Provinsi Culem sangat ramai. Banyak pedagang dan pejalan kaki yang berlalu-lalang. Sama seperti sebelumnya, para narapidana tidak diizinkan menginap di kamar yang bagus.Begitu memasuki kota, Petra langsung mencari penginapan termurah dan mengatur ruangan besar untuk semua orang. Kali ini, tidak ada yang berebutan tempat. Para narapidana memberikan tempat terbaik kepada Maudy dan lainnya."Maudy, kalian tidur di ranjang saja.""Ya, kalian bisa istirahat dengan tenang di sana. Tempat itu untuk kalian."Maudy membalas, "Nggak perlu, aku jadi merasa nggak enak hati ....""Nggak apa-apa. Kalau nggak ada kamu, kami mungkin sudah mati di hutan miasma.""Benar, jangan menolak lagi. Kamu dan keluargamu tidur di dalam saja."Para narapidana itu terlihat tulus. Maudy tidak sungkan-sungkan lagi. Dia bisa mengobrol dengan keluarga ibunya di dalam sana nanti."Terima kasih, semuanya." Setelah mengucapkan terima kasih, Maudy dan lainnya pun mendorong kereta dorong ke dalam.Adapun anggota Keluarga L
Junaidi berkata dengan nada menyesal, "Maafkan pamanmu yang nggak berguna ini. Kalau aku menjadi pejabat, aku pasti bisa menjagamu di perjalanan kali ini."Keluarga Ranggau menjalankan bisnis selama beberapa generasi. Mereka kaya, tetapi tidak punya kuasa. Pebisnis seperti mereka memiliki status terendah di kalangan masyarakat.Justru karena itu, Wahyu dan Sri menikahkan putri mereka dengan seorang adipati, berharap putri mereka bisa menjalani kehidupan mewah tanpa kekhawatiran apa pun. Siapa sangka, adipati itu ternyata pria berengsek. Dia menyiksa ibu Maudy sampai meninggal.Maudy segera menghibur mereka, "Paman, jangan menyalahkan diri sendiri. Aku cuma diasingkan, bukan mau dibunuh. Setelah tiba di Ningguta, aku pasti akan mengirim surat kepada kalian. Kalau masih ada kesempatan untuk berkumpul, aku akan membalas budi kalian."Begitu mendengarnya, mata semua orang memerah dan berkaca-kaca. Mereka berlinang air mata. Apabila memungkinkan, mereka tentu ingin Maudy tinggal di Provinsi
Kebetulan, Wahyu juga ingin mengobrol dengan Ammar. Bagaimanapun, Maudy adalah cucu kesayangan mereka dan Ammar adalah cucu menantu mereka. Ammar yang harus menjaga Maudy untuk selamanya.Wahyu datang ke sisi ranjang, lalu mengamati Ammar. Ammar tidak bisa bangkit, jadi mengangguk untuk memberi hormat. Kemudian, dia tersenyum dan membiarkan Wahyu mengamati dirinya.Sebenarnya Wahyu merasa tidak puas dengan cucu menantunya ini. Begitu Maudy menikah, dia langsung diasingkan dan Ammar cacat. Orang tua mana yang menyukai hal seperti ini?Namun, ketika melihat wajah tenang Ammar, Wahyu harus mengakui kedewasaannya. Wahyu pun duduk dan mengobrol dengan Ammar.Maudy hanya melihat dari jauh. Dia tidak tahu apa yang dikatakan Ammar kepada Wahyu. Wahyu awalnya tampak tenang, lalu ekspresinya menjadi terkejut dan kagum. Keduanya mengobrol selama lebih dari 10 menit tanpa diganggu oleh siapa pun.Meskipun merasa penasaran, Maudy tidak ingin mengacaukan rencana Ammar sehingga tetap menahan diri. Di
"Selain itu, Keluarga Ranggau rendah hati dan nggak pernah bermusuhan dengan orang. Paling-paling hanya berselisih dengan saingan mereka di dunia bisnis.""Kalau Keluarga Ranggau sampai binasa, berarti orang itu mencari penjahat yang sangat kejam. Tapi, orang semacam ini nggak mudah untuk dipekerjakan. Makanya, aku tanya apa ada bandit yang berkeliaran di Provinsi Culem?"Setelah mendengar penjelasan Ammar, Maudy merasa kagum padanya. Ammar memang cerdas sehingga terpikir akan hal ini."Jadi, kakekku bisa menemukan pelakunya nggak?" tanya Maudy."Tentu saja bisa. Musuh kakekmu nggak banyak. Dia pasti bisa menebaknya," timpal Ammar sambil mengelus kepala Maudy untuk menenangkannya.Karena masalah Keluarga Ranggau, hubungan keduanya membaik. Setelah itu, mereka baru teringat bahwa hubungan mereka sedang canggung. Keduanya pun bertatapan dan segera mengalihkan pandangan masing-masing.Maudy bangkit dan berucap dengan kaku, "Eee ... terima kasih kalau begitu ...."Tatapan Ammar tampak sura
Selesai makan malam, Maudy berbaring dan memejamkan mata. Kesadarannya memasuki ruang ajaib untuk memeriksa market.Bangku kaya miliknya telah terjual! Karena harganya terlalu murah, pembeli tidak menawar lagi, bahkan menulis komentar baik untuknya. Hal ini langsung membuat akun Maudy menjadi terkenal.Banyak kolektor yang mencari Maudy, menanyakan apakah Maudy masih punya barang antik yang ingin dijual? Dalam sekejap, penggemar Maudy bertambah hingga puluhan orang.Maudy menjadi makin bersemangat. Ketika mengambil barang-barang di gudang, Maudy tidak memperhatikan dan langsung memasukkan semuanya ke ruang ajaib. Banyak barang yang tidak berguna untuk mereka.Jadi, Maudy memutuskan untuk menjualnya di market supaya dia bisa mendapat uang. Kemudian, uang-uang itu bisa digunakan untuk membeli barang lain.Dengan demikian, Maudy bukan hanya bisa menyingkirkan semua barang tidak berguna, tetapi juga bisa membeli barang modern.Selain itu, market juga menyediakan gudang virtual yang memungk
Sebelumnya Maudy akan kesulitan untuk menjelaskan asal-usul uangnya. Namun, sekarang ada Keluarga Ranggau yang bisa dijadikan alasan. Itu sebabnya, dia tidak perlu menutupi apa pun saat belanja.Pakaian, selimut, makanan, dan jas hujan jerami. Maudy tidak melupakan keluarga Bagas, keluarga Taufik, dan keluarga Akbar. Dia juga membawakan beberapa barang untuk mereka.Maudy hanya memastikan mereka tidak mati kelaparan. Dia tidak bisa memberikan terlalu banyak karena dirinya bukan malaikat.Setelah dipikir-pikir, Maudy merasa dirinya harus mengajari mereka cara untuk bertahan hidup. Jika terus mengandalkannya, orang-orang itu yang akan kerepotan di kemudian hari. Hanya saja, untuk sekarang Maudy belum terpikir akan cara yang tepat.Di samping, Ibnu dan lainnya tercengang melihat belanjaan Maudy. Sepertinya Keluarga Ranggau memberinya banyak uang."Kak Ibnu, aku ingin mengunjungi Keluarga Ranggau. Boleh nggak?" tanya Maudy setelah menaruh semua barangnya di atas kereta keledai."Kamu ingin
"Beraninya kalian memukul orang di hadapan petugas pemerintah! Kalian sudah gila ya?" hardik Ibnu. Ibnu dan kedua petugas lainnya tentu berdiri di pihak Maudy.Meskipun tidak mengerti alasan Maudy membela orang tak dikenal ini, mereka tetap percaya pada Maudy. Selain itu, mereka tahu bos restoran menindas pemuda ini."Pelajar ini nggak mau menjual resepnya kepadamu, jadi kamu mencurinya? Memangnya ada cara seperti ini?" tanya Ibnu."Ini cuma salah paham. Tolong jangan marah-marah dulu." Bos itu sudah terbiasa menindas orang, jadi tidak menyangka akan bertemu petugas pemerintah hari ini. Dia segera berkata, "Dia bilang mau menjual resepnya kepadaku, tapi nggak jadi. Bukankah dia mempermainkanku?"Ade menyeka darah di sudut bibirnya, lalu berujar dengan suara rendah, "Aku mau menjual resep dengan harga 100 bit, tapi dia mau membelinya dengan harga 10 bit. Kalau aku menolak, dia mau mencurinya. Ini jelas-jelas perampokan!""Kamu!" Wajah bos itu sampai memerah. Dia membatin, 'Sialan! Pinta
Sayangnya, wanita seperti ini malah dilecehkan oleh petugas di penjara dan memilih untuk bunuh diri.Jika Maudy tidak salah ingat, resep yang ada di tangan ini akhirnya dibeli oleh tokoh utama cerita, Pangeran Selatan. Itu sebabnya, Ade menganggap Pangeran Selatan sebagai penyelamatnya.Maudy pun berpikir, 'Sekarang resep ini akan dibeli oleh Keluarga Ranggau, bukankah itu berarti Pangeran Selatan bukan penyelamat Ade lagi? Apa nasib Ade akan berubah?'Sambil berpikir demikian, mereka tiba di kediaman Keluarga Ranggau. Wahyu memang berniat mencari Maudy. Begitu bertemu, Wahyu berkata dengan ekspresi takut, "Untung kamu bermimpi seperti itu.""Semalam kami menangkap beberapa bandit di sekitar sini. Setelah diserahkan kepada pihak pemerintah, mereka akhirnya mengungkap dalang di balik semuanya. Kalau kalian nggak mengingatkan kami, mereka akan beraksi dalam 2 hari ini. Semua akan terlambat nanti."Wahyu sampai bercucuran keringat dingin saat berbicara. Jika perampokan benar-benar terjadi