, Aisya ... kamu masih belum mengerti juga? Apa kamu benar-benar mencintai Windra?" tanya Iblis Amara sekali lagi dengan tegas."HAH!"Aisya benar-benar tidak mengerti maksud pembicaraan dari Iblis Amara. Hal ini membuat kesal Amara."Ya sudah kalau tidak mau ikut! Aku hanya tidak ingin Windra menyesal telah meninggalkanmu di Kota Pendekar ini. Kemungkinan kecil untuk Windra kembali lagi ke Alam Iblis ini walaupun dia menginginkannya," ujar Iblis Amara."Apa sebenarnya maksudmu, Amara? Jangan bertele-tele dan membingungkan ... langsung saja ke pokok permasalahan!" tegur Aisya."Hufh! Baiklah, a

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   216. Tuan Besar Rawindra

    Gadis yang barusan datang ini sangat cantik dan anggun sekali. Walaupun wajahnya cantik jelita, tapi ketegasannya membuat anak buahnya takut terhadapnya."Nona ... gembel-gembel ini telah berani mengacau di tempat Nona! Seharusnya kita tidak memberi ampun terhadap mereka!" seru salah satu penjaga gerbang Balai Lelang ini.PLAAAK!Sebuah tamparan keras diterima oleh penjaga pintu gerbang ini. "Siapa lagi yang berani mengatakan tamu kita ini, gembel?" hardik gadis cantik ini.Peri Houri dan Roh Athalia dibuat bingung oleh sikap gadis muda yang cantik ini, tapi tidak demikian dengan Iblis Amara."Aisya ... kamu tambah cantik saja! Windra pasti semakin terpikat olehmu!" seru Iblis Amara.Sikap bersahabat Iblis Amara membuat peri Houri dan Roh Athalia keheranan. Hal yang sama juga dialami oleh penjaga gerbang Balai Lelang."Kalian semua memang pantas dipecat! Sudah bertemu Tuan Besar kalian, masih saja tidak memberi salam hormat dan minta maaf!" teriak Aisya kepada belasan penjaga gerbang

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   215. Kota Pendekar Baru

    Kota Pendekar begitu megahnya saat Rawindra bersama istri dan sahabat naga-nya tiba di kota yang telah mengalami perubahan besar ini.Tidak ada bekas ledakan dan kejadian besar yang menewaskan setengah penduduk Kota Pendekar ini. Kota ini seakan tidak pernah terusik oleh kejadian besar apapun.Tidak ada lagi pembagian distrik seperti sebelumnya, bahkan tidak ada lagi penjaga di perbatasan kota ini. Semua penghuni Alam Lelembut bebas untuk keluar-masuk Kota Pendekar tanpa perlu melalui gerbang pemeriksaan seperti sebelumnya."Wah! Siapa yang membangun kembali Kota Pendekar ini? Sangat indah sekali!" kata Rawindra yang takjub dengan bangunan-bangunan baru yang sanggup dibangun dalam waktu yang cukup singkat."Apa Kak Shen Long masih memerintah di Kota Pendekar ya?" tanya Iblis Amara. Dewi Iblis ini menyinggung tentang kaisar Naga yang sebenarnya menjadi sumber masalah kehancuran Kota Pendekar dengan menyerahkan Kitab Jari Sakti dan Pedang Naga Api kepada dirinya dan Amara."Kaisar Naga,

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   214. Kemana Iblis Mikaela?

    Kemampuan Rawindra yang sudah mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu pendekar, kultivasi, dan magis membuatnya tanpa kesulitan membuka kunci ingatan yang telah disegel oleh kekuatan magis Iblis Mikaela.Wajah Rawindra yang awalnya tampak tenang mulai terlihat pucat pasi dengan wajah yang penuh kepanikan saat berusaha mengingat kejadian masa lalunya bersama Iblis Mikaela.Berbagai kilasan kejadian masa lalu yang terus lalu lalang dalam ingatannya ini membuat Rawindra terkejut sekaligus bingung dengan kejadian yang awalnya sama sekali tidak diingatnya sama sekali ini."Kenapa, Kaela? Kenapa kau lakukan ini?" ujar Rawindra dengan wajah penuh penyesalan."Apa Ryder sudah ingat semua kejadian bersama Ryder Mikaela?" tanya Naga Hitam."Apa yang telah terjadi, Windra?" tanya Iblis Amara yang baru pertama kali melihat kepanikan dalam diri Rawindra. Dia tidak mengerti apa yang telah terjadi, tapi perasaannya sebagai wanita mengatakan kalau telah terjadi sesuatu antara Rawindra dengan Mikaela ya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   213. Awal Yang Baru

    Belum sempat Dewa Iblis membalas ucapan Iblis Rawindra, tiba-tiba terasa sesuatu yang dingin menerpa lehernya.CLASH!Satu tebasan dari Pedang Iblis Api mengakhiri hidup Dewa Iblis untuk selama-lamanya. Iblis Rawindra benar-benar membuat Dewa Bodhisatva tidak akan mampu lagi untuk inkarnasi ataupun reinkarnasi dengan kemampuan Immortal-nya.Walaupun Pedang ini berkobar api tapi bisa terasa dingin di leher Dewa Iblis,yang menunjukkan kehebatan Iblis Rawindra untuk mengendalikan elemental api sesuai keinginannya.Roh Kultivasi di dalam diri Dewa Bodhisatva ini turut dihancurkan oleh kekuatan Iblis Rawindra, sehingga tidak akan lahir lagi Dewa Bodhisatva baru hasil inkarnasi dan reinkarnasinya.Roh Dewa Bodhisatva juga turut hancur karena setelah menebaskan Pedang Iblis Api pada bagian leher Dewa Bodhisatva, Iblis Rawindra juga menusukkan Pedang Iblis Petir ke dalam tubuh Dewa Iblis untuk menghancurkan semua spirit dan kemampuan spiritual yang terdapat di dalam tubuhnya.Mata Dewa Iblis

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   212. Iblis Rawindra vs Dewa Iblis

    Dewa Bodhisatva tetap memandang angkuh ke arah Rawindra. Dia tidak gentar sedikit pun terhadap Pendekar Tangan Satu ini."HA-HA-HA! Kamu belum lihat kemampuanku yang sebenarnya, Tangan Satu!" serunya dengan penuh keangkuhan."Kemampuan apalagi yang kamu miliki, Bodhisatva? Kamu tidak ubahnya seperti penjahat yang menyamar menjadi dewa ... haus kekuasaan dengan menghabisi dewa lainnya!" hasut Rawindra.Dewa Bodhisatva tidak menjawab pertanyaan Rawindra, tapi tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. "Aku telah mempelajari Kultivasi Kegelapan yang membuatku bisa beruba wujud menjadi Dewa Iblis yang tak terkalahkan!" serunya.Aura hitam yang keluar dari dalam tubuh Dewa Bodhisatva ini membungkus tubuhnya dengan rapat sampai wujudnya tidak kelihatan lagi."Bersiaplah untuk mati, Tangan Satu!" Hanya terdengar suara sombong dari Dewa Bodhisatva saat tubuhnya terbungkus habis oleh aura hitam yang juga melindunginya dari serangan lawan apabila Rawindra memutuskan untuk menyerangnya.Namun, Pendekar

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   211. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (II)

    Peri Houri langsung mengeluarkan jurus pamungkasnya yaitu 8 Jurus Peri Iblis untuk satu tujuan, yaitu menghabisi Roh Shivya agar tidak mengacau lagi di Alam Lelembut."Peri Iblis Pemusnah!"Peri Iblis Pemusnah memiliki daya magis yang tinggi karena rata-rata peri iblis mempelajari ilmu sihir untuk jurus bela diri mereka. Sesuai namanya, serangan ini akan memusnahkan apa saja yang tersentuh oleh aura magis yang berwarna hitam.Roh Shivya juga menyadari situasi ini sehingga dia berusaha untuk melawan Peri Houri juga dengan jurus terkuatnya."Roh Tanpa Jiwa!"Tubuh Roh Shivya seakan membelah diri menjadi beberapa sosok roh yang menyerupai Roh Shivya. Seluruh Roh Shivya ini maju menyerang Peri Houri yang terus menerus mengeluarkan aura hitam pemusnah ini.Menyadari serangan yang berbahaya dari beberapa Roh Shivya ini, Peri Houri mulai mengeluarkan jurus kedua. "Peri Dewa Abadi!"Teknik bela diri yang menitik beratkan pada pertahanan ini membuat Peri Houri diselubungi lingkaran bola cahaya

  • Perjalanan Pendekar Tangan Satu   210. Pertarungan Akhir - Trio Pendekar (I)

    # Peri Houri vs Roh Shivya # Roh Shivya bergerak dengan cepatnya bagaikan melayang cepat di angkasa menuju ke daratan. Phoenix Hitam yang berusaha menerjang Roh Shivya ini hanya mengenai tempat kosong saja karena gesitnya pergerakan roh ini."Aku menantangmu pertarungan satu lawan satu, Peri! Kalau kau berani, silahkan turun ke sini untuk bertarung denganku ... bukannya mengandalkan Black Phoenix bodohmu itu!" seru Roh Shivya.Peri Houri masih berada di atas Black Phoenix, lagi memikirkan tantangan dari Roh Shivya ini apakah pantas diladeni atau tidak."Sudah kalah, masih bertingkah! Kamu memang harus dihajar, Shivya!" sahut Peri Houri."Hihihi ... kalau berani turun ke sini! Jangan suruh burung hitam itu terus memburuku!" tantang Roh Shivya lagi.Peri Houri tahu kalau Roh Shivya sudah berada di ujung tanduk. Hanya mengandalkan Black Phoenix maka lambat laun dia akan dikalahkan karena Rajawali Hitam yang menyertainya kini sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian."Menyerah sa

DMCA.com Protection Status