Share

Bab 97 Tempatku Bukan di Sini

“Tolong jangan begini, La. Tolong maafkan Mas. Kamu perempuan paling pemaaf yang Mas pernah temui.” Mas Agi berusaha memelukku tapi aku terus menepisnya.

“Iya aku memang pemaaf dan saking pemaafnya sampai mudah dibohongi dan disakiti.” Aku makin terisak. Tega sekali lelaki bergelar suami itu.

Ingin sekali saat ini juga aku pulang ke rumah Ibu tapi kasihan anakku masih tidur nyenyak. Di sering bangun pukul tujuh. Kuhidangkan sarapan yang tadi kumasak di meja makan. Mama terlihat sangat gembira bisa sarapan bersama kami. Beliau banyak bercerita tapi kemudian terdiamsaat Melihat mata sembabku.

“Lala habis nangis, Nak? Ada apa? Baru tadi Subuh Mama lihat kamu bersenandung ceria.” Aku hanya tersenyum terpaksa, bingung harus menjawab bagaimana pertanyaan Mama. Inginnya mengutarakan keinginan minta cerai tapi tak tega sama Mama.

“Ya, ampuuun ternyata ada babu Arab di rumah kita. Mau dong oleh-olehnya.” Suara Yani yang baru masuk rumah menambah buruk moodku.

“Beruntung banget kita ya, pulang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tini Wartini
sdh lah, La cerai az lah...suami sdh ga setia, ipar yg sll mendzalimi..smp kpn La kamu bertahan..
goodnovel comment avatar
Leny Yuliasih Eltr
makanya la jgn mau jgn trbujuk sm laki2 yg sdh ga setia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status