Matahari pagi masih tampak malu-malu untuk memunculkan wajahnya, tapi tidak demikian dengan Rawindra. Kebiasaan bangun pagi saat bersama kakeknya untuk menggembalakan domba, membuat pendekar ini sudah bangun jauh sebelum matahari terbit.Udara segar dan dingin langsung terasa begitu dia membuka pintu rumah yang mereka tempati. Kabut tebal yang semula menutupi Desa Surga, kini tiada lagi. Hanya tampak desa yang indah dan asri tapi sangat sepi."Kemana ya semua penduduk Desa Surga?" batin Rawindra. Tidak ada seorang pun yang lewat di depan rumah yang ditempatinya ini."Kanda sedang memikirkan apa?" tanya Kalista yang bangun kemudian. "Apa Kanda melihat ada penduduk desa yang lewat?'"Tidak ada! Desa ini sangat kosong! Bahkan tidak ada suara serangga atau binatang apapun di sini! Sangat aneh dan mencurigakan!' sahut Rawindra. Matanya tetap berusaha melihat sekelilingnya, berharap masih ada penduduk yang tertinggal untuk menceritakan kejadian yang sebenarnya."Lebih baik kita segera ke De
HUFH!Kalista mengambil nafas panjang dan menghembuskannya untuk menenangkan hatinya."Bagaimana? Kamu sudah mendingan?" tanya Rawindra dengan perasaan cemas."Sudah! Aku hanya khawatir makhluk kegelapan itu masih ada, tapi sekarang aaku yaakin makhluk itu sudah pergi. Hanya tertinggal aura kegelapannya di tempat ini!" sahut Kalista."Sebenarnya, makhluk apa yang sedemikian menakutkannya sampai para dewa di sini tidak bisa mengatasinya?" tanya Rawindra."Makhluk ini merupakan makhluk kegelapan yang terbentuk dari elemental kegelapan di alam ini sebelum para kultivator yang telah menjadi dewa menyerbu alam ini dan mengubahnya menjadi Alam Dewa. Tadinya tempat ini disebut Alam Terkutuk yang dipimpin oleh makhluk kegelapan yang disebut Azimuth. Makhluk ini bisa berubah menjadi siapapun ayang dia inginkan, jadi kemampuan dia inilah yang paling ditakuti karena dia bisa menjadi siapa saja untuk mendekati dan menghabisi kita.""Terus apa hubungannya makhluk ini sekarang dengan kehidupan di A
Situasi yang gawat di Alam Dewa membuat Rawindra memutuskan meminta bantuan Naga Hitam. Sikap yang semula sangat dihindarinya agar tidak menimbulkan kegemparan di dunia persilatan baik di Alam Dewa, Alam Iblis, Alam lelembut lainnya, maupun di Alam Manusia itu sendiri.Kemunculan Azimut, makhluk kegelapan yang sanggup membuat kultivator setingkat dewa sampai hilang atau melarikan diri, sangat meresahkan hati Rawindra. Kekhawatiran utamanya adalah Amara yang sedang mengandung anaknya. Tujuan utama Rawindra adalah menyelamatkan Amara dan Kalista, bahkan dia rela mengorbankan nyawanya sendiri apabila bahaya yang mengancam ini sulit untuk ditangani olehnya.Baru kali ini dia merasakan ketakutan yang luar biasa. Dia juga tidak tahu kenapa. Biasanya dia tidak peduli dengan hinaan dan kekerasan yang dialaminya. Tidak ada yang membuatnya takut dengan semua yang telah dialaminya, tapi entah kenapa kali ini dia merasakan firasat kalau keadaan ini sangat berbahaya baginya dan keluarganya yang me
Amara yang ditinggal pergi oleh Rawindra tampak sangat gelisah selama beberapa hari belakangan ini, yang membuat Master Aruna cemas dibuatnya."Kamu kenapa sih, Amara? Apa yang sedang merisaukan hatimu? Tidak perlu mencemaskan Rawindra ... dia bisa menjaga dirinya sendiri!" ujar Master Aruna."Aku juga tidak tahu, Master! Semakin lama kok aku semakin tidak enak perasaannya kayak begini ya?" tanya Amara dengan wajah cemberut.Master Aruna menepuk bahu gadis ini untuk menenangkan hatinya. "Mungkin kamu cemas dengan Rawindra karena kecemasan bayi di dalam kandunganmu! Dia ingin merasa dekat dengan ayahnya!" Hati Amara agak sedikit tenang mendengar penjelasan Master Aruna. "Wajar kan kalau begitu, Master? Atau memang Rawindra dalam bahaya?" ujarnya."Kamu jalan-jalan di hutan saja dahulu untuk menenangkan pikiranmu!" sahut Master Aruna yang tidak ingin lagi membahas lebih lanjut masalah Rawindra.Amara yang sedang galau hatinya ini mengikuti saran Master Aruna dengan menelusuri Hutan Mit
Rawindra yang seperti dikuasai oleh kekuatan yang tak terlihat ini seperti kehilangan kesadaran dirinya yang sebenarnya. Tubuhnya mengeluarkan cahaya keemasan yang berubah menjadi ledakan begitu terpancar keluar dari dalam tubuhnya."Ryder, sadarlah!" tegur Naga Hitam yang berusaha menyadarkan Pendekar Tangan Satu ini.BOOOM!Lagi-lagi cahaya keemasan menghancurkan beberapa rumah di Desa Surga."Rawindra! Sadarlah!" teriak suara perempuan yang melompat turun dari angkasa dengan anggunnya.Naga Titan yang menguasai ilmu teleportasi berhasil membawa Amara adengan cepat menuju ke Desa Surga untuk menemui Rawindra, karena dia menyadari situasi serius yang sedang dihadapi Pendekar Tangan Satu.BLAAASSST!'Amara melancarkan pukulan sinar merah dari Tapak Iblis Merah yang berubah menjadi iblis yang mengerikan menuju ke arah Rawindra. Dewi Iblis ini terpaksa mengeluarkan jurus dasyat ini untuk meredam kekuatan dari dalam tubuh Rawindra.Mata merah Rawindra bagaikan dewa iblis yang tidak menge
Setelah beristirahat selama seharian penuh, Rawindra dan Amara memutuskan untuk berangkat ke Pulau Nirvana pagi-pagi sekali dengan Naga Hitam yang membawa mereka terbang ke angkasa, sedangkan Naga Titan berjaga-jaga di sekitar mereka untuk bahaya yang tidak terduga."Aku belum memberitahumu kalau kejadian di Desa Surga yang menyebabkan hilangnya seluruh warga desa dan Bodhisatva kemungkinan besar bukan akibat dewa lainnya, tapi makhluk kegelapan yang disebut Azimuth. Kalista yang memberitahuku kalau Azimuth adalah makhluk asli penghuni Alam Terkutuk yang berubah menjadi Alam Dewa ini!" ujar Rawindra kepada Amara yang memeluknya dari belakang."Bagaimana dengan nasib Kalista ya? Aku jadi kasihan terhadapnya ... dia tidak tahu apa-apa mengenai kejahatan ayahnya yang sangat dipujanya itu!" sahut Amara."Kita akan menyelamatkan Kalista! Aku juga sedang mencemaskan dirinya, tapi selama kita tidak mengusik Dewabrata untuk saat ini, aku yakin kalau Kalista baik-baik saja! Ayahnya tidak mungk
"Bawa aku ke tebing yang tinggi di atas pegunungan Pulau Nirvana ini, Naga Hitam! Terus, kamu pergi jemput Naga Titan dan Amara ke atas tebing ini. Aku rasa tebing ini aman untuk tempat berlindung Amara yang dijaga oleh Naga Titan sementara kita mencari keberadaan Bodhisatva!" perintah Rawindra.'Baik, Ryder!" sahut Naga Hitam tanpa banyak bertanya lagi.Naga Hitam mengepakkan sayap lebarnya dan terbang dengan kencang ke arah pegunungan Pulau Nirvana. Tanpa halangan berarti, dia mendarat dengan mulus di atas tebing pegunungan yang cukup luas ini."Keputusan yang tepat, Ryder!" kata Naga Hitam sambil membungkukan tubuhnya agar Rawindra bisa turun ke atas tebing."Pergilah! Aku akan menunggu kalian di sini!' ujar Rawindra."Jngan kemana-mana dahulu, Ryder ... sampai aku menjemput Nona Amara!' Naga Hitam agak khawatir dengan kenekadan Rawindra untuk mencari Bodhisatva sendirian agar tidak membahayakan teman-temannya."Pergilah! Tidak perlu khawatirkan diriku! Jaga agar Amara tetap aman
"Kamu ini bukannya Iblis Azerith yang dahulu kala menghuni Alam Iblis?' tanya Amara begitu bertemu Azimuth, yang diduga oleh Rawindra menjadi sosok yang membuat seisi Desa Surga dan Desa Terlarang lenyap begitu saja. "Kenapa kamu tahu banyak tentang diriku? Siapa sebenarnya kamu ini, gadis cantik?" tanya Azimuth yang masih berupa siluet asap hitam. "Aku ini, Amara! Putri Kerajaan Iblis, jadi aku tahu banyak tentang Iblis Legenda yang pernah menghuni Alam Iblis!" ujar Amara. Wajah Rawindra semakin bingung mendengar percakapan antara Amara dan Azimuth. "Tunggu dulu ... kalau Azimuth berasal dari Alam Iblis, lalu siapa sebenarnya yang dimaksud oleh Kalista sebagai penghuni awal Alam Terkutuk ini?" tanya Pendekar Tangan Satu ini. "Apa Kalista mendengar cerita Iblis Azimuth ini dari ayahnya, si berngsek Dewabrata itu?" tanya Amara. "Kok kamu tahu? Benar sekali! Begitu yang aku dengar dari Kalista!" ujar Rawindra. "Berarti, Kalista telah ditipu oleh ayahnya dengan menceritakan legend