Share

Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius
Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius
Author: Arif

Bab 1

Author: Arif
“Nggak enak banget!”

Wira Darmadi sedang mengunyah sesuap tiwul. Kemudian, dia meletakkan sendoknya karena merasa seperti makan gula saja.

Sekarang dia akan menampar siapa pun yang berani memberitahunya bahwa melewati dimensi adalah hal bagus.

Wira sudah melewati dimensi ke Kerajaan Nuala yang mirip dengan Kerajaan Atrana kuno.

Pemilik tubuh sebelumnya berasal dari keluarga kaya. Sewaktu orang tuanya masih hidup, dia selalu sarapan bubur. Makan siangnya adalah nasi dengan lauk, sedangkan makan malamnya adalah mi gandum dan roti pipih.

Berhubung harus bersekolah di ibu kota provinsi, dia baru pulang ke rumah setiap sepuluh hari sekali. Pada saat itu, dia pun bisa memuaskan nafsu makannya.

Rakyat biasa pada umumnya hanya makan sehari dua kali. Makanan mereka juga hanyalah bubur atau tiwul karena mereka tidak sanggup membeli daging. Hanya pada saat Tahun Baru dan punya uang berlebih, mereka baru bisa menikmati daging.

Biasanya, hanya orang kaya, bangsawan atau pejabat yang bisa menikmati mi dan nasi.

Saat memikirkan ayam, ikan, daging dan telur yang disia-siakan di dunia, Wira pun menjadi kesal.

Wira sedang tenggelam dalam pikirannya. Tiba-tiba, terdengar suara seseorang yang terdengar ketakutan. “Suamiku, maaf. Kita sudah kehabisan beras. Cendekiawan sepertimu jadi harus makan tiwul padahal baru sembuh.”

Saat melihat gadis cantik yang berdiri dengan takut di depan kamarnya, mata Wira langsung berbinar.

Gadis yang anggun dan cantik itu terlihat berusia sekitar 17-18 tahun. Perawakannya tinggi dan langsing, tingginya mungkin mencapai 1,7 meter.

Dia mengenakan baju merah yang dipadu dengan rok hijau dan sepatu kain bercorak. Pakaiannya sangat sederhana, wajahnya juga tidak dirias. Namun, dia terlihat sangat cantik dan juga lembut.

Hanya saja, wajahnya terlihat sangat pucat. Rambutnya juga sangat tipis dan kusam. Dia terlihat seperti orang yang kekurangan gizi saja.

Gadis itu bernama Wulan Linardi. Dia adalah istri pemilik tubuh sebelumnya dan merupakan wanita tercantik di Kabupaten Uswal. Awalnya, pemilik tubuh sebelumnya sudah tidak mempunyai kesempatan untuk menikahinya.

Pada saat itu, Keluarga Linardi hampir dibantai. Jadi, mereka ingin menikahkan putri mereka agar tidak terlibat masalah.

Namun, tidak ada orang di kabupaten ini yang berani menikahinya selain pemilik tubuh sebelumnya yang keras kepala itu.

Pada hari pernikahan mereka, Keluarga Linardi mendapat kabar bahwa ayah Wulan berhasil memutarbalikkan situasinya. Keluarga Linardi pun hendak membatalkan pernikahan mereka.

Namun, Wulan menolaknya dengan tegas. Dia merasa suami istri harus melewati suka dan duka bersama sampai akhir hayat.

Entah karena emosi akibat Keluarga Linardi hendak membatalkan pernikahan atau ada yang salah dengan pemilik tubuh sebelumnya, mereka sudah menikah selama tiga tahun, tetapi masih belum berhasil berhubungan intim!

Kemarin, pemilik tubuh tiba-tiba sakit dan koma. Pagi ini, Wira sudah melewati dimensi dan menempati tubuh ini.

Saat melihat ada sesuatu di hidung mancung gadis itu, Wira pun bangkit dan mengulurkan tangannya.

“Ah!”

Wulan langsung berjongkok dan melindungi kepalanya sambil menangis. “Suamiku, jangan pukul aku! Semua mas kawin sudah benar-benar habis terjual!”

Tangan Wira pun berhenti di udara.

Berhubung pemilik tubuh sebelumnya memiliki disfungsi seksual, sifatnya pun berubah drastis.

Dia berhenti belajar untuk ikut ujian menjadi pejabat, dan hanya tahu bersenang-senang setiap hari. Oleh karena itu, keluarga mereka pun jatuh miskin.

Selain itu, pemilik tubuh sebelumnya juga menyiksa istrinya yang cantik ini. Bukan hanya mas kawin Wulan yang sudah habis dijualnya, dia juga memaksa Wulan meminjam uang dari Keluarga Linardi agar dia bisa berfoya-foya.

Namun, Wulan malah merasa dirinya berutang budi pada pemilik tubuh sebelumnya.

Wulan bukan hanya tidak meninggalkan suaminya, tetapi juga tetap melayani kebutuhan suaminya meskipun tubuhnya sudah terluka karena dipukuli suaminya.

“Suamiku, jangan pukul aku lagi! Aku bakal cari cara untuk dapat uang, lalu membelikanmu alkohol dan daging!”

Wulan mendongak dan memohon sambil menangis tersedu-sedu.

“Aku nggak minum alkohol, juga nggak makan daging. Ada kotoran di hidungmu, aku cuman mau bantu kamu menyekanya!”

Wira memapah Wulan yang gemetaran, lalu menyeka abu hitam di ujung hidungnya dengan lengan bajunya.

Namun, Wulan malah menjadi lebih takut lagi.

Dalam tiga tahun ini, suaminya bukan hanya memukul dan memakinya saja. Kadang-kadang, suaminya juga bisa bersikap lembut. Namun, dia melakukannya supaya Wulan menggadaikan mas kawinnya atau meminjam uang dari Keluarga Linardi.

Oleh karena itu, Wulan berpikir bahwa suaminya bersikap lembut hari ini karena mau meminta uang kepadanya.

Wira meminta maaf dengan suara lembut, “Dulu, aku yang salah. Kelak, aku nggak bakal pukul kamu lagi!”

“Huhuhu!”

Wulan langsung menangis dan berkata, “Suamiku, kamu pinjam berapa banyak uang lagi di luar sana? Waktu terakhir kali aku pulang ke rumah, kakakku sudah bilang kalau dia nggak bakal pinjamin aku uang lagi!”

Wira tersenyum masam. “Aku nggak pinjam uang dari luar. Aku juga nggak bakal suruh kamu pulang untuk pinjam uang lagi!”

Wulan tidak sepenuhnya percaya pada kata-kata Wira. “Serius?”

Wira mengangguk. “Percayalah padaku!”

Gadis sebaik ini sangat sulit dicari, kenapa pemilik tubuh sebelumnya tidak menghargainya?

“A ... aku bakal percaya sama kamu sekali lagi!” jawab Wulan dengan takut.

Setiap kali dia percaya pada kata-kata manis suaminya, dia selalu terluka lebih dalam lagi.

Wulan berharap semoga kali ini dia benar-benar bisa memercayai suaminya.

Brak!

Pintu kayu rumah mereka tiba-tiba didobrak.

Seorang pria paruh baya berjalan masuk. Pria itu bertopi hitam, mengenakan pakaian hitam yang dipadu dengan ikat pinggang merah dan sepatu bot kain.

Saat melihat Wulan, mata pria paruh baya itu langsung berbinar. Setelah itu, dia melirik tuwil yang ada di meja dan berkata sambil tersenyum, “Wah! Tuan Wira, kamu sudah bosan makan nasi, ya? Benar juga, kalau makan nasi sehari tiga kali, kamu juga bakal susah buang air besar karena terlalu nggak berserat.”

Di zaman dahulu, sanggup makan nasi sudah merupakan hal yang sangat dibanggakan.

Wira merasa pria paruh baya itu tidak asing, tetapi dia tidak bisa mengingat apa hubungan pria ini dengan pemilik tubuh sebelumnya.

“Pak Budi, kalau mau pamer kekayaan, balik saja ke Dusun Silali. Jangan pamer di Dusun Darmadi!”

Wulan berdiri di depan Wira dengan ekspresi galak, seolah-olah mau melindunginya.

Setelah mendengar namanya, Wira pun teringat siapa pria ini.

Budi Silali adalah seorang pejabat kecil di ibu kota provinsi. Dia juga merupakan kepala desa dari Desa Pimola dan orang kaya dari Dusun Silali yang lokasinya tidak jauh dari Dusun Darmadi.

Dia bertanggung jawab atas pajak penghasilan, pajak tanah dan pajak lain-lain penduduk Desa Pimola. Dia juga punya kerja sampingan sebagai rentenir.

Budi akan pergi ke rumah siapa pun yang anggota keluarganya sakit dan tidak bisa membayar pajak, lalu meminjamkan uang kepada mereka.

Dengan cara ini, dia sudah mendapatkan tanah sebanyak 20 hektar dan menjadi lumayan kaya.

“Rumah kalian? Ini rumahku. Bahkan kamu juga bakal segera jadi milikku. Buka matamu dan lihat baik-baik!”

Kemudian, Budi mengeluarkan selembar bukti pinjaman dari kantong bajunya dan membukanya dengan sombong.

“Wira Darmadi, pelajar dari Dusun Darmadi meminjam uang dari Budi Silali dari Dusun Silali sebesar 30 ribu gabak. Dalam satu bulan, Wira akan membayar utang beserta bunga sebanyak 40 ribu gabak. Jaminannya adalah tempat tinggal, setengah hektar tanah di sebelah timur desa dan Wulan Linardi, istrinya ....”

Setelah melihat cap jarinya, beberapa ingatan pun muncul di benak Wira. Wira pun langsung murka.

Pemilik tubuh sebelumnya pernah mabuk dan ditarik Budi pergi berjudi di ibu kota provinsi. Setelah kalah telak, dia pun membuat perjanjian ini.

Baru saja Wira bersumpah pada Wulan, perbuatan keji pemilik tubuh sebelumnya sudah terbongkar lagi.

Penduduk Provinsi Jawali sangat miskin. Seorang buruh paling banyak juga hanya akan menghasilkan tiga sampai empat gabak sehari.

Untuk membayar utang 30 ribu gabak tanpa bunga, seorang buruh juga harus bekerja paling sedikit tiga tahun. Itu masih belum termasuk biaya kehidupan, biaya pajak yang tinggi dan kerja rodi.

Bahkan Wira yang punya gelar doktor di bidang teknik mesin dan teknik material pun kewalahan untuk menghasilkan uang sebanyak itu.

Budi menatap Wulan dengan penuh hasrat dan berkata, “Cantik, kalau kamu ikut aku, aku jamin kamu bakal hidup enak. Kamu nggak perlu hidup menderita lagi dengan si Pemboros ini!”

Wulan menoleh ke arah Wira, air mata sudah membasahi pipinya dan menetes ke lantai.

Ternyata dia memang salah karena sudah memercayai suaminya!

Wulan bisa menerima penyiksaan apa pun dari suaminya, tetapi dia tidak menyangka suaminya akan menggunakan dirinya sebagai jaminan!

Pada saat ini, hatinya benar-benar hancur.

Wira tidak tahu harus bagaimana menghibur Wulan. Dia pun menatap Budi yang sombong dan berkata, “Bawa pergi surat perjanjianmu itu!”

“Berengsek! Kamu nggak mau bayar utang?”

Budi langsung murka. “Aku bisa pulang ke Dusun Silali dan suruh ratusan orang untuk datang dan memukulmu sampai cacat! Pemimpin daerah juga bakal kasih aku rumah, tanah dan istrimu padaku! Sudah ada bukti masih berani mengelak. Kamu sudah bosan hidup, ya!”

Wulan menarik lengan baju Wira dan berkata, “Suamiku, kita harus bayar utang. Aku bakal pulang ke rumah untuk pinjam uang!”

Jika tidak membayar utang, suaminya akan ditarik ke pengadilan daerah dan dipukul.

“Wulan, kamu nggak perlu pinjam uang sama keluargamu. Aku bisa selesaikan masalah ini!”

Wira tertegun sejenak. Dia tidak menyangka Wulan masih bersedia membantu pemilik tubuh sebelumnya padahal dirinya sudah digunakan sebagai jaminan.

Budi menatap Wira tatapan meremehkan. “Kamu cuman tahu foya-foya, gimana kamu mau selesaikan masalah ini! Kalau kamu nggak bayar 40 ribu gabak itu hari ini, aku nggak bakal pergi.”

Wira menunjuk ke tanggal surat perjanjian dibuat dan berkata, “Buka matamu lebar-lebar! Memangnya sudah sebulan?”

Budi langsung terkejut. Dia datang menagih utang karena mendapat kabar bahwa Wira sakit keras. Begitu mereka ribut, dia pun lupa bahwa masih tersisa tiga hari sebelum Wira harus membayar utang. Budi pun menjawab dengan kesal, “Aku nggak percaya kamu bisa dapat 40 ribu gabak dalam tiga hari!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (15)
goodnovel comment avatar
bahar uddin
sangat menarik
goodnovel comment avatar
kaulinandua
kenapa ga bisa loncat bab?
goodnovel comment avatar
Agung
Sangat rumit
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2

    Wira bertanya balik, “Gimana kalau bisa?”Budi langsung menunjukkan ekspresi licik. “Kalau kamu bisa, aku nggak bakal terima bunganya! Tapi kalau nggak bisa, kamu harus jual diri untuk jadi budakku. Gimana?”Wulan langsung terkejut dan mencegahnya. “Suamiku, kamu nggak boleh setuju!”Budi sangat licik. Dia ingin Wira menjual diri menjadi budaknya. Namun, William sudah murka. Dia pun menuliskan dua surat perjanjian dan mengeluarkan tinta merah. “Cepat tanda tangan!”“Oke!”Setelah tanda tangan dan menempelkan cap jari, Budi pun pergi dengan puas.Budi yakin dengan koneksi dan karakter Wira selama ini, dia tidak mungkin bisa menghasilkan 40 ribu gabak dalam tiga hari.Meskipun keluarga Wulan kaya, mereka tidak mungkin meminjamkan uang kepada Wira. Sebab, mereka ingin Wulan meninggalkan Wira.Dengan taruhan ini, Budi bukan hanya bisa mendapatkan budak muda, tetapi juga bisa menjualnya dan mendapatkan puluhan ribu gabak lagi.Selain itu, dia juga sudah selangkah lebih dekat untuk mengumpul

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3

    Pekerjaan yang tersisa sudah tidak terlalu sulit. Wira hanya perlu membersihkan rumputnya, lalu menghaluskannya dalam lesung batu.Setelah bekerja hingga seluruh badannya sakit, Wira baru mengumpulkan seember rumput yang sudah dihaluskan.Dia pun menjinjing ember itu sampai ke Sungai Jinggu sambil sesekali beristirahat selama perjalanan.Wira memilih tempat yang ada banyak ikan, lalu menabur tepung kedelai ke dalam sungai.Setelah ada umpan, ikannya menjadi semakin banyak. Wira pun menuangkan serpihan rumput ke dalam sungai dengan hati-hati.Seiring dengan serpihan rumput yang menyebar, satu demi satu ikan pun mulai mengapung....Tidak lama kemudian, Wira sudah berhasil menangkap delapan ekor ikan besar dan lima belas ekor ikan kecil.Ikan yang besar beratnya di atas dua kilogram, sedangkan yang kecil beratnya di atas 250 gram. Wira melepaskan ikan yang lebih kecil dari itu.Setelah matahari terbenam, Wira pun pulang ke rumah.Dalam perjalanan pulang, Wira melewati sebuah gubuk jerami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 4

    Di dunia ini, cara menangkap ikan sangat bervariatif, ada menjala, memancing dan menangkap ikan. Namun, masih belum ada yang menangkap ikan dengan obat bius.Wira berkata sambil tersenyum, “Aku sudah ketemu teknik rahasia yang bisa tangkap banyak ikan. Cepat makan! Hati-hati tulangnya!”“Teknik rahasia menangkap ikan?”Wulan tidak begitu percaya. Dia menjadi waswas lagi setelah mendapat perhatian dari Wira.Namun, Wulan tidak lanjut bertanya lagi. Kedua orang itu pun mulai menyantap makanan mereka.Entah karena pemilik tubuh sebelumnya terlalu jarang makan ikan atau karena ini adalah ikan liar, Wira merasa ikan yang digoreng dengan garam ini sangat lezat. Dalam sekejap, dia pun sudah menyelesaikan santapannya.Wira melirik Wulan yang makan dengan pelan. Ikannya masih tersisa setengah.“Suamiku, aku sudah kenyang. Makan saja ikannya!”Saat melihat Wira yang menatap dirinya, Wulan pun buru-buru meletakkan sendoknya dan mendorong piring berisi ikan itu ke depan Wira.“Aku sudah kenyang ko

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 5

    Sony berdiri di depan pintu rumah Wira dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku.Wira yang melihatnya pun bertanya, “Ngapain kamu berdiri di sini?”Danu dan Doddy langsung melangkah keluar untuk mengepung Sony.Mereka merasa Sony yang pagi-pagi datang ke rumah Kak Wira pasti berniat jahat!Sony langsung terkejut dan buru-buru mundur. Dia berkata, “A ... aku ingin makan ikan!”Si Sony ini benar-benar tidak tahu malu. Wira menggeleng, lalu menjawab, “Kamu datang terlambat, ikannya sudah habis!”Sony berkata dengan cemberut, “Nanti malam masih ada, ‘kan? Asal bisa makan ikan, aku nggak masalah harus ikut banu gali rumput seharian!”Saat berkeliaran semalam, Sony menemukan bahwa keluarga Wira dan keluarga Hasan sudah makan ikan.Saat berkeliaran pagi ini, dia menemukan keluarga Wira makan ikan lagi bersama Hasan dan kedua putranya.Setelah memikirkan keuntungan yang dikatakan Wira kemarin, Sony akhirnya mengerti apa yang sudah dilewatkannya. Dia sudah kehilangan dua kesempatan untuk ma

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 6

    Namun, Wira tidak memedulikan peringatan Hasan. Dia malah berkata sambil tersenyum, “Pak Agus, bisa saja aku bagi ikannya untukmu, tapi kamu juga harus tanggung sedikit utangku! Kalau nggak mau bantu aku tanggung utangnya, kamu boleh bagi sedikit tanahmu padaku. Soalnya, tanahku juga sudah dijadikan jaminan.""Dasar anak tak tahu diri!”Selesai berbicara, Agus pun pergi dengan marah.Dia hanya menginginkan seekor ikan Wira, tetapi Wira malah menyuruhnya untuk bantu menanggung utang dan juga meminta tanahnya. Kenapa si Pemboros itu begitu tidak tahu malu!“Pak Agus, jangan pergi! Aku cuman bercanda. Jangan marah, dong!” teriak Wira.Ikan yang didapatkan Wira hari ini sangat banyak. Dia tidak akan menolak siapa pun yang meminta ikan padanya. Namun, dia tidak akan menerima orang yang menuntut sesuatu dengan alasan yang tidak masuk akal.Agus sudah marah. Setelah mendengar ucapan Wira, dia juga tidak menoleh.Warga yang mengerti maksud Wira pun tertawa terbahak-bahak.Setelah itu, Wira pun

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 7

    “Baik, suamiku!”“Jangan panggil suamiku, panggil sayang saja!”“Nggak bisa!”“Kenapa?”“Sayang itu panggilan yang terlalu mesra! Kamu baru berubah jadi baik sama aku dua hari belakangan, aku masih belum siap panggil kamu begitu.”“Oh ....”Berhubung takut membuat suaminya marah, Wulan pun mengalihkan pembicaraan, “Omong-omong, pernah ada seorang peramal yang datang ke rumahku waktu aku masih kecil. Dia bilang, aku bisa jadi istri pejabat ke depannya.”“Istri pejabat?”“Suamiku, jangan marah. Ramalan peramal itu pasti nggak tepat, mana mungkin aku bisa jadi istri pejabat! Selama kamu menginginkanku, aku bakal menemanimu seumur hidup.”...Keesokan dini hari, Hasan dan yang lainnya sudah sampai ke rumah Wira. Setelah menaruh seluruh ember berisi ikan ke atas gerobak, kelima orang itu pun berangkat ke ibu kota provinsi.Sebelum mereka berangkat, Wulan menyerahkan sebuah kantong kain merah kepada Wira, “Suamiku, kalau uang menjual ikan nggak cukup, gadaikan saja gelang ini! Kalau masih ng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 8

    “Beri hormat ke pemilik tanah?”Setelah melihat postur sekelompok orang ini, Wira baru tersadar. “Kalian datang buat minta biaya perlindungan?”Danu dan Doddy mengepalkan tangannya dengan marah. Hasan yang berdiri di belakang Wira juga mengerutkan keningnya.Sony buru-buru berbisik pada Wira, “Wira, aku lupa kasih tahu. Dia itu bos ikan Pasar Timur, namanya Iwan Projo. Dia punya julukan ‘si Perusuh’. Anak buahnya kira-kira ada sekitar belasan orang. Dia selalu ambil keuntungan 20% dari siapa pun yang mau jual ikan di Pasar Timur.”“Dua puluh persen?”Wira langsung naik pitam. “Kalian ambil keuntungan yang lebih banyak daripada pemerintah?”Mereka sudah bersusah payah untuk menangkap ikan selama dua hari dan harus berjalan kaki ke ibu kota provinsi untuk menjual ikan. Pemerintah hanya meminta keuntungan 10%, tetapi preman-preman ini malah minta 20%?Setelah mendengarnya, Doddy langsung marah. Bahkan Danu yang biasanya sangat tenang juga mengepalkan tangannya erat-erat.Preman-preman ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 9

    Seorang pria paruh baya berjalan mendekat dari kejauhan.Dia mengenakan topi hitam dan seragam biru yang dipadu dengan rompi merah. Di bagian tengah rompi itu terdapat tulisan ‘Patroli’. Dia mengenakan sepatu bot, di pinggangnya juga bergantung sebilah golok.Pria itu tidak terlalu tinggi, tetapi juga tidak pendek. Dia terlihat seperti orang cerdik pada umumnya.Namun, kemunculannya langsung membuat seluruh Pasar Timur menjadi hening.Semua amarah yang terukir di wajah setiap pedagang langsung sirna dan digantikan dengan seulas senyum menyanjung.Pria paruh baya itu adalah petugas patroli Pasar Timur. Namanya Eko Makmur.Status seorang petugas patroli tidak termasuk tinggi di ibu kota provinsi. Akan tetapi, para penduduk juga tidak berani menyinggungnya.Di ibu kota provinsi, jabatan yang berpangkat tinggi adalah patih, pejabat sipil dan jenderal militer. Selebihnya yang tidak berpangkat adalah hakim, patroli, panitera dan sebagainya. Mereka biasanya disebut ‘pejabat’.Meskipun para pe

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3330

    Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3329

    "Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3328

    "Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3327

    Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3326

    Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3325

    "Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3324

    "Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3323

    "Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3322

    Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status