Share

Bab 218

Author: Arif
Wira tersenyum dan menjawab, “Tapi aku tahu cara menggalinya.”

Fabrian buru-buru mencegah, “Paman Wira, jangan bercanda! Menggali tambak garam bukanlah pekerjaan yang gampang.”

“Tuan, mereka bertujuh menghabiskan waktu tiga tahun dan baru sanggup menggali sedalam 10 meter!” Dian juga membujuk, “Kita paling lama hanya bisa tinggal di sini selama empat hari. Nggak mungkin kita bisa menggali cukup dalam.”

Danu, Doddy, dan yang lain merasa bingung, tetapi tidak meragukan Wira.

Wira bertanya, “Gimana kalau aku bisa membuat mereka menggali lebih dari 10 meter dalam waktu tiga hari?”

Dian menjawab dengan serius, “Kalau Tuan bisa melakukannya, aku akan mematuhi semua perintahmu kelak!”

Wira berkata sambil mengedipkan matanya, “Pada saat itu, aku akan menyuruhmu menyetujui sebuah permintaan yang akan sangat menyulitkanmu!”

Dian memikirkan apa maksud Wira, lalu menjadi agak tersipu. Dia menjawab, “Kalau Tuan benar-benar berhasil, aku akan menyetujui semua permintaanmu. Sebaliknya, kalau Tuan gag
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 219

    “Dia cuma seorang anak bau kencur dari desa. Apa yang bisa dilakukannya untuk menyusahkan Keluarga Yumandi?” Sanur bertanya dengan meremehkan, “Memangnya ada pemilik tambak garam yang berani menjual garam untuknya?”“Nggak!” Johan menjawab dengan hati-hati, “Di hari pertama bocah itu sampai di Fica, dia hendak membeli garam dengan harga 2-3 kali lipat lebih tinggi dari harga pasaran. Di hari kedua, meskipun sudah pergi ke Dusun Lofita, dia masih menyuruh orang untuk membeli garam di desa dan menawarkan harga yang 3-4 kali lipat lebih tinggi. Di hari ketiga, dia menawarkan harga setinggi 6-7 kali lipat. Hari ini sudah hari keempat, dia menawarkan harga yang 10 kali lipat lebih tinggi!”“Bangsat!” Sanur menggebrak meja dan memaki dengan marah, “Apa sebenarnya yang mau dilakukan anak desa itu! Apa dia mau menggoyahkan fondasi Keluarga Yumandi? Bernyali sekali dia! Bagaimana reaksi para pemilik tambak garam dan pekerja mereka?”Jangankan sepuluh kali lipat, mereka bahkan sudah tergiur saat

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 220

    Wandi dan Wahid memutar katrol untuk mengangkat kembali bor besi seberat 100 kilogram itu dengan mudah.Dung ... dung .... Suara penggalian tidak berhenti berbunyi selama tiga hari terakhir.Selain Wandi dan Wahid, Wisnu masih memiliki empat adik yang masih muda. Dua pemuda yang bernama Wadya dan Wafid  turun ke tambak garam untuk mengumpulkan pecahan batu ke ember kayu. Di sisi lain, dua remaja yang bernama Waldo dan Walif mengangkut pergi pecahan batu tersebut.“Kita berhasil menggali 3 meter lebih dalam lagi!” Terdengar suara Walif yang bersemangat dari dalam tambak garam.Mendengar ucapan itu, enam saudaranya yang sudah kelelahan langsung terlihat gembira.Tiga hari yang lalu, Wisnu mengira Wira hanya iseng. Dia menyetujui permintaan Wira juga demi membalas budi Wira. Siapa sangka setelah mereka bergadang membuat alat yang digambar Wira, efisiensi dalam menggali tambak garam pun meningkat hingga lebih dari 100 kali lipat.Pada hari pertama, mereka berhasil menggali sedalam 16,5 met

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 221

    “Akhirnya selesai juga!” Setelah mengajari anak-anak mandi, Wira pun memijat-mijat pinggangnya dan meregangkan tubuhnya.Para penduduk buru-buru mendekat dan membawa pergi anak-anak yang masih tidak bersedia meninggalkan Wira.Saat Wira melambaikan tangan kepada anak-anak itu, tiba-tiba ada sepasang tangan kecil yang memijat pundaknya. Lalu, terdengar suara Dian bertanya, “Tuan, capek nggak?”Pijatan Dian membuat tubuh Wira yang sakit terasa hangat. Wira pun menjadi tegang dan berkata, “Tadi memang agak capek, tapi pijatanmu sudah membuatku segar kembali!”“Kalau begitu, kupijat sebentar lagi ya.” Dian mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “Alat penggali itu sangat berharga, kamu harus menyuruh Wisnu dan saudara-saudaranya untuk menjaga rahasia. Lebih baik kalian buat surat perjanjian saja. Selain diberikan kepada pemerintah, garam yang diproduksi mereka hanya boleh dijual kepada kita. Nggak ada yang bisa menandingi keefektifan surat perjanjian. Sebaiknya kita melakukan tindaka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 222

    Jika bukan karena mereka kekurangan, Wisnu bahkan bersedia memberikan garamnya secara gratis kepada Wira. Namun, harga pasar garam hanya 4-5 gabak per setengah kilogram. Sementara itu, mereka masih perlu membeli sejumlah besar kayu dan arang, juga harus menyerahkan 30% garam kepada pihak pemerintah dan membayar pajak.Sedikit uang yang tersisa dari penjualan garam hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup yang paling mendasar. Bahkan menurunkan harga satu gabak saja sudah sangat berpengaruh. Dengan menurunkan dua gabak, mereka tidak akan cukup makan.Namun, tanpa bantuan Wira, Wisnu tidak mungkin bisa menolong putranya dan tambak garam mereka juga tidak mungkin bisa menghasilkan air garam. Dia harus membalas kebaikan Wira.Wira menggeleng dan berkata, “Wisnu, kamu salah paham. Aku bukan mau kamu mengurangi harga garamnya, melainkan merasa harganya terlalu murah. Menurut harga pasar, setengah kilogram garam harganya empat gabak. Dengan harga begitu, kalian juga hanya bisa memenuhi kebutuhan h

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 223

    Jika seseorang menyinggung inspektur, jangankan waktu memasak garam yang akan dipersingkat, orang itu juga mungkin tidak diizinkan untuk memasak garam lagi. Dengan mengendalikan para pejabat kecil di gudang garam, Keluarga Yumandi baru bisa memonopoli produksi dan perdagangan garam.Begitu melihat Wira, tatapan Maudi langsung menjadi dingin. Dia berjalan ke hadapan Wisnu, lalu bertepuk tangan. Kedua pengawal pun berlari mendekat dengan membawa sebuah kotak kecil, lalu menaruhnya di atas lantai dan membukanya. Isi kotak itu adalah uang perak.Tujuh bersaudara Keluarga Lofita dan sekelompok penduduk dusun pun menatap uang perak itu dengan terkejut.“Wisnu, di sini ada satu juta gabak.” Maudi berkata dengan angkuh, “Tambak garammu sudah menghasilkan air asin lagi. Jadi, Keluarga Yumandi memutuskan untuk mendukungmu. Asalkan kamu menandatangani surat perjanjian dengan Keluarga Yumandi, kelak garam produksi dusun kalian akan dibeli Keluarga Yumandi. Uang ini juga akan jadi milikmu.”Sebena

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 224

    Nada bicara dan tindakan Fabrian sudah membuat Linus murka. Dia pun memaki, “Be ... beraninya kamu memukulku!”Plak! Fabrian menamparnya lagi dan mendengus, “Asal kamu tahu, aku bukan hanya akan memukulmu. Kalau sudah kembali ke kota pusat pemerintahan nanti, aku juga akan menyuruh orang untuk  menghukummu! Habis itu, aku juga akan menyelidiki seberapa banyak penduduk yang sudah kamu peras selama ini dan menjebloskanmu ke penjara!”Linus langsung berkeringat dingin dan bertanya, “Si ... siapa kamu sebenarnya?”“Aku Fabrian Gumilar, putra sulung Keluarga Gumilar!” jawab Fabrian.Setelah mendengar ucapan Fabrian, ekspresi Maudi langsung berubah drastis. Di sisi lain, para penduduk Dusun Lofita juga terkejut. Keluarga Gumilar merupakan keluarga bangsawan dan keluarganya Putro!Bruk! Linus langsung berlutut dan memohon, “Tuan Fabrian, maafkan aku yang nggak mengenalimu. Jangan ambil hati ya! Anggap saja aku nggak mengatakan apa-apa!”“Buat apa kamu memohon padaku? Yang kamu singgung itu Pa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 225

    Di dalam kereta kuda, Wira membuka matanya dan berkata, “Kalau kamu terus menatapku, aku akan minta bayaran lho!”“Ah! Tuan, a ... aku ....” Dian yang ketahuan mengintip Wira langsung merasa malu dan kewalahan.Wira pun berkata sambil tersenyum, “Aku cuma bercanda.”Wanita di era ini sangat mudah tersipu. Digoda sedikit saja sudah langsung panik.Dian berkata dengan malu, “Tuan, aku sudah kalah taruhan. Permintaan sulit apa yang kamu mau aku setujui?”Wira merasa agak malu dan berkata, “Umm .... Permintaan itu agak sulit diutarakan. Soalnya, memang agak keterlaluan dan bertentangan dengan moral. Jadi, aku nggak akan memaksamu untuk setuju meskipun kamu kalah taruhan.”Wajah Dian sudah semerah tomat. Dia menjawab, “Tu ... Tuan, boleh nggak kita tunggu sampai kembali ke kota? Di ... di sini kurang nyaman!”Wira mengatakan permintaan itu sulit diutarakan, keterlaluan, dan bertentangan dengan moral. Selain tidur bersama, ada hal lain apa lagi? Dian tidak menyangka ternyata Wira adalah oran

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 226

    “Hati-hati!” Wira menarik Dian ke tengah kereta kuda, lalu mengeluarkan sebuah busur silang dan mengadang di depannya dengan ekspresi serius.Dian pun ketakutan dan mematung di tempat.Di luar kereta kuda, sebelas orang bertopeng menerjang keluar. Mereka semua terlihat kekar dan kuat.“Jangan pedulikan kereta di depan, bunuh saja pria yang ada di kereta belakang itu!” teriak pemimpin bertopeng itu. Setelah itu, dia menunjuk ke arah Danu dan Doddy, lalu berkata pada pria paruh baya bertatapan dingin itu, “Kamu hanya perlu halangi mereka berdua!”Sebagai praktisi seni bela diri, dia langsung tahu bahwa Danu dan Doddy adalah ancaman terbesar. Sementara itu, kemampuan Gandi dan Ganjar seharusnya kurang lebih sama dengan bawahannya. Jadi, dia tidak takut pada mereka.Pria paruh baya bertatapan dingin itu berkata dengan lantang, “Kedua anak itu sepertinya sangat hebat. Aku seharusnya nggak bakal bisa menghalangi mereka tanpa mengerahkan kekuatan penuh. Kalau mereka terluka atau terbunuh, kam

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status