Kebetulan, Wahyu juga ingin mengobrol dengan Ammar. Bagaimanapun, Maudy adalah cucu kesayangan mereka dan Ammar adalah cucu menantu mereka. Ammar yang harus menjaga Maudy untuk selamanya.Wahyu datang ke sisi ranjang, lalu mengamati Ammar. Ammar tidak bisa bangkit, jadi mengangguk untuk memberi hormat. Kemudian, dia tersenyum dan membiarkan Wahyu mengamati dirinya.Sebenarnya Wahyu merasa tidak puas dengan cucu menantunya ini. Begitu Maudy menikah, dia langsung diasingkan dan Ammar cacat. Orang tua mana yang menyukai hal seperti ini?Namun, ketika melihat wajah tenang Ammar, Wahyu harus mengakui kedewasaannya. Wahyu pun duduk dan mengobrol dengan Ammar.Maudy hanya melihat dari jauh. Dia tidak tahu apa yang dikatakan Ammar kepada Wahyu. Wahyu awalnya tampak tenang, lalu ekspresinya menjadi terkejut dan kagum. Keduanya mengobrol selama lebih dari 10 menit tanpa diganggu oleh siapa pun.Meskipun merasa penasaran, Maudy tidak ingin mengacaukan rencana Ammar sehingga tetap menahan diri. Di
"Selain itu, Keluarga Ranggau rendah hati dan nggak pernah bermusuhan dengan orang. Paling-paling hanya berselisih dengan saingan mereka di dunia bisnis.""Kalau Keluarga Ranggau sampai binasa, berarti orang itu mencari penjahat yang sangat kejam. Tapi, orang semacam ini nggak mudah untuk dipekerjakan. Makanya, aku tanya apa ada bandit yang berkeliaran di Provinsi Culem?"Setelah mendengar penjelasan Ammar, Maudy merasa kagum padanya. Ammar memang cerdas sehingga terpikir akan hal ini."Jadi, kakekku bisa menemukan pelakunya nggak?" tanya Maudy."Tentu saja bisa. Musuh kakekmu nggak banyak. Dia pasti bisa menebaknya," timpal Ammar sambil mengelus kepala Maudy untuk menenangkannya.Karena masalah Keluarga Ranggau, hubungan keduanya membaik. Setelah itu, mereka baru teringat bahwa hubungan mereka sedang canggung. Keduanya pun bertatapan dan segera mengalihkan pandangan masing-masing.Maudy bangkit dan berucap dengan kaku, "Eee ... terima kasih kalau begitu ...."Tatapan Ammar tampak sura
Selesai makan malam, Maudy berbaring dan memejamkan mata. Kesadarannya memasuki ruang ajaib untuk memeriksa market.Bangku kaya miliknya telah terjual! Karena harganya terlalu murah, pembeli tidak menawar lagi, bahkan menulis komentar baik untuknya. Hal ini langsung membuat akun Maudy menjadi terkenal.Banyak kolektor yang mencari Maudy, menanyakan apakah Maudy masih punya barang antik yang ingin dijual? Dalam sekejap, penggemar Maudy bertambah hingga puluhan orang.Maudy menjadi makin bersemangat. Ketika mengambil barang-barang di gudang, Maudy tidak memperhatikan dan langsung memasukkan semuanya ke ruang ajaib. Banyak barang yang tidak berguna untuk mereka.Jadi, Maudy memutuskan untuk menjualnya di market supaya dia bisa mendapat uang. Kemudian, uang-uang itu bisa digunakan untuk membeli barang lain.Dengan demikian, Maudy bukan hanya bisa menyingkirkan semua barang tidak berguna, tetapi juga bisa membeli barang modern.Selain itu, market juga menyediakan gudang virtual yang memungk
Sebelumnya Maudy akan kesulitan untuk menjelaskan asal-usul uangnya. Namun, sekarang ada Keluarga Ranggau yang bisa dijadikan alasan. Itu sebabnya, dia tidak perlu menutupi apa pun saat belanja.Pakaian, selimut, makanan, dan jas hujan jerami. Maudy tidak melupakan keluarga Bagas, keluarga Taufik, dan keluarga Akbar. Dia juga membawakan beberapa barang untuk mereka.Maudy hanya memastikan mereka tidak mati kelaparan. Dia tidak bisa memberikan terlalu banyak karena dirinya bukan malaikat.Setelah dipikir-pikir, Maudy merasa dirinya harus mengajari mereka cara untuk bertahan hidup. Jika terus mengandalkannya, orang-orang itu yang akan kerepotan di kemudian hari. Hanya saja, untuk sekarang Maudy belum terpikir akan cara yang tepat.Di samping, Ibnu dan lainnya tercengang melihat belanjaan Maudy. Sepertinya Keluarga Ranggau memberinya banyak uang."Kak Ibnu, aku ingin mengunjungi Keluarga Ranggau. Boleh nggak?" tanya Maudy setelah menaruh semua barangnya di atas kereta keledai."Kamu ingin
"Beraninya kalian memukul orang di hadapan petugas pemerintah! Kalian sudah gila ya?" hardik Ibnu. Ibnu dan kedua petugas lainnya tentu berdiri di pihak Maudy.Meskipun tidak mengerti alasan Maudy membela orang tak dikenal ini, mereka tetap percaya pada Maudy. Selain itu, mereka tahu bos restoran menindas pemuda ini."Pelajar ini nggak mau menjual resepnya kepadamu, jadi kamu mencurinya? Memangnya ada cara seperti ini?" tanya Ibnu."Ini cuma salah paham. Tolong jangan marah-marah dulu." Bos itu sudah terbiasa menindas orang, jadi tidak menyangka akan bertemu petugas pemerintah hari ini. Dia segera berkata, "Dia bilang mau menjual resepnya kepadaku, tapi nggak jadi. Bukankah dia mempermainkanku?"Ade menyeka darah di sudut bibirnya, lalu berujar dengan suara rendah, "Aku mau menjual resep dengan harga 100 bit, tapi dia mau membelinya dengan harga 10 bit. Kalau aku menolak, dia mau mencurinya. Ini jelas-jelas perampokan!""Kamu!" Wajah bos itu sampai memerah. Dia membatin, 'Sialan! Pinta
Sayangnya, wanita seperti ini malah dilecehkan oleh petugas di penjara dan memilih untuk bunuh diri.Jika Maudy tidak salah ingat, resep yang ada di tangan ini akhirnya dibeli oleh tokoh utama cerita, Pangeran Selatan. Itu sebabnya, Ade menganggap Pangeran Selatan sebagai penyelamatnya.Maudy pun berpikir, 'Sekarang resep ini akan dibeli oleh Keluarga Ranggau, bukankah itu berarti Pangeran Selatan bukan penyelamat Ade lagi? Apa nasib Ade akan berubah?'Sambil berpikir demikian, mereka tiba di kediaman Keluarga Ranggau. Wahyu memang berniat mencari Maudy. Begitu bertemu, Wahyu berkata dengan ekspresi takut, "Untung kamu bermimpi seperti itu.""Semalam kami menangkap beberapa bandit di sekitar sini. Setelah diserahkan kepada pihak pemerintah, mereka akhirnya mengungkap dalang di balik semuanya. Kalau kalian nggak mengingatkan kami, mereka akan beraksi dalam 2 hari ini. Semua akan terlambat nanti."Wahyu sampai bercucuran keringat dingin saat berbicara. Jika perampokan benar-benar terjadi
Maudy meraba-raba sesaat, lalu mengeluarkan 2 jubah berwarna hitam. Ketika melihat ukuran jubah itu, Nirina dan Dafin langsung tahu jubah itu bukan untuk mereka.Ketika melihat Maudy menghampiri Ammar, keduanya langsung paham. Ternyata itu untuk kakak mereka. Keduanya pun bertatapan sambil tersenyum nakal, lalu menyaksikan dari samping.Ammar tidak menyangka Maudy akan membelikannya pakaian. Ketika melihatnya mendekat, raut wajah Ammar tampak canggung.Ammar tanpa sadar memalingkan wajahnya. Maudy berkata, "Jangan bergerak. Biar kulihat ukuran jubah ini cocok denganmu atau nggak."Ammar tidak berani bergerak lagi. Hanya saja, dia merasa sangat gugup. Maudy tersenyum melihat situasi ini. Ammar selalu terlihat dingin dan angkuh, tetapi ketika berdekatan dengannya, Ammar malah malu-malu seperti anak gadis. Lucu juga.Maudy seketika ingin menggodanya. Dia berpura-pura tidak sengaja menyentuh tubuh Ammar, lalu berkata, "Panjangnya sudah pas, tapi bagian lengan dan pinggang masih harus diuku
Hanya anggota Keluarga Lesmana yang berekspresi masam. Mereka melihat orang lainnya mendapat makanan, tetapi mereka tidak mendapat apa pun. Tatapan mereka dipenuhi keirihatian. Hanya saja, mereka tidak berani membuat onar dan hanya bisa memaki.Para narapidana menunggu di penginapan. Setelah Petra dan lainnya selesai melapor di kantor pemerintah, mereka pun meninggalkan Provinsi Culem.Siapa sangka, Maudy tiba-tiba melihat Ade di gerbang kota. Ade berseru, "Nyonya, akhirnya kamu muncul juga!"Ade langsung menghampiri saat melihat Maudy. Dia mengetahui status Maudy dari orang Keluarga Ranggau. Kemudian, dia langsung kemari untuk menunggu Maudy."Berkat kamu, Keluarga Ranggau membeli resepku dan memberiku 500 bit!" ucap Ade. Keluarga Ranggau bersikap sangat murah hati padanya karena Maudy.Mereka bukan hanya memberinya uang 500 bit, tetapi berjanji akan memberinya dividen sebesar 5% setiap tahun. Bagi Ade yang masih miskin, ini tentu adalah rezeki nomplok.Ade berterima kasih lagi kepada