Wira sudah membuat persiapan matang. Dia meletakkan sesuatu di mulut kuda agar tidak bersuara, juga membungkus kaki kuda dengan kain. Dengan begini, mereka bisa mendekati pos rahasia secara diam-diam."Siapa di sana? Ketua Heru, apa itu kamu?" tanya penjaga rahasia yang terkejut sejenak.Heru membawa pasukannya untuk menyerang Dusun Darmadi di malam hari. Penjaga rahasia ini pun telah menunggu kepulangannya sejak tadi."Ya, Ketua Heru sudah pulang. Kami mengikutinya pulang juga!" teriak Panca dan Bara sembari maju. Hasan yang mengenakan zirah milik Heru berada di belakang mereka.Begitu mendengar suara Panca dan Bara, penjaga rahasia itu mendengkus dan mengejek, "Bukannya kalian berdua sudah pergi ke kabupaten untuk berbisnis?"Ketika mereka bertiga mendekat, penjaga rahasia itu menyadari ada yang berbeda dengan postur tubuh Heru. Dia buru-buru mengambil gong dengan waspada sambil berteriak, "Dia bukan Ketua Heru .... Ah!"Hasan menghunuskan pisau hitamnya. Cahaya dingin seketika muncu
Saat ini, tiba-tiba terdengar suara benturan pintu sehingga membuat kedua bandit itu terperanjat."Kadir, kamu harus tahu Heru sudah mati. Kalian sudah dikepung sekarang. Cepat letakkan senjata kalian dan menyerah. Kalau nggak, kalian semua akan dibunuh!" Teriakan lantang bergema di luar. Kemudian, sebuah bungkusan dilempar ke dalam sana.Seorang bandit mengambil bungkusan itu, lalu sebuah kepala tiba-tiba bergelinding keluar.Setelah melihatnya dengan dekat sambil memegang obor, sekelompok bandit itu langsung bercucuran keringat dingin.Terlihat Heru yang pucat pasi dan membelalakkan mata. Penampilannya persis dengan orang yang mati penasaran!"Ini benar-benar Ketua Heru!""Ketua Heru dan 20 bawahan yang dibawanya dibunuh mereka semua!""Apa penduduk Dusun Darmadi sehebat itu?""Pasti bukan mereka, tapi petugas pengadilan daerah. Aku dengar, ada pemimpin kabupaten yang baru menjabat."Para bandit seketika ketakutan meskipun beberapa dari mereka sudah pernah membunuh. Punggung mereka t
Para bandit memang sudah ingin kabur sejak tadi. Mereka langsung berlarian dan menyerbu ke pintu belakang.Mendengar para bandit itu kabur, Wira dan lainnya yang berada di depan pintu pun menghela napas. Mereka merasa sangat lega sekarang.Semua orang menatap Wira dengan kagum. Setelah penjaga rahasia memberi peringatan, mereka awalnya sangat terkejut dengan rencana Wira ini. Bagaimanapun, mereka tidak mungkin sanggup berhadapan langsung dengan para bandit.Sesudah Wira menjelaskan, mereka baru merasa masuk akal. Mereka pun hanya bisa menurutinya karena tidak punya pilihan lain.Dilihat dari situasi sekarang, keputusan Wira lagi-lagi benar.Herman berkata dengan cemas, "Jumlah bandit di dalam sepertinya masih banyak. Kita hanya membunuh beberapa orang barusan. Apa kakakku dan lainnya sanggup mengadang mereka semua?"Semua orang juga mengkhawatirkan hal ini."Kalian harus percaya pada Paman Hasan," ujar Wira yang juga merasa cemas.Dia awalnya cukup yakin dengan hal ini. Lagi pula, menu
Hasan menyimpan pisaunya dan berkata, "Tujuh Belas, kematian Panglima Dirga adalah kesalahan Kerajaan Nuala, kesalahan raja pada masa itu, dan kesalahan para pejabat. Tapi, masalah ini nggak ada hubungannya dengan para rakyat. Apa kamu tahu betapa sulitnya kehidupan kami?"Kadir menimpali dengan marah, "Aku nggak ingin bertempur untuk kerajaan kotor seperti Nuala. Aku terpaksa menjadi bandit karena nggak menguasai keterampilan lain. Kak Hasan, kenapa kamu malah bekerja untuk kerajaan? Kamu sudah lupa siapa yang mencelakai Panglima Dirga?""Kata siapa aku bekerja untuk kerajaan? Aku hanya bertani di desaku." Hasan meneruskan, "Wira yang ingin kamu bunuh adalah keponakanku!""Apa?" seru Kadir dengan terkejut. Kemudian, dia tersenyum getir seraya berkata, "Aku benar-benar nggak nyangka, kesepakatan yang kuterima malah berkaitan dengan keluarga Kak Hasan. Tapi, tawaran ini diberikan Keluarga Silali dari kabupaten."Tatapan Hasan seketika menjadi suram. Dia bertanya, "Kamu punya hubungan ap
Seorang wanita cantik tersenyum sedih seraya menjawab, "Tuan, kami sudah kehilangan kesucian. Keluarga kami mungkin lebih memilih kami mati daripada kami pulang dan membuat malu keluarga sendiri.""Huhuhu ...." Para wanita seketika menangis dengan sedih.Bukannya mereka tidak memiliki rumah, tetapi mereka tidak bisa pulang. Kepulangan mereka hanya akan mempermalukan keluarga.Wira termangu melihat situasi ini.Pada zaman ini, wanita sangat mementingkan reputasi mereka. Itu sebabnya, Wulan tidak bersedia meninggalkan suaminya meskipun sering dipukuli oleh pemilik tubuh sebelumnya.Jika para wanita ini pulang, pasti ada banyak orang yang bergosip di belakang mereka.Mereka masih bisa bertahan hidup saat berada di Desa Tiga Harimau. Begitu pulang, hinaan orang-orang akan membuat mereka sangat menderita.Saat ini juga, Wira pun menyadari betapa jahatnya para bandit ini."Kak Wira!" Sony menatap wanita cantik itu seraya berkata dengan tidak tega, "Gimana kalau kita bawa mereka ke Dusun Darm
Suara Wira terdengar sangat rendah. Setelah melihat para wanita itu, dia benar-benar murka dan ingin sekali mencabik-cabik para bandit.Namun, orang seperti Jamal akan lebih bernilai jika dilepaskan daripada dibunuh."Tuan, aku nggak tertarik dengan wanita. Yang menodai mereka adalah Kak Kadir dan Kak Heru. Tapi, setelah membentuk tim baru nanti, aku pasti akan menuruti perkataan Tuan," ujar Jamal sembari menangkupkan tangannya.Kemudian, dia langsung berjalan ke luar ruangan. Langkah kakinya tiba-tiba berhenti saat berada di luar desa.Jamal melihat Hasan membawa Kadir yang diikat kedua tangannya. Keduanya sama-sama berjalan masuk ke Desa Tiga Harimau."Kak Kadir yang begitu hebat saja bisa ditangkap. Bawahan Tuan Wira memang luar biasa!" gumam Jamal.Setelah itu, Jamal diam-diam menyelinap keluar dari desa. Begitu tiba di tempat dia menguburkan uang, dia langsung mengambilnya dan berlari turun gunung."Kamu yang namanya Wira? Aku kira kamu sehebat apa, ternyata hanya seorang cendekia
Tiba-tiba, seseorang berteriak, "Cepat lihat! Wira dan lainnya sudah pulang!"Sekelompok orang perlahan-lahan menuju Dusun Darmadi dengan disinari matahari pagi.Terlihat Wira yang berzirah hitam sedang menunggang kuda. Sosoknya terlihat seperti seorang dewa perang.Danu, Doddy, Gavin, Gandi, Ganjar, Sony, Danur, Herman, Hamid, Yanuar, dan 23 anggota tim penangkap ikan mengikuti dengan ekspresi angkuh. Mereka bak jenderal yang baru memenangkan pertarungan.Saat ini, tidak terlihat sedikit pun ketakutan pada wajah mereka. Mereka dipenuhi dengan keberanian dan tidak takut menghadapi kesulitan lagi.Di belakang pasukan, tampak tiga buah kereta kuda. Yang pertama mengangkut belasan wanita, yang kedua mengikat Kadir yang berwajah ganas, sedangkan yang ketiga mengangkut banyak sekali jenazah bandit-bandit.Wira kembali dengan membawa pulang semua orang yang pergi bersamanya, tidak ada seorang pun yang kurang. Dia bahkan membawa Kadir dan begitu banyak jenazah para bandit. Wira benar-benar me
Wulan membatin, 'Duh, aku malu sekali. Aku memeluk suamiku dan bertingkah manja di hadapan begitu banyak orang!'"Hahaha!" Para penduduk desa seketika tergelak melihat tingkah Wulan."Sudah, sudah. Saatnya kita bahas masalah penting," ujar Wira sembari melambaikan tangan sehingga semua orang langsung terdiam.Kemudian, dia berkata dengan serius, "Desa Tiga Harimau sudah jatuh. Kita sudah aman sekarang. Total hadiah untuk penangkapan Kadir dan Heru adalah 1,8 juta gabak. Paman Hasan paling berjasa kali ini. Jadi, dia akan mendapat 500 ribu gabak."Para penduduk desa terkesiap mendengar nominal uang ini.Wira melanjutkan, "Danu, Doddy, Gavin, Gandi, dan Ganjar mengejar para bandit semalam. Mereka telah mempertaruhkan nyawa. Jadi, masing-masing akan mendapat 100 ribu gabak."Danu dan Doddy sangat senang mendengarnya, tetapi mereka tetap menahan diri. Bagaimanapun, ayah mereka mendapat 500 ribu gabak.Sementara itu, Gavin dan saudaranya tampak sangat bersemangat. Mereka tidak pernah mendug
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m