Share

Bab 105

"Ah! Ah!" Teriakan histeris bergema di seluruh Dusun Darmadi, bahkan terdengar sampai rumah Wira.

Tangan Jamadi yang memegang cangkir teh bahkan bergetar sehingga teh menciprat pakaiannya.

Keempat pemanah itu lemas sampai terduduk di lantai. Keringat dingin bercucuran dari dahi mereka tanpa henti.

Jamadi berkata dengan gemetaran, "Tu ... Tuan Muda Wira, pertempurannya sudah dimulai."

"Ya," sahut Wira sembari menyesap tehnya. Ekspresinya terlihat sangat tenang.

Faktanya, tangan Wira juga bergetar. Hanya saja, cahaya dalam ruangan gelap sehingga tidak mudah untuk dilihat.

Sebelum kelahiran kembalinya, Wira hidup di era reformasi. Dia tidak pernah mengalami pembunuhan seperti ini.

Namun, seluruh desa menganggapnya sebagai pemimpin. Jika Wira takut, tim ini tentu tidak bisa dibina. Itu sebabnya, dia harus berpura-pura tenang meskipun sedang merasa gelisah.

Bam bam bam! Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu yang terburu-buru.

Jamadi sontak bangkit dari kursi, lalu mengeluarkan golok dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Narti Syam
Bisa nggak sih nggak pake koin bukanya
goodnovel comment avatar
Puput Topan
seru banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status