Share

Bab 90 Seseorang yang Memergoki Suamiku

Malam ini kami berkumpul di ruang tengah mungil kami. Lina dengan tugas kuliahnya, Ibu dengan lipatan bajunya, dan aku dengan buku mewarnai Yusril. Meski dengan aktivitas yang berbeda obrolan kami selalu hangat.

"Ibu masih penasaran kok Teteh bisa diizinkan mudik padahal kan sebentar lagi selesai masa kontrak."

"Iya, Bu maafin Teteh ya enggak bilang lagi sama Ibu. Setelah dipikir dibolak balik Teteh memutuskan untuk memperpanjang kontrak dua tahun lagi. Ibu tak keberatan bila ketitipan Yusril lagi?" tanyaku sambil memandang wanita terkasih.

"Sama sekali tidak. Ibu hanya kasihan sama Teteh yang harus membanting tulang terlalu keras."

"Dulu Teteh pikir dengan waktu dua tahun cukup untuk membangun rumah karena bersama Mas Agi. Tapi sekarang tak yakin lagi." Aku menunduk menyembunyikan tangisan.

Ibu beringsut mendekatiku yang duduk di depannya, lalu memelukku dari samping. Anakku sudah selesai mewarnai dan minta tidur berbantalkan pahaku. Kutepuk-tepuk pahanya agar cepat lelap. Lina meman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status